TINJAUAN PUSTAKA
1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
2. Nama Daerah
Jeruk purut memiliki nama ilmiah yaitu (Citrus hystrix). Di Indonesia, tanaman
jeruk purut dikenal dengan berbagai nama diantaranya : unte mukur, unte panggir (Batak);
dema kafalo (Nias); limau purut, jeruk wangi, jeruk purut (Jawa); mude matang busur,
mude nelu (Flores); mute kereng (Alfuru); usi ela (Ambon); lemo jobatai, wama faleela
(Halmahera); lemao puruik (Minangkabau), jeruk linglang (Bali); Ahusi lepea (Sulawesi)
(Dalimartha, 2006).
3. Morfologi Jeruk Purut (Citrus hystrix)
terutama buah dan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan. Tumbuhanya berbentuk
pohon kecil (perdu), tinggi tanaman ini berkisar antara 3-5 m. Daun dan buah digunakan
sebagai makanan. Buahnya berwarna hijau tua ketika muda dan menjadi agak kekuningan
ketika tua, bulat telur, diameter 2-3 cm, terlihat kulit buah cukup tebal pada saat dibelah,
permukaan kulit kasar karena terdapat banyak tonjolan. Daunnya majemuk menyirip
beranak daun satu dan tangkai daun sebagian melebar menyerupai anak daun. Helaian
anak daun berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung
tumpul sampai meruncing, tepi bergerigi, panjang 8-15 cm, lebar 2-6 cm, kedua
permukan licin dengan bintik-bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas warnanya
hijau tua agak mengkilap, permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan, buram
dan jika diremas baunya harum. Bunganya berbentuk bintang, berwarna putih kemerahan
atau putih kekuningan. Pohon jeruk purut (Citrus hystrix) berduri banyak seperti limau
nipis, percabangan membentuk kanopi memayung yang lebar dan berakar tunggang
(Dalimartha, 2006).
Jeruk purut termasuk suku Rutaceae yang berpotensi sebagai penghasil minyak
atsiri. Daun jeruk purut mengandung sabinena dan limonene yang berguna untuk
kosmetik, aromaterapi pencuci rambut, antelmintik, obat sakit kepala, nyeri lambung, dan
biopestisida. Daunnya juga sering digunakan sebagai rempah yang berfungsi untuk
Minyak atsiri daun jeruk purut disebut kaffir lime oil yang banyak digunakan
dalam industri makanan, minuman, farmasi, flavor, parfum, pewarna. Misalnya dalam
industri pangan banyak digunakan sebagai pemberi cita rasa dalam produk olahan
(Miftahendarwati, 2014).
luteolin, hesperetin, apigenin, dan isorhamnetin. Senyawa kimia yang dominan ada pada
2014).
Dari hasil uji fitokimia yang dilakukan oleh Rahmi, et al.(2013) didapatkan
bahwa daun jeruk purut sangat banyak mengandung senyawa metabolik sekunder.
Senyawa ini bertindak aktif dalam aktivitas antioksidan dan antibakteri, terutama
kandungan flavonoid.
a. Alkaloid
bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan
membran sel berubah, akhirnya dapat menyebabkan membran sel rapuh dan lisis
b. Polifenol
aktivitas sel terganggu dan menyebabkan kematian sel. Sehingga senyawa ini
c. Flavonoid
pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol dan aseton. Flavonoid merupakan
proses sintesis DNA-RNA terhambat. Selain itu flavonoid, juga dapat mencegah
sifat hidrofilik dan hidrofobik membran sel sehingga fluditas membran sel
berkurang yang berakibat pada gangguan pertukaran cairan dalam sel. Hal ini
berdampak pada kematian sel bakteri. Sementara itu, menghambat kerja dari
pertumbuhan bakteri terganggu. Hal ini berdampak pada kematian sel bakteri
(Miftahendarwati, 2014).
d. Tanin
larutan, dan kelarutannya dalam pelarut sangat rendah (Harborne, 1996 ; Setiadi,
2016).
reverse transkriptase dan DNA tropoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat
e. Steroid
Steroid tidak mengandung asam lemak ataupun gliserol, karenanya tidak dapat
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol telah terdeteksi pada lebih dari 90
suku tumbuhan. Saponin ada pada seluruh tumbuhan dengan konsentrasi tinggi
pada bagian-bagian tertentu, dan di pengaruhi oleh varietas tumbuhan dan tahap
mikroba adalah terjadinya ikatan antara saponin dengan sterol pada permukaan
denaturasi protein, sehingga membran sel akan rusak dan lisis (Robinson, 1995
; Setiadi, 2016).
