Anda di halaman 1dari 49

REFERAT

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


SKDI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
4A

Mastitis dan Kelainan Puting

Indri Meliawati Radisu


11120192059

Dokter Pembimbing Klinik :


Dr. dr. H. Nasrudin A. Mappaware,
Sp.OG(K), MARS
MASTITIS
PENDAHULUAN

Mastitis adalah infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2 % wanita
yang menyusui.

Mastitis dapat mempengaruhi satu atau kedua payudara.

Penanganan mastitis yang tidak adekauat atau lambat menyebabkan


kerusakan jaringan payudara yang lebih luas atau terjadinya abses.
DEFINISI

Mastitis adalah radang pada payudara


yang terjadi biasanya pada masa nifas
atau sampai 3 minggu setelah
persalinan penyebabnya adalah
sumbatan saluran susu dan
pengeluaran ASI kurang sempurna.
KLASIFIKASI MASTITIS

Mastitis
Mastitis Mastitis
puerperalis/
periductal supurativa
lactational
ETIOLOGI

Statis ASI Infeksi


DIAGNOSIS

 Demam dengan suhu lebih dari 38,5oC


 Menggigil
 Nyeri atau ngilu seluruh tubuh
 Payudara menjadi kemerahan, tegang,
panas, bengkak, dan terasa sangat nyeri.
 Peningkatan kadar natrium dalam ASI
yang membuat bayi menolak menyusu
karena ASI terasa asin
 Timbul garis-garis merah ke arah ketiak.
PATOFISIOLOGI

Stasis ASI

Adanya respons inflamasi

Kerusakan jaringan memudahkan terjadinya infeksi


FAKTOR RISIKO :

• Terdapat riwayat mastitis pada anak sebelumnya.


• Puting lecet.
• Frekuensi menyusui
• Pelekatan bayi pada payudara yang kurang baik.
• Ibu atau bayi sakit.
• Frenulum pendek.
• Produksi ASI yang terlalu banyak.
• Sumbatan pada saluran atau muara saluran oleh gumpalan ASI,
jamur,serpihan kulit, dan lain-lain.
• Ibu stres atau kelelahan.
• Ibu malnutrisi
PENCEGAHAN

 Ibu dibantu untuk mengeluarkan sebagian ASI setiap 3 - 4 jam


dengan cara memerah dengan tangan atau pompa ASI yang
direkomendasikan.
 Sebelum memerah ASI lakukan pijatan di leher dan punggung
Teknik memerah dengan tangan yang benar perlu diperlihatkan
dan diajarkan kepada ibu agar perahan tersebut efektif.
 Pembengkakan payudara ini perlu segera ditangani
 Hindari tertekannya duktus dengan memakai pakaian yang
tidak ketat
 Ibu segera memeriksa payudaranya bila teraba benjolan, terasa
nyeri dan kemerahan.
PENCEGAHAN
 Cukup Istirahat dan tidur yang cukup
 meningkatkan frekuensi menyusui
 Teruskan pemberian ASI meski payudara mengalami abses atau
pembengkakan.
 Pada kasus puting lecet,  lanolin, yang segera meresap ke
jaringan sebelum bayi menyusu.
 Pada tahap awal pengobatan dapat dilakukan dengan
mengoleskan ASI akhir (hind milk) setelah menyusui pada puting
dan areola dan dibiarkan mengering.
 Ibu harus senantiasa memperhatikan kebersihan tangannya.
 Alat pompa ASI juga biasanya menjadi sumber kontaminasi
sehingga perlu dicuci dengan sabun dan air panas setelah
digunakan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan lain untuk


menunjang diagnosis tidak selalu diperlukan.
 World Health Organization (WHO) menganjurkan pemeriksaan
kultur dan uji sensitivitas pada beberapa keadaan yaitu bila:
 pengobatan dengan antibiotik tidak memperlihatkan
respons yang baik dalam 2 hari
 terjadi mastitis berulang
 mastitis terjadi di rumah sakit
 penderita alergi terhadap antibiotik atau pada kasus yang
berat.
TATALAKSANA SUPORTIF

 Perbaiki teknik menyusui ibu.


