Anda di halaman 1dari 100

S

A A

D BAKTERIOLOGI R
 Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak,
bacteria), adalah kelompok raksasa dari
organisme hidup.
 Ukurannya sangatlah kecil (mikroskopik) dan
kebanyakan uniselular (bersel tunggal),
dengan struktur sel yang relatif sederhana
tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan
organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas.
 Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk
semua prokariota atau untuk kelompok besar
bakteri

Bakteri
 Mereka umumnya memiliki dinding sel,
seperti sel hewan dan jamur, tetapi
dengan komposisi sangat berbeda
(peptidoglikan).
 Banyak yang bergerak menggunakan
flagela, yang berbeda dalam strukturnya
dari flagela kelompok lain.
 Bakteri adalah yang paling berkelimpahan
dari semua organisme.
 Mereka tersebar (berada di mana-mana)
di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari
organisme lain.
 Banyak patogen merupakan bakteri.
 Umumnya berukuran 0,5-5 µm, meski ada
jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam
diameter (Thiomargarita).
 Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony
van Leeuwenhoek pada 1674 dengan
menggunakan mikroskop buatannya
sendiri.
 Istilah bacterium diperkenalkan di
kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun
1828, diambil dari kata Yunani bacterius
yang memiliki arti "small stick".

Sejarah Bakteri
 Seperti prokariota (organisme yang tidak
memiliki selaput inti) pada umumnya,
semua bakteri memiliki struktur sel yang
relatif sederhana.
 Struktur bakteri yang paling penting
adalah dinding sel.

Struktur Sel
 Bakteri dapat digolongkan menjadi dua
kelompok yaitu Gram positif dan Gram
negatif didasarkan pada perbedaan struktur
dinding sel.
 Bakteri Gram positif memiliki dinding sel
yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yang
tebal dan asam teichoic.
 Sementara bakteri Gram negatif memiliki
lapisan luar, lipopolisakarida - terdiri atas
membran dan lapisan peptidoglikan yang
tipis terletak pada periplasma (di antara
lapisan luar dan membran sitoplasmik).
 Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel
lainnya seperti flagela dan fimbria yang
digunakan untuk bergerak, melekat dan
konjugasi.
 Beberapa bakteri juga memiliki kapsul atau
lapisan lendir yang membantu pelekatan
bakteri pada suatu permukaan dan formasi
biofilm.
 Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom
dan beberapa spesies lainnya memiliki
granula makanan, vakuola gas dan
magnetosom.
 Beberapa bakteri mampu membentuk
endospora yang membuat mereka mampu
bertahan hidup pada lingkungan ekstrim
 Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi
menjadi tiga golongan besar, yaitu:
Basil Kokus Spiril

 Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi


oleh keadaan lingkungan, medium dan usia.
 Oleh karena itu untuk membandingkan
bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus
sama.
 Pada umumnya bakteri yang usianya lebih
muda ukurannya relatif lebih besar daripada
Bentuk Bakteri
yang sudah tua
Morfologi bakteri
 Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri
yang berbentuk batang atau silinder, dan
mempunyai variasi sebagai berikut:
1. Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
2. Streptobacillus, jika bergandengan
membentuk rantai

Basil
 Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang
berbentuk lengkung dan mempunyai
variasi sebagai berikut:
 Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung
kurang dari setengah lingkaran
 Spiral, jika lengkung lebih dari setengah
lingkaran

Spiril
Spirochaeta
Leptospira
 Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk
bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa
variasi sebagai berikut:
1. Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
2. Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
3. Tetracoccus, jika bergandengan empat dan
membentuk bujursangkar
4. Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
5. Staphylococcus, jika bergerombol
6. Streptococcus, jika bergandengan membentuk
rantai

Kokus
• Diplococcus :
Neisseria gonorhoe
Neisseria meningitidis
Streptococcus sp
Staphylococcus aureus
Mycobacterium tuberculosis
Haemophillus influenzae
Vibrio cholera :
bentuk koma (batang bengkok/melengkung)
Morfologi Sel
Prokariotik
 Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah
suatu metode empiris untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar,
gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan
sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.
 Metode ini diberi nama berdasarkan
penemunya, ilmuwan Denmark Hans
Christian Gram (1853–1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884
untuk membedakan antara pneumokokus
dan bakteri Klebsiella pneumoniae.

