PENDAHULUAN
rempah yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, karena memiliki
rimpang jahe secara spesifik tergantung kepada varietas jenis jahe yang
digunakan. Hal ini disebabkan karena setiap varietas jahe memiliki perbedaan
Yuliani et al. (1991), jahe putih besar umumnya digunakan sebagai makanan
dan minuman karena rasanya yang tidak terlalu pedas. Jahe putih kecil yang
memiliki rasa lebih pedas dari jahe putih besar umumnya digunakan untuk
bumbu masak, sumber minyak atsiri, dan pembuatan oleoresin, serta banyak
Salah satu bentuk produk olahan jahe adalah minyak atsiri. Minyak atisiri
minyak untuk flavor permen, minuman keras, dan saos. Pada umumnya
oleoresin dan minyak atsiri jahe diperoleh melalui proses ekstraksi. Ekstraksi
dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain melalui destilasi uap,
1
2
beda, sehingga akan menghasilkan oleoresin dan minyak atsiri dengan mutu
atsiri jahe memiliki harga yang dinilai kurang ekonomis dan mahal, sehimgga
Maka dari itu kami melakukan praktik pembuatan minyak atsiri jahe
karena minyak atsiri jahe banyak diperlukan oleh masyarakat. Praktik ini pula
dapat menambah wawasan siswa bagaimana cara membuat minyak atsiri dan
1.2 Tujuan
1.3 Metodologi
atsiri jahe:
Jl. Achmad Sobana, S.H. (Jl. Bangbarung Raya) Perumnas Bantarjati Bogor
16152
TINJAUAN PUSTAKA
Minyak Atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan
persenyawa padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya,
kelarutan dalam pelarut organik dan keluratan dalam air yang diperoleh dari
bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga.
dan bahan dasar wangi-wangian. Tahukah kamu? Bibit parfum yang biasanya
dijual di toko parfum berbahan dasar minyak atsiri yang diperoleh melalui
proses penyulingan.
Sumber minyak atsiri / bahan baku minyak atsiri sendiri berasal dari
daun, bunga, batang, biji, buah, kulit, maupun akar dari sebuah tanaman.
4
5
minyak atsiri seperti batang cendana. Dari daun misalnya sereh. Dari bunga
Contohnya : harga minyak atsiri yang berasal dari bunga kenanga sekitar
70ribuan per 10 mililiternya, harga minyak atsiri dari daun nilam sekitar
35ribuan per 10 mililiternya dan harga minyak atsiri yang berasal dari biji
2.1.2 Jahe
semu dan termasuk dalam suku Zingiberaceae. Jahe berasal dari Asia Pasifik
yang tersebar dari India sampai Cina (Paimin dan Murhananto, 2008). Nama
yang berarti tanduk, karena bentuk rimpang jahe mirip dengan tanduk rusa.
Jahe dikenal dengan nama umum (Inggris) ginger atau garden ginger.
Nama ginger berasal dari bahasa Perancis: gingembre, bahasa Inggris lama:
gingifere, Latin: ginginer, dan Yunani (Greek): zingiberis. Namun kata asli
dari zingiber berasal dari bahasa Tamil inji ver. Istilah botani untuk akar dalam
bahasa Tamil adalah ver, jadi akar inji adalah inji ver. Di Indonesia, jahe
6
jahe dikenal dengan jahe (Sunda), jae (Jawa). Di Sulawesi, jahe dikenal dengan
2014):
Divisi : Magnoliophyta/Pteridophyyta,
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Liliopsida-Monocotyledoneae
Subkelass : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
panjang 15-23 cm, lebar lebih kurang dua 2,5 cm, tersusun teratur dua baris
berseling, berwarna hijau bunganya kuning kehijauan dengan bibir bunga ungu
Secara morfologi, tanaman jahe terdiri atas akar, rimpang, batang, daun,
dan bunga. Perakaran tanaman jahe merupakan akar tunggal yang semakin
tunas yang akan tumbuh menjadi tanaman baru. Akar tumbuh dari bagian
bawah rimpang, sedangkan tunas akan tumbuh dari bagian atas rimpang.
Batang pada tanaman jahe merupakan batang semu yang tumbuh tegak lurus,
Rimpang jahe merupakan modifikasi bentuk dari batang tidak teratur. Bagian
luar rimpang ditutupi dengan daun yang berbentuk sisik tipis, tersusun
melingkar. Rimpang adalah bagian tanaman jahe yang memiliki nilai ekonomi
dan dimanfatkan untuk berbagai keperluan antara lain sebagai rempah, bumbu
masak, bahan baku obat tradisional, makanan dan minuman serta parfum.