 Ibu dianjurkan agar lebih sering menyusui dimulai dari
payudara yang bermasalah.
 Tetapi bila ibu merasa sangat nyeri, ibu dapat mulai menyusui
dari sisi payudara yang sehat
 Ibu yang tidak mampu melanjutkan menyusui harus memerah
ASI dari payudara dengan tangan atau pompa.
 Jangan menghentikan menyusui secara tiba tiba
 Pijatan payudara yang dilakukan daerah sumbatan ke arah
puting juga dapat membantu melancarkan aliran ASI.
PENGGUNAAN OBAT-OBATAN

Analgesik
 Ibuprofen sampai dosis 1,6 gram per hari tidak terdeteksi pada ASI

sehingga direkomendasikan untuk ibu menyusui yang mengalami


mastitis.

Antibiotik
 Jenis antibiotik yang biasa digunakan adalah dikloksasilin atau

flukloksasilin 500 mg setiap 6 jam secara oral.


 Amoxicillin-clavulanate 500mg

 Clindamycin 300mg

 Trimethoprim sulfamethoxazole dosis tunggal

 Antibiotik diberikan paling sedikit selama 10 - 14 hari.


KOMPLIKASI

Penghentian
Mastitis
menyusui Abses Infeksi jamur
berulang/kronis
dini
PEMANTAUAN

 Respon klinik terhadap penatalaksanaan.


 Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk
mengidentifikasi kuman-kuman yang resisten, adanya abses atau
massa padat yang mendasari terjadinya mastitis seperti karsinoma
duktal atau limfoma non Hodgkin.
 Berulangnya kejadian mastitis lebih dari dua kali pada tempat yang
sama juga menjadi alasan dilakukan pemeriksaan ultrasonografi
(USG) untuk menyingkirkan kemungkinan adanya massa tumor,
kista atau galaktokel.
PEMANTAUAN

 Respon klinik terhadap penatalaksanaan.


 Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk
mengidentifikasi kuman-kuman yang resisten, adanya abses atau
massa padat yang mendasari terjadinya mastitis seperti karsinoma
duktal atau limfoma non Hodgkin.
 Berulangnya kejadian mastitis lebih dari dua kali pada tempat yang
sama juga menjadi alasan dilakukan pemeriksaan ultrasonografi
(USG) untuk menyingkirkan kemungkinan adanya massa tumor,
kista atau galaktokel.
Inverted Nipple
PENDAHULUAN

Inversi atau terbalik (puting terbenam / inverted nipple)

Inverted nipples bukanlah suatu kelainan melainkan hanya


penyimpangan pada pola standar puting payudara dari umumnya.

Penampilannya bisa mengganggu secara psikologis, serta bermasalah


selama menyusui pada wanita menyusui. 
DEFINISI

Inverted nipple adalah salah satu


payudara dimana putting tertarik ke
dalam atau cekung meskipun telah
dilakukan pinch test. (penekanan
daerah areola sekitar 2 cm di luar
putting).
ETIOLOGI

 Pendeknya saluran ASI (duktus laktiferus


 Riwayat menyusui sebelumnya.
 Ada Sejak lahir, Trauma yang menyebabkan nekrosis pada
jaringan lemak, atau scar yang terjadi akibat pembedahan
 Payudara Kendur, terkulai atau Ptosis
 Kanker Payudara
 Penyakit Paget
 Inflammatory Breast Cancer (IBC)
 Genetic seperti :
 Infeksi Tuberculosis
 Penurunan berat badan drastic yang terjadi sangat cepat
EPIDEMIOLOGI

 Sekitar 28 % sampai 35 % wanita yang hamil untuk pertama


kali, memiliki puting yang tidak menonjol sempurna.
 Namun setelah usia kandungan terus meningkat, maka
kulit menjadi lebih elastis, dan
 10 % di antaranya yang tetap mempunyai inverted nipple.
GRADING

• Puting susu tertarik ke dalam, namun masih mudah untuk


ditarik dan dapat bertahan cukup lama tanpa perlu tarikan.
Grade 1

• Adalah ketika kondisi Puting yang tertarik ke dalam dan


masih bisa ditarik keluar, namun tidak semudah grade  1
Grade 2

• Kondisi Puting jenis ini adalah ketika posisinya sangat tertarik


ke dalam dan sulit untuk ditarik keluar
Grade 3
PENATALAKSANAAN
 Dengan pengurutan
putting susu, posisi
putting susu ini akan
menonjol keluar seperti
keadaan normal.
 Breast Shield atau
 pompa payudara (Breast
Pump).
 True Inverted Nipple 
tindakan pembedahan
(operatif).
CARA PEMIJATAN

