Anda di halaman 1dari 109

GAMBARAN EFEK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT

DAN IUD PADA PASANGAN WANITA USIA SUBUR DI POSYANDU


RW II KELURAHAN KRATON KOTA TEGAL

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
NURUL SYARIFAH SURYANI

17080003

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2020
GAMBARAN EFEK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT
DAN IUD PADA PASANGAN WANITA USIA SUBUR DI POSYANDU
RW II KELURAHAN KRATON KOTA TEGAL

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar
Derajat Ahli Madya

Oleh :
NURUL SYARIFAH SURYANI

17080003

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

GAMBARAN EFEK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT


DAN IUD PADA PASANGAN WANITA USIA SUBUR DI POSYANDU
RW II KELURAHAN KRATON KOTA TEGAL

Oleh:

NURUL SYARIFAH

SURYANI

17080003

DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH:

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Sari Prabandari, S. Farm M.M., Apt Iroma Maulida SKM., M.Epid


NIDN. 0623018502 NIDN. 0624037501

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah ini diajukan oleh :

NAMA : NURUL SYARIFAH SURYANI

NIM : 17080003

Jurusan/Program Studi : DIII FARMASI

Judul Karya Tulis Ilmiah : Gambaran Efek Penggunaan Alat Kontrasepsi

Implant dan IUD Pada Pasangan Wanita Usia Subur

di Posyandu Rw II Kelurahan Kraton Kota Tegal

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Farmasi pada jurusan/program Studi DIII Farmasi, Polikteknik Harapan

Bersama Tegal.

TIM PENGUJI
Penguji 1 : ( Anggy Rima Putri.M.Farm.,Apt )

Penguji 2 : ( Sari Prabandari,S.Farm.MM.,Apt )

Penguji 3 : ( Iroma Maulida ,S.KM,M.Epid )

Tegal,
Program Studi DIII Farmasi
Ketua Program Studi,

Heru Nurcahyo, S.Farm., M.Sc., Apt


NIPY: 010.007.038

iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua

sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan

benar.

NAMA : NURUL SYARIFAH S

NIM : 17080003

Tanda :

Tangan

Tanggal :

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Polikteknik Harapan Bersama Tegal, saya yang bertanda

tangan dibawah ini :

NAMA : NURUL SYARIFAH SURYANI

NIM : 17080003

Jurusan/Program Studi : DIII FARMASI

Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Politeknik Harapan Bersama Tegal Hak Bebas Royalti Noneksklusif (None-

exclusive Royalty Free Right) atas karya tulis ilmiah saya yang berjudul

GAMBARAN EFEK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DAN

IUD PADA PASANGAN WANITA USIA SUBUR DIPOSYANDU RW II

KELURAHAN KRATON KOTA TEGAL Berserat perangkat yang ada (jika

diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/Non eksklusif ini Politeknik Harapan

Bersama Tegal berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam

bentuk pengkalan kata (database), merawat dan mempublikasikan karya tulis ilmiah

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan pemilih

Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,

Dibuat di : Tegal,
Pada Tanggal :

Yang menyatakan

( Nurul Syarifah Suryani )

vi
MOTTO

• Tak ada bahagia yang mendatangkan air mata selain bisa mewujudkan mimpi
yang kau damba, bangkitlah dan berdirilah atas wajah dan senyum kedua orang
tua.
• Gagal bukan berarti menjadikanmu lemah dalam bertindak, melainkan gagal
adalah pemicu untukmu bangkit dalam memperbaiki diri bahwa kegagalan yang
dialami karna kurangnya usahamu untuk mencapai kesuksesanmu, sekali tidak
berhasil bukan berarti gagal untuk selamanya !
• Jangan bandingkan prosesmu dengan orang lain karna bunga mekar tidak secara
bersamaan.
• Jangan menyerah atas impianmu, impian memberimu tujuan hidup. Ingatlah,
sukses bukan kunci kebahagiaan, tapi kebahagiaanlah kunci kesuksesan
• Hiduplah seakan-akan kamu akan mati besok. Belajarlah seakan-akan kamu
akan hidup selamanya.
• Jadilah seperti padi, yang semakin berisi semakin merunduk, jadilah seseorang
yang tetap rendah hati walau banyak ilmu yang kamu miliki.

Kupersembahkan untuk :
• Kedua orang tuaku
• Teman spesialku
• Sahabatku, teman satu angkatan
• Keluarga kecil prodi DIII Farmasi
• Almamaterku

vii
PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan KTI ini dengan
baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah berjudul
“GAMBARAN EFEK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT (
HORMONAL) DAN IUD (NON HORMONAL) PADA PASANGAN
WANITA USIA SUBUR DI POSYANDU RW II KELURAHAN KRATON
KOTA TEGAL” dengan baik. Penyusunan KTI ini dimaksudkan untuk
memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Ahli Madya Program Studi
D-III Famasi di Universitas Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan KTI ini terutama kepada:
1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan baik.

2. Kedua orang tua, ayahanda tercinta Bapak Masdi Amzed dan ibunda

tersayang Ibu Daumi serta adiku Fadillah NA, untuk seluruh keluargaku yang

telah memberikan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya kepada

penulis.

3. Bapak Ir. Mc. Chambali, B.Eng. EE, M. Kom selaku Direktur Politeknik

Harapan Bersama Kota Tegal

4. Bapak Heru Nurcahyo, S. Farm,. Msc., Apt selaku Kepala Prodi DIII Farmasi

Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal

viii
5. Ibu Sari Prabandari, S.Farm., M.M., Apt selaku dosen Pembimbing KTI I

yang telah berkenan membimbing dan memberikan tambahan ilmu serta

solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan KTI ini.

6. Ibu Iroma Maulida SKM.,M.Epid selaku dosen Pembimbing KTI II yang

telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis selama menyusun KTI

dan memberikan banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan atas

kesulitan dalam penulisan KTI ini.

7. Terimakasih kepada kepala pihak Posyandu Rw 2 yang sudah memberikan

izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Posyandu Rw 2 Kelurahan

Kraton Tegal.

8. Terimakasih teruntuk teman spesialku Nur Ikhsanudin yang telah menemani

dan memberikan semangat, serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada

penulis.

9. Terimakasih untuk sahabatku Amanda, Izza, Galih, Tri Budi, Firda, Ika, Indri,

Gunawan, Hisyam, Septi, Upi, Erlina, Zaen, Nabil, Adi Surya, Deni, Serta

semua teman-temanku yang turut membantu dalam KTI ini yang tidak bisa di

sebutkan satu persatu terimakasih menemani dan memberikan semangat

kepada penulis.

Semoga Allah SWT memberikan ampunan, melimpahkan rahmat, dan

mencurahkan karunianya serta melipat gandakan pahala amal kebajikan semua

pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama proses penyelesaian

karya tulis ilmiah ini.

ix
Penulis menyadari bahwa KTI ini masih jauh dari sempurna dikarenakan

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang

membangun dari berbagai pihak. Semoga KTI ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang sosial.

Tegal, Maret 2020

Penulis

x
INTISARI

Suryani, Nurul., Prabandari, Sari., Maulida, Iroma., 2020. Gambaran


Efek Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant Dan IUD Pada Pasangan
Wanita Usia Subur Di Posyandu RW II Kelurahan Kraton Kota Tegal.
Gambaran tentang efek samping penggunaan alat kontrasepsi Implant
dan IUD akan membuat mudah setiap individu lebih bijak dalam memilih dan
menggunakan alat kontrasepsi. Tujuan Dari penelitian ini adalah untuk melihat
dari suatu gambaran efek samping setelah penggunaan alat kontrasepsi Implant
dan IUD di Posyandu RW 2 Kel. Kraton Tegal. Dengan pemilihan kontrasepsi
yang tidak bijak atau tidak tepat akan menimbulkan beberapa efek kedepan
yang akan membahayakan pemakai itu sendiri.
Jenis metode penelitian ini menggunakan metode penelitian non
eksperimental dengan deskritif kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah
ibu atau wanita usia subur di Posyandu RW 2 Kraton Tegal yang memiliki
kriteria inklusi dan eksklusi dengan jumlah sebanyak 30 responden untuk
pengguna Implant dan 16 responden untuk pengguna IUD. Pengambilan
sampel dengan teknik sampling jenuh. Alat yang digunakan kuesioner.
Kuesioner menggunakan skala ordinal sedangkan analisis data menggunakan
Persentase dengan menggunakan Ya atau dengan jawaban benar 1 dan Tidak
dengan jawaban salah yaitu 0.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 30 reponden
pada implant tertinggi merasakan efek sakit kepala 11 orang ( 36,6% ), bengkak
dan nyeri 17 orang ( 56,6% ), dan haid tidak teratur serta timbul bercak 18
orang ( 60% ). Dan dari 16 responden pengguna IUD tertinggi merasakan efek
peningkatan berat badan 15 orang ( 93,7% ).

Kata kunci : Efek Samping, Implant, IUD, Pasangan Atau Wanita Usia
Subur.

xi
ABSTRACT

Suryani, Nurul., Prabandari, Sari., Maulida, Iroma., 2020. Description of


the Effects of Using Implant and IUD Contraception in Fertile Age Female
Couples in Posyandu Rw II, Kraton Village, Tegal City.
A description of the side effects of using implants and IUDs will make it
easier for each individual to be wiser in choosing and using contraceptives.
The purpose of this study was to see an overview of side effects after the use of
implants and IUDs at Posyandu RW 2 Kel. Kraton Tegal. With the choice of
unwise or improper contraception will cause some future effects that will
endanger the user himself.
This type of research method uses non-experimental research methods
with quantitative descriptive. The sample in this study was mothers or women
of childbearing age in Posyandu RW 2 Kraton Tegal who had inclusion and
exclusion criteria with a total of 30 respondents for Implant users and 16
respondents for IUD users. Sampling with saturated sampling technique. The
tool used by the questionnaire. The questionnaire uses the ordinal scale while
the data analysis uses Percentage using Yes or with a correct answer 1 and No
with an incorrect answer that is 0.
Based on the results of the study it can be concluded that of the 30
respondents in the highest implants felt the effect of headaches 11 people
(36.6%), swelling and pain 17 people (56.6%), and irregular menstruation and
spotting 18 people (60%) . And from 16 respondents the highest IUD users felt
the effect of increasing body weight by 15 people (93.7%).

Keywords: side effects, implants, IUD, couples or women of childbearing


age.

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i


HALAMAN JUDUL........................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................... vi
MOTTO .............................................................................................................. vii
PRAKATA .......................................................................................................... viii
INTISARI............................................................................................................ xi
ABSTRACT ........................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3. Batasan Masalah ....................................................................... 4
1.4. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
1.6. Keaslian Penelitian ................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7
2.1. Wanita Usia Subur (WUS) / Pasangan Usia Subur (PUS) ....... 7
2.1.1. Definisi ......................................................................... 7
2.2 Keluarga Berencana ................................................................. 8
2.2.1. Definisi ......................................................................... 8
2.2.2. Tujuan Program KB ..................................................... 8
2.2.3. Ruang Lingkup Program KB ........................................ 8
2.3. Kontrasepsi ............................................................................... 9
2.3.1. Definisi ......................................................................... 9
2.3.2. Syarat-syarat Alat Kontrasepsi ..................................... 12
2.3.3. Tujuan Kontrasepsi ....................................................... 13
2.4 Kontrasepsi Hormonal ............................................................. 13
2.4.1 Kontrasepsi Implant ..................................................... 12
2.5 Kontrasepsi Non Hormonal ...................................................... 18
2.5.1 Kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
atau Intra Uterine Device (IUD) .................................... 18
2.6 Profil Posyandu RW II ............................................................. 23
2.6.1 Sejarah Posyandu RW II .............................................. 23

xiii
2.6.2 Visi & Misi Posyandu RW II ....................................... 23
2.6.3 Struktur Organisasi Posyandu RW II ........................... 24
2.7 Kerangka Teori ......................................................................... 25
2.8 Kerangka Konsep ..................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 27
3.1. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 27
3.1.1 Ruang Lingkup Ilmu .................................................... 27
3.1.2 Ruang Lingkup Waktu ................................................. 27
3.1.3 Ruang Lingkup Tempat ................................................ 27
3.1.4 Ruang Lingkup Materi ................................................. 27
3.2. Rancangan Dan Desain Penelitian ........................................... 27
3.2.1 Rancangan Penelitian ...................................................... 27
3.3. Populasi dan Sampel ................................................................ 28
3.3.1 Populasi ........................................................................ 28
3.3.2 Sampel .......................................................................... 28
3.4. Data Operasional ...................................................................... 29
3.5. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 32
3.5.1 Cara Pengumpulan Data ............................................... 32
3.6. Validitas dan Reliabilitas ......................................................... 32
3.7. Pengolahan dan Analisa Data ................................................... 33
3.7.1 Pengolahan Data ........................................................... 33
3.7.2 Analisa Data ................................................................. 35
3.8. Tahap Penelitian ....................................................................... 36
3.9. Etika Penelitian ........................................................................ 36
3.10 Penyajian Data ......................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 39
4.1. Karakteristik Responden ........................................................... 39
4.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan
Jumlah Anak .................................................................. 39
4.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan KB yang
Digunakan ..................................................................... 41
4.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan KB yang
Pernah Digunakan ....................................................... 43
4.2. Gambaran Karakteristik Responden Penggunaan KB
Berdasarkan Jumlah Anak dan Riwayat KB yang
Pernah Digunakan ..................................................................... 45
4.3. Gambaran Efek Samping Penggunaan Alat
Kontrasepsi Implat .................................................................... 46
4.3.1. Gambaran Efek Infeksi Pada Saat atau
Sudah Pembedahan dan Pemasangan ............................ 46
4.3.2. Gambaran Efek Sakit Kepala ........................................ 48
4.3.3. Gambaran Efek Pendarahan Berlebih Saat Haid ........... 49
4.3.4. Gambaran Efek Bengkak Dan Nyeri Pada
Tempat Pemasangan ...................................................... 51
4.3.5. Gambaran Efek Penurunan Berat Badan ....................... 53
4.3.6. Gambaran Efek Rambut Rontok ................................... 54

xiv
4.3.7. Gambaran Efek Kulit Wajah Berjerawat....................... 56
4.3.8. Gambaran Efek Gairah Seks Menurun .......................... 57
4.3.9. Gambaran Efek Haid Tidak Teratur dan
Timbul Bercak (Spoting ) .............................................. 58
4.4. Gambaran Efek Samping Penggunaan Alat IUD ...................... 60
4.4.1. Gambaran Efek Sakit Atau Nyeri Saat Haid............... 60
4.4.2. Gambaran Efek Timbul Bercak ( Spoting ) ................ 61
4.4.3. Gambaran Efek Peningkatan Berat Badan .................. 62
4.4.4. Gambaran Efek Mual atau Muntah ............................. 63
4.4.5. Gambaran Efek infeksi ............................................... 64
4.4.6. Gambaran Efek Sakit disertai Kejang ......................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 67
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 67
5.2. Saran .......................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 69
JADWAL PENELITIAN ................................................................................... 72