g. Minyak atsiri
Minyak atsiri adalah istilah yang digunakan untuk minyak yang bersifat
mudah menguap, yang terdiri dari campuran zat yang mudah menguap, dengan
komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. Minyak atsiri yang mudah
dalam industri sebagai pemberi aroma dan rasa. Nilai jual dari minyak atsiri
(Miftahendarwati, 2014).
badan letih dan lemah sehabis sakit berat. Kulit buah jeruk purut berkhasiat sebagai
stimulan, berbau khas aromatik, rasanya agak asin, kelat dan lama-kelamaan agak pahit.
Buahnya digunakan untuk mengatasi influenza, badan terasa lelah, rambut kepala yang
B. Bakteri
Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki selubung
inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak
terlokalisasi dalam tempat khusus (nukleus) dan tidak ada membran inti (Jawetz et al. 2008).
Untuk memahami beberapa kelompok organisme, diperlukan klasifikasi. Tes biokimia,
pewarnaan gram, merupakan kriteria yang efektif untuk klasifikasi. Hasil pewarnaan
mencerminkan perbedaan dasar dan kompleks pada sel bakteri (struktur dinding sel), sehingga
dapat membagi bakteri menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri Gram-positif dan bakteri Gram-
negatif (Irianto, 2014). Salah satu bakteri gram positif yaitu Staphylococcus epidermidis, dan
1. Staphylococcus epidermidis
a. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Gambar 2.2 Bakteri Staphylococcus epidermidis (Gram positif), berwarna ungu dan
berbentuk bulat pada pewarnaan gram.
(sumber : Dokumen pribadi)
b. Sifat dan Morfologi
Gram positif yang berbentuk bulat, tersusun dalam rangkaian tak beraturan seperti anggur,
tumbuh paling cepat pada suhu 37°C, membentuk pigmen paling bagus pada suhu kamar
(20°-25°C), bisa meragikan banyak karbohidrat dengan lambat, yang menghasilkan asam
Pada media kultur padat berbentuk kokus berkelompok tidak teratur, susunannya mirip
anggur, menonjol, berkilau, tidak menghasilkan pigmen, berwarna putih porselen sehingga
Staphylococcus epidermidis disebut Staphylococcus albus. Bakteri ini tumbuh baik pada
NaCl 1-7%, koloni diameter 1-2 mm, bersifat anaerob fakultatif yang bisa tubuh terima
c. Struktur Antigen
merupakan substansi penting didalam struktur dinding sel. Peptidoglikan, suatu polimer
kaku pada dinding sel. Peptidoglikan, dihancurkan oleh asam kuat atau lisozim (Jawetz et
al. 2008).
d. Patogenesis
saluran napas dan saluran cerna manusia. Pada umumnya tidak menjadi masalah bagi orang
normal yang sehat. Akan tetapi, kini organisme ini menyebabkan infeksi oportunistik.
dihasilkannya. Staphylococcus epidermidis memproduksi toksin atau zat racun dan juga
termasuk di permukaan alat-alat yang terbuat dari plastic atau kaca (Kuswiyanto, 2018).
Septikimia dan endokarditis penyakit yang berhubugan dengan Staphylococcus
epidermidis. Gejala yag timbul adalah demam, sakit kepala dan kelelahan akibat anoreksia
dan dispnea. Septikimia terjadi akibat infeksi neonatal, terutama ketika bayi lahir dengan
berat badan sangat rendah. Endokarditis adalah infeki pada katup jantung dan bagian
Orang kebanyakan mempunyai Staphylococcus pada kulit dan dalam hidung atau
eksema), dengan cepat akan terjadi reinfeksi melalui droplet. Organisme patogen sering
menyebar dari satu lesi (misalnya furunkel) ke daerah kulit lainnya melalui jari dan
pakaian. Oleh karena itu, antisepsis lokal yang cermat sangat penting untuk mengendalikan
Infeksi ganda yang berat pada kulit (jerawat, furunkulosis) paling sering terjadi
pada para remaja. Infeksi kulit yang serupa terjadi pada penderita yang memperoleh
kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama, menunjukkan peranan hormon dalam
patogenesis infeksi kulit oleh Staphylococcus. Pada jerawat, lipase dari Staphylococcus dan
korinebacteria melepaskan asam-asam lemak dari lipid dan menyebabkan iritasi jaringan.
dalam alat plastik (alat bantu tubuh seperti kateter intravena dan prostesis) sehingga bakteri
ini terlindung dari sirkulasi dan juga dari obat antimikroba. Staphylococcus epidermidis
lebih sering resisten terhadap obat antimikroba dari pada Staphylococcus aureus ; sekitar
60% strain Staphylococcus epidermidis resisten terhadap nafsilin (Jawetz, et al. 2008).
