Anda di halaman 1dari 62

MAMMOGRAPHY

RADIOGRAPHIC IMAGING OF THE BREAST

Siti Rosidah,S.ST., M.K.M


ANATOMI – FISIOLOGI PAYUDARA

• Payudara merupakan organ pada tubuh manusia yang terdiri


dari susunan jaringan lemak, kelenjar susu, serta saluran
kelenjar.
• Masing-masing payudara memiliki jaringan pembuluh darah
serta pembuluh getah bening. Pembuluh getah bening akan
menyalurkan cairan limfe ke kelenjar getah bening.
• Fungsinya untuk melawan infeksi. Kelenjar getah bening yang
terkait dengan payudara terletak pada ketiak, di atas tulang
selangka, serta di dada.
ANATOMI – FISIOLOGI PAYUDARA

• Payudara adalah struktur kelenjar terlobulasi yang terletak


dalam daerah fascia superfisial pada permukaan anterolateral
thorax pada pria dan wanita.
• Pada wanita payudara menjadi salah satu organ sex sekunder
& berfungsi sebagai kelenjar pelengkap sistem reproduksi
yang menghasilkan susu pada saat menyusui
ANATOMI – FISIOLOGI PAYUDARA
• Pada pria payudara bersifat rudimentair (tidak berkembang
sempurna) & tidak memiliki fungsi.
• Pada wanita ukuran & bentuk bervariasi tergantung pada
jumlah lemak & jaringan kelenjar & ketegangan dari ligamen /
jaringan ikat.
• Mammae wanita dewasa berisi 15 s/d 20 lobus.
• Tiap lobus terdiri atas banyak lobules yang merupakan unit
struktural dasar payudara.
ANATOMI – FISIOLOGI PAYUDARA
• Setiap lobules berisi elemen kelenjar atau acini (beberapa
acini, duct pengering & stroma interlobular/jar ikat).
• Elemen ini bagian dari parenchym payudara dan berperan
dalam perubahan hormonal.
• Lobules akan berkurang, ukuran dan jumlah seiring dengan
bertambahnya usia & beberapa kehamilan (Involsi).
• Nodes axillary jumlahnya bervariasi 12 s/d 30
VARIASI JARINGAN MAMMAE

• Payudara wanita postpubertal berisi


jaringan konektif berdensitas utama
/ tinggi & menghasilkan radiografik
yang relatif homogen dengan sedikit
perbedaan jaringan.
• Terjadi akumulasi lemak & kelenjar
yang berbeda pada setiap orang.
VARIASI JARINGAN MAMMAE
• Payudara wanita hamil, sampai akhir
menyusui terjadi hipertrophy yang
signifikan pada kelenjar dan ductnya
sehingga mammae sangat dense &
opaque (radiograf tidak kontras).
• Payudara wanita menopouse kelenjar
mammae mengalami proses atropi
gradual.
• Variasi dari struktur payudara pasien
dibantu oleh AEC
• Keterangan:
A : ductus
B : lobules
C : Pelebaran ductus
D : nipple
E : Jaringan lemak
F : Muskulus pectoralis major
G : Dinding rongga thorax / Costae

Tambahan :
A : Sel pembentuk ductus
B : membran dasar
C : lumen

8
9
Struktur Payudara

1. Puting susu
Merupakan bagian tengah pada payudara. Putting susu
terdiri dari jaringan yang dapat menampung darah menjadi
keras dan menegang. Air susu yang mengering juga dapat
menimbulkan kerak dan dapat merangsang kulit dan
menimbulkan eczema. Kerusakan putting susu dapat
menimbulkan peradangan sehingga harus dijaga
kebersihannya.
2. Areola
Adalah daerah yang berwarna cokelat atau merah muda di
sekitar putting susu. Perubahan warna areola dapat
menentukan kemungkinan kehamilan tua dan perubahan-
perubahan yang dipengaruhi hormon.
3. Kolostrum
Merupakan cairan kental yang berwarna kekuning-
kuningan dan mengandung gizi serta antibodi.
Terdapat dalam payudara pada saat dua hari pertama
nifas dan hamil. Selain itu kolostrum juga banyak
mengandung protein dan garam.
4. Air susu ekstra
Setelah menyusui, payudara harus segera dikosongkan
dengan cara memijat untuk mengeluarkan air susu
yang masih tertinggal. Hal ini dikarenakan air susu yang
tertinggal mengakibatkan penyumbatan duktus
laktiferus.
5. Jaringan-jaringan
Terdapat banyak jaringan pada payudara antara lain
jaringan payudara, jaringan ikat, dan jaringan lemak.
Pada radiograf jaringan lemak akan memberi
gambaran opaq
Female Breast
• Terdiri dari 15-20 lobus
– Masing2 lobus terdiri
dari beberapa lobulus
– Masing2 lobulus
tersusun dari sel2
pembentuk ASI,
ductus dan
interlobular conective
tissue (jaringan ikat
antar lobulus).
– Pada saat remaja
masing2 mammae
terdiri dari ratusan
lobulus
12
Tutorial 1 : ANATOMY OF THE FEMALE BREAST
JENIS JARINGAN PADA BREAST

