Tumor Mammae
Preseptor
Krishna Pradanaya, dr.,SpB., FinaCS
Disusun Oleh :
Resi Hanawati 12100116237
Annisa Humaira 12100116160
Lateral :
Superior :
anterior
Iga II
axillary line
Medial : Posterior :
sternum Iga VI
Vaskularisasi
Payudara
Arteri subklavia --> internal thoracic
a. & axillary a. Mammary
branches
Pembesaran lobulus payudara, yang mencakup kelenjar-kelenjar yang lebih banyak dari biasanya.
• Gejala: Adenosis sklerosis dengan karakteristik lobus payudara yang terdistorsi dan biasanya muncul
pada mikrokista multipel, tetapi biasanya muncul berupa massa yang dapat terpalpasi.
• Diagnosis: Biopsi melalui aspirasi jarum halus biasanya dapat menunjukkan apakah tumor ini jinak atau
tidak.
• Perubahan histologi : proliferasi duktus, stroma fibrosis dan regresi epitel
3. RADIAL & COMPLEX SCLEROSING LESIONS
Jaringan payudara yang berlemak rusak, bisa terjadi spontan atau akibat dari cedera yang mengenai
payudara
• Gejala: massa keras yang sering agak nyeri tetapi tidak membesar. Kadang terdapat retraksi kulit dan
batasnya tidak rata.
• Tatalaksana: Dengan biopsi jarum atau dengan tindakan pembedahan eksisi
TUMOR GANAS
Definisi
Penyakit paget
Penyakit pada puting payudara yang disebabkan oleh perluasan karsinoma duktal in situ ke duktus
laktiferus, tampak sebagai erupsi eksematosa (eritema, edema, papul, vesikel) kronik yang berkembang
menjadi ulkus basah.
1. Usia
2. Genetik
3. Reproduksi dan Hormonal
4. Gaya hidu
5. Lingkungan
PATOGENESIS
HIPERPLASIA DUKTAL
KARSINOMA IN SITU
KARSINOMA INVASIF
MANIFESTASI KLINIK
ANAMNESIS
• Benjolan di payudara
• Kecepatan tumbuh dengan/tanpa rasa sakit
• Nipple discharge, retraksi puting susu, dan krusta
• Kelainan kulit, dimpling, peau d’orange, ulserasi,venektasi
• Benjolan ketiak dan edema lengan
Pemeriksaan Fisik
Posisi Duduk
Lakukan inspeksi pada pasien dengan posisi tangan jatuh bebas ke samping dan
pemeriksa berdiri di depan dalam posisi lebih kurang sama tinggi. Perhatikan
keadaan payudara kiri dan kanan, simetris / tidak; adakah kelainan papilla, letak dan
bentuknya, retraksi putting susu, kelainan kulit berupa peau d’orange, dimpling,
ulserasi, atau tanda-tanda radang. Lakukan juga dalam keadan kedua lengan di
angkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor di bawah kulit yang ikut
bergerak atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.
Posisi Berbaring
Sebaiknya dengan punggung diganjal dengan bantal, lakukan palpasi mulai dari cranial
setinggi iga ke-2 sampai distal setinggi iga ke-6, serta daerah subaerolar dan papilla
atau dilakukan secara sentrifugal, terakhir dilakukan penekanan daerah papilla untuk
melihat apakah ada cairan yang keluar. Tetapkam keadaan tumornya, yaitu lokasi
tumor berdasarkan kuadranny; ukuran, konsistensi, batas tegas / tidak; dan mobilitas
terhadap kulit, otot pektoralis, atau dinding dada.
Kemudian dilakukan pencatatan hasil pemeriksaan fisik berupa :
• Status generalis
• Status lokalis :
− Payudara kanan atau kiri atau bilateral
− Massa tumor :
• Lokasi
• Ukuran
• Konsistensi
• Bentuk dan batas tumor
• Terfiksasi atau tidak ke kulit, m.pectoral atau dinding dada
• Perubahan kulit
• Kemerahan, dimpling, edema/nodul satelit
• Peau de orange, ulserasi
Peau De Orange
• Pemeriksaan KGB regional di daerah :
• Aksila
• Supra dan infraklavikula, serta KGB leher utama.
