FARMAKOTERAPI
Disusun oleh :
1. Atik Sri Wahyuningsih (16/395632/FA/10892)
2. Nurul Maghfiroh (16/395641/FA/10901)
3. Intan Ayu Pramudya (16/397278/FA/10961)
4. Thania Rani Anjarwani (16/397326/FA/11009)
5. Uli Choirin Nisa (16/392329/FA/11012)
Kelas A
Dosen pengampu
Dr. Nanang Munif Yasin, M.Pharm., Apt.
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018
A. DEFINISI
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu
dapat bersifat sementara ataupun permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah
satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Prawirohardjo, 2006).
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi dengan
menggunakan alat atau obat obatan (Mochtar, 1998).
B. METODE KONTRASEPSI
Metode kontrasepsi yang ada dalam program KB diantaranya :
2) Kontrasepsi Suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal (Anggraini, 2012). Kontrasepsi suntikan dibagi
dalam 2 jenis yaitu :
a) Suntikan Kombinasi
Suntik kombinasi adalah kontrasepsi suntik yang berisi hormon sintetis
estrogen dan progesteron. Keuntungan dari kontrasepsi suntik ini adalah tidak
berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak memerlukan pemeriksaan dalam,
klien tidak perlu menyimpan obat, resiko terhadap kesehatan kecil, dan berjangka
panjang
(Handayani, 2010).
Kerugian suntikan kombinasi adalah peribahan pola haid, awal pemakaian terjadi
mual, pusing, nyeri payudara (akan menghilang setelah suntikan kedua atau
ketiga), ketergantungan klien pada pelayanan kesehatan, efektivitas turun jika
interaksi dengan obat epilepsi dan rifampisin, dapat terjadi efek samping yang
serius yaitu stroke, serangan jantung, trombosis paru, terlambatnya kesuburan
setelah berhenti, tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS dan
kenaikan berat badan. Sedangkan efek samping yang sering terjadi adalah
amenore, mual, muntah, pusing, dan spotting (Handayani, 2010).
b) Suntikan Progestin
Suntikan progestin adalah kontrasepsi suntikan yang berisi hormone
progesterone (Handayani, 2010). Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya
mengandung progestin, yaitu:
Depo medroksi progesteron asetat mengandung 150 mg DMPA, diberikan
setiap 3 bulan dengan cara injeksi intramuskular di daerah pantat.
Depo noretisteron enanatat mengandung 200 mg noritendron enantat,
diberikan setiap 2 bulan dengan cara injeksi intramuskular.
Keuntungan suntikan progestin adalah, sangat efektif, pencegahan kehamilan
jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak mengandung
estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan
pembekuan darah, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, sedikit efek samping,
klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia >
35 tahun sampai perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan
kehamilan ektopik, menurukan kejadian penyakit jinak payudara, mencegah
beberapa penyebab penyakit radang panggul dan menurunkan krisis anemia bulan
sabit (sickle cell) (Saifuddin, 2010).
Kerugian dari suntikan progestin adalah gangguan pola haid, klien sangat
bergantung pada sarana pelayanan kesehatan, tidak dapat dihentikan sewaktu-
waktu sebelum suntikan berikutnya, sering menimbulkan efek samping masalah
berat badan, tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, terlambatnya
kembali kesuburan setelah penghentian penggunaan, pada pemakaian jangka
panjang dapat menyebabkan perubahan pada lipid serum, sedikit menurunkan
kepadatan tulang, kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi
(jarang), sakit kepala, gugup, atau jerawat (Sulistyawati,2012).
Efek samping yang sering terjadi pada suntikan progestin adalah amenorhoe,
mual, pusing, muntah, Perdarahan/perdarahan bercak (spotting), meningkat atau
menurunnya berat badan (Saifuddin, 2010).
Injeksi progestin tidak dapat digunakan pada penderita dengan riwayat kanker
payudara atau penderita diabetes mellitus yang disertei kompikasi.
3) Implant
Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis
karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas (Handayani, 2010).
