Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KIMIA KLINIK

KLIRENS (CREATININ CLEARENCE TEST)

Disusun Oleh :

HERA SAPUTRI (P27903115033)

JASMINE RIZKY KENCANA P (P27903115033)

S. MEYLIDA ANGGRAINI (P27903115033)

DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANTEN

2017
CREATININ CLEARENCE TEST (CCT)

Ginjal merupakan suatu organ yang sangat penting untuk mengeluarkan


hasil metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan dan obat-obatan. Laju
Filtrasi Glomerulus (LFG) digunakan secara luas sebagai indeks fungsi ginjal
yang dapat diukur secara tidak langsung dengan perhitungan klirens ginjal.
Klirens adalah volume plasma yang mengandung semua zat yang larut melalui
glomerulus serta dibersihkan dari plasma dan diekskresikan ke dalam urin, karena
itu nilai klirens mewakili fungsi glomerulus (Sennang et al, 2005; Tam, 2000; &
Widmann, 1995). Penanda yang digunakan untuk mengukur klirens ginjal dapat
berasal dari senyawa endogen seperti kreatinin, urea, dan cystatin C, dapat juga
yang berasal dari senyawa eksogen seperti inulin, iohexol dan beberapa senyawa
radio katif. Di antara beberapa senyawa tersebut yang paling sering digunakan
adalah pengukuran klirens kreatinin. Pengukuran klirens kreatinin dapat dilakukan
dengan menggunakan urin tampung 24 jam atau dapat juga berdasarkan
perhitungan menggunakan formula.

Uji fungsi ginjal terutama adalah pemeriksaan ureum dan kreatinin. Ureum
adalah produk akhir dari metabolisme protein di dalam tubuh yang diproduksi
oleh hati dan dikeluarkan lewat urin. Pada gangguan ekskresi ginjal, pengeluaran
ureum ke dalam urin terhambat sehingga kadar ureum akan meningkat di dalam
darah. Kreatinin merupakan zat yang dihasilkan oleh otot dan dikeluarkan dari
tubuh melalui urin. Oleh karena itu kadar kreatinin dalam serum dipengaruhi oleh
besar otot, jenis kelamin dan fungsi ginjal. Beratnya kelainan ginjal diketahui
dengan mengukur uji bersihan kreatinin (creatinine clearance
test/CCT). Creatinine clearance test/CCT memerlukan urin kumpulan 24 jam,
sehingga bila pengumpulan urin tidak berlangsung dengan baik hasil pengukuran
akan mempengaruhi nilai CCT.

Klirens suatu zat adalah jumlah volume (mL) plasma yang dibersihkan
oleh ginjal dari zat tersebut per menit. Jadi, Kreatinin Klirens adalah jumlah
volume (mL) plasma yang di bersihkan kreatininya oleh ginjal dalam waktu 1
menit. Pemeriksaan kreatinin klirens bertujuan untuk mengetahui fungsi ginjal.
Kreatinin di filtrasi di glomerolus dan di reabsorpsi di tubulus, sehingga kreatinin
klirens sama besarnya dengan Glomeruli filtration Rate.

Pemeriksaan kreatinin klirens dapat menggambarkan laju filtrasi


glomerulus secara akurat dan digunakan untuk menilai fungsi ginjal terutama
kecepatan fltrasi glomerolus

Peningkatan klirens kreatinin terutama pada penyakit Ginjal seperti


Nefritis Glomerulus. Pemeriksaan ini juga lebih baik disertai dengan pemeriksaan
kadar urea N. Pemeriksaan ini memerlukan waktu 12 jam untuk pasien rawat jalan

1
dan 24 jam untuk pasien rawat inap. Untuk menentukan klirens kreatinin
diperlukan kadar kreatinin urin. Kadar kreatinin urin berkisar 1,1 – 2,8 g/hari (9,7
– 24,7 mmol/hari)

Pria : 1 - 2 g/hari

Wanita : 0,8 – 1,8 g/hari .

Kategori kerusakan ginjal berdasarkan kreatinin serum dan klirens

Nilai Normal Kreatinin Serum : 0,6 mg/dl – 1,2 mg/dl

Nilai normal klirens kreatinin pria : 107 – 137 mL/menit.

Nilai normal klirens kreatinin wanita : 87-107 mL/menit

Tingkat kerusakan ginjal parah ( Nilai Kritis ) : < 10 mL/menit,

Tingkat kerusakan ginjal sedang : 10-30 mL/menit,

Tingkat kerusakan ginjal ringan : 30-70 /menit

2
Contoh Mekanisme Klirens Ginjal :

Proses ekskresi obat lewat ginjal


A. Filtrasi glomerulus
B. Sekresi aktif tubular
C. Reabsorpsi tubular

Filtrasi glomerulus:
􀂄 Tekanan hidrostatika sebagai daya dorong
􀂄 Filtrasi terjadi bagi molekul kecil (BM<500)
􀂄 Obat terikat protein tidak terfiltrasi
􀂄 Laju filtrasi glomerulus (GFR) diukur dengan
menggunakan suatu obat yang dieleminasi hanya
dengan filtrasi
􀂄 Contoh: inulin dan kreatinin dgn GFR=125-130
ml/min

Sekresi aktif tubular


􀂄 Dikenal dua sistem transport aktif di ginjal: (1)
asam lemah dan (2) basa lemah
􀂄 Mengukur sekresi aktif biasanya dilakukan
pembandingan dengan obat yang sudah diketahui
proses dan laju klierenya melalui ginjal: seperti:
􀂄 p-amunihipurat (PAH) dan iodopiraset (Diodras),
obat ini difiltrasi diglumerulus dan disekresi aktif
oleh sel tubular.
􀂄 PAH dan Diodras disekresi sangat cepat → oleh
karena itu klieren obat ini mencerminkan aliran
plasma ginjal efektif (425 s/d 650 ml/menit)

Reabsorpsi tubulus distal


􀂄 Obat dapat direabsorpsi kembali di
tubular baik secara aktif maupun pasif.
􀂄 Reabsorpsi obat-obat asam atau basa
lemah dipengaruhi oleh pH cairan
tubulus ginjal (pH urin) dan pKa obat
􀂄 pKa suatu obat adalah tetap, tetapi pH
urin berubah dari 4,5 sampai 8
􀂄 pH urin berbantung pada: diet,
patofisiologi, dan obat

3
Mekanisme pembersihan ginjal

Pemeriksaan Kreatinin Klirens

1. Persiapan pasien

 Dari pasien
o Tidak melakukan aktivitas fisik atau olahraga berat
o Tidak mengkonsumsi alkohol
o Tidak perlu puasa
 Dari Bahan pemeriksaan
o Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa urin 12 jam / 24 jam
o Dan Plasma Heparin/EDTA/Serum yang tidak hemolisis
o Bahan pemeriksaan diberi label ( berisi identitas pasien, seperti :
nama, no rekam medik, tanggal, jenis kelamin, umur, alamat, dan
nama dokter pengirim
 Dari Analis/Petugas pemeriksa
o Pasien diberi alat penampung urin dan edukasi bagaimana cara
menampung urin
o Dicatat obat obatan yang dikonsumsi pasien
o Diukur tinggi dan berat badan pasien
o Diambil darah vena pasien lalu dibuat plasma atau serum
o Dipersiapkan alat yang terkalibrasi dan reagen yang sudah
terstandarisasi
o Sampel serum langsung diperiksa atau disimpan pada suhu 20 s.d
80 C baik digunakan sampai 7 hari, pada suhu -150 s.d -250 C baik
digunakan selama 3 bulan

4
o Sampel urin langsung diperiksa atau disimpan pada suhu 20 s.d 80
C baik digunakan sampai 4 hari, pada suhu -150 s.d -250 C baik
digunakan selama 3 bulan.