• Organ lain yang diperiksa untuk melihat adanya metastasis yaitu hepar, lien,
tulang belakang, dan paru. Metastasis jauh dapat bergejala sebagai berikut:
• Otak : nyeri kepala, mual, muntah, epilepsi, ataksia, paresis, paralisis.
• Paru : efusi pleura, coint lesion foto paru, atelektasis,
• Hati : hepatomegali, fungsi hati terganggu SGOT/SGPT, ikterus, asites.
• Tulang : nyeri tekan, osteolytic lesion, destruksi tulang, lesi osteoblastik.
• Pemeriksaan penunjang
Mammografi
USG
Pemeriksaan Histopatologi
• Eksisional Biopsy
• Insisional Biopsy
• FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)
Berdasarkan staging
TATALAKSANA
Tindakan pembedahan:
• Mastektomi radikal klasik: Pengangkatan seluruh kelenjar payudara dengan sebagian besar
kulitnya, otot pektoralis mayor, minor dan kelenjar limfe kadar I, II dan III.
• Mastektomi radikal modifikasi: Sama dengan mastektomi radikal klasik namun otot pektoralis
mayor dan minor dipertahankan.
• Mastektomi sederhana: seluruh kelenjar payudara diangkat, tanpa pengangkatan kelenjar limfe
aksila dan otot pektoralis. Dilakukan jika dipastikan tidak ada penyebaran ke kelenjar limfe.
• Breast conserving surgery (BCS). Prosedur ini membuang massa tumor dengan memastikan
batas bebas tumor dan diseksi aksila kadar I dan II atau dilakukan sentinel node biopsy terlebih
dahulu.
TATALAKSANA
Radioterapi
Radioterapi dapat digunakan sebagai adjuvan kuratif pada pembedahan mastektomi simpel,
mastektomi radikal modifikasi dan terapi paliatif pasca mastektomi, metastasis tulang dan otak
Terapi hormonal
Terapi hormonal terdiri dari obat-obatan anti-estrogen seperti (tamoksifen, toremifen) analog
LHRH, inhibitor aromatase selektif (anastrazol, letrozol), agen progetasional (megesterol asetat),
agen androgen dan prosedur ooforektomi
TATALAKSANA
Kemoterapi
Kemoterapi adjuvan merupakan kemoterapi yang diberikan pasca mastektomi untuk membunuh sel-sel
tumor yang mungkin tertinggal atau menyebar secara mikroskopik. Kemoterapi neoadjuvan merupakan
kemoterapi yang diberikan sebelum pembedahan untuk memperkecil besar tumor sehingga dapat diangkat
dengan lumpektomi atau mastektomi simpel.
Pemeriksaan Imunohistokimia
Pemeriksaan Imunohistokimia (IHK) adalah metode pemeriksaan menggunakan antibodi sebagai probe untuk
mendeteksi antigen dalam potongan jaringan (tissue sections) ataupun bentuk preparasi sel lainnya.
Pemeriksaan imunohistokimia yang standar dikerjakan untuk kanker payudara adalah:
1. Reseptor hormonal yaitu reseptor estrogen (ER) dan reseptor progesteron (PR)
2. HER2
Penatalaksanaan
• Jenis – jenis pengobatan :
Pada stadium I , II , III awal ( stadium operable ), sifat pengobatan adalah kuratif. Semakin
dini semakin tinggi kurasinya. Pengobatan pada stadium I , II , IIIA adalah operasi yang primer,
terapi lainnya hanya bersifat adjuvant. Untuk stadium I , II pengobatan adalah radikal
mastektomi atau modified radikal mastektomi, dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika
adjuvant. Berdasarkan protokol di RSCM , diberikan terapi radiasi pasca operasi radikal
mastektomi, tergantung dari kondisi kelenjar getah bening aksila. Jika kelenjar getah bening
aksila tidak mengandung metastase, maka terapi radiasi dan sitostatika adjuvant tidak
diberikan. Stadium IIIA adalah simple mastektomi dengan radiasi dan sitostatika adjuvant.
Stadium IIIB dan IV, sifat pengobatannya adalah paliasi, yaitu terutama untuk mengurangi
penderitaan pasien dan memperbaiki kualitas hidup. Untuk stadium IIIB atau localy advanced
pengobatan utama adalah radiasi dan dapat diikuti oleh modalitas lain yaitu hormonal terapi
dan sitostatika ( kemoterapi ).