 Gunakan minyak zaitun (jika diperlukan),


selain akan mempermudah penarikan puting
keluar, zaitun juga baik untuk melembutkan
kulit.
 Pijat seputar area puting perlahan dengan
gerakan memutar
 Tarik dan putar perlahan puting payudara
sembari menjepitnya dengan jari secara
perlahan selama beberapa detik.
 Ulangi trik tersebut setidaknya 2 kali sehari
dan lihat hasilnya dalam beberapa minggu.
PEMBEDAHAN
• Bedah Plastik dan Rekonstruksi

Sebelum dan sesudah bedah plastik


Pesan Penting buat Ibu Menyusi

 Selama hamil tidak perlu menarik-narik puting, menggunakan tempurung


puting (breast shells)
 Pada awal menyusui bisa sulit, tetapi posisi dan pelekatan yang benar
akan sangat membantu.
 Teknik posisi dan pelekatan pada saat bayi menyusu yang baik .
 Bayi menyusu dari payudara (areola/bagian lingkaran hitam pada
payudara) BUKAN dari puting.
 Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan biarkan bayi melekat sendiri
pada payudara.
 Hindari penggunaan penyambung puting (nipple shield) pada saat
menyusui
 Menegakkan puting sebelum menyusui / merangsang puting dengan
menggunakan pompa payudara tangan, tabung suntik, atau menarik
puting keluar akan membantu puting untuk keluar dengan maksimal.
 Membentuk payudara, dengan menopang payudara dari bagian bawah
dengan jari-jari, dan menekan bagian atas payudara dengan ibu jari.
Tidak memegang payudara terlalu dekat ke putting ( C hold, U hold)
Posisi pelekatan yang benar saat menyusui
adalah:

 CHIN: pastikan bahwa dagu bayi


menempel pada payudara ibu
 AREOLA: pastikan bahwa yang masuk
kedalam mulut bayi adalah puting dan
sebagian besar areola
 LIPS: pastikan bahwa baik bibir atas
maupun bibir bawah bayi terputar keluar
(memble) dan tidak terlipat kedalam
ataupun berbentuk monyong
 MOUTH: pastikan bahwa mulut bayi
terbuka lebar dan menempelkan pada
payudara ibu
Cracked Nipple
PENDAHULUAN

Cracked nipple (puting susu lecet) merupakan perlukaan pada puting


susu

Trauma puting menimbulkan insidensi tinggi, terutama pada 30 hari


pertama pascapersalinan

Kondisi ini sering menyebabkan gangguan eksklusif menyusui dan


menyapih dini.
DEFINISI

Cracked nipple (puting susu lecet)


merupakan perlukaan pada puting
susu yang disebabkan karena
trauma pada puting susu saat
menyusui, kadang kulitnya sampai
terkelupas atau luka dan berdarah.
EPIDEMIOLOGI

 Trauma pada puting memiliki angka kejadian yang tinggi,


terutama pada 30 hari postpartum.
 57% kasus terjadi pada ibu menyusui
ETIOLOGI

Moniliasis
Kesalahan dalam Terkena paparan
(Infeksi Candida
teknik menyusui bahan kimia
albicans)

Bayi dengan Penggunaan


frenulum lingual breast pump yang
yang pendek kurang tepat
MANIFESTASI
KLINIS

 Luka lecet kekuningan


 Kulit terkelupas/luka berdarah
 Sakit saat menyusui
 Merah pada nipple
 Terlihat retak(terbentuk celah)
 Sakit seperti terbakar(infeksi jamur)
MANIFESTASI
KLINIS
TATALAKSANA