Pewarnaan Gram
 Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan Gram.
 Bakteri gram-positif akan mempertahankan warna
ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara
bakteri gram-negatif tidak.
 Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal
(counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang
membuat semua bakteri gram-negatif menjadi
berwarna merah atau merah muda.
 Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan
kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur
dinding sel mereka.

Bakteri Gram Negatif


 Banyak spesies bakteri gram-negatif yang
bersifat patogen, yang berarti mereka
berbahaya bagi organisme inang.
 Sifat patogen ini umumnya berkaitan
dengan komponen tertentu pada dinding
sel gram-negatif, terutama lapisan
lipopolisakarida (dikenal juga dengan LPS
atau endotoksin).
 Bakteri gram-positif adalah bakteri yang
mempertahankan zat warna metil ungu
sewaktu proses pewarnaan Gram.
 Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau
ungu di bawah mikroskop, sedangkan
bakteri gram-negatif akan berwarna
merah atau merah muda.

Bakteri Gram Positif


 Karakteristik utamanya adalah
tebalnyalapisan peptidoglikan pada
dinding sel.
 Akibatnya, pada saat prosedur pewarnaan
Gram, meninggalkan warna biru.
 Dinding sel Gram positif biasa ditemukan
pada Actinobacteria dan Firmicutes.

Dinding sel Gram positif


 Tidak seperti dinding sel Gram positif,
dinding sel Gram negatif memiliki lapisan
peptidoglikan yang tipis.
 Hal ini menyebabkan lunturnya warna biru
saat disiram etanol.

dinding sel Gram negatif


 Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan
flagel.
 Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan
sebagian yang berbentuk batang ditemukan adanya
flagel.
 Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki
flagel.
 Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 –
0,1 mikro, dan panjangnya melebihi panjang sel
bakteri.
 Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki,
bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:
◦ Atrik, tidak mempunyai flagel.
◦ Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
◦ Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu
ujungnya.
◦ Amfitrik, mempunyai sejumlah flagel pada kedua ujungnya.
Alat Gerak Bakteri
◦ Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
FLAGELLA

 Filamen membran sitoplasma

 Faktor virulen, H antigen

 Protein flagelin, melekat pada sel melalui komplek protein


hook dan basal body

Pergerakan kuman

A. Monotrichous
B. Lophotrichous
C. Amphitrichous
D. peritrichous
a. Bacillus cereus b. Vibrio cholerae c. Bacillus brevis.(CDC).
Flagel monotrich
 Fimbria adalah tabung protein yang
menonjol dari membran pada banyak
spesies dari Proteobacteria.
 Fimbria umumnya pendek dan terdapat
banyak di seluruh permukaan sel bakteri.
 Struktur pili mirip dengan fimbria dan ada
di permukaan sel bakteri namun tidak
banyak.
 Pili berperan dalam konjugasi bakteri.

Fimbria
 PHILI (FIMBRIAE)

 Benang halus membran sitoplasma


 Faktor virulen utama
 Sebagai adesin mengikat pada resepto spesifik sel/jaringan
manusia

 F fili (sex phili): bakteri jantan


> pendek
> banyak dari flagella
> kecil
Protein philin
Bersifat antigenik
Fimbriae =pili
 kapsul adalah bagian asesori dari bakteri
berfungsi melindungi bakteri dari suhu
atau kondisi lingkungan yang ekstrim

Kapsul dan Lapisan Lendir


 KAPSUL
 glycocalyx
 Beberapa polimer asam amino (protein)
 Bacillus anthrachis, Yersinia pestis

 Proteksi sel dari phagositosis, infeksi virus


 Faktor virulen utama
 Penghindaran ensim lisosim, lisis sel melalui komplemen
 Proteksi bakteri anaaerob dari toksisitas O2
 K antigen

 SLIME LAYER: diffus


Kapsul (simpai/envelope) bakteri
Klebsiella sp
 Struktur sel prokaryota
 Tidak seperti eukaryota, kromosom
bakteri tidak dikelilingi membran-bound
nucleus melainkan ada di dalam
sitoplasma sel bakteri.
 Ini berarti translasi, transkripsi dan
replikasi DNA semuanya terjadi di tempat
yang sama dan dapat berinteraksi dengan
struktur sitoplasma lainnya, salah satunya
ribosom.