2. Bakteri Salmonella typhi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Gambar 2.3 Bakteri Salmonella typhi (Gram negatif), berwarna merah pada pewarnaan gram dan
berbentuk batang (Sumber : Todar, 2005)
negatif, berukuran 1-35µm x 0,5-0.8 µm, besar koloni rata-rata 2-4 mm, memiliki flagel
(Kuswiyanto, 2018). Salmonella memiliki struktur antara lain inti (nukleus), sitoplasma,
dan dinding sel. Salmonella typhi tidak dapat memfermentasi laktosa, sehingga
menghasilkan asam dan gas sedikit dari fermentasi glukosa saja. Salmonella typhi dapat
tumbuh baik pada media Mc. Conkey dimana akan membentuk koloni yang tidak
berwarna. Banyak spesies Salmonella membentuk koloni pucat dengan bagian tengah
Salmonella typhi tumbuh pada suasa aerob dan anaerob fakultatif, pada suhu 15-
410C (tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 35-370C) dan pH pertumbuhan 6-8. Sifat
gerak positif, dan pada reaksi fermentasi Manitol dan Sorbitol positif, serta negatif pada
reaksi Indol, DNAse, Fenilalanin Deminase, Urease, Voges Proskauer, dan reaksi
fermentasi Sukrosa, Laktosa, adonitol serta tidak tumbuh dalam larutan KCN. hanya
sedikit membentuk gas H2S dan tidak membentuk gas pada fermentasi Glukosa
(Kuswiyanto, 2018).
c. Struktur Antigen
Salmonella mempunyai struktur antigen berupa antigen somatik (O) tahan terhadap
pemanasan 100oC, Alkohol dan Asam. Antibodi yang dibentuk terutama IgM. Antigen
flagel (H) rusak pada pemanasan 60oC, Alkohol dan Asam. Antibodi yang dibentuk
bersifat IgG. Antigen kapsul (Vi) rusak pada pemanasan 60oC selama 1 jam, penambahan
d. Patogenesis
Salmonella typhi merupakan salah satu penyebab infeksi utama manusia, dan
infeksi ini bersumber dari manusia. Kebanyakan Salmonella, merupakan patogen pada
binatang yang merupakan reservoir infeksi pada manusia, contoh : unggas, babi, hewan
pengerat, ternak, binatang peliharaan (dari kura-kura sampai burung beo), dan banyak
lagi. Salmonella menyebabkan 3 tipe penyakit utama pada manusia, namun yang paling
serius adalah tipe pencampuran. Penyakit yang disebabkan Salmonella adalah demam
enterik (demam typhoid), bacterimia dengan luka fokal, Enterokolitis, dan Carrier
cukup baik. Vaksin akan merangsang produksi antibodi terhadap antigen Vi, O dan H.
2018).
minuman serta upaya mengobati carrier (bakteri dapat ditemukan dalam tinja dalam
waktu yang bervariasi) dan chronic carrier (bakteri dapat ditemukan dalam tinja selama
1 tahun). Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan memberikan imunisasi
2018).
C. Metode Uji Antimikroba
Uji ini dilakukan untuk mengukur konsentrasi antibiotika yang diperlukan untuk
dilarutan dalam suatu volume kaldu yang kecil dan diinokulasikan dengan sejumlah
mikroorganisme. Pembacaan dilakukan pada konsentrasi hambat minimal yang dilihat dari
Uji konsentrasi bunuh minimal merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur
kecepatan pembunuhan atau proporsi anti mikroba yang terbunuh dalam waktu tertentu
dengan cara melakukan subpembiakan kaldu yang jernih ke dalam perbenihan padat
antibiotika. Pembacaan hasil dilakukan dengan cara melihat konsentrasi yang sama sekali
tidak terdapat pertumbuhan mikroorganisme pada media perbenihan tersebut (Jawetz, et al.
2008).
Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) dapat dilakukan dengan
a. Metoda Dilusi
bertahap, baik dengan media cair atau padat. Kemudian media diinokulasikan dengan
bakteri uji dan dieramkan kemudian dilarutkan antimikroba dengan kadar yang
menghambat atau mematikan. Uji kepekaan cara dilusi agak memakan waktu dan
penggunaannya dibatasi pada keadaan tertentu saja, namun kini ada cara yang lebih
mikrodilusi cair adalah bahwa uji ini memberi hasil kuantitatif yang menunjukkan jumlah
Metode yang paling sering digunakan adalah metode difusi agar. Cakram kertas
saring berisi sejumlah obat tertentu yang ditempatkan pada permukaan media padat yang
diameter zona hambatan sekitar cakram dipergunakan mengukur kekuatan obat terhadap
organisme uji. Metode difusi ada dua cara, yaitu Kirby Bauer (Penentu berdasarkan
diameter zona hambat yang terbentuk) dan cara sumuran (Media agar dibuat sumuran
dengan garis tengah tertentu dan diteteskan larutan antibakteri ke dalamnya) (Jawetz, et
al. 2008).
D. Ekstrak
1. Pengertian Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh setelah melakukan proses ekstraksi
senyawa aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Sebagian besar ekstrak dibuat
dengan mengesktraksi bahan baku obat secara perkolarasi. seluruh perkolat basanya
dipekatkan secara destilasi dengan pengurangan tekanan, agar bahan sesedikit mungkin
Sediaan ini dilihat dalam keadaan dingin dan tidak dapat dituang.
Sediaan ini memiliki konsistensi kering dan mudah digosokkan, melalui penguapan
cairan pengesktraksi.
d. Ekstrak cair (Extractum fluidum)
Ekstrak cair adalah sediaan dari simplisia nabati yang mengandung etanol sebagai
pelarut atau sebagai pengawet. Jika dinyatakan lain pada masing-masing monografi tiap
Eksrak cair yang cenderung memiliki endapan dapat didiamkan dan disaring atau bagian
persyaratan Farmakope. Ekstrak cair dapat dibuat dari ekstrak yang sesuai.
Proses awal pembuatan dimulai dari tahap pembuatan serbuk simplisia. Simplisia
adalah bahan baku yang dipergunakan sebagai obat yang belum diolah apapun. Tahapan-
a. Sortasi basah
Sortasi basah adalah proses untuk memisahkan kotoran-kotoran atau benda asing
b. Pencucian bahan
simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih yang mengalir dan waktu yang
c. Perajangan
pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang sudah dicuci jangan langsung dirajang
tetapi dikeringkan terlebih dahulu dengan cara diangin-anginkan tetapi tidak terkena
cahaya matahari langsung. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau atau dengan alat
perajang khusus sehingga didapatkan irisan yang tipis. Semakin tipis bahan maka
mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Pengeringan
simplisia dapat dilakukan dengan cahaya matahari langsung atau menggunakan alat
simplisia yang sudah dikeringkan. Proses pembuatan serbuk dilakukan dengan suatu
dibutuhkan dan diperoleh serbuk dengan derajat kehalusan tertentu (Depkes RI, 2000).
3. Cairan Pelarut
Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik (optimal)
untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif, dengan demikian senyawa
tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa kandugan lainnya, serta ekstrak
hanya mengandung sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan. Dalam hal
ekstrak total, maka cairan pelarut dipilih yang melarutkan hampir semua metabolit
Faktor utama untuk pertimbangan pada pemilihan cairan penyari adalah selektvitas,
kemudahan bekerja dan proses dengan cairan tersebut, ekonomis, ramah lingkungan, serta
Sampai saat ini berlaku aturan bahwa pelarut yang diperbolehkan adalah air dan
alkohol (etanol) serta campurannya. Jenis pelarut lain seperti metanol dan lain-lain (alkohol
sebagai pelarut untuk tahap separasi dan tahap pemurnian (fraksinasi). Khusus metanol,
dihindari penggunaanya karena sifatnya yang toksik akut dan kronik, namun demikian jika
dalam uji ada sisa pelarut dalam ekstrak menunjukkan negatif, maka metanol sebenarnya
Cairan pelarut dalam penelitian ini adalah etanol yang disebut juga etil alkohol yang
termasuk kedalam alkohol rantai tunggal dengan rumus kimia C2H5OH merupakan pelarut
serbaguna yang dapat larut dalam air dan pelarut organik lainnya. Etanol dapat dipandang
sebagai turunan dari etana C2H6 dengan salah satu atom H diganti dengan gugus hidroksil.