Bunga pada tanaman jahe terletak pada ketiak daun pelindung (Bermawie dan
Purwiyanti, 2014).
al., 2003 dalam Bermawie dan Purwiyanti, 2014) dan posisi kepala putik lebih
tinggi dibandingkan kepala sari (Pillai et al., 1978 dalam Bermawie dan
berwarna merah yang memiliki tiga ruang berisi masing masing banyak bakal
biji berwarna hitam dan memiliki selaput biji (Rugayah 1994). Tetapi pada jahe
8
yang ditanam secara komersial jarang berbuah dan berbiji yang kemungkinan
disebabkan karena tepung sari jahe steril (Bermawie dan Purwiyanti, 2014).
Bau : Gingerol
Kelarutan :1:6
tabung polari
piknometer
termometer
tabung reaksi
labu
pendingin tegak
Proses pembuatan :
Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat
dengan massa jenis air murni. Air murni bermassa jenis 1 g/cm3 (0.036 lb/cu
in) atau 1,000 kg/m3 (1,700 lb/cu yd). Berat jenis tidak mempunyai satuan
atau dimensi. Berat jenis mempunyai rumusan m.g/v atau w/v dengan satuan
2.3.2 Kelarutan
kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent)
Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam
suatu pelarut pada kesetimbangaan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-
zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Contohnya adalah etanol di dalam air Sifat ini lebih dalam bahasa
Alat untuk mengukur Indek bias disebut Refrakrometer. Cotoh indeks bias
yang terjadi di keseharian kita adalah saat kita melihat permukaan kolam
renang yang terlihat dangkal atau pensil yang terlihat bengkok saat berada di
dalam gelas berisi air, hal ini disebabkan oleh terjadinya pembiasan cahaya.
cepat dari kecepatan cahaya di medium tertentu, sehingga nilai indek bias ini
selalu lebih besar dari satu. Semakin tinggi nilai Indeks bias suatu medium
Jenis-jenis indeks bias ada dua yaitu indeks bias mutlak dan indeks bias
3.1.1. Bahan
1. Jahe
2. Air
3. Alkohol
4. Eter
3.1.2. Alat
2. Tabung reaksi
3. Timbangan kasar
4. Neraca Analitik
5. Refraktometer
6. Pipet
7. Batang pengaduk
11
12
6. Isi tabung destilasi dengan air sampai batas garis bawah pada
tabung.
contoh masuk.
3.2.1 Bahan
2. Alkohol
3. Eter
4. Air suling
3.2.2. Alat
1. Refraktometer
2. Pipet tetes
3. Tabung reaksi
4. Piknometer
5. Neraca
6. Tissue
reaksi.
tabung reaksi.
14
alkohol.
dan keringkan.
0,0001.
Minyak : Alkohol
1 : 26
2. Organoleptik
Warna : Cokelat
Bau : Gingerol
3. BJ
0,552 gram
Kerapatan ( perbandingan minyak ) = = 0,552
1 mL
0,552 gram
Kerapatan ( perbandingan air ) = =¿0,552
1 mL
4. Indeks bias
16
Indeks bias berdasarkan SNI = 1,479 – 1,489
17
17
Uji Rendemen
2 , 4 mL
Uji rendemen yang didapat ¿ x 100% = 1,09%
2200 mg
4.2 Pembahasan
adalah kelarutan minyak dalam alkohol. Pada percobaan kali ini sampel
2. Organoleptik
rasa. Dan minyak yang kami uji berwarna cokelat , bau seperti dan pahit.
3. BJ
4. Indeks Bias
minyak atsiri yang terlalu pekat sehingga indeks bias yang didapatkan
5.1 Kesimpulan
Jadi hasil yang kami dapat dari pembuatan minyak atsiri pada
2. Organoleptik
Warna : Cokelat
Bau :
Rasa : Pahit
3. BJ = 0,552
19
20
5.2 Saran
Jika minyak atsiri yang didapat sedikit keruh maka harus didiamkan
semalaman agar air yang masih tercampur dapat terpisah. Apabila terjadi 3 lapis
(air, minyak, campuran air dan minyak) pada tebung reaksi dimana tempat minyak
diletakkan, maka yg harus dilakukan adalah memisahkan bagian air dan minyak
pindahkan ke tabung reaksi yang baru dan tambahkan senyawa CaO yang
ditimbang setelah disesuaikan dengan jumlah mili minyak yang didapat. Lalu
diamkan semalaman, tunggu hingga terbentuk 2 lapisan yaitu, lapisan minyak dan
air.
21
LAMPIRAN