Anda di halaman 1dari 14

“ANTISIPASI TRANSFORMASI GLOBALISASI DALAM SISTEM

HUKUM EKONOMI NASIONAL”


Kelompok I

1. Lister Berutu,SH.,MH
2. Nuril Huda,SsiT.,M.Mar.,MA
3. Harjono Pamungkas Putro,SH.,MH
4. Madrikatun,SKM.,S.ST.,Mkes.,MH
5. Drs Budi Harsono,SH.,MH.,MM.,C.L.A
6. dr Novitrian Eka Putra,Sp.,OG

Dosen Pengampu : Prof Dr Liliana Tedjosaputro,SH.,MH.,MM

BAB I . Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah.

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bagian dari wilayah yang berada di asia
Pacifik dan harus berupaya untuk mempersiapkan diri serta mengantisipasi berbagai
kemungkinan yang berkaitan dengan dinamika perdagangan perekonomian. Dalam hal ini
hukum yang berkaitan dengan tata perekonomian, sangat memegang peranan penting untuk
mendukung perekonomian dalam negeri yang dilakukan antar negara. Untuk itu pemerintah
harus mengatur langkah – langkah yang mengarah perlunya merumuskan dan mengatur sistim
hukum ekonomi nasional melalui upaya pemeliharaan, penciptaan, dan pembaharuan hukum
terlebih pada saat sekarang pemerintah yang sudah berkomitmen terhadap Masyarakat
Ekonomi Asia (MEA).

Transformasi adalah sebuah proses perubahan secara berangsur-angsur sehingga


sampai tahap ultimate, perubahan dalam transformasi dilakukan dengan cara memberi
respon terhadap pengaruh unsur eksternal dan internal yang akan mengarahkan perubahan
dari bentuk yang sudah dikenal sebelumnya melalui proses penggandakan secara
berulang-ulang atau melipatgandakan. Terkait hal ini karena perkembangan lingkungan
peradapan manusia selalu berkembang karena pengaruh budaya dari luar peradapan

1
lingkungan mereka karena adanya respon positif utk menerima budaya luar maka
dibutuhkan perangkat hukum untuk mengantisipasi terjadinya gap.

Sifat hidup manusia secara pribadi, kelompok dalam suatu daerah, wilayah,
maupun negara selalu ketergantungan antara satu dengan yang lain pasti muncul. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap resiko konflik baik karena budaya, etika, maupun kekuasaan
hal ini terjadi karena adanya faktor saling ketergantungan yang di sebabkan oleh aktifitas
ekonomi. Proses Intergrasi Internasional yang terjadi pada abad sekarang karena adanya
pertukaran pandangan dunia , produk, pemikiran, dan aspek budaya yang lain, serta
kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk media sosial yang
semakin canggih berdampak pada pengaruh globalisasi, sebagai akibat dari transformasi
Globalisasi yang sangat berpengaruh terhadap siklus perekonomian. Terkait hal ini
dibutuhkan antisipasi terjadinya konflik dengan menerapkan Instrumen hukum yang
mendasar pada Sistem hukum ekonomi nasional dengan tidak menerjang budaya serta
kaidah-kaidah hukum normatif dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam tataran Globalisasi Ekonomi yang sangat progresif sehingga dalam


mengatur sistim Ekonomi Nasional terhadap hukum yang dapat mendukungnya adalah
model hukum bertipe responsif, yang lebih menitik beratkan pada aspek praktis
adaptif.1Terkait hal ini implementasinya akan bersinergi dengan basis sosial perkembangan
bisnis. Transformasi Globalisasi berdampak pada pembentukan sistim Kapitalisasi dunia
dan Liberalisasi Perdagangan, sehingga berdampak pada terjadinya hubungan kerjasama
antara negara kuat dengan negara berkembang diberbagai kegiatan termasuk hukum.
Perubahan sebagai akibat dari globalisasi dan munculnya berbagai aktivis yang trans
nasional, dan menghendaki adanya penyesuaian melalui restrukturisasi dalam proses
ekonomi dari nasional menjadi Internasional sehingga di butuhkan penataan sistim hukum
Ekonomi Nasional.

Semenjak kebijakan Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang memunculkan paket


pada era perdagangan bebas saat ini terkesan semakin tereliminasi, orang yang akan terus
bebas membentuk jaringan antar pelaku usaha antara negara(global). Esensi semakin
menguatnya perdagangan oleh pelaku usaha atau individu antar negara (Perdagangan
Internasional) pada dasarnya sesuai filosofi dagang yang menegaskan “Perdagangan
merupakan sesuatu kebebasan fundamental (Fundamental Freedom), dengan kebebasan
1
Zudan Arief Fakrulah, 2000, Membangun Hukum yang Berstruktur Sosial Indonesia dalam Kancah Trends
Globalisasi, Bandung, PT Citra Aditya Bakti, hal. 55.

2
ini, siapa saja harus memiliki kebebasan untuk berdagang. Kebebasan ini tidak boleh
dibatasi oleh adanya perbedaan agama, suku, kepercayaan, sistim hukun , dan lain –
lain.Hal ini juga sejalan dengan penganut pasar bebas yang menekankan bahwa
kemerdekaan berniaga merupakan salah satu hal alamiah (Natural Right)”.2

Terkait dengan kaidah hukum karena adanya transformasi globalisasi maka hal
yang perlu di kedepankan dalam menyusun dan menentukan sistem hukum ekonomi
nasional tidak terlepas dan menyimpang dari sistem hukum yang ada di Indonesia, seperti
hukum adat, sistem hukum islam, sistem hukum kolonial, dan sistim hukum nasional.
Kalau kita lihat sejarah hukum di Indonesia sampai abad ke 14 penduduk di wilayah
kepulauan nusantara ini hidup didalam hukum adat masing-masing daerah dan asas penting
yang di pelihara dalam hukum adat adalah sifat kekeluargaan (komunalitas)

Menurut Profesor Dr.Mochtar Kusumaatmaja, Pengertian hukum adalah semua


kaidah dan asas yang mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat dimana tujuannya
untuk memelihara ketertiban yang dilaksanakan melalui berbagai lembaga dan proses guna
untuk mewujudkan berlakunya kaidah sebagai suatu kenyataan dalam masyarakat.
Sedangkan menurut Plato, Pengertian hukum adalah seperangkat peraturan-peraturan yang
tersusun dengan baik dan teratur dimana sifatnya mengikat, baik terhadap hakim maupun
masyarakat.

Setiap peraturan yang diatur dalam sistem hukum ekonomi nasional, menyangkut
sanksi hukum maka akan memiliki beberapa unsur di dalamnya yang selalu terkait antara
yang di atur dan kebijakan hukum yang mengatur, antara lain ; mengatur tingkah laku
masyarakat, Hukum yang dibuat dan disyahkan, peraturan yang bersifat memaksa,, sanksi
hukuman bagi yang melanggar ketetapan. Semua ketetapan ini bertujuan yang bersifat
universal yang merupakan bagian dari pada dasar tujuan hukum, dengan maksud bertujuan
untuk mewujudkan ketertiban, ketentraman, kedamaian, kesejahteraan, dan kebahagiaan
didalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya hukum maka semua perkara dapat di
proses melalui pengadilan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Sesuai dengan sifat dari hukum ada dua kategori, yaitu hukum yang bersifat
memaksa dan mutlak harus ditaati bagaimanapun keadaannya dan ada hukum yang bersifat
mengatur merupakan hukum yang boleh dikesampingkan jika pihak-pihak yang
bersangkutan telah memiliki peraturan tersendiri,seperti misalnya telah membuat surat
2
Huala Adolf 2002, Hukum Ekonomi Internasional suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Pers Hal. 3

3
kesepakatan tersendiri. Sedangkan wujudnya hukum dibagi menjadi dua kategori,yaitu
hukum obyektif yang merupakan hukum yang ada dalam suatu negara dan berlaku secara
umum. Dan hukum subyektif yang merupakan hukum berlaku pada pihak-pihak tertentu
saja, atau disebut juga dengan hak.

Dari historis kaidah hukum dan perlunya Instrumen hukum maka dalam GBHN(Garis
Besar Haluan Negara) sampai dengan tahun 1998, telah menggaris bawahi suatu upaya
unifikasi hukum di seluruh kepulauan nusantara ini hanya berlaku suatu sistem hukum
nasional indonesia secara sistematik. Sistem hukum Nasional Indonesia adalah merupakan
sistem hukum yang bersumber dari Pancasila dan UUD 1945. Melihat fakta bahwa
prulalisme hukum tidah dapat dipertahankan, maka unsur hukum adat dan agama di
transformasikan atau menjadi bagian sistem hukum Nasional Indonesia. Dan pada abad 21
ini telah berkembang tidak saja terdiri dari bidang reguler seperti hukum pidana, perdata,
Administrasi Negara, Hukum Tata Negara tetapi telah berkembang pesat mengarah pada
hukum ekonomi, Sehingga untuk mengantisipasi pada keberpihakan terhadap masyarakat
terkait kebijakan Masyarakat Ekonomi Asia(MEA) dengan melakukan dan penataan
Sistem Hukum Ekonomi Nasional.

B. Permasalahan

Transformasi globalisasi menimbulkan pengaruh yang besar terhadap peran


instrumen hukum di Indonesia pada khususnya dan secara umum berpengaruh pada sistem
hukum di setiap negara. Dampak terjadinya globalisasi Ekonomi akan mempengaruhi
perubahan instrumen hukum dalam suatu wilayah maupun dalam suatu negara, sehingga
dibutuhkan penerapan sistem hukum ekonomi nasional yang memihak rakyat. Sedangkan
Transformasi globalisasi hukum terjadi tidak hanya didasarkan pada kesepakatan
internasional antar bangsa , akan tetapi juga pemahaman tradisi hukum dan budaya antara
barat dan timur untuk itu indikator dan variabel yang mengikat terhadap faktor-faktor
ekonomi perlu disiasati dengan menyusun sistem hukum ekonomi nasional yang mendasar
pada aturan normatif yang terikat.

Dalam penulisan tugas mata kuliah ini, saya mengkaji dengan mendesripsikan
peran instrumen hukum untuk antisipasi transformasi globalisasi dalam sistem hukum
ekonomi nasional.Terkait dengan hal ini saya akan mengupayakan agar dalam era
globalisasi ini terhadap pembangunan manusia di Indonesia bisa mengendalikan faktor
eksternal yang tidak sesuai dengan sistem hukum ekonomi nasional Indonesia dan dapat di

4
kendalikan dengan instrumen hukum yang jelas yang tidak menerjang budayaserta kaidah-
kaidah hukum normatif dalam suatu negara.

Yang perlu diperhatikan dan menjadi substansi dalam penulisan tugas mata kuliah
ini, terkait dengan antisipasi transformasi globalisasi adalah suatu konsep pembangunan
sistem hukum ekonomi nasional berdasarkan nilai-nilai substansial pancasila dan UUD
1945, sebagai batasan dalam menerima budaya luar karena pengaruh transformasi
globalisasi. Dalam pembahasan ini saya akan menjelaskan terkait pengaruh transformasi
globalisasi untuk mengantisipasinya dengan mengatur sisten hukum ekonomi nasional
yang akan menyebabkan perubahan instrumen hukum, dan yang menjadi pengawasan
utama dari pengaruh transformasi globalisasi adalah kedaulatan negara menjadi terabaikan,
kekuatan negara menjadi lemah seiring dengan penundukan negara pada lembaga
Internasional, seperti MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) dengan agenda pasar bebasnya di
ASIA, memaksa negara untuk tidak memproteksi hak dasar warga negara terhadap SDA
dan lingkungan masyarakat.

BAB II. Daftar Pustaka

A. Transformasi Globalisasi
Transformasi memiliki arti perubahan bentuk dan secara lengkap merupakan
perubahan fisik maupun non fisik (bentuk, rupa, sifat, fungsi, dan lain – lain ). Dalam hal
ini transformasi dimaksudkan baik perubahan yang masih menunjukkan benda asalnya
maupun perubahan yang sudah tidak memperlihatkan kesamaan dengan benda asalnya.
Sedangkan Globalisasi merupakan proses intergrasi Internasional yang terjadi karena
pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran dan aspek – aspek lainnya.
Globalisasi bukan fenomena independen, melainkan fenomena yang sangat
terkait dengan pandangan dunia, produk, pemikiran dan aspek budaya lainnya. Dampak
dari Sosialisme revolusioner yang bermula dari perkembangan ekonomi yang membawa
transformasi globalisasi sehingga membawa globalisasi secara total yang berdampak pada
munculnya norma – norma hukum.

B. Sistem Hukum Ekonomi Nasional


Sistem Hukum Ekonomi Nasional merupakan penopang dari pembangunan
ekonomi nasional sehingga dapat di sejajarkan antara kepentingan hukum dan ekonomi

5
demi kepentingan rakyat. Arah kebijakan hukum ekonomi nasional harus merupakan
sesuatu yang mempunyai nilai guna agar tujuan hukum dapat di capai. Dalam sistem
hukum ekonomi nasional di bentuk dan mengatur bagaimana hukum tersebut dapat
mengatur perilaku bisnis yang dilakukan oleh investor agar kegiatan ekonomi yang mereka
buat mendapat perlindungan oleh hukum dan warga negara (masyarakat) tidak terkebiri
oleh transformasi globalisasi.

BAB III. Pembahasan

Di dalam pembahasan penyusunan tugas proporsal mata kuliah Sistem Hukum


Ekonomi Nasional ini, kelompok kami akan mencoba membahas terkait Antisipasi
Transformasi Globalisasi dalam sistem hukum ekonomi nasional. Reformasi hukum saat
ini yang berdampak pada unsur– unsur instrumen hukum dan sangat tergantung dari aspek
yuridis kebijakan normatif pemerintah didalam membatasi dan perlindungan kepada semua
intrumen hukum.
Instrumen hukum dalam berbagai bidang kehidupan selalu berkembang sebagai
akibat dari arus globalisasi di Indonesia karena merupakan hal yang sangat penting dalam
melaksanakan kebijakan hukum secara adil dan bijaksana karena perkembangan reformasi
hukum nasional. Hal ini terjadi sebagai akibat dari perubahan dalam kehidupan
bermasyarakat, maka perubahan hukum sangat mendesak untuk dilakukan baik secara
nasional maupun wilayah regional. Untuk perubahan hukum meliputi pembaharuan cara
berpikir, tingkah laku, pola hidup yang sesuai dengan zaman.
Agenda reformasi hukum dalam menghadapi arus globalisasi mencakup
reformasi kelembagaan (institusional reform), reformasi perundang – undangan
(intrumental reform), dan reformasi budaya hukum (culture reform).3
Terkait instrumen hukum di Indonesia salah satu problema laten pencapaian
amanat UUD 1945 adalah pembangunan hukum nasional dengan melakukan pembaharuan
hukum nasional yang tidak di dahului dengan perencanaan hukum yang memadai dan
rentan terhadap pengaruh intervensi pihak luar dengan alasan globalisasi, di tambah
pengaruh kepentingan politik yang berdampak pada kebijakan hukum politik di Indonesia

3
AbdulManan, Peran Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta, 2014, Hal.
74-75

6
sehingga bisa saya katakan hakekat problematika pembaharuan hukum nasional telah
dimulai ada sejak setelah proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pasca kemerdekaan Indonesia memasuki perubahan sosial dan politik yang
sangat besar, sebagai pelaksanaan makna dan arti dari proklamasi kemerdekaan Indonesia,
dalam hal ini pemerintah mengemban tugas dan tanggung jawab yang berat untuk
melaksanakan pembangunan di segala bidang dalam tatanan negara Indonesia merdeka adil
dan makmur, sebagai dampak perkembangan kehidupan masyarakat yang lebih baik
lazimnya setiap perubahan didahului dengan pemikiran implikasi perubahan yang
dimaksud dengan melaksanakan pembaharuan hukum, yang akan berdampak positif bagi
masyarakat maupun lembaga hukum, dengan tujuan fungsi hukum memberi bentuk
terhadap setiap perubahan yang terjadi dalam era globalisasi.
Perkembangan Hukum dan Ekonomi sangat berkaitan dengan perkembangan
dan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, usaha manusia tersebut
ditunjang dengan perkembangan teknologi, besarnya interaksi, dan ketersediaan sumber
daya alam dan manusia. Ilmu hukum dan ilmu ekonomi selalu dinamis dengan perubahan-
perubahan yang diinginkan oleh pasar agar pasar dapat menerima dan menerapkannya
untuk kebutuhan praktis. Dalam ajaran sosilogis yurisprodence di lihat besarnya pengaruh
praktis dalam bidang ekonomi dalam melakukan pembentukan hukum seperti
diperkenankannya diterapkan beberapa doktrin-doktrin, dan beberapa traktat dalam bidang
ekonomi sebagai sumber hukum yang mengatur prilaku ekonomi.
Hukum secara fungsional bertujuan sebagai sarana untuk merekayasa sosial (“law as a
tool social enginering”), ini dapat dibenarkan bahwa hukum akan digunakan untuk maksud-maksud
tertentu sesuai dengan tujuan hukum (teori fungsional hukum). Contohnya yaitu hukum dibentuk
dan dibangun untuk mengatur bagaimana hukum tersebut dapat mengatur prilaku bisnis yang
dilakukan oleh investor agar kegiatan ekonomi yang mereka buat mendapat perlindungan oleh
hukum, untuk menjamin terdapatnya perlindungan hukum maka dibentuklah sebuah kaedah hukum
dalam bidang investasi dalam bentuk perundang-undangan, doktrin, yurisprudensi, traktat, dan
kesepakatan-kesepakatan lainnya
Kebijakan Ekonomi Indonesia harus dapat melindungi kepentingan-kepentingan
umum, baik kepentingan sekarang ada, maupun kepentingan dalam waktu yang akan
datang. Untuk pembinaan Hukum Ekonomi diperlukan keahlian-keahlian yang terpadu
atau interdisipliner. Pendekatan interdisipliner yang membutuhkan toleransi. Di samping
itu, untuk penelitian-penelitiannya diperlukan metodologi yang biasa dipergunakan dalam

7
ilmu-ilmu pengetahuan sosial lainnya, baik secara kualitas maupun kuantitatif. Tentu saja
tidak seluruh bidang hukum ekoonomi dapat terbina.
Pengaruh – pengaruh budaya pada masa lalu dapat menjadi sistem hukum yang
hidup dan berkembang dalam suatu negara bangsa yang bermartabat, sehingga
transformasi globalisasi hukum dalam perkembangannya justru tumbuh dan berkembang
melampaui batas – batas kedaulatan negara dan kalaupun dia hidup dalam suatu negara
nasional, tetapi perubahan dan penyesuaian sistim hukum itu lahir dari suatu kesepakatan
internasional.
Pembangunan hukum yang bersifat revolusioner yaitu mengubah secara sadar
dan mendasar sistim hukum ekonomi dan pengelolaan sumberdaya alam yang selam ini
berkualitas “liberal” dan dibawah kendali negara maju menjadi sistim hukum ekonomi dan
pengelolaan sumberdaya alam serta lingkungan hidup yang berkualitas “kekeluargaan atau
kerakyatan”, sebagaimana tertuang dalam butir – butir pancasila dari pancasila dan pasal
33 UUD 1945.
Di dalam sistim Ekonomi yang berkualitas “kekeluargaan” atau “ kerakyatan”
sistim hukum yang berkualitas ini dan tidak sekedar mengandalkan rule of law akan tetapi
akan menaruh perhatian pada rule of moral atau rule of justice dan selanjutnya sistim
hukum ini diintegrasikan secara timbal balik dengan sistim ekonomi pancasila. Strategi
pembangunan sistim hukum di Indonesia perlu memperhatikan juga konsep penbangunan
hukum ekonomi dan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan.
Untuk melakukan pembaharuan hukum dalam melaksanakan yudicial review
Undang – Undang maupun Peraturan Pemerintah lainnya dan rencana pembuatan Undang
– Undang baru, maka harus memperhatikan dan memberdayakan daya hukum aspek –
aspek hukum yang lain dan mengikat seperti pendidikan hukum bagi pengambil kebijakan
pra perubahan hukum (pembaharuan hukum). Reformasi substansi hukum juga merupakan
aspek yang penting dan perlu diperhatikan.
Pelaksanaan penyelesaian terhadap pembaharuan hukum dalam mengantisipasi
transformsi globalisasi yang tidak sesuai dengan budaya maupun adat istiadat masyarakat
harus diselesaikan secara berwibawa dan efisien, demikian juga dalam pemberdayaan etika
bisnis dan yang lebih penting lagi menimbulkan jiwa nasionalis pada semua anggota
Legislatif sebagai bagian dari inisiator dan mengesahkan dalam melakukan pembaharuan
hukum demikian juga komitmen presiden dan wakil presiden yang aktifitasnya dilakukan
secara kait mengkait, bersama – sama, terus menerus, saling dukung mendukung.