Zat kimia organik ini tidak berwarna, berupa cairan transparan, mudah menguap, memiliki
bau khas etanol, mudah terbakar, dapat larut dalam air, eteraseton, dan semua plarut
selektif, serta bakteri sulit untuk tumbuh dalam etanol yang konsentrasinya 20% keatas,
tidak beracun, lebih bersifat netral, baik dalam mengabsorbsi, etanol dapat bercampur
dengan air pada segala perbandingan, panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih
sedikit. Pelarut etanol merupakan salah satu pelarut yang dapat digunakan untuk mengikat
zat aktif minyak atsiri sehingga pelarut ini tepat digunakan untuk mengaktifkan zat aktif
4. Metode Ekstraksi
kandungan kimia yang dapat larut dari suatu serbuk simplisia. Sehingga terpisah dari
bahan yang tidak dapat larut. Beberapa metode yang banyak digunakan untuk ekstraksi
antara lain :
a. Maserasi
merendam simplisia dalam pelarut yang sesuai dalam wadah tertutup. Pengadukan
prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Ekstraksi secara menyeluruh juga
dapat menghabiskan sejumlah besar volume pelarut yang dapat berpotensi hilangnya
metabolit. Beberapa senyawa juga tidak terekstraksi secara efisien jika kurang
terlarut pada suhu kamar (270C). Ekstraksi secara maserasi dilakukan pada suhu
kamar (270C). Sehingga tidak menyebabkan degradasi metabolit yang tidak tahan
b. Perkolasi
seluler simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya
dilakukan pada suhu ruangan. Perkolasi cukup sesuai, baik untuk ekstraksi
dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara didalam dan diluar sel.
Dengan demikian, metabolit sekunder yang ada didalam sitoplasma akan terlarut
dalam pelarut organik. Larutan itu kemudian menguap keatas dan melewati
pendingin udara yang akan mengembunkan uap tersebut menjadi tetesan yang akan
terkumpul kembali. Bila larutan batas lubang pipa samping soxhlet maka akan terjadi
sirkulasi. Sirkulasi yang berulang itulah yang menghasilkan ekstrak yang baik
d. Refluks
dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak, lalu dipanaskan
sampai mendidih. Cairan penyari akan menguap, uap tersebut akan diembunkan
dengan pendingin tegak dan akan kembali menyari zat aktif dalam simplisia tersebut.
Ekstraksi ini biasanya dilakukan 3 kali dan setiap kali diekstraksi selama 4 jam
e. Digesti
yang lebih tinggi dari suhu ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada suhu 40-50oC
f. Infusa
Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air pada suhu penangas air (bejana
infuse tercelup dalam penangas air mendidih), suhu terukur (96-98oC) selama waktu
g. Dekok
Dekok adalah infuse pada waktu yang lebih lama dan suhu sampai titik
didih air, yaitu pada suhu 90-100oC selama 30 menit (DepKes RI, 2006).
E. Landasan Teori
Penyakit infeksi masih merupakan jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh
mikroorganisme salah satunya bakteri. Contoh bakteri yang sering menyebabkan infeksi
merupakan flora normal pada kulit manusia, saluran pencernaan dan pernafasaan dan
merupakan bakteri gram positif yang dapat menyebabkan infeksi oportunistik. Salmonella
typhi pada manusia dan hewan bersifat patogen yang dapat menyebabkan enteritis, infeksi
Pengobatan infeksi dapat dilakukan dengan salah satu bahan alami yang dapat
dikembangkan sebagai antibakteri, yaitu daun jeruk purut (Citrus hystrix). Menurut
Miftahendarwati, (2014) daun jeruk purut (Citrus hystrix) mengandung alkaloid, saponin,
polifenol, flavonoid, tanin 1,8 %, steroid dan minyak atsiri 1 – 1,5 %. Senyawa yang
terdapat dalam daun jeruk purut yang berfungsi sebagai antibakteri adalah alkaloid,
dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga
lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel
sintesis asam nukleat bakteri dan mampu menghambat motilitas bakteri (Miftahendarwati,
2014). Tanin adalah senyawa fenol yang bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan
Pembuatan ekstrak daun jeruk purut (Citrus hystrix) menggunakan metode maserasi
dengan larutan penyari etanol 96%. Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini
ialah metode dilusi, pertama menguji Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dengan melihat
kejernihan larutan uji pada kadar terkecil kemudian konsentrasi larutan uji yang di tetapkan
sebagai KHM dikultur ulang pada media padat dan di inkubasi 24 jam. Jika pada media
tidak terdapat pertumbuhan mikroba setelah inkubasi maka ditetapkan sebagai Konsentrasi
Antibakteri
Dilusi