Kromosom
 Kebanyakan bakteri memiliki plasmid.
 Plasmid dapat dengan mudah didapat
oleh bakteri.
 Namun, bakteri juga mudah untuk
menghilangkannya.
 Plasmid dapat diberikan kepada bakteri
lainnya dalam bentuk transfer gen
horizontal.

Plasmid
 Membran intraselular dapat ditemui pada
bakteri fototrof, bakteri nitrifying dan
bakteri metana.
 Ribosom
◦ Semua prokaryota memiliki 70S (di mana S =
satuan Svedberg) ribosom sedangkan eukaryota
memiliki 80S ribosom pada sitosol mereka.

Membran Intraselular dan


Ribosom
 Bakteri yang dapat membentuk spora :
-Clostridium
-Bacillus
 Spora terbentuk pada keadaan :
proses sporulasi & germinasi
 Letak spora : sentral,subterminal,terminal

Spora / endospora
SPORA

 Sangat resisten thd kondisi tidak menguntungkan


suhu tinggi
kekeringan
bahan kimia/ desinfektan

Diameter

Letak: Sentral
subsentral
terminal
Spora Clostridium tetani
terminal
Endospore Production
 Kuman yang memiliki granul sebagai
cadangan makanan :
- Mycobacterium tuberculosis
- Corynebacterium diphteriae

Granula
Granula metachromatic pada kuman
Corynebacterium diphteriae
 Dengan mengatur jumlah gas dalam
vakuola gasnya, bakteri dapat
meningkatkan atau mengurangi
kepadatan sel mereka secara keseluruhan
dan bergerak ke atas atau bawah dalam
air

Vakuola Gas
 Aseksual
umumnya membelah secara amitosis,
menjadi 2bagian (binary division).
generation time umumnya 15-20 menit
(kecuali M. tuberculosis: 15 - 20jam)
 Seksual : peleburan kromosom 2 bakteri
yang sejenis melalui pili F (pili sex)

Reproduksi bakteri
Pembelahan kuman :
binary division
Cell division
What is happening?
Reproduksi bakteri
 Kondisi lingkungan yang mendukung
dapat memacu pertumbuhan dan
reproduksi bakteri.
 Faktor-faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
reproduksi bakteri Adalah;
◦ Suhu
◦ Kelembaban
◦ Ketersedian oksigen
◦ Cahaya

Pengaruh Lingkungan terhadap


bakteri
 Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri
dibagi menjadi 3 golongan:
1. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah
suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.
2. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah
suhu antara 15° – 55°C, dengan suhu optimum 25° –
40°C.
3. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di
daerah suhu tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu
optimum 25° – 40°C
 Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan
bakteri yang hidup dalam sumber air panas
bersuhu 93° – 94°C.

Suhu
 Aerob Obligat;
 Anaerob Obligat;
 Anaerob Fakultatif;
 Anaerob Aerotolerans
 Mikroaerofilik;

oksigen
OXYGEN REQUIREMENT
 Pada umumnya bakteri memerlukan
kelembaban yang cukup tinggi, kira-kira
85%.
 Pengurangan kadar air dari protoplasma
menyebabkan kegiatan metabolisme
terhenti,
 misalnya pada proses pembekuan dan
pengeringan.

Kelembaban
 Cahaya sangat berpengaruh pada proses
pertumbuhan bakteri.
 Umumnya cahaya merusak sel
mikroorganisme yang tidak berklorofil.
 Sinar ultraviolet dapat menyebabkan
terjadinya ionisasi komponen sel yang
berakibat menghambat pertumbuhan atau
menyebabkan kematian.
 Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat
digunakan sebagai dasar sterilisasi atau
pengawetan bahan makanan.

Cahaya
Cahaya
 Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan
seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia
tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang
aerob dan beberapa spesies dari Clostridium
yang anaerob dapat mempertahankan diri
dengan spora.
 Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut
endospora.
 Endospora dibentuk oleh penggumpalan
protoplasma yang sedikit sekali mengandung air.
 Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap
keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan
dibandingkan dengan bakteri aktif.
 Apabila keadaan lingkungan membaik kembali,
endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri
biasa.
 Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri
atau pada salah satu ujungnya.
Phases of bacterial growth

Stationary
Log phase
growth Death
Log of numbers of bacteria

phase phase

Lag
phase

0 5 10

Time (hr)
1. Fase Penyesuaian diri (lag phase)
-kuman belum berkembang biak
-aktivitas metabolik meningkat

