Anda di halaman 1dari 14

INFEKSI PAYUDARA

KELOMPOK 5 :

• Rishe Renova N
• Fitriah Deasy
• Alfina Rahmah
• Dewi Wahyu W
• Raihani Fairustama
Definisi infeksi payudara

Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara yang


menyebabkan nyeri, pembengkakan dan kemerahan
pada payudara dan sering terjadi pada hari ke-10 dan
hari ke-28, biasanya gejalanya disertai dengan
demam dan menggigil. Mastitis paling sering
menyerang wanita yang sedang menyusui, disebut
juga dengan masitits laktasi. Namun, terkadang
mastitis juga menyerang perempuan yang sedang
tidak menyusui. Pada kebanyakan kasus, mastitis
laktasi menyerang pada tiga bulan pertama setelah
melahirkan (postpartum), tetapi dapat juga terjadi
selama menyusui. Tapi seorang ibu masih bisa terus
menyusui bayinya saat mastitis.
Faktor risiko terjadinya mastitis

• Terdapat riwayat mastitis pada anak sebelumnya.


• Puting lecet. Puting lecet menyebabkan timbulnya rasa nyeri yang
membuat kebanyakan ibu menghindari pengosongan payudara secara
sempurna.
• Frekuensi menyusui yang jarang atau waktu menyusui yang pendek.
Biasanya mulai terjadi pada malam hari saat ibu tidak memberikan
bayinya minum sepanjang malam atau pada ibu yang menyusui
dengan tergesa-gesa.
• Pengosongan payudara yang tidak sempurna
• Pelekatan bayi pada payudara yang kurang baik. Bayi yang hanya
mengisap puting (tidak termasuk areola) menyebabkan puting
terhimpit diantara gusi atau bibir sehingga aliran ASI tidak sempurna
Jenis-jenis mastitis

1. Mastitis Puerparalis
Epidemik Mastitis puerparalis epidemic ini biasanya timbul bila
pertama kali bayi dan ibunya terpajan pada organisme yang tidak
dikenal atau verulen. Masalah ini paling sering terjadi di rumah sakit,
dari infeksi silang atau bekesinambungan strain resisten.
2. Mastitis Moninfesiosa
Mastitis moninfeksiosa bila ASI tidak keluar dari sebagian atau seluruh
payudara, produksi ASI melambat dan aliran terhenti, namun proses ini
membutuhkan waktu beberapa hari dan tidak akan selesai dalam 2 – 3
minggu. Untuk sementara waktu, akumulasi ASI dapat menyebabkan
respons peradangan
3. Mastitis Subklinis
Mastitis subklinis telah diuraikan sebuah kondisi yang
disebut mastitis subklinis. Dapat disertai dengan
pengeluaran ASI yang tidak adekuat, sehingga produksi ASI
sangat berkurang sampai sampai di bawah 400 ml/hari
4. Mastitis Infeksiosa
Mastitis infeksiosa terjadi bila siasis ASI tidak sembuh dan
proteksi oleh faktor imun dalam ASI dan oleh respons –
respons inflamasi. Secara formal ASI segar bukan
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.
Tanda dan gejala mastitis

1. Payudara hangat bila disentuh


2. Perasaan sakit
3. Pembengkakan payudara
4. Nyeri atau rasa panas terus menerus atau saat menyusui
5. Kulit kemerahan
6. Demam dengan suhu 38,3° C atau lebih. Mastitis walaupun
biasanya terjadi dalam beberapa minggu pertama menyusui, hal
ini bisa terjadi setiap saat selama menyusui. Mastitis cenderung
hanya menyerang satu payudara bukan kedua payudara.
Pencegahan mastitis
Mastitis bisa dihindari jika ibu yang baru melahirkan cukup istirahat dan bisa
secara teratur menyusui bayinya agar payudara tidak menjadi bengkak.
Gunakan BH yang sesuai dengan ukuran payudara. Serta usahakan untuk
selalu menjaga kebersihan payudara dengan cara membersihkan dengan
kapas dan air hangat sebelum dan sesudah menyusui. Usahakan payudara
tetap kering sehabis menyusui.
Pengurutan payudara sebelum laktasi merupakan salah satu tindakan yang
sangat efektif untuk menghindari terjadinya sumbatan pada duktus. Usahakan
untuk selalu menyusui dengan posisi dan sikap yang benar. Kesalahan sikap
saat menyusui dapat menyebabkan terjadinya sumbatan duktus.
Menggunakan penyangga bantal saat menyusui cukup membantu
menciptakan posisi menyusui yang lebih baik.
Cara mengurangi efek mastitis