1. Edukasi
2. Farmakologi
 Analgetik
 Nystatin
KOMPLIKASI

Abses
Mastitis
payudara
KESIMPULAN

Cracked nipple (puting susu lecet) merupakan perlukaan pada


puting susu yang disebabkan karena trauma pada putting,
Penyebab utama cracked nipple merupakan trauma mekanik akibat
menyusui.Kondisi ini sering menyebabkan gangguan eksklusif
menyusui dan menyapih dini. Edukasi ibu untuk melakukan sebelum
menyusui bayi kompres payudara dengan kompres dingin,dengan
mengkompres bagian yang terluka dapat mengurangi rasa sakit
terutama saat perlekatan awal. Untuk menjaga kelembaban kulit
Jika terdapat infeksi jamur, gunakan salep anti jamur. Jika
diperlukan, gunakan salep antibiotik atau All Purpose Nipple
Ointment.
Case Based Analysis
TEORI KASUS
Mastitis adalah radang pada Pada kasus pasien mengeluhkan
payudara yang terjadi biasanya demam, rasa sakit yang meningkat di
pada masa nifas atau sampai 3 payudara kanannya selama 24 jam
minggu setelah persalinan terakhir.
penyebabnya adalah sumbatan
saluran susu dan pengeluaran ASI
kurang sempurna
Dari anamnesis, keluhan- Pada kasus pasien ini berdasarkan
keluhan pasien adalah : anamnesis bahwa pasien datang
• Demam dengan suhu lebih dari dengan keluhan riwayat sakit kepala
38,5oC selama tiga hari, demam, malaise
• Menggigil umum, dan dua episode sinkop pada
• Nyeri atau ngilu seluruh tubuh hari masuk dan juga rasa sakit yang
• Payudara menjadi kemerahan,
meningkat di payudara kanannya
tegang, panas, bengkak, dan
selama 24 jam terakhir. Menunjukkan
terasa sangat nyeri.
Case Based Analysis
TEORI KASUS
• Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan lain Pada kasus ini didapatkan:
untuk menunjang diagnosis tidak selalu diperlukan. Hasil pemeriksaan laboratorium yang
• World Health Organization (WHO) menganjurkan normal termasuk jumlah darah
pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas pada normal, kecuali neutrofil (jumlah
beberapa keadaan yaitu bila: total sel darah putih dari 9,8 × 109
 pengobatan dengan antibiotik tidak sel / L).
memperlihatkan respons yang baik dalam 2 Kultur sekresi payudara pada saat
hari masuk menunjukkan pertumbuhan
 terjadi mastitis berulang murni S. pneumoniae
 mastitis terjadi di rumah sakit
 penderita alergi terhadap antibiotik atau pada
kasus yang berat.
Penatalaksanaan: Pada kasus ini, pasien telah
Analgesik diberikan Vankomisin intravena dan
Ibuprofen sampai dosis 1,6 gram per hari sefazolin
Antibiotik Edukasi terus memompa ASInya
Jenis antibiotik yang biasa digunakan adalah
dikloksasilin atau flukloksasilin 500 mg setiap 6 jam
secara oral.
Amoxicillin-clavulanate 500mg
Clindamycin 300mg
MASTITIS DALAM PERSPEKTIF MEDIS,
BIOETIKA DAN ISLAM

Beneficence 
Dalam hal ini dokter telah melakukan yang terbaik
Autonomy kepada pasien dalam upaya pengobatan. Dimana
pasien telah diberikan penatalaksanaan protap
Pada pasien ini, melalui informed consent, pasien diberikan
mastitis kemudian pasien diberikan informed consent
penjelasan serta persetujuan terkait tindakan medis yang ingin
mengenai penanganan yang akan dilakukan. Prinsip
dilakukan. Dan kemudian dilakukan tindakan medis untuk
bioetik dimana seorang dokter melakukan suatu
mengetahui kondisi dari pasien.
tindakan untuk kepentingan pasiennya dalam usaha
untuk membantu mencegah atau menghilangkan
bahaya terhadap pasien.

Justice 
Non-maleficence Pada kasus ini, dokter memberlakukan segala
sesuatu secara universal artinya dokter memberikan
Prinsip ini diterapkan pada keadaan kasus-kasus yang bersifat
penanganan yang sama pada semua pasien yang
gawat atau darurat pada kasus ini pasien tidak mengalami kegawat
menderita penyakit yang sama dalam hal ini Mastitis
daruratan
sesuai dengan protab yang ada tanpa membedakan
SARA, status sosial, dan sebagainya.
Patient Preference
Medical Indication Kita memperhatikan nilai (value) dan penilaian tentang manfaat dan
Pemberian pengetahuan kepada pasien mengenai : beban yang akan diterimanya, yang berarti cerminan kaidah
Diagnosis pasien yaitu Mastitis autonomy. Secara rinci jawaban pertanyaan etikanya adalah :
Tujuan pengobatan untuk memperbaiki keadaan pasien dan Pasien secara mental mampu dan kompeten secara legal dalam
menentukan renacana terapi kedepannya agar pasien tidak merasa menyadari dan memahami kondisi klinis yang saat ini dialaminya.
khawatir jika hasil terapinya belum memuaskan pasien Pasien mengetahui segala risiko dan memutuskan untuk mengikuti
Komplikasi atau resiko apa saja yang bisa terjadi apabila tidak saran dokter.
dilakukan perawatan dan memfollow up dengan baik kondisi pasien