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ........................................................................ 5


Tabel 2. Definisi Operasional ...................................................................... 30
Tabel 4.1 Karakteristik Respnden Berdasarkan Jumlah Anak....................... 40
Tabel 4.2 Karakteristik Respnden Berdasarkan KB yang
digunakan Kontrasepsi Implant dan IUD ...................................... 41
Tabel 4.3 Karakteristik Respnden Berdasarkan KB yang digunakan
Kontrasepsi Implant dan IUD ........................................................ 43
Tabel 4.4 Gambaran Karakteristik Responden Penggunaan KB
Berdasarkan Riwayat KB yang Pernah Digunakan ....................... 45
Tabel 4.5 Gambaran Karakteristik Responden Penggunaan KB
Berdasarkan Jumlah Anak ............................................................. 46
Tabel 4.6 Gambaran Efek Infeksi Pada Saat Atau Sesudah
Pemasangan / Pembedahan ............................................................ 47
Tabel 4.7 Gambaran Efek Sakit Kepala ......................................................... 48
Tabel 4.8 Gambaran Efek Pendarahan Berlebih Saat Haid ........................... 50
Tabel 4.9 Gambaran Efek Bengkak Dan Nyeri Pada Tempat
Pemasangan ................................................................................... 51
Tabel 4.10 Gambaran Efek Penurunan Berat Badan ....................................... 53
Tabel 4.11 Gambaran Efek Rambut Rontok .................................................... 54
Tabel 4.12 Gambaran Efek Kulit Wajah Berjerawat ....................................... 56
Tabel 4.13 Gambaran Efek Gairah Seks Menurun .......................................... 57
Tabel 4.14 Gambaran Efek Haid Tidak Teratur dan Timbul Bercak .............. 58
Tabel 4.15 Gambaran Efek Sakit Atau Nyeri saat Haid .................................. 60
Tabel 4.16 Gambaran Efek Sakit Atau Nyeri Saat Haid ................................. 61
Tabel 4.17 Gambaran Efek Peningkatan Berat Badan..................................... 62
Tabel 4.18 Gambaran Efek Mual Atau Muntah............................................... 63
Tabel 4.19 Gambaran Efek Infeksi .................................................................. 64
Tabel 4.20 Gambaran Efek Infeksi .................................................................. 65

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kontrasepsi Implant..................................................................... 12


Gambar 2.2 Kontrasepsi dalam rahim (AKDR) .............................................. 18
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Posyandu RW 2........................................... 24
Gambar 2.4 Kerangka Teori ............................................................................ 25
Gambar 2.5 Kerangka Konsep ........................................................................ 26
Gambar 3.1 Tahap Penelitian .......................................................................... 35

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Izin Pengambilan Data ................................................... 73


Lampiran 2 Lembar Surat Balasan ................................................................. 74
Lampiran 3 LembarPersetujuan Responden ................................................... 75
Lampiran 4 Lembar Kuesioner ....................................................................... 76
Lampiran 5 Lembar Hasil Jawaban Kuesioner Implant.................................. 79
Lampiran 6 Lembar Hasil Jawaban Kuesioner IUD ....................................... 81
Lampiran 7 Data Karakteristik Responden ..................................................... 83
Lampiran 8 Data Kuesioner Implant ............................................................... 85
Lampiran 9 Data Kuesioner IUD .................................................................... 86
Lampiran 10 Hasil Penelitian Kuesioner Implant ............................................. 87
Lampiran 11 Hasil Penelitian Kuesioner IUD .................................................. 88
Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 89

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang KesehatanBahwa

kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, dalam

upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif,

partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya

manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi

pembangunan nasionaldan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan

masyarakat juga berarti investasi bagi pembangunan negara.

Era globalisasi ini memunculkan laju pertumbuhan penduduk yang

begitu pesat. Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah

besar bagi negara-negara di dunia khususnya negara-negara berkembang.

Negara Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan

jumlah penduduk yang tinggiDari total 266.927.712 jiwa yang ada di

Indonesia di tahun 2018 , sebanyak 133.084.082 jiwa adalah berjenis

kelamin laki-laki dan 133.842.630 jiwa adalah perempuan. Untuk

presentasenya yakni 49,9% penduduk Indonesia adalah laki-laki dan 50,1%

adalah perempuan. Angka

1
2

pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia 2016, 2017 dan 2018 terus

mengalami peningkatan yang signifikan.

Wanita usia subur ( WUS ) / Pasangan Usia Subur (PUS) adalah

wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara

umur 20-45 tahun. Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari

pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia

ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Pada usia 30-an

persentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki usia

40,kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40

wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk hamil.

Keluarga Berencana ( KB ) adalah suatu program pemerintah yang

di rancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.

Secara umum dapat diuraikan bahwa keluarga berencana adalah suatu usaha

yang mengatur jumlah kelahiran atau meningkatkan kesejahteraan ibu dan

bayi mewujudkan NKKBS dengan mengendalikan jumlah kelahiran dan

menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. KB adalah mengatur

jumlah anak sesuai kehendak dan menentukan sendiri kapan seorang wanita

harus hamil (Irianto, 2014).

Pelayanan keluarga berencana (KB) merupakan salah satu upaya

untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi

akibat kehamilan yang dialami oleh wanita program keluarga berencana

(KB) pemerintah menawarkan macam-macam alat kontrasepsi yang ada dan

dapat digunakan oleh masyarakat seperti Intra Uterine Device (IUD),


3

Metode Operatif Wanita (MOW), Metode Operatif Pria (MOP), Kondom,

Implant, Suntik dan Pil (Irianto, 2014)

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kelurahan Kraton Kecamatan

Tegal Barat bulan September 2019 sebanyak 2.342 PUS. Dari jumlah PUS

tersebut Peserta yang menggunakan KB Implant 193 dan IUD 189.

Berdasarkan hasil observasi Pasangan Usia Subur ( PUS ) atau Wanita Usia

Subur ( WUS ) dari ke tiga Rw yang ada, Rw I yaitu 181 PUS, Rw II 257

PUS, Rw III 235 PUS. Paling banyak menggunakan Implant ( 30 )dan IUD

( 16 ) berada di Rw II oleh karena itu peneliti akan melaksanakan penelitian

di Rw II guna kemudahan dalam pengambilan data.

Peneltian ditujukan untuk meneliti gambaran efek berbahaya dari

pemakaian Implant dan IUD yaitu keduanya dapat menyebabkan terjadi

perubahan pada siklus menstruasi seperti bertambahnya pendarahan dalam

satu siklus, siklus menstruasi yang tidak teratur, timbul bercak (spoting) dan

amenore. Pembeda dari keduanya yang membahayakan si pemakai yaitu

untuk Implant terjadi kista ovarium dan IUD menyebabkanPerforasi Uterus

atau Rahim berlubang karna IUD yang terjebak dalam rahim dan menusuk

Rahim ( HONES TDOCS , 20 19 ). Dari efek keduanya peneliti tertarik

untuk mengambil topik penelitian tersebut sebagai informasi bagi ibu agar

lebih bijaksana dalam menentukan kontrasepsi yang akan digunakan, yaitu

mempertimbangkan resiko ayau efek dari kontrasepsi yang akan digunakan.


4

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran efek setelah menggunakan alat kontrasepsi

implant dan IUD pada Pasangan Usia Subur dan Wanita Usia Subur di

Posyandu Rw II Kelurahan Kraton Tegal ?

1.3 Batasan Masalah

1. Responden di ambil dari Pasangan dan Wanita Usia Subur di Posyandu

Rw II Kel. Kraton Tegal

2. Pengambilan data untuk melihat suatu gambaran dari efek penggunaan

alat kontrasepsi implant dan IUD

3. Jumlah untuk WUS / PUS di Rw II yaitu 257 dengan penggunaan alat

kontrasepsi Implant sebanyak 30 dan IUD sebanyak 16.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui efek setelah menggunakan alat kontrasepsiimplan

pada pasangan dan wanita usia subur di Posyandu Rw II Kraton Tegal.

2. Untuk mengetahui efek setelah menggunakan alat kontrasepsi IUD pada

pasangan dan wanita usia suburdi Posyandu Rw II Kraton Tegal

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain untuk

dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel dan metode yang

berbeda.
5

1.5.2 Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan baru dan ilmu

pengetahuan tentang efek setelah menggunakan alat kontrasepsi

implant dan IUD.

1.6 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Pratama Farianti Suryani


No Kategori
2016 2018 2019
1 Judul Evektivitas Intra Analisis efek Gambaran efek
Uterine Device samping penggunaan alat
(IUD) sebagai penggunaan kontrasepsi
metode
alat kontrasepsi Implan
kontrasepsi
implan (hormonal) dan
diwilayah kerja IUD (non
puskesmas hormonal) pada
harapan raya pasangan usia
pekanbaru. subur di
posyandu Rw II
Kel. Kraton
Tegal
2 Metode Dekskriptif Deskriptif Deskriptif
penelitian kuantitatif kuantitatif kuantitatif
bersifat dengan simple dengan angket
deskriptif random berbasis
analitik dengan sampling kuisoner teknik
metode survei berbasis sampel jenuh
kuesioner
6

Lanjutan Tabel Keaslian Penelitian 1.1


3 Hasil Efek samping Efek Efek samping
yang terjadi penggunaan yang terjadi
yaitu spotting, kontrasepsi yang pada
dirasakan yaitu
perubahan penggunaan
gangguan siklus
siklus haid, haid (82,6%) implant
amenore, terdiri dari tertinggi yaitu
mual,muntah, amenore, sakit kepala
menorrhagea, spotting, (36,6%),
kenaikann berat menoragia, berat bengkak dan
badan, kejang. badan, jerawat nyeri diarea
serta depresi
pemasangan
(56,6% ), timbul
bercak ( 60% ),
pada pamakaian
IUD tertinggi
yaitu
peningkatan
berat badan
(93,7%), nyeri
haid (18,7),
mual muntah
(18,7%)
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Wanita Usia Subur (WUS) / Pasangan Usia Subur (PUS)

2.2.1 Definisi

Wanita Usia Subur (WUS) / Pasangan Usia Subur (PUS)

adalah wanita dalam usia subur / pasangan suami istri berumur

antara 15 sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami istri yang

istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur

lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid (Kurniawati,2014). PUS /

WUS yang menjadi peserta KB adalah pasangan usia subur yang

suami/istrinya sedang memakai atau menggunakan salah satu

alatatau cara kontrasepsi modern pada tahun pelaksanaan

pendatangan keluarga. ( BKKBN,2011 )

alat kontrasepsi adalah suatu usaha untuk mencegah atau

melawan kehamilan akbiat pertemuan sel telur yang matang dengan

sel sperma tersebut. Definisi ini diambil setelah memangkas dua kata

yang berbeda, yakni kontra (melawan/mencegah) dan konsepsi

pertemuan sel telur dan sel sperma yang manjadi akbiat kehamilan. (

Tukiran, 2011 )

7
8

2.2 Keluarga Berencana

2.2.1 Definisi

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur

jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang di inginkan. Maka dari

itu pemerintah merencanakan program atau cara untuk mencegah

dan menunda kehamilan (Sulistyawati,2013)

2.2.2 Tujuan Program KB

Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk

keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga

dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga

bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi hidupnya (Sulistyawati,

2013).

2.2.3 Ruang Lingkup Program KB

Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut :

1. Keluarga berencana

2. Kesehatan reproduksi remaja

3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga

4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas

5. Keserasian kebijakan kependudukan

6. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)

7. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.


9

2.3 Kontrasepsi

2.3.1 Definisi

Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel

sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang

telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan Utama, 2014). Faktor-

faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi :

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia

yaitu, indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan merupakan dasar

untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012).

2. Pekerjaan

Jadwal harian pemakai dan kemampuannya menaati

rutinitas merupakan parameter penting dalam mengevaluasi

pemakai. Pada wanita yang bekerja dan sering pergi tanpa dapat

diperkirakan, maka dalam menghadapi tenggang waktu untuk

memakai alat kontrasepsi dapat menimbulkan stress (Glasier dan

Gebbie, 2010).
10

3. Umur

Umur terkait dengan masa reproduksi atau masa subur

yang mempengaruhi pola seksual. Pola seksual merupakan

faktor penting untuk menentukan metode yang cocok selama

fase tertentu dalam kehidupan reproduksinya. Beberapa pemakai

mungkin menginginkan suatu metode yang tidak atau sedikit

memerlukan tindakan dari pemakai.

4. Biaya

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam

pemilihan alat kontrasepsi KB dapat diketahui dari pendapat

(Prawirohardjo, 2010) yang menyatakan bahwa harga obat atau

alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi faktor yang

menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi. Lebih lanjut

dijelaskan bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-

syarat tertentu, diantaranya adalah murah harganya sehingga

dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

5. Jarak tempat tinggal dengan tempat pelayanan Keluarga

Berencana

Pada wanita yang tinggal di tempat terpencil atau mereka

yang sering pergi lebih memilih metode kontrasepsi yang

mengharuskan mereka berkonsultasi secara teratur dengan

petugas keluarga berencana (Glasier dan Gebbie, 2010).

6. Efek samping KB
11

Salah satu keunggulan paling bermanfaat dari metode

KB adalah tidak adanya efek merugikan pada ibu sedang

menyusui, dan tidak adanya bukti pengurangan jumlah atau

kualitas ASI (Air Susu Ibu) serta tidak adanya efek pada

pertumbuhan dan perkembangan bayi (Glasier dan Gebbie,

2010).

7. Sikap dan Perilaku Tenaga Kesehatan

Keberhasilan program KB tidak terlepas dari sikap dan

perilaku tenaga kesehatan. Peran dan fungsi bidan dalam

pelayanan kebidanan diantaranya adalah berpartisipasi dalam

tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di

wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi,

kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah

bimbingan dalam wilayah kerjanya. Bidan membina hubungan

baik dengan dukun, kader kesehatan / PLKB (Petugas Lapangan

Keluarga Berencana) dan masyarakat (IBI, 2011).

8. Biaya

Biaya dari suatu strategi keluarga berencana mencakup

biaya metode itu sendiri, waktu yang dikorbankan wanita dan

petugas, serta biaya tidak langsung lainnya, termasuk ongkos

berkunjung ke klinik (Glasier dan Gebbie, 2010).

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya

kehamilan. Upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara,


12

alat atau obat-obatan. Secara umum menurut pelaksanaanya

kontrasepsi di bagi menjadi 2 cara yaitu :

1. Cara tenporer (spacing), yaitu untuk menjarangkan kelahiran

selama beberapa tahun sebelum menjadi hamil lagi.

2. Cara permanen (kontrasepsi mantap, yaitu mengakhiri

kesuburan dengan cara mencegah kehamilan secara permanen.

Kontrasepsi yang ideal setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Berdaya guna

2. Aman

3. Murah

4. Esterik

5. Mudah di dapat

6. Tidak memerlukan motivasi yang terus menerus

7. Efek samping minimal

2.3.2 Syarat-syarat Alat Kontrasepsi

Yaitu sebagai berikut :

1. Aman pemakaianya dan dipercaya

2. Tidak ada efek samping yang merugikan

3. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan

4. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan

5. Tidak memerlukan bantuan medis atau kontrol yang ketat

selama pemakaiannya

6. Cara penggunaanya sederhana atau tidak rumit


13

7. Harga murah dan dapat di jangkau oleh masyarakat

8. Dapat diterima oleh pasangan suami istri

2.3.3 Tujuan Kontrasepsi

Tujuan dari kontrasepsi adalah untuk menjarangkan,

mencegah, maupun menghentikan kahamilan (Hartanto, 2012)

2.4 Kontrasepsi Hormonal

2.4.1 Kontrasepsi Implant

Gambar 2.1 Kontrasepsi Implant

1. Pengertian

Implant disebut alat kontrasepsi di bawah kulit, karna

dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini

disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.

Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau

pembungkus plastik berongga dan ukuranya sebesar batang

korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah

kapsul atau tergantung jenis susuk yang dipakai. Didalamnya

berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan

mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Berbentuk kapsul


14

silastik (lentur), panjangnya sedikit lebihpendek dari pada

batang korek api. Pencabutan implant hampirsama dengan

pemasangannya yaitu dengan penyayatan kecil dan dilakukan

oleh petugas kesehatan terlatih.

2. Jenis kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2014) yaitu :

a. Norplant : terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga

panjang 3,4 cm, dengan diamater 2,4 mm, yang diisi dengan

3,6 mg levenorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

b. Implanon : terdiri dari satu batang putih lentur dengan

panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi

dengan 68 mg 3- Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3

tahun.

c. Jedena dan indoplant : terdiri dari 2 batang yang diisi

dengan 75 mg, levenorgestrel dengan lama kerjanya 3

tahun.

3. Indikasi Implant

a. Pemakaian KB jangka panjang.

b. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara

kelahiranya tidak terlalu dekat.

c. Tidak dapat memakai jenis KB lain

4. Cara kerja kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2014)

yaitu :
15

a. Lendir serviks menjadi kental

b. Mengganggu proses pembentukan endomentrum pada

kulit

c. Terjadi implantasi

d. Mengurangi transportasi sperma

e. Menekan ovulasi

Konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan

menghalangi migrasi sperma. Pemakaian implant dapat diganti

setiap 3 tahun, 5 tahun, dan juga bisa setiap tahun

5. Keuntungan kontrasepsi implant menurut Saifuddin, (2014)

yaitu:

a. Daya guna tinggi

b. Perlindungan jangka panjang

c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan

d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

e. Tidak mengganggu dari kegiatan senggama

f. Tidak mengganggu ASI

g. Klien kembali jika terjadi keluhan

h. Dapat dicabut sesuai kebutuhan

i. Mengurangi nyeri haid

j. Mengurangi jumlah darah dalam haid

k. Mengurangi dan memperbaiki anemia


16

l. Melindungi terjadinya kanker endomentrium

m. Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudara

n. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang

pinggul

o. Menurut kejadian endometriosis

6. Kelemahan Kontrasepsi Implant

Tidak dianjurkan untuk penderita penyakit hati, kanker

payudara, pendarahan tanpa sebab, penggumpalan darah,

penderita tekanan darah tinggi, penyakit kandung ampedu,

kolesterol, siklus mestruasi tidak teratur, sakit kepala, penyakit

jantung. Beberapa jenis susuk, yang tampak dari luar atau terasa

bila diraba.

Keluhan-keluhan yang dapat timbul akibat pemasangan :

a. Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri

payudara, mual-mual, pening/pusing kepala, perubahan

perasaan (mood) atau kegelisahan.

b. Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi

dan pencabutan.

c. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular

seksual termaksuk AIDS.

d. Klien tidak menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini

sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik

untuk pencabutan.
17

e. Efektifitasnya menurun apabila menggunakan obat-obatan

tuberkulosis atau epilepsi.

f. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per

100.000 wanita pertahun).

g. Keluar bercak-bercak darah atau pendarahan lebih banyak

selama menstruasi

h. Pembengkakan (hermatona) dan nyeri.

7. Efek Samping

a. Ganguan Pola Haid

1) Tidak haid

2) Pendarahan yang tidak lama

3) Kemungkinan infeksi pada bekas luka pemasangan

4) Pendarahan

5) Siklus menstruasi lebih panjang

6) Rambut rontok

7) Gairah seks turun

8) Jerawat dan depresi

b. Penanggulangan

1) Menghubungi petugas berwenang

2) Hermatoma (warna biru dan rasa nyeri) pada daerah

pemasangan, kompres dengan air dingin selama 2 hari

selanjutnya kompres air hangat sampai warna biru

hilang.
18

8. Waktu Mulai Menggunakan Implant :

a. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 hari ke-7

b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal tidak hamil.

c. Bila menyusui antara 6 minggu – 6 bulan pasca persalinan.

Insersi dapat dilakukan setiap saat.

2.5. Kontrasepsi Non Hormonal

2.5.1 Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Device (IUD)

Gambar 2.2 Kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbaik baik sebagian

wanita. Alat ini sangat efektif dan tidak perli diingat setiap

hariseperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR juga tidak

akan mempengaruhi isi, kelancaran maupun kadar air susu ibu (ASI).

Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh

informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.

Wanita yang mudah mengalami keputihan tidak menggunakan

metode ini. Benang diujung IUD harus senantiasa bersih. Karna jika

kotor akan mudah infeksi.

1. Pengeretian
19

a. Suatu alat atau benda yang dimasukan kedalam rahim yang

sangat efektif, revesibeldang berjangka panjang, dapat

dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif (Handayani,

2010)

b. AKDR adalah suatu usaha mencegah kehamilan denggan

menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu

dimasukan dalam rongga rahim (Handayani, 2010)

c. AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang

terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga

atau mengandung hormon dan dimasukan kedalam rahim

melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN, 2014)

2. Jenis-jenis AKDR

a. IUD yang Mengandung Hormonal

1) Progestasert-T = Alza T

Panjang 36 mm, Lebar 32mm, dengan 2 lembar benang

ekor warna hitam. Mengandung 36 mg progesteron dan

barium sulfat, melepaskan 65 mcg progesteron per hari.

Tabung insersinya berbentuk lengkung. Daya kerja : 18

bulan

2) LNG-20

Mengandung 46-60 mg Levonorgestresel.

3. Mekanisme Kerja

Menurut (Nina, 2013)


20

a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk tuba falopi.

b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum

uteri.

c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum

bertemu walaupun AKDR membuat sperma sulit ke dalam

alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan

sperma untuk fertilisasi.

d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam

uterus.

4. Keuntungan AKDR atau IUD

a. Keuntungan IUD (Cu T 380A) :

1) Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi. Sangat

efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1

tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan)

2) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

3) Metode jangka panjang.

4) Samgat efektif karna tidak perlu lagi mengingat-ingat.

5) Tidak mempengaruhi hubungan sexual.

6) Meningkatkan kenyamanan sexual karna tidak perlu

takut hamil.

7) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

8) Dapat digunakan sampai menopause

9) Tidak ada interaksi dengan obat-obat


21

5. Kerugian

a. Kerugian IUD Hormonal :

1) Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD

2) Harus diganti setelah 18 bulan.

3) Lebih sering menimbulkan pendarahan mid-siklus dan

pendarahan bercak.

4) Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi.

6. Efek samping dan komplikasi IUD hormonal dibagi menjadi 2

kelompok :

a. Pada saat insersi

1) Rasa sakit atau nyeri

2) Muntah, mual

3) Perforasi uterus

4) Timbul bercak

5) Peningkatan berat badan

b. Efek samping dan komplikasi IUD dikemudian hari :

1) Rasa sakit dan pendarahan

2) Infeksi

3) Kehamilan intrauterine

4) Ekspulsi

7. Indikasi Pemakaian AKDR atau IUD

Merupakan cara KB efektif terpilih yang sangat di prioritaskan

pemakaiannya pada ibu dalam fase menjarangkan dan


22

mengakhiri kesuburan serta menunda kehamilan (Saifuddin,

2010).

Yang dapat menggunakan AKDR/IUD dan Progestasert

yaitu :

a. Usia reproduksi

b. Keadaan nullipara (belum pernah melahirkan)

c. Menginginkan menggunakan alat kontrasepsi jangka

panjang.

d. Menyusui yang menginginkan menggunakan alat

kontrasepsi

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

f. Resiko rendah IMS

g. Gemuk atau kurus

h. Sedang menyusui

8. Kontraindikasi Pemakaian AKDR/IUD :

a. Hamil

b. Pendarahan vagina yang tidak diketahui

c. Sedang mengalami infeksi genetalia (bagian luar vagina)

d. Menderita penyakit TBC

e. Kanker alat genetalia

f. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

9. Cara Pemasangan atau Peanggunaan AKDR/IUD


23

Cara penggunaan alat kontrasepsi ini adalah dengan

disisipkan kedalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik,

ada pula dari tembaga, dan bentuknya bermacam-macam.

Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh

masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral kemudian dimasukan

dalam rahim oleh tenaga kesehatan (dokter atau bidan terlatih).

Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu

untuk memastikan kecocokan jenis spiralnya. Sebaiknya IUD ini

di pasang pada saat haid atau segera setelah 40 hari setelah

melahirkan.

2.6. Profil Posyandu RW II

2.6.1 Sejarah Posyandu Rw II

Posyandu berdiri dari tahun 1990 dengan pembiyaan / dana

swadaya masyarakat dan dengan peralatan sederhana hingga sampai

saat ini, dari strata , madya sampai sekarang mencapai strata mandiri

dengan peralatan tangcukup dang lengkap yang didukung oleh

pembiyaan / dana dari puskesmas (BOK) dan swadaya masyarakat,

serta bantuan dari pihak kelurahan.

2.6.2 Visi & Misi Posyandu Rw II

Visi & Misi

Yaitu membantu dan melayani kesehatan masyarakat, dalam

pertumbuhan Balita dan Ibu Hamil, serta KB dan Lansia, posyandu

sebagai perpanjangan tangan dari Puskesmas.


24

2.6.3 Struktur Organisasi Posyandu Rw II

STRUKTUR ORGANISASI

POSYANDU RW II KELURAHAN KRATON TEGAL

KETUA
Rini Sariningsih

SEKRETARIS BENDAHARA
Siti Rochani Endang Priyatin

Anggota
Anggota Anggota
Retno
Eni Komalawati Faizah
Widyaningsih

Gambar 2.3 Struktur Organisasi


25

2.7 Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi


pemilihan alat kontrasepsi : Gambaran perilaku penggunaan
1. Pengetahuan (Notoatmodjo, kontrasepsi :
2012) 1. Hormonal ( Implant )
2. Pekerjaan (Glasier dan 2. Non Hormonal ( IUD )
Gebbie, 2010)
3. Umur
4. Jarak tempat tinggal dengan
tempat pelayanan KB
(Glasier dan Gebbie, 2010) Efek Samping
5. Efek samping KB (Glasier
dan Gebbie, 2010)
6. Sikap dan Perilaku Tenaga
Kesehatan (IBI, 2011).
Kerugian
7. Biaya (Glasier dan Gebbie,
2010)

Gambar 2.4 Kerangka Teori


26

2.8. Kerangka Konsep

Efek samping
Perilaku Penggunaan Alat

Kontrasepsi

1. Implant 1. Implant

2. IUD 2. IUD

Gambar 2.5 Kerangka Konsep


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

3.1.1 Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini merupakan penelitian Farmasi Sosial

3.1.2 Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Februari 2019

3.1.3 Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan bertempat di Posyandu Rw II yang

berada di alamat Jl. Kapten Ismail Gg. Sawo 1, Kraton , Kec. Tegal

Barat, Kota Tegal, Povinsi Jawa Tengah

3.1.4 Ruang Lingkup Materi

Penelitian ini yaitu gambaran efek dari penggunaan alat

kontrasepsi Implant dan IUD yang berada di posyandu Rw II

Kelurahan Kraton Tegal.

3.2 Rancangan Dan Desain Penelitian

3.2.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental

dengan deskriptif dalam pendekatan kuantitatif yaitu untuk

27
28

memperoleh informasi gambaran efek dari penggunaan alat

kontrasepsi Implant dan IUD

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah kumpulan dari individu atau objek atau

fenomena yang secara potensial dapat diukur sebagai bagian dari

penelitian, populasi adalah target dimana peneliti menghasilkan hasil

peneliti (Swarjana, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah

pasangan usia subur atau wanita usia subur yang menggunakan alat

kontrasepsi Implant berjumlah 30 dan IUD berjumlah 16 orang di

posyandu Rw II Kota Tegal.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi yang diambil menurut prosedur tertentu

sehingga dapat mewakili populasi (Sugiyono, 2014). Teknik

sampling pada penelitian ini adalah dengan teknik sampling jenuh,

karna semua populasi digunakan sebagai sampel dan jumlah

populasi yang relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang (sugiyono,

2014). Sampel pada penelitian ini adalah pasangan atau wanita usia

subur yang menggunakan alat Kontrasepsi Suntik dan Implant di

Posyandu RW II Kota Tegal pada bulan september 2019 yang

memenuhi Kriteria sebagai berikut :


29

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi

oleh setiap anggota populasi yang dapat sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2010).

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Pasangan atau wanita usia subur yang bersedia menjadi

responden di Rw II

b. Pasangan atau wanita yang memakai alat kontrasepsi

implant dan IUD

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi

yang tidak dapat diambil sebagai sampel .

Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Aseptor yang tidak bersedia menjadi responden.

3.4 Data Operasional

Operasional variabel adalah mengidentifikasi variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti

untuk melakukan obervasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

obyek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan

parameter yang disajikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara

pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan

karakteristiknya (Laili, 2018). Pada tabel berikut akan diuraikan variabel

penelitian dalam bentuk definisi Operasional.


30

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Cara& Alat
Variabel Definisi Opersional Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Gambaran Yaitu mengenai : Ordinal
efek 1. Efek setelah Pembagian Responden
pengguna penggunaan angket / yang
an alat Implant Kuisoner mengalami
Kontrasep a. infeksi setelah efek dan tidak
si Implant atau sesudah mengalami
(Hormonal pembedahan efek
) b. sakit kepala a. infeksi
c. pendarahan b. sakit kepala
berlebihan c. pendarahan
d. pembengkakan d. pembeng
dan nyeri pada kakan dan
tempat nyeri
pemasangan e. penurunan
e. penurunan berat berat badan
badan f. rambut
f. rambut rontok rontok
g. menyebabkan g. jerawat
jerawat h. gairah seks
h. gairah seks menurun
menurun i. timbul bercak
i. timbul bercak
(spoting)

2.Gambaran 2. Efek setelah Pembagian Responden Ordinal


efek penggunaan IUD angket / yang tidak
penggunaan a. nyeri dan sakit Kuisoner mengalami efek
alat saat haid dan mengalami
Kontrasepsi b. timbul bercak efek serta
IUD pada c. peningkatan kerugian
Pasangan berat badan a. nyeri saat
Wanita Usia d. mual dan muntah haid
Subur di e. infeksi b. timbul
Posyandu f. kejang dan sakit bercak
Rw II saat setelah c. peningkatan
Kelurahan pemasangan berat badan
Kraton d. mual muntah
Tegal. e. infeksi
f. kejang dan
sakit setelah
pemasangan.
31

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur gambaran dari efek setelah

menggunakan alat kontrasepsi Implant dan IUD adalah kuesioner dengan

pengukiran skala Guttman dengan pilihan jawaban YA dan TIDAK. Pertanyaan

diajukan dengan pilhan jawaban, dimana setiap jawaban benar di beri skor 1 dan

yang salah diberi skor 0.

Berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada responden mengunakan skala

pengukuran (Arikunto,2010) yaitu :

1. Jawaban benar ( YA ) merasakan efek setelah menggunakan Implant

dan IUD yaitu 1

2. Jawaban salah ( TIDAK ) tidak merasakan efek menggunakan Implant

dan IUD yaitu 0.

3.5 Jenis Dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah

primer dan sekunder, dimana primer yaitu penelitian yang diukur secara

langsung pada responden. Data yang diteliti menggunakan kuesioner dengan

pertanyaan gambaran efek setelah menggunakan alat Kontrasepsi Implant

dan IUD pada wanita atau Pasangan usia subur di Posyandu Rw II Kraton

Tegal. Data sekunder yaitu data jumlah aseptor pengguna alat Kontasepsi

KB Implant dan IUD.

3.5.1 Cara Pengumpulan Data

Diukur dengan melalui pengisian angket kepada pengguna

alat Kontrasepsi Implant dan IUD dengan berbagai item pertanyaan

yang tertuang dalam kuisioner antara lain :


32

1. Pertanyaan yang berhubungan dengan pemilihan WUS & PUS

untuk penggunaan alat kontrasepsi Implant dan IUD.

2. Pertanyaan yang berhubungan tentang efek setelah pemakaian

alat Kontrasepsi Implant dan IUD.

3.6 Validitas Dan Reliabilitas

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai

standar ukur yang telah melalui uji validitas dan reabilitas data. Tujuannya

yaitu untuk membuat suatu kuesioner yang memiliki pengukuran sesuatu

yang seharusnya diukur dan juga menunjukan hasil yang konsisten, stabil

pada pengukuran tertentu (Hidayat,2010). Tujuan dari penelitian yaitu ingin

mengetahui kejadian atau suatu efek yang di alami oleh responden setelah

menggunakan alat kontrasepsi implant dan IUD. Pertanyaan yang terdapat

dalam kuesioner disesuaikan dengan teori yang sudah ada yaitu efek yang

timbul setelah menggunakan alat kontrasepsi Implant dan IUD dengan

menggunakan uji validitas konstruk atau isi.

3.7 Pengolahan Dan Analisa Data

3.7.1 Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting,

hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari

penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa dan

belum siap untuk disajikan. Untuk memperoleh penyajian data

sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik, diperlukan

pengolahan data (Notoatmodjo, 2012).


33

Tahapan pengolahan data :

1. Editing

Merupakan suatu upaya untuk memeriksa kembali

kebenaran data yang diperoleh dari hasil wawancara yang

dikumpulkan melalui kuesionerdisunting terlebih dahulu.

Dilakukan dengan data yang terkumpul kemudian diperiksa

kembali satu persatu dan dilakukan ditempat pengumpulan data,

sehingga jika ada kekurangan data segera dilengkapi.

2. Scoring

Mengisi kolom-kolom lembar kode sesuai dengan

jawaban masing-masing pertanyaan. Jika jawaban responden

benar diberi nilai satu dan jika jawaban responden salah diberi

nilai nol.

3. Coding

Merupakan kegiatan memberi kode terhadap data yang

terdiri dari beberapa kategori untuk mempermudah peneliti

dalam melakukan tabulasi dan analisa data.Lembaran kode

adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data

secara manual, lembaran berisi nomor responden dan nomor

pertanyaan. Pemberian kode pada masing-masing variable,

kemudian di masukkan kedalam lembar tabel kerja guna

mempermudah pengolahan data.


34

4. Entri Data

Merupakan pengetikan kode angka dari jawaban

responden pada kuesioner kedalam program pengolahan data

dikomputer (Supardi and Surahman, 2014).

5. Tabulasi Data

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap coding yaitu

pengorganisasian data agar mudah di jumlah, disusun dan ditata

untuk disajikan dalam bentuk distribusi.

6. Cleaning (Pembersih Data)

Semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai di masukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan terjadi kesalahan, ketidak lengkapan, kemudian

dilakukan pembenaran

3.7.2 Analisa Data

Rumus Presentase

Untuk menghitung presentase atau jawaban yaitu dengan

menggunakan rumus berikut :

P = ( F/N X 100% )
Rumus Prosentase ( Sugiyono, 2012 )

Keterangan :

P : Presentase

F : Frekwensi dari setiap jawaban yang dipilih responden

N : Jumlah respoden
35

3.8 Tahap Penelitian

Alur pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tahap pemilihan judul

Membuat proposal penelitian

Mengajukan surat ijin ke kader / ketua Posyandu Rw II

Dilanjut mengajukan persetujuan ke dinas KB Kel. Kraton

Meminta persetujuan ke subyek yang akan diteliti untuk kesediaan

menjadi responden

Melakukan penelitian dengan membagikan angket

Menganalisa dan mengolah data

Menyusun pembahasan dan kesimpulan penelitian

Gambar3.2 Alur Penelitian


36

3.9 Etika Penelitian

Dalam penelitian, banyak hal yang harus dipertimbangkan, tidak

hanya metode, desain dan aspek lainnya, tetapi ada hal yang sangat penting

dan serius yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu “ethical principle”.

Mengingat begitu pentingdan seriusnya aspek etika dalam penelitian,

seorang peneliti harus betul-betul berpegang teguh terhadap beberapa

prinsip etika dalam penelitian, seperti berikut ini :

1. Principle of Beneficence

Dalam etika penelitian, hal yang patut menjadi prinsip adalah Principle

of beneficence (prinsip kebaikan) dalam penelitian. Dengan demikian,

penelitian yang akan dilakukan memang mampu memberikan manfaat

kebaikan bagi kehidupan manusia.

2. The Principle of Respeck for Human Dignity

Dalam hal ini, peneliti harus memegang harkat dan martabat manusia.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin

kerahasiannya oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja yang

akan disajikan sebagai hasil riset. Cara untuk menjaga kerahasiaan

adalah dengan menyimpan lembar kuesioner sampai jangka waktu yang

lama. Setelah tidak digunakan, maka lembar kuesioner itu dibakar.

4. Informed Concent

lembar persetujuan diberikan subjek yang diteliti. Peneliti, menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian. Jika responden setuju diteliti,maka


37

mereka harus mendatangani lembar persetujuan tersebut. Jika

responden menolak,maka peneliti tidak akan memaksa dan akan tetap

menghormati hak-haknya. (Swarjana, 2015).

5. Anonimity

Untuk menjaga krahasiaan, peneliti mencantumkan nama responden

pada lembar kuesioner itu dibakar

3.10 Penyajian Data

Hasil analisa data yang disajikan dalam bentuk tabel dan

penggambaran dari suatu efek yang terjadi setelah penggunaan alat

kntrasepsi Implant dan IUD.


38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran efek penggunaan alat

kontrasepsi Implant dan IUD di posyandu Rw II Kelurahan Kraton Kota

Tegal,diperoleh data dari jawaban responden. Hasil penelitian disajikan dalam

beberapa data karakteristik responden meliputi jumlah anak, KB yang digunakan,

KB yang pernah digunakan. Penelitian ini menggunakan rancangan non

eksperimental deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu metode yang

digunakan untuk memperoleh fakta-fakta yang menggambarkan secara sistemik,

dengan jumlah responden Implant sebanyak 30 dan responden IUD sebanyak 16.

Teknik penggambilan sampel menggunakan sampel jenuh. Pengambilan data

penelitian ini diambil pada bulan Januari 2020.

4.1 Karakteristik Responden

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Tabel dibawah ini menunjukan karakteristik berdasarkan

jumlah anak responden dapat dilihat pada tabel 4.1


40

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak

1. Kontrasepsi Implant dan IUD

Jumlah Anak Frekuensi Prosentase %


1 Anak 11 23,9
2 Anak 22 47,8
3 Anak 6 13
4 Anak 5 10,8
5 Anak 2 4,3
Total 46 99.8
Sumber: data primer diolah ( 2020 )

Berdasarkan pada tabel 4.1 dari 46 responden, rata-rata

jumlah anak yang dimiliki responden yaitu 2. Frekuensi jumlah

anak tertinggi yaitu 2 anak sebanyak 22 orang ( 47,8% ), dan

terendah dalam jumlah 5 anak yaitu sebanyak ( 4,3% ).