1. Konsumsi echinacea dan vitamin 3. Tetap berikan ASI kepada bayi,


C untuk meningkatkan sistem imun terutama gunakan payudara yang sakit
dan membantu melawan infeksi. sesering dan selama mungkin sehingga
sumbatan tersebut lama-kelamaan akan
menghilang. Lalu, lakukanlah pemijatan
2. Kompres daerah yang ringan saat menyusui, ini juga akan
mengalami sumbatan duktus sangat membantu.
dengan air dingin
KASUS
Ny. N, berusia 38 Tahun, melahirkan pada tanggal 28 Februari 2021 pukul 09.30
WIB. Ibu mengatakan payudaranya terasa bengkak, merah, nyeri, dan terasa keras
sejak tanggal 01 Maret 2021 pukul 02.40 WIB, suhu badannya terasa panas, dan ibu
susah menyusui bayinya. Ibu mengatakan bahwa ini kelahiran anak ketiga dan
belum pernah keguguran. Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis,
tanda-tanda vital seperti tekanan darah :
120/70 mmHg, nadi : 84 kali /menit, pernapasan : 20 kali /menit, suhu : 37,9˚C.
Pada pemeriksaan head to toe pada bagian payudara tampak merah, mengkilap,
puting susu menonjol, hiperpigmentasi pada areola mammae, tampak bengkak dan
ibu merasa nyeri pada saat di-palpasi. Pada abdomen tampak luka operasi, tampak
striae alba. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bulat. TFU 3 jari dibawah pusat
dan pada bagian vagina terdapat pengeluaran lochia sanguinolenta. Tidak ada
edema dan varises, tidak ada
pembesaran pada Kelenjar Bartholini, tidak ada benjolan dan nyeri tekan pada
vagina, serta tidak ada hemoroid pada anus.
SOAP

S: 1. Ibu mengatakan payudaranya terasa bengkak, merah, nyeri, dan


terasa keras sejak tanggal 01 Maret 2021 pukul 02.40 WIB. Suhu
badannya terasa panas, ibu susah menyusui bayinya.
2. Ibu mengatakan bahwa ini kelahiran anak ketiga dan belum pernah
keguguran.
O: Keadaan umum ibu baik , kesadaran composmentis, tanda-tanda vital :
tekanan darah : 120/70 mmHg, nadi : 84 kali/ menit, pernafasan : 20 kali/
menit, suhu : 37,9˚ C, Pada pemeriksaan head to toe pada bagian payudara
tampak merah, mengkilap, puting susu menonjol, Hiperpigmentasi pada
areola mammae, tampak bengkak dan ibu merasa nyeri pada saat di
palpasi, abdomen tampak luka operasi,
tampak striae alba, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bulat), TFU 3
jari dibawah pusat dan pada bagain vagina terdapat pengeluaran lochia
sanguinolenta, tidak ada oedema dan varises, tidak ada pembesaran pada
kelenja bartholini, tidak ada benjolan dan nyeri tekan pada vagina, tidak
ada hemoroid pada anus.
A: P3 A0 postpartum hari ketiga dengan mastitis.
P: 1. Melakukan informed concent kepada Ibu.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
3. Memberitahu kepada ibu tentang kondisinya sekarang bahwa ibu
mengalami mastitis.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
Cefadroxil 500 mg 2X1, asam mefenamat 500 mg 3 x 1, Ferrous Sulfate
(SF) 1 x 1, dan Paracetamol 500 mg 3x1 per oral.
5. Menganjurkan untuk menyusui bayinya secara on demand di kedua
payudaranya secara bergantian.
6. Menjelaskan kepada ibu mengenai cara mengatasi keluhan yang dirasakan.
7. Memberikan edukasi mengenai cara perawatan payudara, serta teknik dan posisi
menyusui yang baik dan benar.
8. Memberikan saran kepada ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan
yang bergizi, serta diharapkan tetap meminum obat sesuai dosis.
THANK YOU 
APAKAH ADA
PERTANYAAN ?

Anda mungkin juga menyukai