A. Metode Pemeriksaan Kreatinin Klirens :

1) Menurut Traub SL dan Johnson CE, untuk anak 1 – 18 tahun

Clcr=[0,48×(tinggi)]/Scr

 Keterangan :
o Clcr = kreatinin klirens dalam 1,73 mL/min
o Scr = serum kreatinin dalam mg/dL

2) Metode Jelliffe, memperhitungkan umur pasien, pada umumnya dapat


dipakai untuk pasien dewasa yang berumur 20-80 tahun. Dengan
metode ini makin tua pasien makin kecil klirens kreatinin untuk
konsentrasi kreatinin serum yang sama.

Pria : Clcr=[98-0,8x(umur-20)]/Scr

Wanita: Hendaknya menggunakan 90% dari Clcr yang diperoleh pada


pria atau hasil dari pria x 0,90

3) Metode Cockroff dan Gault juga digunakan untuk memperkirakan


klirens kreatinin dari konsentrasi kreatinin serum pasien dewasa.
Metode ini melibatkan umur dan berat badan pasien.

 Pria:Clcr={[140-umur(tahun)]×berat badan (kg)}/[72×Scr(mg/dL)]


 Wanita : Untuk pasien wanita menggunakan 85 % dari harga Clcr
yang diperoleh pada pria atau hasil dari pria x 0,85

B. Langkah pemeriksaan Klirens

Metode Jaffe :

a. Prinsip :

Kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana alkali


membentuk kompleks yang berwarna kuning jingga dengan salisilat dan
klorida. Intensitas warna yang terbentuk sesuai dengan kadar urea dalam
sampel yang diukur pada panjang gelombang 490 nm.

b. Alat dan bahan :


1. Fotometer
2. Mikropipet 100 ul dan 1000 ul

5
3. Kuvet
4. Tip kuning dan biru
5. Parafilm
6. Sampel serum
7. Reagen kreatinin
8. Standar kreatinin

c. Pra Analitik Pengambilan sampel urin dan darah :

1. Pasien diminta untuk berkemih pada wadah yang telah disediakan oleh
laboratorium
2. Pasien mengosongkan kandung kemihnya, catat waktunya .
3. Tampung dan kumpulkan urin pasien selama 12 jam untuk pasien
rawat jalan dan 24 jam untuk pasien rawat inap, catat volumenya.
4. Hitung Volume Urin per menit.
5. Hitung kadar kreatinin dalam urin dengan metode Jaffe.
6. Ambil pula dalam vena, periksa kadar kreatinin dengan metode Jaffe

d. Analitik :

Sampel Sampel
Blanko Standar
serum urin
Aquadest 100uL - - -
Standar - 100Ul - -
Serum - - 100uL -
Urin yang
diencerkan - - - 100uL
(1:19)
Pereaksi 1000uL 1000uL 1000uL 1000uL
Lalu di inkubasi selama 2 menit dan ddi baca di fotometer dengan
panjang gelombang 490 nm

e. Perhitungan :
Menurut perhitungan Du Bois
Volume Urin (mL/menit) =

Volume Total Urin (ml) 1,73


x
24 𝑗𝑎𝑚 (1440 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) 𝐿𝑃𝑇 (𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑇𝑢𝑏𝑢ℎ)

𝑚𝑔
𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛 𝑢𝑟𝑖𝑛 ( ) 𝑚𝐿
𝑑𝑙 𝑋 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑟𝑖𝑛 ( )
𝑚𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑚𝑎 ( )
𝑑𝑙

6
f. Pasca Analitik :
Pada tahap ini dilakukan pencatatan dan pelaporan, pencantuman nilai
rujukan, PMI, PME, audit, verifikasi, dan validasi hasil pemeriksaan.

g. Implikasi Klinik:
• Hasil penilaian dengan mengukur klirens kreatinin memberikan hasil
yang lebih akurat.
• Pada anak-anak, nilai klirens kreatinin akan lebih rendah
(kemungkinan akibat masa otot yang lebih kecil)

Obat-obat yang perlu dimonitor pada pasien dengan ganguan fungsi


ginjal
• Golongan aminoglikosida
• Obat dengan indeks terapi sempit

h. Faktor yang mempengaruhi hasil :


 Obat tertentu yang dapat meningkatkan kadar kreatinin serum
seperti Amfoterisin B, sefalosporin (sefazolin, sefalotin),
aminoglikosid (gentamisin), kanamisin, metisilin, simetidin, asam
askorbat, obat kemoterapi sisplatin, trimetoprim, barbiturat, litium
karbonat, mitramisin, metildopa, triamteren.
 Kehamilan
 Aktivitas fisik yang berlebihan
 Konsumsi daging merah dalam jumlah besar dapat mempengaruhi
temuan laboratorium
 Nilai kreatinin boleh jadi normal meskipun terjadi gangguan fungsi
ginjal pada pasien lansia dan pasien malnutrisi akibat penurunan
massa otot.
 Kreatinin menurun pada kasus distrofi otot, atrofi, dan malnutrisi.

7
KLIRENS UREA

Klirens urea mengukur fungsi glomerulus karena ureum difiltrasi melalui


glomerulus tersebut. Tetapi nilai klirens urea tidak boleh dipandang sama dengan
nilai glomerular filtration rate, karena sebagian dari ureum itu di dalam tubuli
berdifusi kembali ke dalam darah. Banyaknya ureum yang berdifusi kembali ikut
ditentukan oleh besarnya diuresis. Percobaan ini sering dilakukan selama 2 jam,
tetapi bisa juga dijadikan 4 jam atau lebih. Lamanya ini tidak mempengaruhi
hasil, tetapi 2 jam itu dianggap jangka waktu minimal. Clearance yang
diperhitungkan dengan diuresis 2 ml/menit atau lebih (maximal clearance) lebih
dapat dipercaya dari clearance yang memakai diuresis kurang dari 2 menit
(standard clearance). Apabila diuresis rendah sekali (<0,5 ml/menit), hasil
percobaan tidak dapat dipercaya.

A. Persiapan pemeriksaan
 Dari pasien:
o Pasien puasa selama 8 jam sebelum pengambilan darah
 Dari bahan pemeriksaan:
o Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa urin dan plasma
heparin/EDTA atau serum yang tidak hemolisis.
o Bahan pemeriksaan diberi label berisi identitas pasien seperti
nama, nomor rekam medik, tanggal, jenis kelamin, umur,
alamat, dan nama dokter pengirim.
 Dari analis atau petugas pemeriksa:
o Pasien diberi alat penampung urin dan edukasi bagaimana cara
menampung urin. Urin yang digunakan adalah urin yang
ditampung dalam waktu dua jam dalam dua wadah dengan
selisih satu jam.
o Dicatat obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien
o Diukur tinggi dan berat badan pasien, dan tentukan luas
permukaan tubuh (LPT) dengan rumus Du Bois
o Diambil darah vena pasien, lalu dbuat plasma atau serum
o Dipersiapkan alat yang terkalibrasi dan reagen yang sudah
terstandarisasi
o Sampel langsung diperiksa atau disimpan.
*stabilitas sampel : serum / plasma : 7 hari pada 20 - 25 °C, 7
hari pada 2 - 8 °C, 1 tahun pada - 20 °C, urine : 2 hari pada 20 -
25 °C, 7 hari pada 2 - 8 °C, 1 bulan pada - 20 °C
B. Pemeriksaan klirens urea
 Kumpulan urine jam I dan II secara berurutan, kemudian hitung
produksi Urine per menit : V (ml/menit).