Berdasarkan hasil penelitian diatas frekuensi menurut

jumlah anak, responden baru memakai alat kontrasepsi Implant

maupun IUD dari 46 responden rata-rata diperoleh setelah

memiliki jumlah anak yaitu 2 anak ( 47,8% ). Aseptor

cenderung memakai alat kontrasepsi Implant maupun IUD pada

saat setelah sudah memiliki 2 anak, karna sudah jarang sekali

ditemukan ibu dengan jumlah anak yang terlampau banyak, hal

ini terjadi ada kemungkinan karna faktor keinginan dari aseptor

itu sendiri hanya ingin memiliki 2 anak lalu menggunakan

kontrasepsi yang tidak perlu diingat pada saat menggunakanya


41

yang berjangka waktu cukup lama, dengan jumlah anak yang

sudah tertera yaitu 1 anak berjumlah 11 responden ( 23,9% ), 2

Anak berjumlah 22 responden ( 47,8% ), 3 anak berjumlah 6

responden ( 13% ), 4 anak berjumlah 5 responden ( 10,8% ), dan

5 anak berjumlah 2 responden ( 4,3% ). Salah satu cara

digunakan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah

melalui pengendalian angka kelahiran maka dari itu melalui

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana ( BKKBN )

telah menerapkan program Keluarga Berencana ( KB ).

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan KB yang Digunakan

Tabel dibawah ini menunjukan karakteristik berdasarkan KB

yang digunakan responden dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan KB yang

digunakan Kontrasepsi Implant dan IUD

KB yang digunakan Frekuensi Prosentase %


1. Implant 30 65,6
2. IUD 16 34,3
Total 46 99,9
Sumber: Data primer diolah ( 2020 )

Berdasarkan pada tabel 4.2 dari 46 responden sudah sesuai

dengan kriteria sampel yang akan di teliti yaitu pada pengguna alat

kontrasepsi Implant sebanyak 30 responden ( 65,6% ) dan pengguna

IUD ( 34,3% ). Berdasarkan data yang peniliti peroleh, jumlah minat

pengguna kontrasepsi Implant dan IUD cukup tinggi, jika diamati

kontrasepsi ini termaksuk kontrasepsi yang berbahaya, berbahaya


42

bisa dilihat dari proses pemasangan kontrasepsi tersebut,

pembedahan, atau pelepasan alat kontrasepsi tersebut, minat yang

cukup tinggi disebabkan oleh beberapa faktor dianatara lain yaitu

faktor sosial dan ekonomi, faktor sosial dan ekonomi antara lain

yaitu faktor biaya yang terbilang murah bahkan diberikan secara

gratis, tidak lepas dari peran penting informasi dari pihak terkait

seperti pihak kesehatan, kader, sosial media atau yang lain, dan

faktor mengikuti aseptor yang lain karna melihat yang tidak

berdampak apapun pada saat digunakan, jika dilihat dari tubuh aseptr

yang satu dengan yang lain yang sudah pasti berbeda dan dilihat dari

efek atau resiko yang ditimbulkan pada penggunaan kontrasepsi

Implant ini cukup berbahaya seperti terbawanya Implant bersama

pembuluh sehingga dapat berpindah tempat, dan menimbulkan

pembedahan cukup besar, pembengkakan atau pendarahan pada

lengan disertai nanah, bahkan dapat menyebabkan kanker rahim, dan

nika dilihat dari efek samping IUD itu sendiri juga dapat berdampak

yang mungkin sangat fatal dan berbahaya walaupun jarang

ditemukan yaitu dapat menimbulkan pelubangan pada rahim atau

dapat berpindah tempat yang bukan berada pada tempat pemasangan

sebelumnya. Aseptor cenderung kurang memperhatikan resiko dan

efek yang akan terjadi serta kurang mempertimbangkan alat

kontrasepsi yang baik yang akan digunakan. Jika dilihat dari

pemakaian alat kontrasepsi tersebut harus sudah memenuhi proedur


43

yang diberikan dokter salah satunya yaitu faktor riwayat penyakit

dan psikologis pada aseptor yang akan menggunakan kontrasepsi

tersebut dan menyetujui beberapa prosedur perjanjian sebelum

menggunakan alat kontrasepsi tersebut.

4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan KB yang Pernah Digunakan

Tabel dibawah ini menunjukan karakteristik berdasarkan KB

yang pernah digunakan responden dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan KB yang

digunakan Kontrasepsi Implant dan IUD

KB yang pernah digunakan Frekuensi Prosentase %


1. IUD 1 2,2
2. Suntik Depo Progesterne 12 26
3. Suntik Cyclopem 3 6,5
4. Implant 3 6,5
5. Pil 6 13
6. Tidak Menggunakan 21 45,9
Total 46 100
Sumber: Data primer diolah ( 2020 )

Tabel di atas menunjukan dari 46 jumlah responden, menurut

penelitian frekuensi tertinggi sebelum menggunakan alat kontrasepsi

Implant dan IUD yaitu tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun

(45,9%) selain alat kontrasepsi Implant dan IUD dan terendah

menggunakan alat kontrasepsi IUD ( 2,2% ). Dan lainya alat

kontrasepsi yang digunakan responden sebelum menggunakan alat

kontrasepsi Implant dan IUD yaitu Suntik Depo Progesterone

berjumlah 12 responden ( 26% ), Suntik Cyclopem berjumlah 3


44

responden ( 6,5% ), Implant berjumlah 3 responden ( 6,5% ), dan Pil

berjumlah 6 responden ( 13% ). Faktor yang menyebabkan

responden mengganti alat kontrasepsi yang digunakan sebelumnya

yaitu karna faktor efek samping yang di rasakan selama penggunaan

alat kontrasepsi tersebut, faktor dukungan tenaga kesehatan karna

peran tenaga kesehatan sangan berdampak sangat besar bagi

responden untuk memilih dan memberikan informasi tentang alat

kontrasepsi yang akan digunakan, lalu ada dari faktor harganya yang

murah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

(Putriningrum, 2013).

Pada riwayat kontrasepsi yang digunakan antaralain

kecenderungan keinginan aseptor pada penggunaan alat kontrasepsi

yang berubah-ubah sangat bersar, kecenderungan berubah-ubah ini

bisa terjadi karna ingin mencoba merasakan kontrasepsi yang lain,

mengikuti aseptor yang lain karna dilihat dari penggunaanya,

sehingga aseptor dapat berubah-ubah menggunakan kontrasepsi atas

keinginan atau kenyamanan bagi aseptor itu sendiri.


45

4.2 Gambaran Karakteristik Responden Penggunaan KB Berdasarkan

Jumlah Anak dan Riwayat KB yang Pernah Digunakan

1. Berdasarkan riwayat KB yang digunakan sebelumnya

Tabel 4.4 Gambaran Karakteristik Responden Penggunaan KB


Berdasarkan Riwayat KB yang Pernah Digunakan
Riwayat KB yang Riwayat KB yang digunakan saat ini
digunakan Implant IUD
sebelumnya Prosentase Prosentase
1. IUD 2 (6,6) -
2. Suntik Depo 11 (36,6) 1 (6,25)
Progesterone
3. Suntik Cyclopem 3 (10) -
4. Implant
5. Pil - 2 (12,5)
6. Tidak Mengguna 4 (13,3) 2 (12,5)
kan 10 (33,3) 11(68,7)
Total 30 16
(99,8) (99,9)
Sumber: Data Primer diolah ( 2020)

Dan pada tabel riwayat kontrasepsi yang pernah di gunakan

sebelum menggunakan Implant rata-rata tertinggi yaitu pada pemakaian

Suntik Depo Progesterone berjumlah 11 responden ( 36,6% ), pada

penjelasan tabel riwayat kntrasepsi yang pernah digunakan sebelum

menggunakan IUD rata-rata tertinggi yaitu tidak menggunakan alat

kontrasepsi apapun selain dari alat kontrasepsi IUD itu sendiri

berjumlah 11 responden ( 68,7%).


46

2. Berdasarkan Jumlah Anak

Tabel 4.5 Gambaran Karakteristik Responden Penggunaan KB


Berdasarkan Jumlah Anak
KB yang Jumlah Anak Total
digunakan 1 2 3 4 5 Jumlah Anak
Implant 8 15 4 1 2 30
Prosentase (26,6) (50) (13,3) (3,3) (6,6) ( 99,8 )
IUD 3 7 2 4 - 16
Prosentase (18,7) (43,7) (12,5) (25) ( 99,9)

Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 4.4 dan 4.5 tentang

gambaran penggunaan alat kontrasepsi berdasarkan jumlah anak dan

riwayat KB yang pernah digunakan sebelumnya dengan data responden

yang telah di teliti yaitu untuk Implant 30 responden dan IUD 16

responden. Pada data karakteristik responden dengan jumlah anak, rata-

rata tertinggi responden memakai alat kontrasepsi Implant atau IUD

yaitu pada saat memiliki anak ke 2 berjumlah 15 Responden ( 50% )

pada pemakaian kontrasepsi Implant dan anak ke 2 berjumlah 7

responden (43,7% ) juga pada penggunaan alat kontrasepsi IUD.

4.3 Gambaran Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi Implat

4.3.1 Gambaran Efek Infeksi Pada Saat atau Sudah Pembedahan dan

Pemasangan

Hasil penelitian gambaran efek samping Infeksi pada saat atau

sesudah pemasangan atau pembedahan dapat dilihat pada tabel 4.6


47

Tabel 4.6 Gambaran Efek Infeksi Pada Saat Atau Sesudah


Pemasangan / Pembedahan

Efek Frekuensi Presentase ( % )


Ya 2 6,6
Tidak 28 93,3
Total 30 99,9
Sumber: Data Primer diolah ( 2020 )

Berdasarkan tabel penelitian diatas, dapat diketahui bahwa

efek infeksi pada saat pembedahan dan pemasangan pengguanaan

kontrasepsi implant di alami oleh 2 responden ( 6,6% ) dan yang

tidak mengalami infeksi sebanyak 28 responden ( 93,3% ). Infeksi

itu sendiri bisa terjadi karna proses dari penggunaan implant itu

sendiri dengan cara membius tempat yang akan di pasang implant

atau pada bagian lengan dengan membuat sayatan kecil untuk

mengeluarkan atau memasukan implant lalu dari luka tersebut dapat

dijangkau oleh bakteri senhingga dapat menimbulkan infeksi

(Notoatmodjo, 2013). Infeksi terjadi bisa disebabkan lamanya

operasi atau pada saat pembedahan yang beresiko menyebabkan

kontaminasi, Implant mempunyai efek detrimental pada mekanisme

pertahanan pasien. Akibatnya inokulum bakteri yang lebih rendah

sudah dapat menimbulkan infeksi dan ada kemungkinan infeksi bisa

menjadi meningkat. Infeksi merupakan interaksi antara

mikroorganisme dengan penjamu rentan yang terjadi melalui kde

transmisi kuman tertentu. Cara transmisi atau kerja mikroorganisme

dapat terjadi melalui benda yang diguanakan untuk bedah, melalui


48

darah, udara, luka terbuka atau kontak langsung (Prof. Dr. Sulianti

Saroso, 2014). Secara ringkas kuman atau bakteri menginfeksi

melalui 4 tahap yaitu menempel, pembiakan, masuk kedalam luka

atau tubuh, menyebar keseluruh tubuh. Infeksi adalah kolonisasi

yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan

bersifat paling membahayakan inang. Organisme penginfeksi atau

patogen menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat

memeperbanyak diri sehingga dapat menembus jaringan dan

menyebabkan infeksi karna kerusakan yang di sebabkan oleh bakteri

tersebut.

4.3.2 Gambaran Efek Sakit Kepala

Hasil penelitian gambaran efek sakit kepala dapat dilihat pada

tabel 4.7

Tabel 4.7 Gambaran Efek Sakit Kepala

Efek Frekuensi Presentase ( % )


Ya 11 36,6
Tidak 19 63,3
Total 30 99,9
Sumber: Data Primer diolah ( 2020 )

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa efek sakit

kepala yang dialami oleh 11 responden ( 36,6% ), dan responden

yang tidak mengalami efek sakit kepala sebanyak 19 responden (

63,3% ). Sakit kepala disebabkan fruktasi terlalu tinggi pada hormon

esterogen, terutama pada saat menstruasi dan alat pemakaian

kontrasepsi hormonal. (Rusni, M & Hasyriyana., R. 2014). Didalam


49

alat kontrasepsi Implant mengandung hormon esterogen dan

progesterone, esterogen merupakan senyawa steroid dengan fungsi

utamanya yaitu sebagai hormon seks pada wanita, hormon esterogen

secara khusus berperan pada pertumbuhan pada organ wanita,

sebelum pemakaian kontrasepsi hormon ini sudah diproduksi oleh

indung telur, jaringan lemak, dan kelenjar adrenalin, hormon

esterogen ini berperan bagi otak untuk membantu suhu tubuh,

menunda hilangnya daya ingat, selain itu dapat membantu mengelola

bagian otak yang mempersiapkan tubuh untuk perkembangan organ

reproduksi. Sakit kepala pada pemakaian kontrasepsi ini terjadi

karna kelebihan hormon esterogen yang menekan otak dan sakit

kepala dapat disebabkan oleh retensi cairan, biasanya terjadi pada

saat akan menstruasi, karna dalam tubuh sudah memproduksi

hormon esterogen dan didalam kontrasepsi ini mengandung

esterogen maka hormon yang diproduksi tubuh kita sangat banyak,

dan jika saat haid fruktasi hormon esterogen naik atau tinggi maka

terjadilan efek samping dari sakit kepala, dan ada dari kemungkinan

tubuh berusaha mengendalikan kadar hormon anatara kadar hormn

normal dan kadar hormon yang dikeluarkan oleh alat kontrasepsi

Implant ini.

4.3.3 Gambaran Efek Pendarahan Berlebih Saat Haid

Hasil penelitian gambaran efek pendarahan berlebih saat haid dapat

dilihat pada tabel 4.8


50

Tabel 4.8 Gambaran Efek Pendarahan Berlebih Saat Haid

Efek Frekuensi Presentase ( % )


Ya 5 16,6
Tidak 25 83,3
Total 30 99,9
Sumber: Data Primer diolah ( 2020 )

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa efek

pendarahan di alami oleh 5 responden ( 16,6% ) dan yang tidak

mengalami efek pendarahan berjumlah 25 responden ( 83,3% ).