2. Fase Pembelahan (log/exponential phase)


-jumlah kuman meningkat secara eksponensial
-fase ini dapat dipertahankan dengan alat;
Kemostat & Turbidostat
3.Fase stasioner (stationary phase)
-jumlah kuman yang mati dg membelah
seimbang
4. Fase kemunduran (period of decline),
death phase
-muncul bentuk involusi
 Bakteri bekerja secara terstruktur dalam
proses degradasi organisme atau proses
pembusukan mayat.
 Proses pembusukan berawal dari
mikroorganisme, misalnya bakteri-bakteri
yang hidup di dalam usus besar manusia.
 Bakteri tersebut mulai mendegradasi protein
yang terdapat dalam tubuh.
 Jika seluruh jenis ikatan protein sudah
terputus, beberapa jaringan tubuh menjadi
tidak berfungsi.
 Proses ini disempurnakan bakteri yang
datang dari luar tubuh mayat, bisa berasal
dari udara, tanah, ataupun air.

Dekomposisi
 Seluruh jenis bakteri ini menyerang
hampir seluruh sel di tubuh dengan cara
menyerang sistem pertahanan tubuh yang
tidak lagi aktif, menghancurkan jaringan
otot, atau menghasilkan enzim
penghancur sel yang disebut protease.
 Kemudian dengan berbagai jenis
metabolisme, mikroorganisme mulai
memakan jaringan mati dan
mencernanya.
 Tak jarang kerja proses ini dibantu reaksi
kimia alami yang terjadi dalam organisme
mati.
Dekomposisi
 Tidak semua mikroorganisme mampu
mendegradasi mayat.
 Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri
heterotrof.
 Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul
organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar
ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak.
 Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu
menghasilkan makanan sendiri dengan CO2
sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya
matahari atau sumber energi kimia lainnya.

Bakteri Heterotof
 Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan
berkembang biak pada organisme mati.
 Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan
senyawa organik pada organisme mati.
 Molekul-molekul besar seperti protein, karbohidrat,
lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi
metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-
molekul tunggal seperti asam amino, metana, gas
CO2,
 serta molekul-molekul lain yang mengandung enam
nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon
(C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor
(P), serta sulfur (S).
 Tubuh mayat adalah tempat hidup, sumber
makanan, serta tempat berkembang biak
bakteri-bakteri tersebut, karena tubuh terdiri dari
kumpulan protein, karbohidrat, lemak, atau
senyawa organik dan anorganik lain.
 Secara biologis, tubuh makhluk hidup (khususnya
manusia) kumpulan dari unsur-unsur organik
seperti C, H, N, O, P, S, atau unsur anorganik
seperti K, Mg, Ca, Fe, Co, Zn, Cu, Mn, atau Ni.
 Keseluruhan unsur tersebut dibutuhkan bakteri
heterotrof sebagai sumber nutrisi alias makanan
utama mereka.
 Sementara cairan-cairan dengan pH (tingkat
keasaman suatu larutan) tertentu yang berada
dalam tubuh manusia adalah media kultur
(lingkungan) pertumbuhan yang baik bagi
bakteri-bakteri tersebut.
Kumpulan unsur Organik
 Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya
mengganggu, namun juga membahayakan.
 Pembusukan dimulai dengan pemutusan
ikatan protein-protein besar pada jaringan
tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan
enzim protease.
 Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein
yang disebut asam amino ini dicerna berbagai
jenis bakteri, misalnya bakteri acetogen.
 Bakteri ini mereaksikan asam amino dengan
oksigen dalam tubuhnya untuk menghasilkan
asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas
karbon dioksida.
 Produk asam asetat ini menimbulkan bau.