15
PERUBAHAN BREAST BERDASAR
UMUR

16
1. Adolescent
Bentuk dan ukuran payudara ini terdapat pada anak-anak
dan remaja (8 –18 tahun), beberapa jaringan belum berkembang.
2. Prepregnancy
Terdapat pada orang yang belum atau dalam masa hamil,
lobus dan kelenjar-kelenjar sudah berkembang dengan tujuan
mepersiapkan masa menyusui.
3. Reproductive
Terjadi pada masa setelah atau tidak sedang menyusui tetapi
belum menopouse. Keadaan lobus menggumpal, terjadi pada umur
20 – 50 tahun.
4. Menopouse
Keadaan lobus-lobus yang menyatu, terjadi pada masa
reproduksi akhir.
5. Senescent
Terjadi pada masa tua atau tidak ada lagi kelenjar-kelenjar
susu.
18
Mengapa dibutuhkan kompresi
• Meratakan jaringan glandular
• Mengurangi superposisi jaringan
• Meningkatkan resolusi atau kejelasan
dari citra
• Meningkatkan kontras untuk
memvisualisasikan kontras jaringan yang
halus
• Mengurangi radiasi hambur
• Mengurangi dosis radiasi
19
Mammografi adalah pemeriksaan radiologi
dengan menggunakan x-ray untuk mendeteksi
dan evaluasi kelainan-kelainan pada payudara /
breast / kelenjar susu
History of mammography
• X-rays were first used to examine breast tissue by the
German surgeon, ALBERT SALOMON about a century ago
• Modern mammography came in to existence since the late
1960
• Technology has advanced and today’s machine is different
even from those of the 1980s and 1990s
• December 2005 – RSNA brings digital mammography to US
• A mammogram can find breast cancer when it is very small -- 2 to 3
years before you can feel it.
• No screening tool is 100% effective. Good quality mammograms
can find 85-90% of cancers
23
MAMMOGRAFI & DETEKSI KANKER UNTUK
SIAPA?
• Wanita usia 35 tahun ke atas.
• Wanita tidak menikah.
• Wanita yang tidak mempunyai anak.
• Wanita yang melahirkan anak pertama
sesudah usia 30 tahun.
• Wanita yang mempunyai riwayat keluarga
menderita kanker payudara.
• Wanita pada masa menopouse.
TANDA TANDA KANKER
PAYUDARA & GEJALANYA
1. Adanya perubahan kulit payudara
(seperti kulit jeruk)
2. Terdapat benjolan pada payudara
3. Keluar cairan / darah.
4. Ada rasa tidak enak di sekitar
payudara.
5. Kemeng di daerah axilla
Kanker payudara