Menoragia atau pendarahan haid yang lebih banyak dari normal,

menoragia ini disebabkan karna progesterone yang menyebabkan

terbentuknya kembali pembuluh darah kapiler yang normal dengan

sel-sel endotel terlindungi dari kerusakan, sehingga akan

mempengaruhi mekanisme kerja hormn dan siklus haid normal dan

pendarahan akan lebih banyak (Irianto, 2014).

Salah satu efek samping yang ditimbulkan oleh pemakaian

kontrsepsi Implant ini yaitu pendarahan berlebih saat haid atau bisa

disebut menoragia, menoragia adalah pendarahan haid yang lebih

banyak dari normal, atau lebih dari normal, biasanya dialami aseptor

pada saat 3 bulan pertama setelah pemasangan atau bahkan bisa

lebih pada pemasangan kontrasepsi Implant ini. Menoragia ini

disebabkan karena progesterone yang menyebabkan terbentuknya

kembali pembuluh darah kapiler yang normal dengan sel-sel

endotelium, sel ini merupakan lapisan tipis sel epitel yang melapisi
51

bagian dalam pembuluh darah, di dalam sel-sel endotel mengandung

kadar glikprotein yang cukup sehingga sel-sel endotel terlindungi

dari kerusakan, sehingga dapat mempengaruhi mekanisme kerja

hormon dan siklus haid yang normal dan pendarahan akan menjadi

lebih banyak dari sebelumnya ( Siswati, 2014 ).

4.3.4 Gambaran Efek Bengkak Dan Nyeri Pada Tempat Pemasangan

Hasil penelitian gambaran efek bengkak dan nyeri pada tempat

pemasangan dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9 Gambaran Efek Bengkak Dan Nyeri Pada Tempat


Pemasangan
Efek Frekuensi Presentase ( % )
Ya 17 56,6
Tidak 13 43,3
Total 30 99,9
Sumber: Data Primer diolah ( 2020 )

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa efek

pembengkakan terjadi pada 17 responden ( 56,6% ) dan yang tidak

merasakan efek sebanyak 13 responden ( 43,3% ). Bengkak di

sebabkan pada proses pembiusan dan dengan melalukan sayatan di

bagian lengan yang akan d taruh implant tersebut, setelah

pemasangan hanya akan terjadi nyeri dan pasien tidak dianjurkan

untuk mengangkat beban berat selama beberapa waktu untuk

meminimalisir terjadinya pembengkakan pada area pemasangan atau

pembedahan dengan itu dokter atau bidan membantu dengan

membalutkan perban pada lengan guna menekan supaya tidak

terjadinya bengkak dan nyeri serta iritasi karna pada saat


52

pemasangan atau pencambutan Implant tersebut akan merasakan

gatal di area lengan ( Irianto, 2014 ). Pembengkakan di lengan atau

bisa disebut juga lymphedema atau limfedemia adalah

pembengkakan yang terjadi di area tungkai atau lengan yang

disebabkan oleh proses pembedahan sehingga dapat menumbat

pembuluh dara bening ( lymphatic obstruction ), cairan getah bening

merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh dalam membasmi

infeksi, dalam kerjanya pembuluh darah getah bening akan bekerja

dengan mengedarkan keseluruh tubuh, ketika proses pembedahan

berlangsung pada penggunaan alat kontrasepsi Implant ini dilakukan

dan merusak sedikit pembuluh darah bening maka aliran cairan getah

mening akan tersumbat dan mengakibatkan pembengkakan di

lengan. Pembengkakan yang terjadi pada saat penggunaan

kontrasepsi ini karna dilihat dari prosesnya yaitu dengan menyayat

bagian lengan yang akan diletakan alat kontrasepsi ini

pembengkakan akan terasa nyeri, menimbulkan ruam gatal dan sulit

bergerak sehingga dapat menimbulkan memar, pengerasan bahkan

penebalan kulit. Untuk menghindari pembengkakan pada saat

pembedahan atau pemasangan kontrasepsi Implant ini biasanya

petugas akan membalut dengan perban untuk menekan sehingga

tidak terjadi pembengkakan dan menyarankan agar aseptor tidak

mengangkat beban berat untuk sementara waktu ( Kyiran, et al,

2017).
53

4.3.5 Gambaran Efek Penurunan Berat Badan

Hasil penelitian gambaran efek penurunan berat badan dapat dilihat

pada tabel 4.10

Tabel 4.10 Gambaran Efek Penurunan Berat Badan

Efek Frekuensi Presentase ( % )


Ya 4 13,3
Tidak 26 86,6
Total 30 99,9
Sumber: Data Primer diolah ( 2020 )

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa responden yang

mengalami penurunan berat badan sebanyak 4 responden (13,3%),

dan responden yang tidak mengalami penurunan berat badan 26

responden (86,6%). Penurunan berat badan disebabkan oleh hormon

progesteron yang mengubah perubahan karbohidrat, atau penurunan

selera makan ketika ketakutan akan kehamilan lenyap. Penurunan

berat badan biasanya dikendalikan oleh diet. Penurunan berat badan

diertikan sebagai penurunan massa dan lemak dalam tubuh, kondisi

ini juga mencangkup hilangnya protein, massa tubuh tak berlemak ,

dan substrat lain yang ada didalam tubuh. Didalam kontrasepsi

Implant ini terdapat salah satunya hormon progesterone, hormon

progesterne dalam kontrasepsi dapat menyebabkan kenaikan bahkan

penurunan berat badan, pada kasus penurunan berat padan pada

pengguna kontrasepsi Implant ini yaitu ketidak seimbangan antara

hormon yang sudah ada didalam tubuh kita dengan hormn yang

terdapat pada kontrasepsi tersebut. Hormon progesterone dapat


54

membantu untuk mempertahankan kenaikan berat badan atau

menstabilkan berat badan, yang bekerja dengan cara membatasi

produksi kelebihan lemak dan mengurangi makan terlalu banyak,

progesterone merupakan hormon alami manusia yang bekerja

meningkatkan metabolisme tubuh, penurunan tingkat insulin aktif

dan membantu tiroid supaya dapat berfungsi lebih efisien, jika

terjadi ketidak seimbangan hormon atau penurunan hormon yang

terjadi pada pemakaian kontrasepsi implant maka dapat

menimbulkan penurunan berat badan walaupun tidak secara drastis

yang dilihat juga pada peranan hormon esterogen yang tidak

seimbang ( Maharani, 2014 )

4.3.6 Gambaran Efek Rambut Rontok

Hasil penelitian gambaran efek rambut rontok dapat dilihat pada

tabel 4.11

Tabel 4.11 Gambaran Efek Rambut Rontok

Efek Frekuensi Presentase ( % )


Ya 10 33,3
Tidak 20 66,6
Total 30 99,9
Sumber: Data Primer diolah ( 2020 )

Berdasarkan hasil penelitian dari tabel diatas yang

mengalami efek rambut rontok pada saat pemakaian kontrasepsi

Implant yaitu berjumlah 10 responden ( 33,3% ) dan yang tidak

mengalami rambut rontok berjumlah 20 responden ( 66,6% ).

Rambut rontok sering di alami oleh wanita tetapi untuk rambut


55

rontok yang normal dalam sehari yaitu 50-100 helai rambut, dalam

penggunaan kontrasepsi implant dapat menyebabkan rambut rontok

bahkan kering di atas normal karna dari komponen atau hormon

progesterone yang berlebihan dengan dosis yang tinggi ( Manuba,

2013 ). Rambut rontok umumnya sering dialami banyakorang

terutama wanita, normalnya terjadi rambut rontok yaitu sehari 50-

100 helai perhari melalui siklus alami untuk membuka jalan bagi

pertumbuhan rambut yang baru, Alopecia areata atau mengacu pada

kondisi dimana seseorang tiba-tiba mengalami kehilangn gumpalan

rambut dan dapat menyebabkan kebotakan, faktor tang disebabkan

oleh penggunaan kontrasepsi ini telegen effluvium atau keadaan

yang mengacu pada suatu konsisi ketika kulit kepala menipis

sementara karna perubahan dalam siklus pertumbuhan pada rambut,

pada kasus rambut rontok ini, jika dosis hormon progesteron yang

terdapat pada tubuh maupun kontrasepsi yang digunakan terlalu

tinggi maka dapat menyebabkan kerontokan pada rambut pemakai

kontraspsi Implant ini, dosis hotmon yang terlalu tinggi dapat

menyebabkan sel-sel rusak pada rambut sehingga menyebabkan

hilangnya rambut atau rontoknya rambut diatas normal ( Akbar,

2011 )
56

4.3.7 Gambaran Efek Kulit Wajah Berjerawat

Hasil penelitian gambaran efek kulit wajah berjerawat dapat dilihat

pada tabel 4.8

Tabel 4.12 Gambaran Efek Kulit Wajah Berjerawat

Efek Frekuensi Presentase ( % )


Ya 2 6,6
Tidak 28 93,3
Total 30 99,9
Sumber: Data Primer diolah ( 2020)

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas, yang

mengalami efek kulit wajah berjerawat yaitu sebanyak 2 responden (

6,6% ), dan yang tidak mengalami kulit wajah berjerawat yaitu

sebanyak 28 responden ( 93,3% ). Jerawat merupakan keluhan kulit

yang umum, namun bagi pengguna kontrasepsi Implanti ini juga

dapat terjadi yang jika sebelumnya tidak berjerawat jadi berjerawat

dikarenakan peningkatan produksi minyak yang berlebih pada wajah

dan sebagian dari meningkatnya frekuensi hormon progesterone

yang dapat menyebabkan timbulnya gumpalan kristal kecil atau

jerawat di wajah pasien ( Noor, 2014 ). Jerawat yaitu dimana kndisi

kulit yang terjadi ketika folikel rambut halus yang terdapat diwajah

tersumbat minyak dan sel-sel kulit yang mati lalu berkolaborasi

dengan bakteri, dan bisa dsebabkan leh produksi hormon secara

berlebih. Timbulnya jerawat atau butiran-butiran kristal yang

mengeras diwajah disebabkan umumnya karna kulit wajah yang

terlalu banyak memproduksi minyak lalu terpapar oleh debu atau


57

kotornya kulit wajah sehingga dapat menyebabkan terjadinya

jerawat, jerawat juga ada yang sudah terjadi akibat hormon

progesterone yang terdapat dalam tubuh kita meningkat, mekanisme

kerja dari hormon progestin ini sehingga menimbulkan jerawat yaitu

kenaikan produksi sebum yang dapat mengakibatkan timbulnya

jerawat pada asetor tertentu yang menggunakan alat kontrasepsi

Implant ini, faktor lain yang dapat menyebabkan timbulnya jerawat

yaitu faktor psikis atau stress, dan makanan yang konsumsi

(Thiboutot dkk, 2013 ).

4.3.8 Gambaran Efek Gairah Seks Menurun

Hasil penelitian gambaran efek gairah seks menurun dapat dilihat

pada tabel 4.13

Tabel 4.13 Gambaran Efek Gairah Seks Menurun

Efek Frekuensi Presentase ( % )


Ya 3 10
Tidak 27 90
Total 30 100
Sumber: Data Primer diolah ( 2020 )

Berdasarkan hasil data penelitian di atas yang mengalami

efek gairah seks menurun berjumlah 3 responden ( 10% ) dan yang

tidak mengalami gairah seks menurun yaitu berjumlah 27 responden

( 90% ). Hal ini disebabkan karna Implant mengandung hormon

yang beresiko akan mengganggu hubungan seksual akan menurun

dikarenakan peningkatan SHBG ( Sex Hormon Binding Globulin )

sehingga kadar adrogen bebas akan berkurang selain itu juga dapat
58

di pengaruhi oleh keadaan sikologis pasien ( Hartanto, 2014 ). Hal

ini dapat terjadi karna libido. Libido adalah istilah yang

penggunaanya secara umum berarti gairak seks, atau sebagai energi

psikis yang dimiliki individu unuk perkembangan pribadi atau

individuasi, pada wanita yang rendah gangguan libido ini bersifat

sementara atau kadang-kadang muncul bisa terjadi akibat gangguan

penggunaan kontrasepsi karna dari komponen kadar hormon

progesteron yang dapat mempengaruhi libido pada wanita baik

karena masalah kelenjar tiroid dan , faktor lain yaitu gangguan

mental, fisik bahkan emosional, libido rendah akibat disfungsi

eksresi yang rendah ( Carl Gustav, 2010 ).