Bau Busuk
 Asam asetat yang dihasilkan ini diproses kembali
oleh bakteri jenis methanogen, misalnya
Methanothermobacter thermoautotrophicum yang
biasa hidup di lingkungan kotor seperti selokan
dan pembuangan limbah (septic tank).
 Asam asetat direaksikan dalam sel methanogen
dengan gas hidrogen dan karbon dioksida untuk
menghasilkan metana, air, dan karbon dioksida.
 Metana dalam bentuk gas juga menghasilkan bau
busuk.
 Selain asam asetat dan gas metana, beberapa
bakteri menghasilkan gas hidrogen sulfida yang
baunya seperti telur busuk.
 Lebih dari itu, bau busuk mayat di lautan yang
bercampur dengan uap garam bersifat racun,
karena mampu mereduksi konsentrasi elektrolit
dalam tubuh.
 Produk berbahaya selain gas yang dihasilkan
adalah cairan asam dan cairan lain yang
mengandung protein toksik.
 Jika cairan-cairan ini sempat menginfeksi kulit
yang luka atau terkena makanan, bukan hanya
produk beracun yang dapat masuk ke dalam
tubuh tetapi juga bakteri heterotrof patogen
seperti clostridium.
 Bakteri serta produk beracun ini dapat
menginfeksi manusia lewat kontaminasi
makanan, minuman, atau luka di kulit.
 Karena adanya saluran masuk ini, maka berbagai
penyakit seperti malaria, diare, degradasi sel
darah merah, lemahnya sistem pertahanan
tubuh, infeksi pada luka (tetanus), bengkak,
atau infeksi pada alat kelamin menjadi ancaman
yang serius.
 Cara mengatasi serangan mikroorganisme
ini adalah dengan menjaga makanan dan
minuman tetap steril, yaitu dengan
dipanaskan.
 Mencuci tangan dan kaki dengan sabun
antiseptik cair sebelum makan.
 Menjaga lingkungan agar steril dengan
cara menyemprotkan obat pensteril.
 Bakteri-bakteri tersebut juga dapat
dicegah pertumbuhannya dengan cara
meminum obat antibiotik atau suntik
imunitas.
 Cyanobacteria atau ganggang biru-hijau
adalah filum (atau "divisi") bakteri yang
mendapat energi melalui fotosintesis.
 Jejak fosil cyanobacteria telah ditemukan
sejak 3,8 miliar tahun lalu.
 Cyanobacteria sekarang adalah salah satu
kelompok terbesar dan terpenting bakteri
di bumi.

Cyanobacteria
 Cyanobacteria ditemukan di hampir semua habitat
yang bisa dibayangkan, dari samudera ke air tawar
ke batu sampai tanah.
 Mereka bisa bersel tunggal atau koloni.
 Koloni dapat membentuk filamen ataupun lembaran.
 Cyanobacteria termasuk uniselular, koloni, dan
bentuk filamen.
 Beberapa koloni filamen memiliki kemampuan untuk
berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang berbeda:
sel vegetatif adalah yang normal, sel fotosintesis
pada kondisi lingkungan yang baik, dan tipe
heterokista yang berdinding tebal yang mengandung
enzim nitrogenase.

Bentuk Cyanobacteria
 Setiap individu sel umumnya memiliki dinding sel
yang tebal, lentur, dan Gram negatif.
 Cyanobacteria tidak memiliki flagela.
 Mereka bergerak dengan meluncur sepanjang
permukaan.
 Kebanyakan cyanobacteria ditemukan di air
tawar, sedangkan lainnya tinggal di lautan,
terdapat di tanah lembab, atau bahkan kadang-
kadang melembabkan batuan di gurun.
 Beberapa bersimbiosis dengan lumut kerak,
tumbuhan, berbagai jenis protista, atau spons
dan menyediakan energi bagi inang.
 Cyanobacteria secara tradisional
diklasifikasikan menjadi lima kelompok,
berdasar struktur tubuhnya yaitu:
Chroococcales, Pleurocapsales,
Oscillatoriales, Nostocales dan
Stigonematales.

klasifikasi
 Cyanobacteria adalah satu-satunya
kelompok organisme yang mampu
mengurangi nitrogen dan karbon dalam
kondisi tidak ada oksigen.

Fotosintesis
 Beberapa spesies cyanobacteria
memproduksi neutrotoksin, hepatotoksin,
sitotoksin, dan endotoksin, membuat
mereka berbahaya bagi hewan dan
manusia.

Resiko Kesehatan
 Prokariota adalah organisme yang tidak
memiliki nuklei dan membran untuk
menyimpan bahan-bahan genetika
 (berbeda sekali dengan organisme Eukariota
yang memiliki nuklei dan membran pada inti
selnya, sehingga bahan-bahan genetikanya
terkumpul di nuklei tersebut)
 dan pada umumnya merupakan organisme
uniselular (tapi pada beberapa kasus, ada juga
organisme prokariota yang multiselular).
 Kebanyakan prokariota adalah bakteri.

