Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

TINJAUAN TEORI

1.1 tinjauan teori kontrasepsi suntik progestin


1.1.1 pengertian kontrasepsi suntik progestin
kontrasepsi suntik progestin adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
melalui suntikan hormonal. Salah satu jenis KB suntik berdaya kerja lama adalam
DMPA (Depo Medioksiprogesteron Asetat) diberikan tiap 3 bulan sekali dengan dosis
150 mg (Hanafi, 2010 : 163)
1.1.2 macam – macam kontrasepsi suntik progestin
menurut Affandi (2014 : MK : 43) macam-macam kontrasepsi suntik yang hanya
mengandung progestin yaitu
1. Depo Medioksiprogesteron Asetat (Depoprovena), mengandung 150 mg DMPA
yang diberikan setiap 3 bulan dengan disuntik intramuscular (didaerah bokong)
2. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg Noretindrin
Enantat, diberikan setiap 2 bulan sekali dengan cara disuntik intramuscular
1.1.3 cara kerja kontrasepsi suntik progestin
cara kerja suntik progestin menurut Affandi (2014 : MK : 43) yaitu :
1. mencegah ovulasi
2. mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
3. menjadikan selaput lender Rahim tipis dan latergi
4. menghambat tramsportasi gamet oleh tuba
1.1.4 Efektifitas
Efektifitas dari kontrasepsi suntik progestin menurut Affandi (2014 : MK : 44)
adalah 0,3 kehamilan dari 100 perempuan per tahun. Asal penyuntikannya dilakukan
secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
1.1.5 keuntungan
Keuntungan dari kontrasepsi suntik progestin menurut Affandi (2014 : MK : 44)
yaitu:
1. pencegahan kehamilan jangka panjang
2. tidak berpengaruh terhadap ASI
3. tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4. dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai pre menopause
5. menurunkan penyakit jinak payudara
6. menurunkan krisis anemia bulan sabit
7. klien tidak perlu menyimpan obat suntik
8. mencegah beberapa penyakit radang panggung
1.1.6 keterbatasan menurut Affandi (2014 : MK : 44), keterbatasan dari penggunaan
kontrasepsi suntik progestin yaitu :
1. sering ditemukan gangguan haid, pada haid yang normal dapat menjadi :
a. amenorea
b. perdarahan ireguler
c. perdarahan bercak
d. perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang keluar
2. tidak dapt dihentikan sewaktu-waktu
3. terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
4. pola penggunaan jangka panjang dapat kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi sakit kepala.
5. Tidak menjamin perlindungan terhapat penularan infeksi penyakit seksual,
hepatitis B atau virus HIV/AIDS
6. Penambahan berat badan merupakan efek samping tersering
1.1.7 indikasi
yang dapat menggunakan kontrasepsi suntik progestin menurut Affandi (2014 : MK :
45), yaitu :
1. usia reproduksi
2. nulipara dan telah memiliki anak
3. menyusui
4. setelah melahirkan dan tidak menyusui
5. setelah abortus
6. perokok
7. tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau
anemia bulan sabit
8. mendekati usia menopause
9. pengguaan obat untuk epilepsi
10.anemia defisiensi besi
1.1.8 kontra indikasi
yang boleh menggunakan kontrasepsi suntik progestin menurut affandi (2014 : MK-
45)
1. hamil
2. perdarahan pervaginam yang beluh jelas penyebabnya
3. tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid , terutama amenorea
4. diabetes mellitus disertai komplikasi
5. menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
1.1.9 efek samping dan cara penganggualangan
Menurut affandi (2014 : MK-48), efek samping dari kontrasepsi suntik progestin dan
cara menanggulanginya yaitu :
1. amenorea
Penanganan
a. Konseling
b. Bila klien tidak dapat menerima kelainan haid tersebut, suntikan jangan
dilanjutkan. Anjurkan jenis kontrasepsilain untuk dipakai be KB seperti IUD,
Implan

2. Perdarahan
Penanaganan
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini
bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan, bila klien
tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka
dapat disarankan 2 pilihan pengobatan, yakni 1 siklus pil kontrasepsi (30-35 mgg
etinilestradiol) atau ibu profen (sampai 800 mg, 3x/ hari untuk 5 hari), atau obat
jenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat
terjadi perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikkan
ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kombinasi/hari selama3-7 hari dilanjutkan
dengan siklus pil kombinasi. Kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 mg
etinilestradiol atau 1,25 mg esterogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.

3. Meningkatkan atau menurunkan berat badan


Penanganan
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja
terjadi. Perhatikanlah diet kalian bila perubahan berat badan terlalu mencolok.
Bila berat badan berlebih, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi
lain.