adalah penyakit di mana sel-sel penyusun


payudara ini berubah menjadi ganas, tumbuh
tidak terkendali, serta merusak jaringan dan
organ di sekitarnya.
Pertumbuhan sel- sel ganas ini ditandai dengan
adanya pembentukan tumor di payudara
(benjolan tidak normal), pembesaran kelenjar
getahbening, perubahan bentuk dan warna kulit
payudara, rasa nyeri pada payudara, serta luka
yang lama sembuhnya.
Cara terbaik untuk mendeteksi kanker
payudara
1. Periksa payudara secara merata, dimulai
dengan memperhatikan perubahan-
perubahan yang tampak.
2. Raba dan pijat payudara, mulai dari sisi atas
kemudian melingkari payudara. Apabila ada
temuan berupa benjolan yang sebelumnya
tidak ada, perubahan pada kulit payudara,
adanya luka, perubahan bentuk atau cairan
yang tidak normal pada putting susu
Hal yang penting untuk dipahami,
risiko kanker payudara meningkat
seiring bertambahnya usia. Itulah
mengapa sangat penting bagi semua
wanita usia menopause harus
melakukan mammografi secara
teratur.
PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI
• Screening mammografi
– Penggunaan mammografi pada wanita yang tidak memiliki
gejala tanda-tanda atau abnormalityas yang tampak
– Tujuannya untuk medeteksi Ca. Sebelum muncul tanda
dan gejala
– Minimal menggunakan 2 proyeksi pada masing2 breast
• Diagnostik mammografi
– Utk menginvestigasi kecurigaan pada kelaian breast :
benjolan, sakit pada breast, perubahan tidak normal pada
breast, pembengkakan nipple, perubahan pada nipple
– Juga digunakan untuk mengevaluasi temuan pada saat
screening
– Digunakan penambahan proyeksi dari arah yang berbeda
atau focus pada daerah tertentu
29
PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI
• Screening mammografi
Pemeriksaan mammogram skrining dianjurkan
secara rutin pada wanita
Berusia 50 tahun ke atas
Yang memiliki riwayat anggota keluarga kandung
dengan kanker payudara
• Diagnostik mammografi
 Memiliki hasil abnormal pada pemeriksaan
mammogram skirining
 Mengalami gejala mencurigakan pada payudaranya,
seperti bonjolan payudara, muncul cairan dari
puting susu, perubahan bentuk puting susu, nyeri
payudara, dan lain-lain
30
PATOLOGI PAYUDARA
1. LOBULAR CARSINOMA.
– Karsinoma lobulus in situ
– Infiltrating lobular ca
2. DUCTAL CARSINOMA
– Intraductal Carsinoma
– Infiltrating ductal
3. TUMOR STROMA
4. KISTOSARCOMA
5. ACUT MASTITIS & ABSES BREAST
6. FIBROADENOMA
7. FIBROCYSYTIC
• Screening Test, pemeriksaan penyaring terutama pada wanita
yang berumur di atas 35 tahun
• Karsinoma (Ca)
• Fibroma
• Benjolan pada payudara
• Sumbatan
• Tiap kelainan benjolan pada payudara kemungkinan dapat
dibedakan ganas atau tidak.
• Rasa tidak enak atau tidak nyaman di payudara.
• Keluhan kelenjar getah bening axial.
• Mempunyai riwayat keganasan.
• Pada pasien-pasien pasca operasi (mastektomi) payudara yang
kemungkinan kambuh atau keganasan.
• Keluar cairan tidak normal
1. Pasien sedang hamil
2. Saat mendekati menstruasi
3. Terjadi infeksi berat di
mammae
4. Beberapa saat setelah operasi
mammae
1. Ditanyakan penyakit yang pernah di
derita
2. Ditanyakan tentang:
o Hamil pernah \ belum (Gravite)
o Melahirkan pernah \ belum (Partus)
o Keguguran pernah \ tidak (Abortus)
3. Ditanyakan riwayat kanker:
o Keluarga
o Pasien
Proyeksi rutin pada screaning mammografi

• CC - Cranio Caudad
• MLO – MedioLateral Oblique

 ML - Medio Lateral
 LM – Latero Medial
 AXILA
 Cleopatra
35
36
38
39
 Tujuan : Untuk memperlihatkan struktur
jaringan payudara dengan jelas dilihat dari
pandangan superior inferior.
 Posisi Pasien : Berdiri atau duduk
 Posisi Obyek :
1. Mammae diletakkan di atas kaset
2. Film diatur horizontal
3. Tempat kaset dinaikan sehingga breast 90
derajat terhadap dingding rongga thorax
4. Breast ditarik kedepan sehingga nipple
tervisualisasi
5. Tangan sisi yang diperiksa rileks dan
kepala menengok berlawanan dengan
arah diperiksa
6. Sebaiknya dengan sistem kompresi
(mengurangi ketebalan mammae agar
rata dan tipis)
 Arah sinar : Vertical tegak
lurus film
 Titik bidik : Pertengahan
mammae
FFD : 60 cm
 Kriteria gambar: Tampak
semua jaringan payudara
termasuk pada bagian sentral,
subareola, dan bagian tengah
dari payudara ( terkadang otot
– otot dada masuk dalam
gambaran.