Implant merupakan alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin yang
dibungkus dalam kapsul silastik silikon polidimetri (Anonim, 2014). Implant ada
beberapa jenis yaitu norplant (lama kerjanya 5 tahun), implanon (lama kerjanya 3
tahun) dan jadena dan indoplant (lama kerjanya 3 tahun). Implant memiliki
beberapa keuntungan yaitu daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang,
pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan
pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu aktivitas
seksual, tidak menggangu produksi ASI, klien hanya perlu kembali ke klinik bila
ada keluhan, dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan (Sulistyawati,
2012).
Kerugian dari implant adalah menimbulkan gangguan menstruasi yaitu tidak
mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur, berat badan
bertambah,
menimbulkan acne, ketegangan payudara, liang senggama terasa kering (Manuaba,
2010). selain memiliki kerugian, implant juga memiliki beberapa efek samping
yaitu amenorhoe, perdarahan bercak (spotting) ringan, pertambahan atau
kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan), ekspulsi, infeksi pada daerah
insersi (Handayani, 2010).
Implant tidak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat kanker payudara,
mioma uteri, menderita pendarahan vagina yang belum diketahui jenisnya, dan
gangguan toleransi glukosa (Anonim, 2014).
CONTOH KASUS:
Ny. Nani, 25 tahun, adalah seorang dosen di sebuah Universitas yang baru saja menikah 3
bulan yang lalu. Rencananya dalam 3 bulan ke depan dia akan melanjutkan studinya untuk
mengejar gelar Master. Setelah menikah, dia dan suaminya setuju menunda untuk
mempunyai momongan. Ny. Nani pernah mengalami perdarahan pada vagina namun belum
pernah memeriksakannya. Karena takut mengalami kehamilan, dia datang ke apotek anda
untuk berkonsultasi tentang metode kontrasepsi yang aman untuknya.
PMH:
Nyeri migraine dengan gejala neurologi focal yang terkontrol dengan terapi profilaksis 6
bulan terakhir; terdapat bercak-bercak jerawat di wajah.
FH:
Ibu (52 tahun) HTN dan osteoporosis
nenek meninggal karena komplikasi kanker payudara yang terdiagnosa saat usia 60 tahun
ayah (53 tahun) osteoporosis, hipotiroid dan hiperlipidemia; kakek meninggal pada usia 74
tahun karena infark miokard.
SH:
Ny. XYZ tidak terlalu suka minum obat karena sering lupa
Meds:
Propanolol LA 160 mg PO qd untuk terapi profilaksis migraine; Naproxen 220 mg 1-2 tab
PO q8h PRN untuk mengatasi kram karena menstruasi
Allergy: (-)
VS:
TD 116/74, N 66, RR 18, T 37°C; BB 56 kg,T 160 cm
Labs:
Pap smear (-)
Penyelesaian:
1. Target terapi
Untuk menghindari terjadinya kehamilan
2. Strategi terapi
Pasien memiliki faktor resiko dengan keturunan keluarga mengalami kanker
payudara dan osteoporosis. Sementara itu pasien tidak terlalu suka minum obat karena
lupa. Berdasarkan informasi yang didapat, pasien dapat menggunakan kontrasepsi non
hormonal untuk menghindari terjadinya kehamilan tanpa menimbulkan resiko berupa
kanker payudara. Ny. Nani pernah mengalami pendarahan vagina yang belum jelas
penyebabnya tidak dapat menggunakan kontrasepsi progesteron. Karena progesteron
memiliki efek samping berupa perdarahan atau spotting dan gangguan siklus haid.
Pilihan kontrasepsi yang tepat yaitu kondom, karena relatif mudah digunakan
dan efektif mencegah kehamilan bila digunakan dengan benar dan minim efek
samping. Kontrasepsi mantap yang terdiri dari tubektomi dan vasektomi tidak
disarankan untuk pasangan yang baru saja menikah sebab efeknya permanen dalam
mencegah fertilisasi.
C. DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, A. C, 2012, Asuhan Gizi Nutritional Care Process, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Anonim, 2014, Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di
Fasilitas Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Handayani, Sri, 2010, Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana, Pustaka Rihama,
Yogyakarta.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Jilid 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono, 2006, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Saifuddin, Abdul Bari, 2010, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Sulistyawati, 2012, Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan, Salemba
Medika, Jakarta.