1.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan

1.2.1 Pengkajian

1. Data Subyektif

a. Biodata
Umur : usia reproduksi (14-49), dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun
sampai menopause (Affandi,2014:MK-44)
b. Keluhan Utama
Gangguan haid, amenore, siklus haid yang memendek/memanjang, perdarahan
yang banyak/ sedikit, perdarahan bercak (spotting), sakit kepala, keputihan,
jerawat, pusing ( Affandi,2014:MK-24)
c. Riwayat Kesehatan
Penggunaan kontrasepsi hormonal tidak diperbolehkan pada ibu yang pernah
mengalami karsinoma payudara, penyakit jantung, hati, tekanan darah tinggi,
diabetes melitus, TBC, epilepsi (Hartanto:2010)
d. Riwayat Obstetrik
Penggunaan KB hormonal mempunyai efek pada pola haid tetapi terganggu pada
lama pemakaian. Perdarahan inter-menstrual dan perdarahan bercak berkurang
dengan berjalannya waktu. Sedangkan kejadian amenore bertambah besar
(Hartanto: 2010)
e. Riwayat KB
Penggunaan KB hormonal (suntik) dapat digunakan pada akseptor pasca
penggunaan kontrasepsi jenis apapun (pil, implan,IUD) tanpa ada kontraindikasi
dari masing-masing jenis kontrasepsi tersebut.(Hartanto:2010)
f. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Nutrisi
DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus yang
menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya (Hartanto,
2010)
2) Eliminasi
Dilatasi ureter oleh pengaruh progestin, sehingga timbul statis dan
berkurangnya waktu pengosongan kandung kencing karena relaksasi otot
( Hartanto:2010)
3) Tidur
Pemakaian jangka pendek terjadi gangguan tidur yang di alami ibu aseptor
KB suntik sering disebabkan karena efek samping dari KB su tik tersebut
(mual, pusing, sakit kepala) dan jangka panjang dapat mengalami gangguan
emosional (Hartanto,2010). Untuk jangka panjang pada amenorea tidak
mempengaruhi pola istirahat sehari-hari ( Saifuddin,2014)
4) Aktivitas
Rasa lesu dan tidak bersemangat dalam melakukan aktivitas karena mudah
atau sering pusing dan vepag lelah serta sepresi (Hartanto:2010)
g. Kehidupan Seksual
Libido dapat meningkat atau menurun karena perubahan hormonal, pengeringan
pada vagina dapat menyebabkan nyeri saat bersenggama dan dapat dipengaruhi
oleh gangguan psikologis dan gangguan fisik (Hartanto:2010)
h. Latar Belakang
Kontrasepsi suntik dipandang dari sudut pandang agama baik itu Islam,Kristen,
Katolik, Budha, Hindu diperbolehkan asal bertujuan untuk mengatur kehamilan
bukan untuk mengakhiri kehamilan (Hartanto:2010)
i. Keadaan Psikologis
KB suntik progestin dapat menyebabkan perubahan body image yaitu
peningkatan berat badan, jerawat, alipesia (botak), sehingga dapt timbul
gangguan emosional ( Hartanto:2010)

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Tanda-tanda vital
Peserta kb suntik tekanan darah <180/110 mmhg ( Affandi, 2014 : mk 45 )
2) berat badan
Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara
kurang dari 1-5 kg dalan tahun pertama ( Hartanto, 2010 : 171 )

b. Pemeriksaan fisik
1) Muka
Timbulnya jerawat, flek - flek hitam, keadaan muka pucat atau tidak, adakah
kelainan, adakah oedema ( Saiffudin, 2014 )
2) Mata
Untuk mengetahui apakah conjungtiva berwarna merah muda dan sklera
berwarna putih ( Nursalam, 2009 )
3) Leher
Tidak ada bendungan vena jugularis yang memungkinkan ibu menderita
penyakit jantung. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe ( Nursalam,
2009 )
4 ) Payudara
Tidak ada benjolan abnormal yang dicurigai dengan adanya kanker payudara,
tidak terdapat hiperpigmentasi areola mamae yang dicurigai kemungkinan
adanya kehamilan. Pada DMPA tidak ditemukan efek pada laktasi, mungkin
dapat memperbaiki kualitas ASI ( memperbanyak produksi ASI ) ( Hartanto,
2010 )
5) Abdomen

Adakah bekas luka operasi atau tidak, adakah benjolan atau tidak, adakah
nyeri atau tidak, palpasi digunakan untuk memastikan tidak terjadinya
kehamilan. Pada peserta kb suntik tidak terjadi kehamilan. ( Nursalam, 2009)
6) Genetalia
Untuk mengetahui daerah genetalia eksterna ada atau tidak oedema dan
varises. Pembesaran kelenjar bartholini dan cairan yang keluar berbau busuk
atau tidak, berapa jumlah perdarahan yang keluar ( Saiffudin, 2014 )
7) Ekstremitas
Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adakah varises, reflek patella
atau tidak, betis merah atau lembek atau keras ( Saiffudin, 2014 )

1.2.2 Diagnosa Kebidanan

Dari data hasil pengkajian, baik data subjektif atau objektif dapat dirumuskan suatu
kemungkinan diagnosa masalah.
P<1 umur 15-49 tahun, peserta kb suntik progestin, lama.... Tahun, jumlah anak 1 atau
lebih, keadaan umum baik, dengan masalah :
1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh ( peningkatan
berat badan, jerawat, flek - flek dimuka )
2. Amenorea
Prognosa baik.
1.2.3 Perencanaan

