Anda di halaman 1dari 75

KELAINAN PAYUDARA

Pembimbing : dr. Gardika Praba Ramdana, Sp.B,FinaCS


Maria Angelia
(2018-060-10083)
Anatomi
• Terdiri dari 15-20
lobus
• Cooper’s suspensory
ligaments berfungsi
sebagai penyokong
• Terletak dari costae 2
– costae 6/7
• Setiap lobus berakhir
di duktus lactiferous
 sinus lactiferous
• Payudara terletak
pada m. pectoralis
major, m. serratus
anterior, m.
external oblique
• Payudara mendapat
vaskularisasi dari
– a. mammary
internal,
– a. intercostal
posterior
– a. axillary
Drainase Limfe
• 75% drainase limfe payudara
menuju ke daerah axilla
dengan pembagian tiga
variasi posisi limfanodus
axilla berdasarkan hubungan
letak anatomis dengan m.
pectoralis minor.
• Level I  sisi lateral m. pectoralis
minor (Axillary vein group)
mendapat drainase paling banyak
dari ekstremitas atas.
• Level II  sisi posterior dari m.
pectoralis minor, meliputi sentral
dan interpectoral grup.
• Level III  sisi medial m. pectoralis
mayor dan nodus subclavicular.
Mikroskopik
• Payudara matur memiliki tiga tipe jaringan utama
yaitu
(1) epitel glandular
(2) fibrous stroma and supporting structures
(3) jaringan adiposa.
• Wanita muda predominan  glandular dan stroma
• Wanita post menopause  struktur glandular
banyak digantikan dengan jaringan adiposa.
Kelainan kongenital
• Tidak adanya jaringan payudara  amastia
• Tidak adanya putting susu athelia
• Adanya jaringan payudara tambahan 
polymastia
• Adanya putting susu tambahan  polythelia
Polimastia Polithelia

Amastia Athelia
Gynecomastia
• Gynecomastia  pembesaran
payudara pada laki-laki
(diameter lebih dari 2 cm).
• Secara fisiologi gynecomastia
dapat terjadi pada neonatal,
adolescence, senescence.
• Unilateral (Adolesecence) atau
bilateral (Senescence)
• Patofisiologi  hormon
estrogen yang terlalu banyak
atau hormon androgen yang
terlalu sedikit
• Klasifikasi
Grade I : Mild breast enlargement without skin
redundancy
Grade IIa : Moderate breast enlargement without skin
redundancy
Grade Iib : Moderate breast enlargement with skin
redundancy
Grade III :Marked breast enlargement with skin
redundancy and ptosis
Patofisiologi Gynecomastia
Infeksi dan inflamasi pada payudara
• Sering pada wanita post partum

Intrinsik
• Akibat abnormalitas pada payudara

Ekstrinsik
• Infeksi sekitar seperti kulit, thoracic cavity
Infeksi pada payudara
Mastitis  inflamasi pada jaringan payudara (wanita
menyusui).
• Dapat terjadi akibat stasis air susu atau overproduksi air susu
yang disertai dengan masuknya bakteri patogen
(Staphylococcus aureus, Streptococcus sp.).

staphylococcal streptococcal
• localized • Diffuse
• situated deep • Superficial
in the breast involvement
tissues
• Manifestasi klinis mastitis  nyeri, edema dan
eritema pada jaringan payudara, disertai
demam dan leukositosis. Infeksi yang terus
berlanjut dapat berkembang menjadi abses.
• Tatalaksana mastitis
– Antibiotik (penisilin atau cepalosporin)
– pengosongan payudara berkala
– Drainase dengan needle aspiration.
– Drainase operatif
– local wound care, including application of warm
compresses  lactation  cold compress
Galactocele
• Milk-filled cyst yang berbentuk bundar,
berbatas tegas, dan dapat digerakkan.
• Umumnya terjadi setelah selesai laktasi (6-10
bulan).
• ASI yang menggumpal
• Benjolan terletak di payudara bagian tengah
atau dibawah puting susu.
• Pada needle aspiration  material yang kental
bewarna hijau gelap/ coklat yang steril.
Periductal mastitis/ Duct Ectasia
• Dilatasi dari duktus mammae,
sering terkait dengan inflamasi
periduktal
• Dilatasi duktus laktiferus
stagnan sekret hijau/coklat
keluar mengiritasi jaringan
sekitar inflamasi
periduktal/abses/fistula
• Pada kasus tertentu, masa
indurasi kronis dapat teraba di
bawah areola dan menyerupai
karsinoma
Duct Ectasia