Prokariota
 Carl Woese, seorang ahli mikrobiologi dari
Amerika Serikat, membagi prokariota
menjadi bakteri dan archaea (disebut juga
dengan eubacteria dan archaebacteria)
karena ada perbedaan besar pada
susunan genetik dari keduanya.
 Pembagian menjadi eukariota, bakteri,
dan archaea disebut juga dengan sistem
tiga domain
 Bakteri pengurai
 Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau
hewan yang mati, serta sisa-sisa atau
kotoran organisme.
 Bakteri tersebut menguraikan protein,
karbohidrat dan senyawa organik lain
menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-
senyawa lain yang lebih sederhana.
 Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat
berperan dalam mineralisasi di alam dan
dengan cara ini bakteri membersihkan dunia
dari sampah-sampah organik.

Bakteri Menguntungkan
 Bakteri nitrifikasi
 Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri
tertentu yang mampu menyusun senyawa
nitrat dari amoniak yang berlangsung secara
aerob di dalam tanah.
 Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
◦ Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit.
 Proses ini dinamakan nitritasi.
◦ Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri
nitrat.
 Prosesnya dinamakan nitratasi.
 Reaksi nitratasi
 Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat
menguntungkan karena menghasilkan
senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu
nitrat.
 Tetapi sebaliknya di dalam air yang
disediakan untuk sumber air minum, nitrat
yang berlebihan tidak baik karena akan
menyebabkan pertumbuhan ganggang di
permukaan air menjadi berlimpah.
 Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu
mengikat nitrogen bebas dari udara dan
mengubahnya menjadi suatu senyawa yang
dapat diserap oleh tumbuhan.
 Karena kemampuannya mengikat nitrogen di
udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh
terhadap nilai ekonomi tanah pertanian.
 Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas
maupun simbiosis.

Bakteri nitrogen
 Bakteri Eschericia coli hidup di kolon (usus
besar) manusia, berfungsi membantu
membusukkan sisa pencernaan juga
menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K
yang penting dalam proses pembekuan
darah.
 Dalam organ pencernaan berbagai hewan
ternak dan kuda, bakteri anaerobik
membantu mencernakan selusosa rumput
menjadi zat yang lebih sederhana sehingga
dapat diserap oleh dinding usus.

Bakteri usus
Beberapa makanan hasil fermentasi dan
mikroorganisme yang berperan:
1. Yoghurt susu, Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus
2. Mentega susu, Streptococcus lactis
3. Terasi ikan, Lactobacillus sp.
4. Asinan buah-buahan buah-buahan,
Lactobacillus sp.
5. Sosis daging, Pediococcus cerevisiae
6. Kefir susu, Lactobacillus bulgaricus dan
Srteptococcus lactis

Bakteri fermentasi
 Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan
oleh mikroorganisme dan mempunyai
daya hambat terhadap kegiatan
mikroorganisme lain.
 Beberapa bakteri yang menghasilkan
antibiotik adalah:
 Bacillus brevis, menghasilkan terotrisin
 Bacillus subtilis, menghasilkan basitrasin
 Bacillus polymyxa, menghasilkan
polimixin

Bakteri penghasil antibiotik


 Bakteri perusak makanan
◦ Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam
makanan.
◦ Mereka mengubah makanan dan mengeluarkan
hasil metabolisme yang berupa toksin (racun).
◦ Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia.
Contohnya:
1. Clostridium botulinum, menghasilkan racun
botulinin, seringkali terdapat pada makanan
kalengan
2. Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan
asam bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek
3. Leuconostoc mesenteroides, penyebab
pelendiran makanan

Bakteri Merugikan
 Bakteri patogen
 Merupakan kelompok bakteri parasit yang
menimbulkan penyakit pada manusia,
hewan dan tumbuhan.
Bakteri penyebab penyakit pada
manusia:
Salmonella typhosa

Shigella dysenteriae

Vibrio cholerae Treponema pallidum

Mycobacterium leprae
Diplococcus pneumoniae
Staphylococcus aureus
Mycobacterium tuberculosis
Streptococcus hemolyticus
Clostridium tetani
Helycobacter pylori
Neiseria gonorrhoeae
Bordetella pertusis

Leptospira icterohemorrhagica

Chlamydia trachomatis
K

H A
TERIMA

I S

Anda mungkin juga menyukai