4.3.9 Gambaran Efek Haid Tidak Teratur dan Timbul Bercak (Spoting )

Hasil penelitian gambaran efek pendarahan berlebih saat haid dapat

dilihat pada tabel 4.14

Tabel 4.14 Gambaran Efek Haid Tidak Teratur dan Timbul Bercak

Efek Frekuensi Presentase ( % )


Ya 18 60
Tidak 12 40
Total 30 100
Sumber: Data Primer diolah ( 2020 )

Berdasarkan hasil dari tabel diatas pada efek haid tidak

teratur dan timbul bercak yaitu berjumlah 18 responden ( 60% ) dan

yang tidak mengalami sebanyak 12 responden ( 40% ). Siklus haid

normal berlangsung selama 21-35 hari dengan durasi 2-8 hari,


59

gangguan siklus haid tidak teratur terjadi karna ketidak seimbangan

hormonal pada lapisan rahim, bahkan hanya menimbulkan bercak-

bercak yang disebut spotting, hal ini disebabkan oleh pelebaran

pembuluh vena kecil di lapisan rahim dan vena tersebut rapuh

sehingga terjadi pendarahan lokal ( Maharani, 2014 ). Hormon yang

terdapat pada kontrasepsi Implant salah satunya progestin dapat

pengubah menstruasi ( Glasier, 2011) gangguan haid berupa

amenore disebabkan karena prgesterone bekerja menekan LH

sehingga endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-

kelenjar yang aktif. Amenore adalah suatu keadaan tidak haid selama

2-3 bulan berturut-turut, efek penggunaan Implant terjadi pada

endometrium yaitu penurunan ketebalan endometrium yang

konsisten, penggunaan kontrasepsi ini tidak konsisten dengan

keadaan hipoestrogenik, amenore dapat terjadi dengan estradiol yang

tinggi secara konsisten setelah puncak pendarahan berhenti, pola

haid tergantung dari lamanya penggunaan kontrasepsi tersebut,

pendarahan instrumental dapat menyebabkan bercak ( spotting )

penyebab terjadinya bercak yaitu pelebaran pembuluh vena kecil

diendrometrium dan vena tersebut akhirnya rapuh sehingga terjadi

pendarahan lokal ( Maharani, 2014 )


60

4.4 Gambaran Efek Samping Penggunaan Alat IUD

4.4.1 Gambaran Efek Sakit Atau Nyeri Saat Haid

Hasil penelitian gambaran efek pendarahan berlebih saat haid dapat

dilihat pada tabel 4.15

Tabel 4.15 Gambaran Efek Sakit Atau Nyeri saat Haid

Efek Frekuensi Presentase ( % )


Ya 3 18,7
Tidak 13 81,2
Total 16 99,9
Sumber: Data Primer diolah ( 2020 )

Berdasarkan data diatas yang mengalami efek nyeri

berjumlah 3 responden ( 18,7% ) dan yang tidak mengalami nyeri

yaitu 13 responden ( 81,2%). Efek nyeri ( desminore ) disebabkan

karna insersi IUD disebabkan oleh letak AKDR ( Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim ) yang salah atau tidak sesuai dengan besarnya rongga

rahim yang memicu peningkatan prostaglandin dan juga bisa

dsebabkan infeksi menahun pada kandungan (Wiknjosastro, 2016).

Nyeri yang dirasakan aseptor disebabkan pada penaruhan atau letak

kontrasepsi IUD yang diletakan didalam rahim, nyeri yang dirasakan

karna leher rahim di paksa dibuka untuk memasukan dan

menempatkan IUD, nyeri yang terjadi juga bisa disebabkan karna

pemasangan kontrasepsi yang salah atau bergeser dengan sendirinya.

Nyeri perut yang beasal dari kram rahim yang terjadi selama masa

haid pasa saat rahim terdapat benda atau alat kontrasepsi seperti

IUD, rasa nyeri timbul bersama dengan permulaan haid. Desminore


61

dapat disebabkan karna peningkatan hormon prostaglandin disertai

pelebaran dinding rahim saat mengeluarkan darah yang disertai

pemasangan alat kontrasepsi Implant yang ditempatkan di area

rahim.

4.4.2 Gambaran Efek Timbul Bercak ( Spoting )

Hasil penelitian gambaran efek timbul bercak ( spoting ) dapat

dilihat pada tabel 4.16

Tabel 4.16 Gambaran Efek Sakit Atau Nyeri Saat Haid

Efek Frekuensi Presentase ( % )


Ya 1 6,25
Tidak 15 93,7
Total 16 99,9
Sumber: Data Primer diolah ( 2020 )

Berdasarkan hasil penelitian dari tabel diatas yang merasakan

efek timbul bercak yaitu berjumlah 1 responden ( 6,25% ) dan yang

tidak mengalami efek timbulnya bercak sebanyak 15 responden

(93,7% ). Spotting ( timbul bercak ) yang dialami oleh pemakai alat

kontrasepsi IUD yaitu dipicu karna stress dan kelelahan pada

pengguna kontrasepsi tersebut. Spotting merupakan keluarnya

sedikit darah vagina disela-sela menstruasi dapat disebabkan

gangguan kelenjar, pengaruh kontrasepsi yang menekan rahim

sehingga dapat terjadinya spotting ( bercak ) pada aseptor.

Kontrasepsi IUD dipasang di bagian uterus ada resik dapat

menyenggol dinding rahim dan kemungkinan dapat menyebabkan

lulurnya darah sedikit demi sedikit tidak sesuai dengan jadwal haid,
62

faktor yang lain yaitu faktr stres yang berlebihan yang dialami

aseptor, stres dapat mengganggu fungsi hormon pada aseptor

pengguna kontrasepsi IUD.

4.4.3 Gambaran Efek Peningkatan Berat Badan

Hasil penelitian gambaran efek peningkatan berat badan dapat dilihat

pada tabel 4.17

Tabel 4.17 Gambaran Efek Peningkatan Berat Badan

Efek Frekuensi Presentase ( % )


Ya 14 87,5
Tidak 2 12,5
Total 16 100
Sumber: Data Primer diolah ( 2020 )

Berdasarkan dari data di atas yang merasakan efek

peningkatan pada berat badan yaitu berjumlah 14 responden (87,5%)

, yang tidak merasakan efek peningkatan berat badan 2 responden

(12,5% ). Peningkatan berat badan dikarenakan hormon yang

terkandung dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan

hipotalamus sehingga aseptor tidak dapat mengendalikan makan

(Prawiroharjo, 2014 ). Peningkatan berat badan disebabkan hormon

alami yang terdapat dalam tubuh dengan kontrasepsi IUD yang

digunakan berkaitan, perubahan karbohidrat menjadi gula pada

penggunaan kontrasepsi ini menjadikan lemak serta serta dapat

merangsang nafsu makan dan menurunkan aktifitas fisik aseptor.

Gaguan dari fungsi hormonal salah satu pengguna kntrasepsi IUD

juga dapet terjadi pada peningkatan berat badan, aseptor tidak


63

memperhatikan pla makan, serta pla aktivitas yang tidak baik yang

dilakukan leh aseptor ( Irianto, 2014 ). Kompnen hormon esterogen

pada IUD dapat memberikan efek penambahan berat badan akibat

retensi cairan, sedangkan komponen progestin memberikan efek

pada nafsu makan yang akan bertambah ( Hartono, 2014 ).

4.4.4 Gambaran Efek Mual atau Muntah

Hasil penelitian gambaran efek mual atau muntah dapat dilihat pada tabel

4.18

Tabel 4.18 Gambaran Efek Mual Atau Muntah

Efek Frekuensi Presentase ( % )


Ya 3 18,7
Tidak 13 81,2
Total 16 99,9
Sumber: Data Primer diolah ( 2020 )

Berdasarkan hasil penelitian dari tabel diatas yang

mengalami efek mual dan muntah berjumlah 3 ( 18,7% ) dan yang

tidak mengalami efek yaitu berjumlah 13 responden ( 81,2% ). Hal

ini terjadi dikarenakan komponen esterogen yang terkandung pada

kontrasepsi IUD ( Saraswati, 2016 ). Mual dan muntah yang

disebabkan oleh penggunaan kontrasepsi IUD disebabkan karena

komponen hormon esterogen yang terdapat pada kontrasepsi dapat

menstimulasi reseptor dopamin di bagian otak yang terlibat dalam

penginderaan pengbatan bahkan hormon, yang merupakan sumber

stimulasi pusat muntah dan mual yang terletak dimedula otak (

Matchcok, 2015 ).
64

4.4.5 Gambaran Efek infeksi

Hasil penelitian gambaran efek infeksi dapat dilihat pada tabel 4.19

Tabel 4.19 Gambaran Efek Infeksi

Efek Frekuensi Presentase ( % )


Ya - -
Tidak 16 100
Total 16 100
Sumber: Data Primer diolah ( 2020 )

Berdasarkan dari hasil penelitian tabel diatas di kethui bahwa

tidak adayang mengalami infeksi pada saat pemakaian kontrasepsi

IUD yang berjumlah seeluruh responden yaitu 16 responden ( 100%

). Infeksi bisa terjadi di karenakan didalam vagina sudah terdapat

bacterial lactobacillus yang berfungsi untuk mengatur keasaman

pada vagina dan pada saat pemasangan IUD yang terbuat dari

tembaga, maka akan memicu frekuensi vagonis bacterial yaitu

keadaan abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan

bertambahnya pertumbuhan bakteri anaerob pada vagina dengan

konsentrasi yang tinggi sehingga dapat menimbulkan infeksi pada

rahim ( saiffudin, 2013 ). Infeksi yaitu keberadaan agen yang

menyerang jaringan pada tubuh, agen infeksi antara lain bakteri,

virus parasit dll, infeksi pada saat pemakaian kontrasepsi IUD terjadi

karna faktor penempatan kontrasepsi dan bahan yang terdapat pada

kontrasepsi IUD, dan disertai dengan kebersihan pada vagina,

bakteri dapat tumbuh karna kurangnya menjaga kesehatan vagina

yang disertai penggunaan kontrasepsi yang terdapat didalam rahim,


65

karna pada rahim atau vagina terdapat asam yang sudah di kontrol

oleh bacterial itu sendiri,keasaman vagina dapat berubah menjadi

infeksi karna masuknya atau berkembangnya bakteri anaerob atau

bakteri jahat didalam vagina.

4.4.6 Gambaran Efek Sakit disertai Kejang

Hasil penelitian gambaran efek sakit dan kejang dapat dilihat pada

tabel 4.20

Tabel 4.20 Gambaran Efek Sakit Disertai Kejang

Efek Frekuensi Presentase ( % )


Ya - -
Tidak 16 100
Total 16 100
Sumber: Data Primer diolah ( 2020 )

Berdasarkan hasil penilitian tidak ada yang mengalami efek

sakit disertai kejang dengan jumlah responden seluruhnya 16 (

100%). Hal ini dapat terjadi karna ada benda asing yang dimasukan

kedalam rahim dimana rahim akan menimbulkan reaksi inflamasi

non spesifik dapat menyebabkan radang panggul sehingg adapat

terjadinya kram otot sampai dengan kejang ( Wiknjosastro, 2016 ).

Kejang otot pada perut dapat disebabkan oleh hal-hal di luar

penyakit, seperti salah satunya memakai alat kontrasepsi , faktr yang

lain meliputi kelelahan akibat aktivitas yang terlalu berat,

kekurangan magnesium atau kalium. Pada pengguna kontrasepsi

IUD ini terjadinya kram otot atau kejang otot karna penekanan pada

perut sebab peletakan kontrasepsi IUD yang di letakan pada bagian


66

perut bagian bawah, sehingga menimbulkan efek inflamasi dan dapat

menyebabkan kram disertai kejang.

Berdasarkan hasil yang didapatkan dan harus diperhatikan

pasangan wanita usia subur dalam pemilihan menggunakan alat kontrasepsi dari

penelitian ini tidak hanya melihat harga yang murah, serta mengikutiorang lain

salah satunya juga harus memperhatikan efek yang ditimbulkan pada pemakaian

alat kontrasepsi itu sendiri, pada efek pemakaian alat kontrasepsi Implant yaitu

hampir semua merasakan seperti infeksi pada saat dan sesudah pembedahan, sakit

kepala, pendarahan berlebihan, bengkak pada tempat pemasangan, berat badan

menurun, rambut rontok, kulit wajah berjerawat, gairah seks menurun, dan haid

tidak teratur serta menimbulkan spotting ( bercak ), namun paling tertinggi

dirasakan oleh responden dalam penelitian ini yaitu haid tidak teratur serta

timbulbercak, bengkak pada tempat pemasangan, infeksi serta sakit kepala.

Sedangkan pada pemakaian kontrasepsi IUD tidak semua merasakan efek yang

telah dicantumkan dalam kuesioner seperti infeksi dan sakit yang disertai kejang,

tapi beberapa responden juga merasakan beberapa efek yang timbul pada saat

pemakian kontrasepsi IUD ini yaitu antara lain sakit serta nyeri saat haid, timbul

bercak, berat badan naik, mual serta muntah, dan efek tertinggi pada saat

pemakian IUD yang dirasakan responden yaitu berat badan naik.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Menurut jenis efek yang dialami responden ketika penggunaan

kontrasepsi Implant : infeksi yang dirasakan responden antara lain pada

saat pemasangan atau sesudah pembedahan, mengalami sakit kepala,

pendarahan berlebih, bengkak dan nyeri pada tempat pemasangan,

penurunan berat badan, rambut rontok, kulit wajah berjerawat sebanyak

, gairah seks menurun, haid tidak teratur dan timbul bercak ( spotting ).

Efek samping tertinggi yang dirasakan responden salah satunya yaitu

antara lain nyeri pada tempat pemasangan sebanyak 17 responden (

56,6% ), rambut rontok 10 responden ( 33,3% ), haid tidak teratur dan

timbul bercak

( spotting ) sebanyak 18 responden ( 60% ).

2. Menurut jenis efek yang dialami respnden ketika penggunaan

kontrasepsi IUD :

Sakit atau nyeri saat haid, timbul bercak atau spotting, peningkatan

berat badan, mual dan muntah, tidak merasakan efek infeksi dan sakit

disertai kejang. Efek tertinggi yang dirasakan responden salah satunya

yaitu peningkatan berat badan sebanyak 14 responden ( 87,5% )

67
68

5.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian

lebih lanjut mengenai gambaran efek samping dari pengguna kontrasepsi

Implant dan IUD dengan metode dan teknik yang berbeda.

Sebagai pertimbangan dalam memberikan penyuluhan dan pemilihan

terhadap pengguna kontrasepsi Implant dan IUD, serta dapat memberikan

pelayanan KB yang aman bermutu serta dapat dijangkau oleh masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Akbar M. (2011). Nyeri Kepala. Makassar: Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanudin.