• Manifestasi: sticky green,


cheesy nipple discharge,
eritema, benjolan.
• Usia 40 – 50 tahun
• Tatalaksana duct ectasia
– Antibiotik (co-amoxiclav
atau flucloxacillin dan
metronidazole)
– Kompres hangat.
– Bedah Hadfield’s
operation
– Drainase (abcess)
• Indikasi: nipple discharge (dari multiple duktus mammary multiple), patologis nipple
discharge pada wanita usia produktif, abses payudara berulang dan periduktal mastitis
untuk mencegah rekuren.
Tumor Jinak Payudara
KISTA MAMMAE
• Kista payudara  massa kavitas berdinding
epitel berisi cairan 20-30 mL yang berada pada
parenkim payudara.
• Kista simptomatik terjadi pada 1 dari 14
wanita dan 50% kista multiple atau rekuren.
• Penyebab pasti kista payudara masih belum
diketahui.
• Biasanya terjadi pada wanita usia lebih dari 35
tahun, meningkat sampai menopause dan
menurun setelahnya.
Patofisiologi kista payudara
• Hormonal
– Estrogen > progesteron, pada saat premenstruasi
– Prolaktin
– Tiroid : tiroid menstimulasi hipersensitivitas
jaringan payudara terhadap estrogen
• Methylexanthiones – memiliki asosiasi dengan
pertumbuhan fibrocystic pada payudara.
Patogenesis
• Destruksi dan dilatasi lobulus dan duktus
terminal  fibrosis pada ujung lobulus 
Sekresi normal payudara  ekspansi kavitas
epithelial-lined yang berisi cairan.
Tanda dan gejala
• Nyeri pada payudara (mastodynia) – bilateral
(banyak di kuadran luar atas)
• Siklus menstruasi yang ireguler, nulipara,
riwayat kontrasepsi, menarche awal dan
menopause terlambat.
• Discharge – spontan, bewarna kekuningan,
kehijauan, kebiruan, kemerahan
• Massa dapat dikonfirmasi sebagai kista dengan aspirasi
atau ultrasonografi.
• FNAB
 cairan: keluarkan semua cairan, tidak perlu sitologi.
Setelah semua cairan di aspirasi, palpasi kembali untuk
mencari apakah terdapat massa residual, bila ada  core
biopsy
 darah: lakukan pemeriksaan sitologi
• Dapat dilakukan eksisi kista berulang atau pada biopsi
ditemukan gambaran atipia.
• Mammography baiknya dilakukan terlebih dahulu sebelum
dilakukan fine needle aspiration biopsy (FNAB) untuk
mencegah artefak yang disebabkan FNAB
FIBROADENOMA MAMMAE (FAM)
• Fibroadenoma mammae  tumor jinak padat
yang terdiri dari elemen stroma dan epitel
• Mulai dari hiperplasia single lobule dan
bertambah besar hingga berukuran 2-3 cm
• FAM merupakan kasus tumor payudara
tersering kedua setelah karsinoma, dan tumor
tersering pada wanita dibawah 30 tahun.
• Paling sering ditemukan pada wanita usia 15-
25 tahun.
• Klasifikasi :
– Fibroadenoma Juvenile
• Pertumbuhannya lebih cepat dan dapat menghilang
• Umumnya bilateral
– Giant Fibroadenoma
• Non-kanker, memiliki ukuran lebih besar (>5 cm) dari
tipe lainnya. Membutuhkan eksisi karena dapat
menekan jaringan payudara sekitarnya
Patofisiologi
• Hormonal
– Stromal dan epithelial connective tissue memiliki
reseptor untuk estrogen dan progesteron.
• Genetik
Manifestasi Klinis
• Anamnesis
– Usia
– Riwayat keluarga
• Pemeriksaan Fisik
– Benjolan tidak nyeri, dapat digerakan, soliter, cepat
pertumbuhannya.
• Pemeriksaan Penunjang
– Mammogram  Untuk melihat kecurigaan FAM
pada wanita diatas 35 tahun
– USG  Pada wanita kurang dari 35 tahun. Untuk
membedakan FAM dengan kista
Tatalaksana
• Self –limitting karena dapat mengecil
• Operasi :
– Lumpectomy atau biopsi eksisi
• FAM diambil dan dikirim ke lab
• Pada eksisi ditemukan massa berkapsul yang mudah
dipisahkan dari jaringan payudara di sekitarnya.
– Cryoablation
• Dengan cryoprobe untuk membekukan dan
menghancurkan FAM
• Lesi < 3cm  Cryoablation dan ultrasound-guided
vacuum assisted biopsy
• Intraductal Papillomas
• Intraductal papilloma  polip yang berasal dari sel epitel
ductus jaringan payudara. Biasanya ditemukan di sekitar
areola, dengan ukuran sekitar 1 cm namun dapat bertumbuh
hingga 4 - 5 cm. Manifestasi klinis keluarnya cairan darah dari
nipple, kadang disertai benjolan pada daerah di bawah areola
dan nyeri pada palpasi. Tatalaksana  insisi sirkumareolar.