41
• Tidak terdapat pergerakan
saat eksposi KRITERIA
• Nipple tervisualisasi
• Semua bagian tervisualisasi
• Jaringan terdistribusi
• Menghasilkan kontras yang
tinggi dengan resolusi yang
optimal
• Tidak terdapat artefak
• Marker nampak

42
44
MEDIO LATERAL OBLIK
 Tujuan : Memperlihatkan
struktrur payudara dari
pandangan medio lateral.
 Posisi pasien : Duduk atau
berdiri menghadap pesawat.
 Posisi obyek :
- Payudara yang diperiksa
ditarik ke depan dan
diletakkan di atas kaset.
- Kaset membentuk sudut
450 dari horizontal, terletak
pada tepi lateral bawah
dari payudara yang diperiksa.
- Dilakukan kompresi.
- Bidang tranversal payudara
sejajar dengan Proyeksi Axila
kaset. 47
MEDIO LATERAL OBLIK
 Arah sinar : 450 medio
lateral tegak lurus kaset.
 Titik
bidik : Menembus axis
payudara yang berbatasan
dengan dinding dada.
 FFD : 35 – 50 cm
 Kriteria gambar:
Tampak jaringan payudara
dari otot–otot dada
sampai nipple Tampak
inframammary fold (IML)
dan payudara tidak boleh
dalam keadan droop
(kendor).
48
Kriteria

• Tidak ada pergerakan


• Muskulus pertoralis
hingga nipple
tervisualisasi
• Niple terproyeksi
• Jaringan terkompresi
merata
• Terhindar dari artefak
• Marker tampak
50
PROYEKSI- MEDIOLATERAL 90º
 Tujuan : memperlihatkan jaringan payudara terutama daerah
lateral.
 Posisi pasien :
- Berdiri miring, sedikit obliq ke posterior
- Bagian mammae yang difoto terletak didekat kaset.
 Posisi obyek :
- Mammae diletakkan di atas kaset dengan posisi horizontal.
- Lengan posisi yang difoto diletakkan di atas sebagai ganjal kepala.
- Lengan lain menarik mammae yang tidak difoto ke arah medio
lateral agar tidak superposisi dengan lobus lain.
 Arah sinar : Tegak lurus mammae arah medio lateral
 Titik bidik : Pertengahan mammae
 FFD : Sedekat mungkin (konuc menempel mammae)
 Kriteria gambar: Tampak jaringan payudara dari arah lateral
masuk daerah axilla dan otot-otot dada.
PROYEKSI - LATEROMEDIAL
 Tujuan untuk memperlihatkan struktur payudara dengan jelas
terutama pada daerah medial.
 Posisi pasien : Berdiri atau duduk menghadap meja pemeriksaan
 Posisi obyek :
- Kedua tangan menyilang di atas penyangga kaset
- Kaset ditempatkan merapat dengan dinding
- dada pada tepi medial obyek yang diperiksa.
- Dilakukan kompresi
- Bidang vertical payudara yang diperiksa sejajar dengan dinding dada.
 Arah sinar : Horisontal tegak lurus bidang vertical payudara dan
bidang kaset.
 Titik bidik : Menembus axis payudara yang berbatasan dengan
dinding dada.
 FFD : 14 - 20 inchi (35 - 50 cm)
 Ekposi pada saat tahan napas dan diam.
PROYEKSI AXILA
o Tujuan untuk melihat penyebaran tumor di bagian kelenjar
axial.
o Posisi pasien : Berdiri dari posisi AP tubuh yang tidak difoto
dirotasikan anterior 150-300 sehingga sedikit oblik.
o Posisi obyek :
- Obyek diatur di tengah film
- Film vertical pada tepi posterior
- Batas atas film yaitu iga 11-12
- Lengan sisi yang difoto diangkat ke atas dan fleksi dengan
tangan di belakang kepala, lengan yang tidak difoto
diletakkan di samping tubuh.
o Arah sinar : Horizontal tegak lurus film
o Titik bidik : 5 cm di bawah axila
o FFD : 35 – 50 cm
PROYEKSI CLEOPATRA
1. Posisi pasien berdiri / duduk.
2. Pasien miring ke arah sisi yang diperiksa & seluruh
bahu ipsilateral (bahu yang difoto) dimiringkan pada
film/caset sehingga lengan menggantung (miring ke
arah belakang& lateral).
3. Imobilisasi pasien ditopang dengan tangan yang
sebelah berpegangan pada meja pemeriksaan.
4. Kepala rotasi ke arah berlawanan dan sedikit extensi.
5. Obyek pada pertengahan film.
6. Kolimasi menyesuaikan besar obyek.
7. Lakukan kompresi pada payudara.
8. Pasien tahan nafas & exposi.
Elkland Method for Imaging with Breast
Implants

57
59
Mammogram - Normal
Mass on mammogram
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai