Anda di halaman 1dari 13

BUDAYA KEBIDANAN

DISUSUN OLEH:

INGGRID TIA OKTAVIANI


FITRI MUSTAFA
SOERLINA MANGAMPA
RINA
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia. Di
era globalisasi sekarang ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrim
menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya.
SOSIAL BUDAYA DAPAT MEMBERIKAN DAMPAK-
DAMPAK TERSENDIRI BAGI BAGI MASYARAKAT SEKITAR
DAMPAK INI DAPAT BERUPA POSITIF DAN NEGATIF.

Dampak Positif
• Sebagai pedoman dalam hubungan antara manusia dengan komunitas atau kelompoknya.
• Sebagai simbol pembeda antara manusia dengan binatang.
• Sebagai petunjuk atau tata cara tentang bagaimana manusia harus berperilaku dalam
kehidupan sosialnya.
• Sebagai modal dan dasar dalam pembangunan kehidupan manusia.
• Sebagai suatu ciri khas setiap kelompok manusia.
Dampak Negatif
• Menimbulkan kerusakan lingkungan dan kelangsungan ekosistem alam.
• Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang kemudian menjadi penyebab
munculnya penyakit-penyakit sosial, termasuknya tingginya tingkat
kriminalitas.
• Mengurangi bahkan dapat menghilangkan ikatan batin dan moral yang
biasanya dekat dalam hubungan sosial antar masyarakat.
SOSIAL BUDAYA DALAM KEBIDANAN

Setiap daerah memiliki kebiasaan/mitos yang berbeda- beda mengenai kehamilan,


persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
Contoh perilaku sosial budaya dalam kehamilan :
• Di daerah jawa dan sunda jika Ibu hamil mengidam maka keluarga harus segera
memenuhi keinginan Ibu krn jika tidak maka akan menyebabkan bayi ileran nantinya
• Ibu hamil dilarang makan cumi-cumi, udang, karena takut nanti saat anak dilahirkan
tubuh anak akan membungkuk seperi udang dan memiliki tangan yang bersekat
Contoh perilaku sosial budaya yang berhubungan dengan persalinan:
• Di daerah masyarakat Bali Aga, persalinan di bantu oleh Balian Tekuk
(dukun beranak) yang notabene adalah pria karena mereka menganggap
proses persalinan adalah tanggung jawab pria. Maka persalinan akan rdi
bantu oleh Balian tekuk dan didampingi oleh suami.
Contoh perilaku sosial budaya pada masa nifas :
• Dibeberap daerah di Indonesia,Setelah bersalin ibu dimandikan oleh dukun
selanjutnya ibu sudah harus bisa merawat dirinya sendiri lalu ibu diberikan
juga jamu untuk peredaran darah dan untuk laktasi.
Contoh perilaku sosial budaya yang pada bayi baru lahir
• Memberikan ramuan-ramuan di pusar bayi agar tali pusat cepat kering.
• Meletakkan uang logam di atas pusar bayi agar tidak bodong
Menjadi seorang bidan desa dan ditempatkan pada desa di pelosok masih
tinggi menjunjung adat istiadat dan mitos-mitos yang ada dalam masyarakat.
Sehingga bidan harus bekerja keras, karena masyarakat lebih mempercayai
mitos dari pada nakes dan mereka sangat mempercayai dukun untuk menolong
persalinan dan mengobati penyakit mereka
PERAN BIDAN DI KOMUNITAS TERHADAP PERILAKU SELAMA
HAMIL

• KIE tentang menjaga kehamilan yaitu dengan ANC teratur, konsumsi makanan bergizi, batasi
aktivitas fisik, tidak perlu pantang makan.
• KIE tentang segala sesuatu sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa, mitos yang tidak benar
ditinggalkan.
• Pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mengubah tradisi yang negatif atau berpengaruh buruk
terhadap kehamilan.
• Bekerjasama dengan dukun setempat.
• KIE tentang tempat persalinan, proses persalinan, perawatan selama dan pasca persalinan.
• KIE tentang hygiene personal dan hygiene persalinan.
PERAN BIDAN TERHADAP PERILAKU SELAMA PERSALINAN

• Memberikan pendidikan pada penolong persalinan mengenai tempat


persalinan, proses persalinan, perawatan selama dan pasca persalinan.
• Bekerja sama dengan penolong persalinan( dukun) dan tenaga kesehatan
setempat
• Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi tempat
dan peralatan.
PERAN BIDAN TERHADAP PERILAKU MASA NIFAS DAN
BAYI BARU LAHIR

• KIE prilaku positif dan negatif


• Memberikan penyuluhan tentang pantangan makanan selama nifas dan menyusui
sebenarnya kurang menguntungkan bagi ibu dan bayi.
• Memberikan pendidikan tentang perawatan bayi baru lahir yang benar dan tepat,
meliputi pemotongan tali pusat, membersihkan/memandikan, menyusukan
(kolostrum), dan menjaga kehangatan bayi.
• Memberikan penyuluhan pentingnya pemenuhan gizi selama masa pasca bersalin,
bayi dan balita.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai