Disusun Oleh :
2017
CREATININ CLEARENCE TEST (CCT)
Uji fungsi ginjal terutama adalah pemeriksaan ureum dan kreatinin. Ureum
adalah produk akhir dari metabolisme protein di dalam tubuh yang diproduksi
oleh hati dan dikeluarkan lewat urin. Pada gangguan ekskresi ginjal, pengeluaran
ureum ke dalam urin terhambat sehingga kadar ureum akan meningkat di dalam
darah. Kreatinin merupakan zat yang dihasilkan oleh otot dan dikeluarkan dari
tubuh melalui urin. Oleh karena itu kadar kreatinin dalam serum dipengaruhi oleh
besar otot, jenis kelamin dan fungsi ginjal. Beratnya kelainan ginjal diketahui
dengan mengukur uji bersihan kreatinin (creatinine clearance
test/CCT). Creatinine clearance test/CCT memerlukan urin kumpulan 24 jam,
sehingga bila pengumpulan urin tidak berlangsung dengan baik hasil pengukuran
akan mempengaruhi nilai CCT.
Klirens suatu zat adalah jumlah volume (mL) plasma yang dibersihkan
oleh ginjal dari zat tersebut per menit. Jadi, Kreatinin Klirens adalah jumlah
volume (mL) plasma yang di bersihkan kreatininya oleh ginjal dalam waktu 1
menit. Pemeriksaan kreatinin klirens bertujuan untuk mengetahui fungsi ginjal.
Kreatinin di filtrasi di glomerolus dan di reabsorpsi di tubulus, sehingga kreatinin
klirens sama besarnya dengan Glomeruli filtration Rate.
1
dan 24 jam untuk pasien rawat inap. Untuk menentukan klirens kreatinin
diperlukan kadar kreatinin urin. Kadar kreatinin urin berkisar 1,1 – 2,8 g/hari (9,7
– 24,7 mmol/hari)
Pria : 1 - 2 g/hari
2
Contoh Mekanisme Klirens Ginjal :
Filtrasi glomerulus:
Tekanan hidrostatika sebagai daya dorong
Filtrasi terjadi bagi molekul kecil (BM<500)
Obat terikat protein tidak terfiltrasi
Laju filtrasi glomerulus (GFR) diukur dengan
menggunakan suatu obat yang dieleminasi hanya
dengan filtrasi
Contoh: inulin dan kreatinin dgn GFR=125-130
ml/min
3
Mekanisme pembersihan ginjal
1. Persiapan pasien
Dari pasien
o Tidak melakukan aktivitas fisik atau olahraga berat
o Tidak mengkonsumsi alkohol
o Tidak perlu puasa
Dari Bahan pemeriksaan
o Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa urin 12 jam / 24 jam
o Dan Plasma Heparin/EDTA/Serum yang tidak hemolisis
o Bahan pemeriksaan diberi label ( berisi identitas pasien, seperti :
nama, no rekam medik, tanggal, jenis kelamin, umur, alamat, dan
nama dokter pengirim
Dari Analis/Petugas pemeriksa
o Pasien diberi alat penampung urin dan edukasi bagaimana cara
menampung urin
o Dicatat obat obatan yang dikonsumsi pasien
o Diukur tinggi dan berat badan pasien
o Diambil darah vena pasien lalu dibuat plasma atau serum
o Dipersiapkan alat yang terkalibrasi dan reagen yang sudah
terstandarisasi
o Sampel serum langsung diperiksa atau disimpan pada suhu 20 s.d
80 C baik digunakan sampai 7 hari, pada suhu -150 s.d -250 C baik
digunakan selama 3 bulan
4
o Sampel urin langsung diperiksa atau disimpan pada suhu 20 s.d 80
C baik digunakan sampai 4 hari, pada suhu -150 s.d -250 C baik
digunakan selama 3 bulan.
Clcr=[0,48×(tinggi)]/Scr
Keterangan :
o Clcr = kreatinin klirens dalam 1,73 mL/min
o Scr = serum kreatinin dalam mg/dL
Pria : Clcr=[98-0,8x(umur-20)]/Scr
Metode Jaffe :
a. Prinsip :
5
3. Kuvet
4. Tip kuning dan biru
5. Parafilm
6. Sampel serum
7. Reagen kreatinin
8. Standar kreatinin
1. Pasien diminta untuk berkemih pada wadah yang telah disediakan oleh
laboratorium
2. Pasien mengosongkan kandung kemihnya, catat waktunya .
3. Tampung dan kumpulkan urin pasien selama 12 jam untuk pasien
rawat jalan dan 24 jam untuk pasien rawat inap, catat volumenya.
4. Hitung Volume Urin per menit.
5. Hitung kadar kreatinin dalam urin dengan metode Jaffe.
6. Ambil pula dalam vena, periksa kadar kreatinin dengan metode Jaffe
d. Analitik :
Sampel Sampel
Blanko Standar
serum urin
Aquadest 100uL - - -
Standar - 100Ul - -
Serum - - 100uL -
Urin yang
diencerkan - - - 100uL
(1:19)
Pereaksi 1000uL 1000uL 1000uL 1000uL
Lalu di inkubasi selama 2 menit dan ddi baca di fotometer dengan
panjang gelombang 490 nm
e. Perhitungan :
Menurut perhitungan Du Bois
Volume Urin (mL/menit) =
𝑚𝑔
𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛 𝑢𝑟𝑖𝑛 ( ) 𝑚𝐿
𝑑𝑙 𝑋 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑟𝑖𝑛 ( )
𝑚𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑚𝑎 ( )
𝑑𝑙
6
f. Pasca Analitik :
Pada tahap ini dilakukan pencatatan dan pelaporan, pencantuman nilai
rujukan, PMI, PME, audit, verifikasi, dan validasi hasil pemeriksaan.
g. Implikasi Klinik:
• Hasil penilaian dengan mengukur klirens kreatinin memberikan hasil
yang lebih akurat.
• Pada anak-anak, nilai klirens kreatinin akan lebih rendah
(kemungkinan akibat masa otot yang lebih kecil)
7
KLIRENS UREA
A. Persiapan pemeriksaan
Dari pasien:
o Pasien puasa selama 8 jam sebelum pengambilan darah
Dari bahan pemeriksaan:
o Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa urin dan plasma
heparin/EDTA atau serum yang tidak hemolisis.
o Bahan pemeriksaan diberi label berisi identitas pasien seperti
nama, nomor rekam medik, tanggal, jenis kelamin, umur,
alamat, dan nama dokter pengirim.
Dari analis atau petugas pemeriksa:
o Pasien diberi alat penampung urin dan edukasi bagaimana cara
menampung urin. Urin yang digunakan adalah urin yang
ditampung dalam waktu dua jam dalam dua wadah dengan
selisih satu jam.
o Dicatat obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien
o Diukur tinggi dan berat badan pasien, dan tentukan luas
permukaan tubuh (LPT) dengan rumus Du Bois
o Diambil darah vena pasien, lalu dbuat plasma atau serum
o Dipersiapkan alat yang terkalibrasi dan reagen yang sudah
terstandarisasi
o Sampel langsung diperiksa atau disimpan.
*stabilitas sampel : serum / plasma : 7 hari pada 20 - 25 °C, 7
hari pada 2 - 8 °C, 1 tahun pada - 20 °C, urine : 2 hari pada 20 -
25 °C, 7 hari pada 2 - 8 °C, 1 bulan pada - 20 °C
B. Pemeriksaan klirens urea
Kumpulan urine jam I dan II secara berurutan, kemudian hitung
produksi Urine per menit : V (ml/menit).
8
Kadar ureum (BUN) atau urea dalam plasma/serum dan urin
diukur dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer atau
analyzer kimiawi. Pengukuran berdasarkan atas reaksi enzimatik
dengan diasetil monoksim yang memanfaatkan enzim urease yang
sangat spesifik terhadap urea. Konsentrasi urea umumnya
dinyatakan sebagai kandungan nitrogen molekul, yaitu nitrogen
urea darah (blood urea nitrogen, BUN). Namun di beberapa negara,
konsentrasi ureum dinyatakan sebagai berat urea total. Nitrogen
menyumbang 28/60 dari berat total urea, sehingga konsentrasi urea
dapat dihitung dengan mengalikan konsentrasi BUN dengan 60/28
atau 2,14.
Ukur Tinggi Badan, Berat badan, dan tentukan luas permukaan
tubuh (LPT) dengan rumus Du BOIS.
Klirens Urea dihitung berdasarkan rumus :
Produksi Urine > 2 ml/menit : Karena = Ux (V/P) x 1,78/LPT x
100/75
Produksi Urine < 2 ml/menit : Karena = Ux x 1,78/lpt x 100/54
C. Nilai rujukan
Klirens urea: 55 cc/menit – 75 cc/menit
D. Kadar BUN :
Kategori Kadar
9
Penurunan kadar urea sering dijumpai pada penyakit hati yang
berat. Pada nekrosis hepatik akut, sering urea rendah asam-asam
amino tidak dapat dimetabolisme lebih lanjut. Pada sirosis hepatis,
terjadi pengurangan sintesis dan sebagian karena retensi air oleh
sekresi hormone antidiuretik yang tidak semestinya.
Peningkatan kadar urea disebut uremia. Azotemia mengacu pada
peningkatan semua senyawa nitrogen berberat molekul rendah
(urea, kreatinin, asam urat) pada gagal ginjal.
10
Daftar Pustaka
11
12