• Fat Necrosis
• Fat nekrosis dapat menyerupai kanker payudara  massa
disertai kalsifikasi, tidak nyeri. Terjadi setelah mengalami
trauma pada daerah payudara, tindakan operatif atau terapi
radiasi. Pada gambaran histologis ditemukan kumpulan lemak
dengan makrofag, jaringan fibrosis, dan sel inflamasi kronis.
PHYLLODES TUMOR
• Phyllodes tumor  tumor yang terdiri dari campuran dari
jaringan ikat dan epitel.
• Histologiberagam, dengan potensi malignan yang rendah,
menyerupai FAM
• Firm lobulated masses dengan ukuran rata-rata 5 cm
• Diagnosis  ukuran yang lebih besar, kecepatan
pertumbuhan, dan kejadian yang lebih sering terjadi pada
wanita yang lebih tua. (menjelang 40 tahun)
• Pemeriksaan core needle biopsy atau biopsi eksisi perlu
dilakukan untuk membedakan dengan FAM atau keganasan.
• Tatalaksana  eksisi lokal
Tumor Ganas Payudara
KANKER PAYUDARA
• Kanker payudara  kematian
akibat kanker kedua terbesar
setelah kanker paru, dan
menyebabkan kematian sebesar
400.000 jiwa setiap tahun.
• Usia insiden meningkat  lebih
dari 30 tahun
• Menstrual factor  paparan
estrogen (menarche,
menopause, nulipara, dll)
• Genetik predisposisi  BRCA1
dan BRCA 2
Klasifikasi Kanker Payudara
Faktor Risiko
• Usia  meningkat dengan usia (60-69 tahun)
• Riwayat
– Riwayat menderita ca payudara pada satu sisi 
kemungkinan terkena pada sisi kontralateral.
– Riwayat keluarga (first degree relative : ibu,
saudara perempuan, anak perempuan), ca
payudara, ca ovarium
• Hormonal
– Paparan esktrogen : menarche <12 tahun, first
child birth > 30 th, nulipara, menopause >55 yo,
kontrasepsi
Risk Assessment Tools
• Gail model : usia, ras, usia menarche, usia first
live birth, number of previous breast biopsies
presence of proliferative disease with atypia,
first-degree female relatives with breath
cancer.
Management of high-risk patients
• Close surveillance  monthly breast self-
examination (start from 18-20 yo), semianual
clinical breast exam (start from 25 yo), annual
mammography (start from 25 yo)
• Chemoprevention (tamoxifen atau raloxifen)
• Bilateral phrophylactic
masectomy/oophorectomy
STAGING
Konservasi Mammae (Breast Conserving Surgery)