Stadium IV pengobatan yang primer adalah bersifat sistemik yaitu hormonal dan
kemoterapi. Radiasi terkadang diperlukan untuk paliasi pada daerah – daerah tulang weight
bearing yang mengandung metastase atau pada tumor bed yang berdarah difuse dan berbau
yang mengganggu sekitarnya.
Perlu dikemukaan suatu metode pengobatan kanker payudara stadium dini
yaitu breast conservating treatment. Cara ini yaitu hanya dengan
mengangkat tumor (tumorektomi atau segmentektoni atau
kwadrantektomi ) dan diseksi aksila dan diikuti dengan radiasi kuratif.
Hanya dikerjakan untuk stadium I atau II (3 cm,untuk yang lebih besar
belum dikerjakan dan mempunyai prognosa yang buruk dari terapi radikal).
Oleh karena itu penerapan cara ini memerlukan pertimbangan yang lebih
jauh, antara lain
• Penentuan stadium harus betul – betul akurat
• Tersedianya fasilitas terapi radiasi yang cukup, karena pada breast conserving
treatment antara operasinya dan radiasi merupakam satu kesatuan.
• Pendidikan masyarakat atau penderita yang baik dan mau control secara teratur.
• Dan teknik diseksi aksila benar – benar dikerjakan dengan baik. Diseksi aksila
dikerjakan lebih sulit karena otot-otot pectoral tetap intake dan jaringan payudara
sendiri masih ada yang menghambat pembukaan lapangan operasi aksila yang
baik.
• Hormonal terapi
• Dari pemberian terapi hormonal ini adalah kenyataan bahwa 30 – 40 % kanker payudara
adalah hormone dependen. Terapi ini semakin berkembang dengan ditemukannya hormone
estrogen dan progesteron reseptor. Pada kanker payudara dengan estrogen reseptor dan
progesteron reseptor yang positif respon terapi hormonal sampai 77 %.
• Hormonal terapi merupakan terapi utama pada stadium IV disamping khemoterapi karena
kedua-keduanya merupakan terapi sistematik.
1 – 5 tahun menoupause.
Untuk 1 – 5 tahun menopause, jenis terapi hormonal tergantung dari aktivitas efek estrogen.
Efek estrogen positif dilakukan terapi ablasi, efek estrogen negative dilakukan pemberian obat –
obatan anti estrogen.
Postmenoupause.
Untuk postmenopause terapi hormonal berupa pemberian obat anti estrogen.
Kemoterapi
Terapi ini bersifat sistemik, bekerja pada tingkat sel. Terutama diberikan
pada kanker payudara yang sudah lanjut, bersifat paliatif, tapi dapat pula
diberikan pada kanker payudara yang sudah dilakukan operasi mastektomi
dengan adanya metastase bersifat terapi adjuvant.
Tujuannya adalah menghancurkan mikrometastasis yang biasanya terdapat
pada pasien yang kelenjar aksilanya sudah mengandung metastasis.
Biasanya diberikan terapi kombinasi CMF. (C : Cyclophosphamide =
endoxan ; M : methotrexate ; F : 5-Fluorouracil) selama 6 bulan pada
wanita pramenopause, sedangkan pada wanita pascamenopause diberikan
terapi adjuvant hormonal berupa pil anti estrogen.
Kelompok Pasien Terapi
Pramenopause
o ER atau PR + Kemoterapi + Tamoksifen
o ER dan PR - Kemoterapi
Pasca-menopause
o ER atau PR + Tmoksifen/romatase inhibitor + kemoterapi
o ER dan PR - Kemoterapi
• low immunity 7-14 days after undergoing chemotherapy and thus prone to infections
• hair loss and thinning due to chemotherapy
• nausea and vomiting episodes after chemotherapy
• constipation or diarrhea
• dental and mouth problems, such as, sore gums, mouth ulcers
• dry skin and brittle nails
• constant exhaustion
• infertility
• early menopause
• menopausal symptoms ( hot flashes and vaginal symptoms
Prognosis
Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :
Staging ( TNM )
Semakin dini semakin baik prognosisnya.
• Stadium I : 5 – 10 tahun 80 %
• Stadium II : 60 %
• Stadium III : 30 %
• Stadium IV :5%