8
 Kadar ureum (BUN) atau urea dalam plasma/serum dan urin
diukur dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer atau
analyzer kimiawi. Pengukuran berdasarkan atas reaksi enzimatik
dengan diasetil monoksim yang memanfaatkan enzim urease yang
sangat spesifik terhadap urea. Konsentrasi urea umumnya
dinyatakan sebagai kandungan nitrogen molekul, yaitu nitrogen
urea darah (blood urea nitrogen, BUN). Namun di beberapa negara,
konsentrasi ureum dinyatakan sebagai berat urea total. Nitrogen
menyumbang 28/60 dari berat total urea, sehingga konsentrasi urea
dapat dihitung dengan mengalikan konsentrasi BUN dengan 60/28
atau 2,14.
 Ukur Tinggi Badan, Berat badan, dan tentukan luas permukaan
tubuh (LPT) dengan rumus Du BOIS.
 Klirens Urea dihitung berdasarkan rumus :
Produksi Urine > 2 ml/menit : Karena = Ux (V/P) x 1,78/LPT x
100/75
Produksi Urine < 2 ml/menit : Karena = Ux x 1,78/lpt x 100/54

C. Nilai rujukan
Klirens urea: 55 cc/menit – 75 cc/menit

D. Kadar BUN :

Kategori Kadar

Dewasa 5-25 mg/dl

Anak 5-20 mg/dl

Bayi 5-15 mg/dl

E. Faktor yang dapat mempengaruhi hasil dan implikasi klinik :


 Status dehidrasi dari penderita harus diketahui. Pemberian cairan
yang berlebihan dapat menyebabkan kadar BUN rendah palsu, dan
sebaliknya, dehidrasi dapat memberikan temuan kadar tinggi palsu.
 Diet rendah protein dan tinggi karbohidrat dapat menurunkan kadar
ureum. Sebaliknya, diet tinggi protein dapat meningkatkan kadar
ureum, kecuali bila penderita banyak minum.
 Pengaruh obat (misal antibiotik, diuretik, antihipertensif) dapat
meningkatkan kadar BUN

9
 Penurunan kadar urea sering dijumpai pada penyakit hati yang
berat. Pada nekrosis hepatik akut, sering urea rendah asam-asam
amino tidak dapat dimetabolisme lebih lanjut. Pada sirosis hepatis,
terjadi pengurangan sintesis dan sebagian karena retensi air oleh
sekresi hormone antidiuretik yang tidak semestinya.
 Peningkatan kadar urea disebut uremia. Azotemia mengacu pada
peningkatan semua senyawa nitrogen berberat molekul rendah
(urea, kreatinin, asam urat) pada gagal ginjal.

10
Daftar Pustaka

1. Fenty.2010. LAJU FILTRASI GLOMERULUS PADA LANSIA


BERDASARKANTES KLIRENS KREATININ DENGAN FORMULA
COCKROFT-GAULT, COCKROFT-GAULT STANDARDISASI, DAN
MODIFICATION OF DIET IN RENAL DISEASE. Jurnal Penelitian Vol.
13, No. 2, Mei 2010
2. Fauna, Herawati.2016.PEDOMAN INTERPRETASI DATA KLINIK.
Jakarta
3. https://www.google.com/search?q=GAMBAR+NEFRON+GINJAL&clien
t=firefox-a&rls=org.mozilla:en-
US:official&tbm=isch&imgil=oOC2nRNnemV-
fM%253A%253Bf5_BQqHhDugQ1M%253Bhttp%25253A%25252F%25
252Freferensionlineku.blogspot.co.id%25252F2016%25252F03%25252F
8-bagian-bagian-nefron-beserta-
fungsinya.html&source=iu&pf=m&fir=oOC2nRNnemV-
fM%253A%252Cf5_BQqHhDugQ1M%252C_&usg=__vJRBuGHt1ywlb
S4r5ecHcbypdVI%3D&ved=0ahUKEwjEmeeOuv3SAhXDs48KHRK9A
QEQyjcIKA&ei=8JHcWMThFcPnvgSS-
oYI&biw=1366&bih=665#imgrc=oOC2nRNnemV-fM:

11
12

Anda mungkin juga menyukai