• Eksisi tumor primer dengan tepi jaringan mammae normal


• Pada pasien stadium I dan II,
• Harus disertai dengan radiasi postoperatif, observasi
postoperatif, sentinel lymph node dissection
• Prosedur  insisi berbentuk melengkung yang berada
konsentris dari kompleks putting-areola dibuat pada kulit
diatas tumor mammae  tumor berada di bagian atas dari
mammae. Insisi radikal  apabila tumor berada di bagian
bawah mammae
• Pastikan margin operasi bebas dari infiltrasi keganasan
mammae
Mastektomi
• Indikasi : tumor yang besar, kalsifikasi ekstensif pada mamografi, tidak terlihat
tepi yang jelas saat eksisi luas, KI terhadap radiasi.

• Simple mastektomi
• Pengangkatan jaringan mammae, kompleks puting-areola dan kulit
• Indikasi utama tindakan ini adalah untuk tumor atau kanker besar yang tetap ada
meskipun setelah terapi ajuvan, khususnya pada payudara yang lebih kecil dan
pada pasien yang lebih tua dan beresiko tinggi dengan lesi yang dapat dilokalisir.

• Modified Radical (Patey) Mastectomy


• Pengangkatan mammae, kompleks puting-areola, kulit, kelenjar getah bening
aksila level I,II dan III (tetap mempertahankan pectoralis mayor)

• Radical Mastectomy
• Pengangkatan seluruh jaringan mammae, kulit, dan pectoralis mayor serta
limfonodus regional level I,II,III
• Disertai skin graft
Pilihan Terapi
Staging Keterangan Pilihan Terapi

Stage 0 ( In Situ - Ukuran > 4 cm atau multiple tumor lebih - Mastektomi


Breast Cancer) dari satu kuadran  
- Ukuran < 4 cm - BCT + radiasi
Stage I, IIa atau IIb - Pada unifocal disease dan diketahui - BCT
(Early Invasive Breast bahwa tidak memiliki mutasi gen BRCA  - Mastektomi
Cancer) BCT - Dengan terapi radiasi

Stage IIIa atau IIIb - Sebelum dilakukan terapi surgikal dapat - Mastektomi dengan
(Advanced Local- diberikan terapi sistemik neoadjuvan atau radiasi dan kemoterapi
Regional Breast terapi endokrin
Cancer)  
Stage IV (Distant - Tatalakasana tidak kuratif namun dapat - Kemoterapi
Metastases) memperpanjang survival dan kualitas
hidup  paliatif
ANAMNESIS
• Usia
• Riwayat reproduksi (menarche, menopause,
riwayat kehamilan dan laktasi)
• Penggunaan kontrasepsi hormonal
• Riwayat hysterectomy
• Riwayat penyakit keluarga
• Benjolan pada payudara :
– Pembesaran payudara atau asimetris
– Onset benjolan dan bergantung pada siklus
menstruasi
– Perubahan bentuk nipple, retraksi atau adanya
discharge
– Perubahan kulit berupa ulserasi atau eritema
– Benjolan pada ketiak
– Gangguan muskuloskeletal. Nyeri pada payudara
sering kali menunjukkan tumor jinak
– Nyeri tulang, penurunan BB, gangguan respirasi
PEMERIKSAAN
FISIK
INSPEKSI
• Kulit : warna, penebalan kulit, pori-pori yang
menonjol, edema
• Ukuran dan kesimetrisan dari payudara.
• Kontur : masa, dimpling, atau flattening.
• Karakteristik puting susu : ukuran, bentuk,
kemerahan, ulserasi, discharge
Inverted Nipple
Adanya benjolan dan perubahan
ukuran serta kontur payudara

