Anda di halaman 1dari 7

Konsep yang mendasari asuhan neonatus bayi dan anak balita

Pokok bahasan/sub pokok bahasan:

1. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus


2. Pencegahan infeksi
3. Rawat gabung

1. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan di Luar Uterus


Saat lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula
berada dalam lingkungan internal ke lingkungan eksternal. Saat ini bayi
tersebut harus dapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri,
mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gul yang cukup
mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut “Periode Transisi”.
Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk
beberapa system tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah
pada system pernafasan dan sirkulasi, system termoregulasi, dan dalam
kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
a. Perubahan Sistem Pernafasan
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi:
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan
luar rahim yang merangsang pernafasan di otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-
paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam
parru-paru secara mekanis (Verney,551-552).

Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk


mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan jaringan
alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.

b. Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah


Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan
mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik
guna mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan
besar. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung. Penutupan
duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
Perubahan siklus ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh
sistem pembuluh tubuh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh
darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi dan meningkatkan
resistensinya hingga mengubah aliran darah.
Dua pristiwa penting yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh
darah :
1) Pada saat tali pusat dipotong
Tekanan atrium kanan akan menurun karena berkurangnya aliran
darah ke atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan volume
dan tekanan atrium kanan. kedua hal ini membantu darah dengan
kandungan O2 sedikit mengalir ke paru-paru untuk oksigenasi
ulang.
2) Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-
paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan
O2 pada pernapasan pertama menimbulkan relaksasi dan
terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru. Peningkatan
sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah
dan tekanan pada atrum kanan.
c. Sistem pengaturan tubuh
1) Pengaturan suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap
melalui kulit sehingga sehingga mendinginkan darah bayi.
Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama
seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas
tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis
dalam waktu singkat dengan adanya stresss dingin.
2) Mekanisme kehilangan panas
Bayi dapat kehilanag panas tubuhnya melalui cara berikut ini :
a) Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi
sendiri karena setelah lahir tidak segera dikeringkan dan
diselimuti.
b) Konduksi
Melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingain
c) Konveksi
Pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin (misalnya
melalui kipas anggin, hembusan udara, atau pendingin
ruangan).
d) Radiasi
Ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang
mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi
(walaupun tidak bersentuhan secara langsung) (JNPK-
KR,2007)
3) Metabolism glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah
tertentu. Pada BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat
(1-2 jam). BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah
yang cukup akan membuat glikosa dari glikogen dalam hal ini
terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup yang
disimpan dalam hati. Koreksi penurunn kadar gula dapat dilakukan
dengan 3 cara :
a) Melalui penggunaan ASI
b) Melalui penggunaan cadangan glikogen
c) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama
lemak.
4) Perubahan sistem gastrointestinal
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada
saat lahir. Sedangkan sebelum lahir bayi sudah mulai menghisap
dan menelan. Kemampuan menelan dan mencerna makanan (selain
susu) terbatas pada bayi. Hubungan antara esophagus bawah dari
lambung masih belum smpurna yang berakibat gumoh. Kapasitas
lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secara
lambat sesuai pertumbuhan bayi.
5) Perubahan sistem kekebalan tubuh
Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap
infeksi. Kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya:
a) Perlindungan oleh kulit membran mukosa
b) Fungsi jaringan saluran nafas
c) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit usus
d) Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disebabkan pada tingkat sel oleh sel darah
yang membantu membunuh organism asing.
2. Pencegahan infeksi
Pada bayi baru lahir kemungkinan terjadi infeksi amatlah besar, ini
disebabkan karena bayi belum memiliki kemampuan yang sempurna. Usaha
yang dapat dilakukan meliputi peningkatan upaya hiegenis yang maksimal
agar terhindar dari kemungkinan terkena infeksi. Bayi baru lahir beresiko
tinggi terinfeksi apabila ditemukan : ibu menderita eldampsia (ibu dengan
diabetes militus), ibu mempunyai penyakit bawaan, kemungkinan bayi
terkena infeksi berkaitan erat dengan :
1) Riwayat kelahiran
Pesalinan lama, persalinan dengan tindakan (ekstraksi cunam/vakum,
seksio sesarea), ketuban pecah dini, air ketuban hijau kental.
2) Riwayat bayi baru lahir
Trauma lahir, lahir kurang bulan, bayi kurang mendapat cairan dan
kalori, hipotermia pada bayi.