BKKBN. (2011). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka


Sinar Harapan

BKKBN. (2014). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka


sinar harapan

BKKBN. 2010. Profil KB Tahun 2010. Jakarta: BKKBN, 2010.

BKKBN. 2011. Pasangan Dan Wanita Usia Subur. Jakarta


.
BKKBN. 2014. Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan. 2015. Jawa Tengah:
Dinkes
.
Glasier, A. & Gabbie, A. 2010. Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi,
Jakarta:EGC.

Glasier, A. & Gabbie, A. 2011. Efek Kontrasepsi Dan Kesehatan Reproduksi,


Jakarta:EGC.

Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Kesehatan. Yogyakarta :


Pustaka Rihama
.
Hartanto, Hanafi. 2012. KB Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan
.
Hartono, H. (2014). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.

https://www.honestdocs.id/7-efek-samping-kb-spiral-iud

Ikatan Bidan Indonesia (IBI), 2012. Pemilihan Alat Kontrasepsi. Jakarta

Irianto, K. (2014). Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung : Alfabeta.

Irianto. 2014. Keluarga Berencana. Yogyakarta.

Kyiran, et.al.( 2017)- Lymphedema: From Diagosis To Treatment. Turk. J Surg.33


(2),pp.51-57

69
70

Ma’ruf, Nurul 2013. Study Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Kontrasepsi


Hormonal Di Puskesmas Rappang Kec. Pancarijang Kab. Sidrap.
Makassar: UIN Alauddin Makasar

Maharani, Loreta. (2014). Analisis Faktor-Faktor Pada Ibu Yang Mempengaruhi


Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Implan Di Kabupaten
Sukoharjo. Stikes Aisyiyah Surakarta.

Manuaba, I.B.G.(2013). IlmuKebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan,Edisi 2. Jakarta : EGC

Manuba. I. G. B. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Mega, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. Perpustakaan Nsional


: KDT Mega.

Nina, dkk. 2013. Ilmu Kebidanan dan Alat Kontrasepsi. Jakarta: Buku
Kedokteran.

Noor MS. (2014). Perbandingan Kejadian Disminore Pada Aseptor Implant


dengan Iud. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia.

Notoadmodjo. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Nugroho dan Utama. 2014. Alat Kontrasepsi. Yogyakarta.

PKB, 2019. Catatan Keadaan Pus dan Peserta KB. Tegal: Pusat Data Kecamatan
Tegal Barat.

Prawihardjo, S. (2010). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawihardjo

Prawirohardjo, S 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Rineka


Cipta
.
Prawirohardjo, S 2011. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta. Rineka Cipta.

Prof. Dr. Sulianti Saroso. 2014. Efek Kontrasepsi. Jakarta: Ilmu kandungan
71

Putriningrum 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Universitas

Gajah Mada

Radita K. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi


Yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

Rikesdas. 2013. Riset Kesehatan. Jakarta: Kemesnkes RI

Saifuddin, A.B. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawiroharjo

Saifuddin, dkk. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Meternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, dkk. 2014. Buku Acuan Praktis Pelayanan Kesehatan Meternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Siswati. (2009). Perbandingan Siklus Menstruasi Antara Ibu Yang Menggunakan


Alat Kontrasepsi Implant Dengan Kontrasepsi Lain DiDusun
Gergunung Klaten Utara Klaten Jawa Tengah. Jurnal: Muhammadiyah.

Sulistyawati. 2013, Ari. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Selemba


Medika

Swarjana, dkk. 2014. Metodologi penelitian populasi dan sampel. Jakarta : EGC

Thiboutot dkk. (2013). Oral Cntraception And Acne. Cuntaneous Medicine For
The Practicioner

Wiknjosastro, H. (2011). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawiroharjo.

Wiknjosastro, H. (2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sawono Prawihardjo.

Wiknjosastro, H. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawiroharjo.

Yetti. 2011. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Jakarta: Salemba Medika.


LAMPIRAN

72
73

Lampiran 1 . Lembar Izin Pengambilan Data


74

Lampiran 2. Lembar Surat Balasan Telah Melakukan Penelitian


75

Lampiran 3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Tanggal :

Nomor :

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

(Informed Consent)

Kepada Yth. Responden

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya mahasiswi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal,

Nama : Nurul Syarifah S

NIM : 17080003

Bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul “ Gambaran

efek penggunaan alat kontrasepsi Impant dan IUD pada pasangan wanita usia

subur di posyandu Rw II Kelurahan Kraton Kota Tegal”. Adapun segala

informasi, yang saudara/i berikan akan dijamin kerahasiaan karena itu

saudara/i bebas untuk mencantumkan nama atau tidak. Sehubungan dengan

hal tersebut peneliti meminta kesediaan saudara/i untuk mengisi kuesioner ini

dengan menandatangani kolom dibawah ini.

Atas kesediaan dan kerja samanya, saya ucapkan terima kasih.

Responden Peneliti

( ) ( Nurul Syarifah S )
76

Lampiran 4. Lembar Kuesioner

KUESIONER

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa/i prodi D3 Farmasi. Penelitian

ini dilaksanakan dalam rangka penulisan karya tulis ilmiah sebagai salah satu

syarat dalam mencapai gelar ahli madya farmasi yaitu tentang gambaran efek

yang terjadi dalam penggunaan alat kontrasepsi Implant dan IUD.

Informasi yang ibu sampaikan tidak akan mempengaruhi nama ibu karna

informasi yang telah ibu sampaikan akan terjamin kerahasiaanya.

A. Data Responden
Nama :

Jumlah Anak :

B. Jenis KB yang digunakan sekarang : :


1.Implant
2.IUD
C. Apakah Ibu pernah menggunakan KB
Yang lain selain Implant dan IUD :

1.Ya
2.Tidak
D. Jika ya, KB apa yang pernah digunakan :
1.IUD
2.Suntikan Depo Progesterone
3.Suntikan Cyclopem
4.Implant
5.Pil
77

E. Petunjuk pengisian
Beri tanda (✓) pada jawaban yang anda pilih sesuai jenis KB yang di

gunakan sekarang ! Tidak : 0


Ya : 1

• Isilah salah satu kolom dari setiap pertanyaan tentang Efek yang
terjadi setelah penggunaan KB Implant sesuai dengan apa yang
anda alami !
No Pertanyaan Ya Tidak

1 infeksi pada saat atau sesudah

pembedahan atau pemasangan Implant

2 Mengalami sakit kepala

3 mengalami pendarahan berlebih saat haid

4 Mengalami pembengkakan dan nyeri pada

tempat pemasangan

5 mengalami penurunan berat badan

6 mengalami rambut sering rontok

7 Mengalami kulit wajah ber jerawat

8 mengalami gairah seks yang menurun

9 mengalami haid tidak teratur / timbul

bercak ( spoting )
78

• Isilah salah satu kolom dari setiap pertanyaan tentang Efek yang
terjadi setelah penggunaan KB IUD sesuai dengan apa yang anda
alami !
No Pertanyaan Ya Tidak

1 Mengalami sakit atau nyeri saat haid

2 Mengalami timbul bercak darah ( spoting )

3 Mengalami peningkatan berat badan

4 Mengalami mual atau muntah

5 Mengalami infeksi

6 Mengalami sakit dan kejang selama 3-5

hari setelah pemasangan


79

Lampiran 5. Lembar Hasil Jawaban Kuesioner Implant


80
81

Lampiran 6. Lembar Hasil Jawaban Kuesioner IUD


82
83

Lampiran 7. Data Karakteristik Responden

KB yang pernah di
Jumlah KB yang
No Nama Responden gunakan
Anak digunakan saat ini
Dll
1 R 3 1 2
2 NF 2 1 2
3 DS 1 1 5
4 P 2 1 6
5 WI 1 1 2
6 AM 4 1 5
7 RI 3 1 2
8 F 5 1 2
9 DI 2 1 2
10 S 2 1 2
11 FA 1 1 6
12 NH 3 1 2
13 K 2 1 3
14 W 2 1 2
15 FI 2 1 6
16 IR 1 1 6
17 SM 5 1 5
18 R 3 1 2
19 NN 2 1 6
20 W 2 1 2
21 MF 1 1 3
22 AM 1 1 1
23 EA 2 1 5
24 ID 2 1 3
25 D 1 1 6
26 Y 2 1 4
27 M 1 1 6
28 K 2 1 6
29 I 2 1 6
30 K 2 1 6
1 AW 2 2 6
2 E 4 2 2
3 FN 2 2 4
4 LF 1 2 6
5 IY 3 2 5
6 RS 2 2 6
7 SE 2 2 6
84

KB yang pernah di
Jumlah KB yang
No Nama Responden gunakan
Anak digunakan saat ini
Dll
8 SA 1 2 6
9 DA 2 2 4
10 DW 1 2 6
11 S 4 2 6
12 IS 3 2 6
13 NB 4 2 5
14 D 4 2 6
15 NH 2 2 6
16 N 2 2 6

Keterangan :

A. KB yang digunakan saat ini


1. Implant
2. IUD
B. KB yang pernah Di Gunakan
1. IUD
2. Suntik Depo Progesterone
3. Suntik Cyclopem
4. Implant
5. Pil
85

Lampiran 8. Data pengisian kuesioner Implant

No.
P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8 P.9
Responden
1 0 0 0 1 0 1 0 0 1
2 0 0 0 0 1 1 0 0 1
3 0 0 1 0 0 0 0 0 1
4 0 0 0 0 0 0 0 0 1
5 1 1 0 0 0 1 1 1 1
6 0 1 1 0 0 1 0 0 1
7 0 1 0 1 0 0 0 0 0
8 0 0 0 1 0 1 0 0 1
9 0 0 0 1 0 0 0 0 0
10 0 1 0 0 0 1 0 0 1
11 0 0 0 1 0 1 0 0 1
12 0 1 0 1 0 1 1 0 1
13 0 0 0 1 0 0 0 1 1
14 0 0 0 0 1 0 0 0 1
15 0 0 1 0 1 0 0 0 0
16 0 0 0 1 0 1 0 0 1
17 0 0 0 0 0 0 0 0 1
18 0 1 0 1 0 0 0 0 0
19 0 1 0 1 0 0 0 0 1
20 0 1 0 1 0 0 0 0 0
21 0 0 0 1 0 0 0 0 1
22 0 0 0 1 0 0 0 0 0
23 0 0 1 1 1 1 0 1 1
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 1 1 0 1 0 0 0 0 0
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 0 1 0 0 0 0 0 0 1
28 0 1 1 1 0 0 0 0 0
29 0 0 0 1 0 0 0 0 0
30 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total YA 2 11 5 17 4 10 2 3 18
Total
Tidak 28 19 25 13 26 26 28 27 12
Total 30 30 30 30 30 30 30 30 30
86

Lampiran 9. Data pengisian kuesioner IUD

No.
P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6
Responden
1 0 0 1 1 0 0
2 0 0 1 0 0 0
3 1 0 0 0 0 0
4 0 0 1 0 0 0
5 0 0 0 1 0 0
6 0 0 1 0 0 0
7 0 0 1 0 0 0
8 0 1 1 0 0 0
9 0 0 1 0 0 0
10 1 0 1 0 0 0
11 0 0 1 0 0 0
12 0 0 1 0 0 0
13 1 0 1 1 0 0
14 0 0 1 0 0 0
15 0 0 1 0 0 0
16 0 0 1 0 0 0
Total Ya 3 1 14 3 0 0
Total
13 15 2 13 16 16
Tidak
Total 16 16 16 16 16 16
87

Lampiran 10. Hasil Penelitian kuesioner Implant

No Kuesioner Efek Samping Implant Ya Tidak

1 Infeksi pada saat pembedahan atau sesudah 2 28

pemasangan Implant

2 Sakit kepala 11 19

3 Pendarahan berlebih saat haid 5 25

4 Bengkak dan nyeri pada tempat 17 13

pemasangan

5 Penurunan berat badan 4 26

6 Rambut sering rontok 10 20

7 Kulit wajah ber jerawat 2 28

8 Gairah seks yang menurun 3 27

9 Haid tidak teratur dan timbul bercak 18 12

( spoting )
88

Lampiran 11. Hasil Penelitian kuesioner IUD

No Kuesioner Efek Samping IUD Ya Tidak

1 Sakit atau nyeri saat haid 3 13

2 Timbul bercak darah ( spoting ) 1 15

3 Peningkatan berat badan 14 2

4 Mual atau muntah 3 13

5 Infeksi 0 16

6 Sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah 0 16

pemasangan
89

Lampiran 12. Lampiran Dokumentasi Saat Penelitian


90
91
92

CURICULUM VITAE

Nama : Nurul Syarifah Suryani


NIM : 17080003
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 30 Juli 1999
Alamat : Jl. Kapten Ismail Gg. Sawo 1 Rt 8/ Rw 2 Kel.
Kraton Kec. Tegal Barat Kota Tegal
No. telp/Hp : 089632342280
E-mail : Nurulsyarifah592@gmail.com
Riwayat Pendidikan
SD : SD Negeri Kraton 2 Tegal
SMP : SMP Negeri 13 Tegal
SMA/K Sederajat : SMA Negeri 5 Tegal
DIII : Politeknik Harapan Bersama Tegal
Nama Ayah : Masdi Amzed
Nama Ibu : Daumi
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Judul/Penelitian :Gambaran Efek Penggunaan Alat Kontrasepsi
Implant dan IUD Pada Pasangan Wanita Usia Subur
Di Posyandu Rw II Kelurahan Kraton Kota Tegal
,

Anda mungkin juga menyukai