8
Perancangan Undang – Undang, baik ditingkat pusat maupun daerah harus
mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat dan kepentingan negara pada sistim
hukum yang sekarang terjadi di Indonesia dan kemudian secara cerdas diramu dalam nilai
– nilai substansial pembukaan UUD 1945 dan ketentuan pasal yang ada dalam UUD 1945,
sebelum melaksanakan pembaharuan hukum karena faktor pengaruh transformasi
globalisasi.
Di Indonesia globalisasi merambah segala bidang kehidupan manusia,
globalisasi bukan merupakan suatu proses yang berdiri sendiri, akan tetapi sebab – sebab
sosial, ekonomi dan politik tertentu yang melatar belakangi serta mempermudah
perkembangannya sehingga faktor – faktor ekonomi di Indonesia sangat di pengaruhi oleh
globalisasi sebagai akibat dari transformasi globalisasi, untuk itu di butuhkan pembaharuan
hukum yang efektif dan menguntungkan bagi masyarakat, bangsa dan negara dalam
melakukan pembaharuan hukum.
Untuk globalisasi sebagai akibat dari transformasi globalisasi bukan hal yang
harus di tolak atau di tentang atau dengan hukum yang kuat justru akna memberikan
kemanfaatan bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya.
Sedangkan yang perlu di perhatikan adalah Pancasila dan UUD 1945 dalam setiap dasar
pembuatan hukum negara Indonesia, perjanjian – perjanjian atau instrumen – instrumen
yang dibuat juga hendaknya berpijak pada sumber – sumber hukum bangsa Indonesia
sebagai dasar melakukan pembaharuan hukum.
Instrumen hukum berfungsi sebagai instrumen politik, sehingga hukum
digunakan untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu, termasuk hukum Internasional yang
digunakan untuk melindungi kepentingan negara maju. Selama ini via informasi media
bahwa ada 2 (dua) cara yang sering digunakan oleh negara maju terhadap negara
berkembang dalam melindungi kepentingannya adalah dengan cara memanfaatkan
perjanjian Internasional dan memanfaatkan dibidang tertentu untuk mendesak perubahan
peraturan perundang – undangan.
Hal yang dilakukan oleh negara maju ini dianggap sebagai suatu intervensi yang
melanggar hukum Internasional keikut sertaan suatu negara dalam perjanjian Internasional,
berarti negara tersebut dengan sengaja membebankan dirinya untuk melaksanakan
kewajiban – kewajiban yang termaktub dalam perjanjian Internasional kedalam hukum
Internasional.

9
Dalam kondisi sekarang di Indonesia hukum tidak menjadi solusi namun justru
menjadi bagian masalah itu sendiri, dalam arus transformai hukum seperti saat ini maka
proses pembentukan sistem hukum ekonomi nasional seharusnya diawali dengan proses
lokalisasi atau domestifikasi suatu ketentuan. Sedangkan proses ini bertujuan untuk
mengurangi resiko yang muncul dalam implementasi karena adanya transformasi
globalisasi.
Sebagai konsekuensi atas pelaksanaan pembaharuan hukum harus dianalisa
konsekuensi politis dan sosial secara gamblang, disamping itu kebijakan didalam
melaksanakan pembangunan hukum dengan adanya transformasi globalisasi seharusnya di
perluas lagi, tidak hanya terfokus untuk menciptakan aturan yang lebih sesuai untuk
konteks nasional namun juga dapat meningkatkan kapasitas masyarakat sehingga
masyarakat mampu untuk melakukan pilihan – pilihan dalam memperkuat posisis tawar
mereka.
Transformasi globalisasi memang dibutuhkan negara kita yang bersumber dari
negara yang lebih maju dan kuat, negara yang memiliki otonomi yang relatif besar didalam
merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan – kebijakannya, akan tetapi harus
berupaya menghindari tekanan kepentingan – kepentinga pribadi, pembangun politik dan
demokratisasi harus berjalan bersama dengan pembangunan ekonomi.
Pembaharuan hukum harus dilakukan secara cermat dengan pendekatan hukum
sebagai instrumen yang mensyaratkan formalisasi menyebabkan sulitnya terjadi sintesa,
suatu kondisi interaksi dan adaptasi sistem hukum sebagai mana di kemukakan oleh Melly
Darsa dalam tulisannya hukum justru menciptakan masalah baru bukan hanya bagi pasar
namun juga bagi masyarakat karena hukum di transplantasikan sedemikian rupa dari sistim
yang dianggap lebih modern tanpa sungguh – sungguh memperhatikan kebutuhan nasional
dan konteks spesifik negara.
Dari pendapat Melly di atas menurut pendapat saya “hukum tidak menjadi
solusi namun akan menjadi masalah itu sendiri”. Dalam arus transformasi hukum
seperti saat ini maka proses pembentukan sistem hukum ekonomi nasional seharusnya
diawali dengan proses pembahagian suatu ketentuan yang menjadi target, proses ini
bertujuan untuk mengurangi resiko yang muncul dalam implementasi tuntutan global.
Tidak adanya fokus dalam melaksanakan pembaharuan hukum menyebabkan
minimnya analisa tentang berbagai faktor sosial, ekonomi dan politis berpengaruh terhadap
pelaksanaan pembaharuan hukum sebagai akibat dari pelaksanaan transformasi globalisasi

