Mastitis adalah infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2 % wanita
yang menyusui.
Mastitis
Mastitis Mastitis
puerperalis/
periductal supurativa
lactational
ETIOLOGI
Stasis ASI
Analgesik
Ibuprofen sampai dosis 1,6 gram per hari tidak terdeteksi pada ASI
Antibiotik
Jenis antibiotik yang biasa digunakan adalah dikloksasilin atau
Clindamycin 300mg
Penghentian
Mastitis
menyusui Abses Infeksi jamur
berulang/kronis
dini
PEMANTAUAN
Moniliasis
Kesalahan dalam Terkena paparan
(Infeksi Candida
teknik menyusui bahan kimia
albicans)
1. Edukasi
2. Farmakologi
Analgetik
Nystatin
KOMPLIKASI
Abses
Mastitis
payudara
KESIMPULAN
Beneficence
Dalam hal ini dokter telah melakukan yang terbaik
Autonomy kepada pasien dalam upaya pengobatan. Dimana
pasien telah diberikan penatalaksanaan protap
Pada pasien ini, melalui informed consent, pasien diberikan
mastitis kemudian pasien diberikan informed consent
penjelasan serta persetujuan terkait tindakan medis yang ingin
mengenai penanganan yang akan dilakukan. Prinsip
dilakukan. Dan kemudian dilakukan tindakan medis untuk
bioetik dimana seorang dokter melakukan suatu
mengetahui kondisi dari pasien.
tindakan untuk kepentingan pasiennya dalam usaha
untuk membantu mencegah atau menghilangkan
bahaya terhadap pasien.
Justice
Non-maleficence Pada kasus ini, dokter memberlakukan segala
sesuatu secara universal artinya dokter memberikan
Prinsip ini diterapkan pada keadaan kasus-kasus yang bersifat
penanganan yang sama pada semua pasien yang
gawat atau darurat pada kasus ini pasien tidak mengalami kegawat
menderita penyakit yang sama dalam hal ini Mastitis
daruratan
sesuai dengan protab yang ada tanpa membedakan
SARA, status sosial, dan sebagainya.
Patient Preference
Medical Indication Kita memperhatikan nilai (value) dan penilaian tentang manfaat dan
Pemberian pengetahuan kepada pasien mengenai : beban yang akan diterimanya, yang berarti cerminan kaidah
Diagnosis pasien yaitu Mastitis autonomy. Secara rinci jawaban pertanyaan etikanya adalah :
Tujuan pengobatan untuk memperbaiki keadaan pasien dan Pasien secara mental mampu dan kompeten secara legal dalam
menentukan renacana terapi kedepannya agar pasien tidak merasa menyadari dan memahami kondisi klinis yang saat ini dialaminya.
khawatir jika hasil terapinya belum memuaskan pasien Pasien mengetahui segala risiko dan memutuskan untuk mengikuti
Komplikasi atau resiko apa saja yang bisa terjadi apabila tidak saran dokter.
dilakukan perawatan dan memfollow up dengan baik kondisi pasien
Etika klinik
Jonsen-Sleger W
Kaidah Kepastian • Dalam kasus ini, dokter mengambil kesimpulan diagnosis berdasarkan anamnesis dan
(Qaidah Al Yaqiin) pemeriksaan fisik yang dirujuk berbasis evidence based medicine.
• Dalam kasus ini, petugas medis telah memaksimalkan keuntungan yang dapat diperoleh
Kaidah Kerugian pasien dibanding kerugiannya yaitu dengan dilakukannya penanganan terbaik untuk
(Qaidah Al Dharar) pasien yaitu dilakukanya rujukan ke rumah sakit fasilitas yang lebih lengkap.
Kaidah Kesulitan
• Dalam kasus ini, segala bentuk gangguan serius yang dapat terjadi pada pasien harus
(Qaidah al segera di minimalisir untuk menjaga kesehatan fisik maupun mental pada pasien.
Masyaqqat)
Kaidah Kebiasaan • Terkait dengan kasus ini, tindakan medis yang dilakukan dokter sesuai dengan SOP yang
(Qaidah Al ‘Aadat) telah ada.
MASTITIS DALAM PERSPEKTIF MEDIS,
BIOETIKA DAN ISLAM
Dalam ayat di atas jelas dan sangat jelas tentang seorang ibu hendak
menyusui anak-anak mereka
MASTIITIS DALAM PERSPEKTIF
MEDIS, BIOETIKA DAN ISLAM
1. Prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang lain atau
tidak menimbulkan bahaya bagi orang lain. Dalam Surat Luqman ayat 17
Allah berfirman :