a. Infeksi pada neonates


Infeksi pada neonates lebih sering ditemukan pada bayi berat badan lahir
rendah. Infeksi pada neonates dapat melalu beberapa cara. Blame (1961)
membaginya dalam 3 golongan:
1) Infeksi antenatal
Kuman mencapai janin melalui peredaran darah ibu ke plasenta.
Infeksi ini bias masuk ke janin melalui vena umbilikalis. Kuman
memasuki janin melalui beberapa jalan yaitu:
 Virus : rubella
 Spirokaeta : sifilis
 Bakteri
2) Infeksi infeksi intranatal
Infeksi melalui cara ini lebih sering terjadi dari pada cara yang lain.
Kuman dari vagina naik dan masuk ke dalam rongga amnion setelah
ketubsn pecah. Ketuban pecah lama mempunyai peran penting dalam
timbulnya plasentitis dan amnionitis. Infeksi dapat pula terjadi
walaupun ketubanmasih utuh, misalnya pada partus lama.
3) Infeksi postnatal
Infeksi ini terjadi sesudah bayi lahir lengkap dan biasanya merupakan
infeksi yang menyebabkan kematian terjadi sesudah bayi lahir sebagai
akibat penggunaan alat, atau perawatan yang tidak steril. Infeksi pada
bayi cepat sekali meluas menjadi infeksi umum sehigga gejalanya
tidak tampak lagi. Tanda-tanda permulaan infeksi umum jika BBLR
selama 72 jam pertama tidak menunjukan gejala-gejala penyakit
tertentu, tiba-tiba tingkah lakunya berubah, maka mungkin hal ini di
sebabkan oleh infeksi melalui gejalanya : “malas minum, gelisah
frekuensi pernafasan meningkat, berat badan tiba-tiba turun,
pergerakan kurang, diare, dan kejang”.
b. Pencegahan infeksi pada bayi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama persalinan berlangsung
maupun beberapa saat setelah lahir. Upaya-upaya pencegahan infeksi
sebelum menangani bayi baru baru lahir:
1) Cuci tagan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi.
2) Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
3) Semua peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan telah di DTT
atau steril. Khusus untuk bola karet penghisap lendir jangan dipakai
untuk lebih dari satu bayi.
4) Handuk, pakaian atau kain yang akan digunkan dalam keadaan bersih
(demikian juga dengan timbangan, pita pengukur, thermometer,
stetoskop dll). Dekontaminasi dengan cuci setelah digunakan (JNPK-
KR,2007)
Cara pencegahan infeksi pada neonates dibagi sebagai berikut :
1) Cara umum
Pencegahan infeksi bayi sudah harus dimulai dalam masa antenatal.
Dalam kamar bersalin harus ada pemisah yang sempurna antara bagian
yang septik dan bagia yang aseptik. Pada kelahiran bayi harus diberi
pertolongan secara aseptik. Dalam bangsal bayi pun hrus ada pemisah
yang sempurna antara bayi yang baru lahir dengan partus aseptik.
Pada ruangan khusu perawatan bayi baru lahir dengan berbagai
kelainan dan kegawatan, sebelum dan sesudah memegag bayi perawat
harus mencuci tangan, sebaiknya menggunakan sabun antiseptic atau
sabun bias saja asal cukup lama (1 menit), dalam ruangan petugas
harus memakai jubah steril, sandal khusus, dialam ruangan tidak boleh
banyak bicara.
Air susu ibu yang dipompa sebelum diberikan kepada bayi harus
dilakukan secara bersih, setiap bayi harus mempunyai tempat sendiri
untuk pakaian, thermometer, obat-obatan, kasa dan lain-lain. Inkubator
harus selalu bersih.
2) Cara khusus
Pemberian antiiotika hanya diperbolehkan untuk tujuan dan indikasi
yang jelas. Misalnya, ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam), air
ketuban keruh, infeksi umum pada ibu, partus lama dengan banyak
tindakan intravaginal, resusitasi yang berat. Antibiotika yang banyak
dan tidak terarah dapat menyebabkan timbulnya strain kuman yang
bertahan dan penumbuhn furqua yang berlebihan, misalnya candida
albicans. Sebaliknay, pemberian antibiotika terlambat pada penyakit
infeksi neonates, sering mengakibatkan kematian. Pemberian
antibiotika untuk pencegahan berupa ampisilin 100 mg/kg.
3) Tindakan pencegahan infeksi pda bayi secara umum
Cara mengurangi resiko infeksi pada bayi sesudah lahir, petugas
kesehatan harus melakukan tindakan sebagai berikut :
a) Gunakan sarung tangan dan celemek plastic atau karet waktu
memegang bayi baru lahir sampai dengan kulit bayi bersih dari
darah, mekonium dan cairan.
b) Brsihkan darah dan cairan tubuh bayi lainnya dengan
menggunakan kapas yang direndam di dalam air hangat
kemudian di keringkan.
c) Bersihkan pantat dan daerah sekitar anus bayi setiap selesai
mengganti popok.
d) Gunsksn sarung tangan waktu merawat tali pusat
e) Ajari ibu merawat payudara dan bagaimana cara mengurangi
trauma pada payudara dan putting agar tidak terjadi mastitis.
4) Penceghan infeksi pada mata
Pencegahan infeksi dengan menggunakan salep tetrasiklin 1%. Salep
antibiotic tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam setelah
kelahiran. Berikan salep mata dalam 1 garis lurus mulai dari bagian
mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju ke luar mata. Pada
saat pemberian ujung salep mata tidak boleh menyentuh mata bayi dan
jangan menghapus salep mata dari mata bayi dan anjurkan keluarga
untuk tidak menghapus obat-obat tersebut (JNPK-KR,2007
3. Rawat gabung
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan bayi baru lahir yang ditempatkan
dalam suatu ruangan bersama iunya selama 24 jam penuh per harinya,
sehingga bayi mudah dijangkau oleh ibunya. Rawat gabung antara ibu dan
bayinya mempunyai tujuan bayi dapat segera mendapatkan kolostrum (ASI
ekslusif/pertma), meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi lebih dekat dan
penuh kasih sayang, perangsangan ASI menjadi optimal.
Manfaat dilakukan rawat gabung memungkinkan ibu dan ayah si bayi
diberikan kesempatan untuk pendapatkan pengalaman cara merawat bayinya
segera sesudah melahirkan, ibu dan ayah mendapat bimbingan dari petugas.
Hubungan yang erat dan dekat selama 24 jam diruangan rawat gabung juga
bermanfaat memacu (memberikan rangsangan) secara dini pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Dari segi psikologi, hubungan ibu dan anak yang erat, merupakan rangsangan
dini untuk pertumbuhan dan perkembangan, termasuk mental anak.

Anda mungkin juga menyukai