10
yang tidak cermat maka dapat berdampak pada kegagalan hukum sebagai akibat instrumen
hukum yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat masyarakat.
Permasalahan hukum di Indonesia yang selama ini terjadi adalah lemahnya
penegakan hukum yang diakibatkan oleh subjek dan objek hukum itu sendiri seperti
lemahnya pelaksanaan penegakan hukum, peraturan yang tidak tepat atau tidak sesuai
denga kebutuhan dan legitimasi rendah serta adanya hukum adat yang lebih kuat dan
mengikat. Penegakan hukum di Indonesia sangat lemah, hal ini dikarenakan substansi
hukum yang lemah dan tidak memperhatikan sistim politik dan ekonomi yang
dinamikanya selalu berkembang.
Faktor lain yang sering di abaikan dalam melaksanakan pembaharuan hukum
adalah permasalahan birokrasi yang tidak efisien dan praktek korupsi. Untuk itu
pembangunan pembaharuan hukum dalam era transformasi birokrasi ini perlu diarahkan
pada upaya pembanguan pengetahuan hukum (legal knowledge) para akademisi dan
praktisi hukum sehingga mereka dapat berperan dalam proses transformasi hukum dan
melaksanakan hukum secara lebih bertanggung jawab dari responsif terhadap kepentingan
sosial ekonomi dan politik.4
Target Pemerintah dalam melaksanakan good governance dan merupakan
paradigma yang sangat penting untuk memperoleh clean governance maka didalam
melaksanakan pembaharuan hukum dan menerima transformasi globalisasi dalam
perkembangan globalisasi saat ini dan sangat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat
demokratis ditandai terciptanya negara yang bersih dan sangat responsif.
Masyarakat Indonesia menurut pendapat saya merupakan “masyarakat sipil
yang kuat dan kehidupan bisnisnya sanga bertanggung jawab”. Hal ini sangat di
tentukan oleh adanya 2 (dua) kondisi yang mengikat yaitu pentingnya kompetisi pemimpin
yang ada pada setiap lembaga, dan institusi negara yang kuat sehingga mampu rule of law.
Pemerintahan yang bersih (Good Governance) dapat terjamin bila dalam negara betul –
betul di tegakkan prnsip – prinsip demokrasi yang menjunjung tinggi peraturan perundang
– undangan, dan menjamin persamaan hak. Akibat yang lebih jauh dari imperialisme
transformasi globalisasi terhadap pembaharuan hukum menurut pendapat saya adalah
“terpinggirkannya / hilangnya jati diri suatu bangsa dan digantikan oleh faham /
ideologi yang memenangi pertarungan tersebut yang dalam hal ini adalah ideologi

4
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol22492/hukum-sebagai-instrumen-instrumen-pasar-atau-instrumen-
kepentingan

11
liberalisme”. Ideologi liberal ini sejatinya sudah ada sejak dulu menguasai bangsa kita,
tepatnya sejak era kolonialisme hingga saat ini.

Seperti KUH Pidana yang masih dipakai sampai saat ini karena tidak adanya
kemauan negara dalam melakukan pembaharuan hukum dengan menggantikan hukum
peninggalan kolonialisme yang berurat pada liberalisme dan sekulerisme kepada hukum
yang dijiwai oleh nilai – nilai yang hidup dalam sanubari bangsa Indonesia yaitu Pancasila,
sehingga hukum dan sistim hukum kita terasa kering dari nilai – nilai kemanusiaan dan
keadilan sosial.

Cita hukum adalah gagasan, karsa, cipta dan pikiran berkenaan dengan hukum
atau persepsi tentang makna hukum yang dalam intinya terdiri atas tiga unsur yakni
keadilan, kehasilgunaan dan kepastian hukum. Cita hukum terbentuk dalam pikiran dan
sanubari manusia sebagai produk perpadunya pandangan hidup. Keyakinan keagamaan dan
kenyataan kemasyarakatan. Sejalan dengan itu maka ilmu hukum dan hukum Indonesia
seyogyanya bertumpu dan mengacu pada cita hukum tersebut.5

Berkenaan dengan tiga unsur cita hukum seperti tersebut diatas, Gustave
Radbruch menyatakan bahwa didalam hukum terdapat 3 nilai dasar yang saling
bertentangan satu dengan yang lainnya yakni kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan
bagi masyarakat. Apabila dalam perbuatan hukum lebih mengutamakan kepastian hukum
yang tercermin dalam pasal – pasalnya yang bersifat rigid, maka nilai keadilan yang
menjadi dambaan masyarakat dalam berhukum akan bergeser bahkan sulit untuk dilacak
jejak keberadaannya. Bersamaan dengan hilangnya nilai keadilan karena lebih
mengutamakan kepastian hukum.

Dalam mengantisipasi transformasi globalisasi menurut kelompok kami hal – hal yang
dipertimbangkan yaitu:

1. Kepentingan Internasional (TRIMs)

2. Kepentingan pemerintah

a. Pemerintah pusat

b. Pemerintah daerah

3. Kepentingan Masyarakat

5
B. Arief Sidharta, 2010, Ilmu Hukum Indonesia, FH Unika Parahyangan, Bandung, hlm. 84-85

12
a. Masyarakat pada umumnya

b. Pengusaha Adapun kebijakan investasi tetap akan mempertimbangkan:

1. Legal (kepastian hukum)

2. Labour (penyelesaian Sengketa)

3.Local (pemerintah daerah)

BAB IV : Penutup

A. Kesimpulan
1. Untuk mengantisipasi transformasi globalisasi dari unsur negatif dalam
berbangsa dan bernegara hendaknya di buat juga dengan berpijak sumber
– sumber hukum bangsa Indonesia dengan memperhatikan Instrumen –
Instrumen hukum yang perlu di buat dalam menentukan sistem hukum
ekonomi nasional..
2. Transformasi globalisasi berpengaruh terhadap elemen bangsa yang
sangat cepat sekali, pengaruh transformasi globalisasi ini dapat dirasakan
dalam bidang ekonomi yang memiliki pengaruh positif dan negatif
sebagai efek dari transformasi globalisasi.
3. Pengaruh Transformasi Globalisasi dalam sistem hukum ekonomi
nasional harus didasari oleh instrumen – instrumen hukum sebagai wujud
pembangunan hukum Nasional yang akan berpengaruh terhadap sistim
hukum negara karena faktor globalisasi seperti dalam bidang ekonomi
menyebabkan terjadinya globalisasi hukum, dan pondasi yang perlu
diperhatikan adalah pancasila dan UUD 1945 dalam setiap dasar
pembuatan hukum negara Indonesia.
4. Arah kebijakan sistem hukum ekonomi nasional merupakan pencerminan
dari tujuan dari pembangunan di Indonesia yaitu diupayakan untuk
mengarahkan sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat dan konfigurasi
sistem hukum ekonomi nasional tercermin dari produk hukum yang
dihasilkan dan presentase peranan stake holder dalam menentukan sistem
hukum ekonomi nasional.

13
B. Saran
1. Dalam menentukan sistem hukum ekonomi nasional dengan membuat
instrumen – instrumen hukum dari para pengambil kebijakan (Eksekutif
dan Legislatif) hendaknya mendasar pada pancasila sebagai landasan dan
UUD 1945.
2. Sistem hukum ekonomi nasional tetap harus di pertahankan dan jangan
memberi celah sedikitpun pada negara lain yang hanya mencari
keuntungan semata.

DAFTAR PUSTAKA

Zudan Arief Fakrulah, 2000, Membangun Hukum yang Berstruktur Sosial Indonesia dalam
Kancah Trends Globalisasi, Bandung, PT Citra Aditya Bakti, hal. 55.
2
Huala Adolf 2002, Hukum Ekonomi Internasional suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Pers,
Hal. 3

3
Abdul Manan, Peran Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi, Kencana Prenada Media
Grup, Jakarta, 2014, Hal. 74-75
4
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol22492/hukum-sebagai-instrumen-instrumen-
pasar-atau-instrumen-kepentingan
5
B. Arief Sidharta, 2010, Ilmu Hukum Indonesia, FH Unika Parahyangan, Bandung, hlm. 84-
85

14

Anda mungkin juga menyukai