1. Diagnosa : P<1 umur 15-49 tahun, peserta kb suntik progestin, lama.... Tahun,
jumlah anak 1 atau lebih, keadaan umum baik.
Tujuan : ibu mantab dengan pemakain kontrasepsi suntikan.
Kriteria :
- keadaan umum baik
- tidak ada keluhan atau efek samping yang berat.
- ibu tetap menjadi peserta kb suntik dan mengetahui jadwal suntik berikutnya
- ibu dapat pelayanan suntik progestin
Intervensi :
a. Lakukan konseling pra pelayanan kb suntik progestin
R/ agar ibu mengetahui tentang kb suntik progestin
b. Lakukan pengkajian ulang mengenai kb suntik progestin kepada ibu
R/ menggali pengetahuan ibu tentang kb suntik progestin
c. Jelaskan efek samping dan alternatif tindakan
R/ ibu mampu mengenali efek samping dan alternatif tindakan
d. Persiapan semua alat yang dibutuhkan
R/ untuk mempermudah dalam melakukan tindakan
e. Atur posisi klien
R/ mempermudah tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan
f. Melakukan penyuntikan
R/ ibu mendapat pelayanan yang diinginkan
g. Lakukan konseling pasca pelayanan kb suntik progestin
R/ ibu dapat mengetahui efek samping, efektifitas serta kontrol ulang atau jadwal
penyuntikan ulang
h. Memberitahu ibu datang kembali untuk suntik kb sesuai jadwal
R/ ibu datang kembali untuk suntik kn sesuia jadwal penyuntikan yang terlambat
dapat menyebabkan kadar hormon dalam tubuh turun yang memungkinkan
resiko terjadinya kehamilan lebih besar
i. Anjurkan ibu untuk menghubungi tenaga kesehatan apabila timbul keluhan yang
hebat
R/ deteksi dini adanya kelainan dan pencegahan infeksi atau komplikasi

2. Masalah II : gangguan body image berhubungan dengan perubahan - perubahan


bentuk tubuh
Tujuan : ibu mampu beradaptasi dengan perubahan bentuk tubuh
Kriteria :
- Berat badan dalam batas normal tidak boleh lebih dari 5 kg dalam satu tahun
pertama.
- Jerawat dan flek-flek pada muka teratasi
- Ibu tampak lebih tenang
Intervensi
a. Lakukan pendekatan pada ibu dan identifikasi masalah yang dihadapi
R/ meningkatkan harga diri, sehingga ibu mau dan mampu mengungkapkan
masalahnya
b. Jelaskan pada ibu tentang penyebab dari peningkatan berat badan dan cara
mengatasinya
R/ ibu lebih kooperatif mengenai penjelasan dari petugas
c. Jelaskan penyebab timbulnya jerawat dan flek pada muka serta cara
mengatasinya
R/ ibu mengetahui cara mengatasi timbulnya jerawat dan flek-flek dimuka
d. Anjurkan ibu untuk mengurangi porsi makan dari biasanya
R/ diet ang baik membantu mengurangi kelebihan berat badan
e. Lakukakn aktivitas atau olah raga secara teratur
R/ pembakaran lemak dapat dilakukan dengan olahraga secara teratur
f. Anjurkan ibu lebih rutin melakukan perawatan muka
R/ perawatan muka dapat mengurangi timbulnya jerawat
g. Anjurkan mengurangi makanan lemak
R/ makanan berlemak akan meningkatkan berat badan dan timbulnya jerawat
h. Libatkan pasangan dalam memilih alat kontrasepsi lain
R/ pasangan mampu mendukung dalam memilih alat kontrasepsi sehingga
masalah ibu dapat teratasi

3. Masalah III : Amenore


Tujuan : ibu dapat beradaptasi dengan perubahan pola haid
Kriteria :
- Ibu tampak lebih tenang
- Ibu paham terhadap perubahan yang dialami
Intervensi
a. Jelaskan pada klien penyebab gangguan yang dirasakan
R/ klien dapat mengerti
b. Memilih terapi pada ibu bila masih mengeluh masalah haid dan ingin
melanjutkan memakai alat kontrasepsi suntik dapat diberikan pil kombinasi
satu siklus etiil estridia 50 mg per hari untuk 3 hari sebanyak 10 tablet dan ibu
profen 3x 800 mg selama 5 hari
R/ akan terjadi haid bila pil kombinasi habis

1.2.4 Pelaksanaan
Menurut Kemenkes (2011) tentang Standart Asuhan Kebidanan adalah bidan
melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehenshif, efektif, dan aman
berdasarkan evidence based kepada klien atau pasien, dalam bentuk upaya promotif ,
preventif, kuratif, dan rehabilitative. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan
rujukan.

1.2.5 Evaluasi
Menurut Kemenkes (2011), tentang Standart Asuhan Kebidanan adalah
melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan dengan perubahan
perkembangan, kondisi klien

Anda mungkin juga menyukai