Etika klinik
Jonsen-Sleger W

Quality of life Contextual Features


Dalam hal ini dokter telah melakukan yang terbaik kepada pasien Prinsip dalam bagian ini adalah loyalty and fairness. Disini dibahas
dalam upaya pengobatan sehingga diharapkan dapat mencegah pertanyaan etik seputar aspek non medis yang mempengaruhi
komplikasi yang dapat terjadi. keputusan. Sesuai dengan kasus ini, jawaban dari pertanyaan etikanya
Upaya yang dilakukan pada kasus ini yaitu tenaga medis telah adalah : Untuk masalah finansial juga tidak ditemukan.
memberikan informed consent mengenai perawatan yang akan Tidak ada faktor religius, budaya, dan kepercayaan pada pasien
dilakukan nantinya setelah pemberian terapi.
MASTITIS DALAM PERSPEKTIF MEDIS,
BIOETIKA DAN ISLAM
• Pada kasus ini dokter telah menentukan diagnosis berdasarkan klinis medis yang tampak
Kaidah Niat pada pasien sehingga dokter telah memiliki keputusan untuk memberikan tindakan pada
(Qaidah Niyyat pasien.

Kaidah Kepastian • Dalam kasus ini, dokter mengambil kesimpulan diagnosis berdasarkan anamnesis dan
(Qaidah Al Yaqiin) pemeriksaan fisik yang dirujuk berbasis evidence based medicine.

• Dalam kasus ini, petugas medis telah memaksimalkan keuntungan yang dapat diperoleh
Kaidah Kerugian pasien dibanding kerugiannya yaitu dengan dilakukannya penanganan terbaik untuk
(Qaidah Al Dharar) pasien yaitu dilakukanya rujukan ke rumah sakit fasilitas yang lebih lengkap.

Kaidah Kesulitan
• Dalam kasus ini, segala bentuk gangguan serius yang dapat terjadi pada pasien harus
(Qaidah al segera di minimalisir untuk menjaga kesehatan fisik maupun mental pada pasien.
Masyaqqat)

Kaidah Kebiasaan • Terkait dengan kasus ini, tindakan medis yang dilakukan dokter sesuai dengan SOP yang
(Qaidah Al ‘Aadat) telah ada.
MASTITIS DALAM PERSPEKTIF MEDIS,
BIOETIKA DAN ISLAM

Mengenai kasus pasien dengan Mastitis dimana di indikasikan meminum obat


antibiotik untuk, mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Sebagaimana dokter
memiliki iktikad baik dalam hal menangani pasiennya untuk dapat menyusui
anaknya serta berpegang teguh kepada standar profesi. Dimana terkait dalam Surah
Al-baqarah ayat 233:

Dalam ayat di atas jelas dan sangat jelas tentang seorang ibu hendak
menyusui anak-anak mereka
MASTIITIS DALAM PERSPEKTIF
MEDIS, BIOETIKA DAN ISLAM
1. Prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang lain atau
tidak menimbulkan bahaya bagi orang lain. Dalam Surat Luqman ayat 17
Allah berfirman :

Artinya : “Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegalah


(mereka) dari perbuatan yang mungkar.
Hal ini berarti tenaga kesehatan secara moral berkewajiban membantu
orang lain melakukan sesuatu yang menguntungkan dan mencegah
timbulnya bahaya.

Rasulullah SAW bersabda :


“ setiap kebaikan adalah sedekah.”
Dimana yang berarti berbuat baik kepada pasien juga merupakan
sedekah setiap tenaga kesehatan.
KESIMPULAN
 Ny. X berusia tahun 35 P2A0 datang kepoliklinik dengan keluhaan
riwayat sakit kepala selama tiga hari, demam, malaise umum, dan
dua episode sinkop pada hari masuk dan juga rasa sakit yang
meningkat di payudara kanannya selama 24 jam terakhir.
 Tanda-tanda vital saat masuk, Suhu 39,0°C. Menunjukkan
payudara kanan yang eritematosa dan berindurasi di kuadran
lateral kanan bawah. sekresi susu purulen dari puting kanan
dengan tekanan periareolar ringan. Adenopati aksila kanan yang
sedikit lembut juga ditemukan.
 Pemeriksaan Laboratorium neutrofil (jumlah total sel darah putih
dari 9,8 × 109 sel / L). Kultur sekresi payudara pada saat masuk
menunjukkan pertumbuhan murni S. pneumoniae,
 Berdasarkan anamnesis pemfis dan pemeriksaan penunjang pasien
di diagnosis mastitis. Dokter memberikan terapi medikamentosa
berupa Vankomisin intravena dan sefazolin. Dokter mengedukasi
pasien untuk terus memompa ASInya.
Syukran Jazakumullahu
Khair

Anda mungkin juga menyukai