Kemerahan pada
payudara

Adanya discharge
atau perdarahan
dari putting susu

Retraksi dan
perubahan pada
areola
PALPASI
• Pasien dengan posisi supine
• Palpasi menggunakan jari ke 2,3,4 dengan
posisi jari sedikit fleksi.
• Gunakan teknik vertical strip pattern.
• Palpasi dengan tekanan ringan, sedang, dan
dalam.
Pemeriksaan payudara bagian lateral
Pemeriksaan payudara bagian medial
PALPASI
• Konsistensi
– Physiologic nodularity normal teraba, membesar
sebelum menstruasi
• Tenderness
• Nodul – lihat adanya masa
– Lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, berbatas
tegas?, tenderness, mobilitas
• Kompresi areola untuk melihat adanya
discharge
– Warna, konsistensi, kuantitas
Tanda-tanda kanker payudara
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Mammografi
• Mammografi  mendeteksi massa pada payudara.
• Pada pasien asimptomatik
• Mammogarfi dilakukan dengan dua posisi yaitu kraniokaudal
(CC) dan mediolateral-oblique (MLO).
• Usia lanjut >> Usia muda.
• Tumor ganas payudara  massa solid dengan atau tanpa
stellate, penebalan asimetris jaringan payudara dan
microkalsifikasi
• Berdasarkan National Comprehensive Cancer Network,
rekomendasi skrining mammografi pada wanita > dari 20
tahun dilakukan setiap 3 tahun dan pada wanita > 50 tahun
dilakukan setiap tahun.
Duktografi

• Indikasi primer duktografi adalah nipple discharge,


terutama apabila cairan yang keluar mengandung
darah.
• Media kontras radioopaque (0,1 – 0,2 mL)
diinjeksikan melalui nipple,  mammografi tanpa
kompresi dengan posisi CC dan MLO.
• Intraductal papilla tampak sebagai filling defect
yang dikelilingi dengan media kontras.
Ultrasonografi
MRI
• MRI mendeteksi wanita dengan risiko tinggi
atau wanita yang baru terdiagnosa dengan kanker
payudara.
• MRI >>  mamografi kurang sensitif pada wanita
muda akibat densitas payudara yang lebih padat.
• MRI juga dapat untuk memberikan gambaran
penyebaran dan infiltrasi tumor yang lebih akurat
serta memperlihatkan kelainan lain yang mungkin
tidak terdeteksi dengan pemeriksaan rutin
payudara.
BIOPSI
• Biopsi  fine-needle aspiration dan core-needle
aspiration pada massa yang dapat teraba.
• Apabila massa tidak teraba, biopsi dapat
dibantu dengan ultrasonografi.
• Walaupun angka false-negative pada core-
needle aspiration sangat rendah, namun hasil
negatif tidak sepenuhnya menyingkirkan
diagnosis kanker payudara akibat kesalahan
sampling.
Daftar Pustaka
• Vorherr H. Fibrocystic breast disease : pathophysiology,
pathomorphology, clinical picture, and management.
Am J Obstet Gynecol 1986; 154; 161-179.
• Ajmal M, Fosseen KV. Breast Fibroadenoma. 2018.
• Sabiston DC, David C, Courtney M. Townsend. Sabiston
Textbook of Surgery : The Biological Basis of Modern
Surgical Practice. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders,
2012.
• Schwartz, Seymour I, Brunicardi, Charles. 2011.
Schwartz’s principles of surgery. New York : McGraw-
Hill Medical.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai