Anda di halaman 1dari 18

Pemanfaatan Minyak Serai Wangi (Cymbopogon nardus L) Sebagai

Hair Tonic Pada Wanita Berhijab

PROPOSAL

OLEH :

LENY ANGGRAINI

NPM : 162114020

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH
MEDAN
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Badan Pusat Statistik tahun 2010 menyatakan jumlah penduduk beragama

Islam di Indonesia mencapai 87,18%. Penggunaan jilbab bagi para perempuan

merupakan representasi dari kemuliaan akhlak dan keihsanan. Dewasa ini

fenomena penggunaan jilbab di kalangan perempuan Indonesia sangat pesat,

dan bukan menjadi rahasia lagi jika permasalahan rambut yang timbul karena

pemakaian hijab, seperti : rambut kering, kusam, kulit kepala berminyak,

ketombe hingga rambut rontok menjadi permasalahan yang kompleks untuk

perempuan berhijab.

Penelitian tentang hubungan hijab dengan kejadian ketombe, lepek, dan

rambut rontok yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran di sebuah

Universitas didapatkan hasil adanya peningkatan risiko terjadinya ketombe,

lepek, dan rambut rontok sebesar 7,57 kali dan angka kejadian ketombe

meningkat pada responden dengan pemakaian hijab ≤10 tahun (72,5)% pada

mahasiswa yang menggunakan hijab.

Meskipun populasi penggunaan hijab meningkat, namun peningkatan ini

tidak diimbangi dengan perawatan khusus rambut yang tertutup di balik hijab.

Para wanita berhijabpun sering mengalami masalah rambut akibat nutrisi

shampo yang kurang mendukung bagi wanita berhijab, sehingga diperlukan

suatu perawatan khusus selain shampoo untuk mengatasi masalah ini. Salah satu

cara pencegahan kerontokan rambut dapat dilakukan dengan melakukan

perawatan rambut dengan hair tonic.


Perawatan rambut memerlukan berbagai kosmetik, mulai dari kosmetik

pembersih rambut, hair kondisioner, kreambat, sampai hair tonic. Cara yang

mudah dilakukan untuk merawat rambut rontok adalah dengan melakukan

perawatan rambut menggunakan hair tonic sebagai bahan untuk menutrisi

rambut. Perangsang pertumbuhan rambut (hair tonic) adalah sediaan yang

mengandung bahan-bahan yang diperlukan oleh rambut, akar rambut dan kulit

kepala.

Banyak bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dapat

digunakan untuk bahan aktif pembuatan hair tonic. Bahan bahan alami tersebut

berfungsi menyuburkan rambut dan mencegah kerontokan rambut seperti daun

urangaring, daun waru, daun mangkokan, lidah buaya, ekstrak wortel, minyak

kelapa, minyak kemiri, dan ekstrak daun kelor. Ekstrak minyak sereh wangi

(Cymbopogon nardus L.) merupakan bahan alami yang juga digunakan untuk

campuran kosmetik perawatan kulit dan rambut, serta dapat digunakan

langsung pada kulit dan rambut. minyak sereh wangi (Cymbopogon nardus L.)

mengandung minyak essensial, anti oksidan, flafonoid, tanin, dan masih banyak

lainnya (Hendrik, 2013).

Sediaan hair tonic dipilih karena bentuknya yang berupa cairan sehingga

mudah diaplikasikan dan tidak lengket seperti sediaan semi padat sehingga

tidak meninggalkan kerak yang dapat memicu terbentuknya ketombe.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk memformulasikan kandungan

Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai bahan aktif dalam sediaan hair

tonic untuk rambut.


1.2 Perumusan Masalah

a. Apakah Minyak Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.) dapat di formulasi

dalam sediaan hair tonic

b. Bagaimana mekanisme Minyak Sereh wangi (Cymbopogon nardus L.)

untuk mengurangi rambut rontok dalam sediaan hair tonic.

1.3 Tujuan Penelitian

a. Untuk membuktikan apakah minyak sereh wangi (Cymbopogon nardus

L.) dapat di formulasi dalam sediaan hair tonic

b. Untuk mengetahui bagaimanakah mekanisme minyak sereh wangi

(Cymbopogon nardus L. ) mengurangi kerontokan rambut pada wanita

berhijab

1.4 Manfaat Percobaan

Manfaat penelitian ini adalah

a. Dapat mengembangkan daya dan hasil guna minyak sereh wangi

(Cymbopogon nardus L.) sebagai hair tonic yang aman dan alami

b. Sebagai informasi bagi masyarakat tentang manfaat minyak sereh wangi

(Cymbopogon nardus L.) yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan

hair tonic
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

2.1.1 Sistematika Tumbuhan

Sistematika tumbuhan sereh wangi adalah sebagai berikut :

Kingdom : plantae

Divisio : Spermatophyta

Kelas : monocotyledoneae

Ordo : Poales

Family : Poaceae

Genus : cymbopogon

Spesies :Cymbopogon nardus L

Nama lokal : sereh wangi (Herbarium medanense)

Sereh wangi ( Cymbopogon nardus L.) merupakan salah satu tanaman

penghasil minyak atsiri. Komponen utama minyak sereh wangi adalah sitronela dan

geraniol yang keduanya memiliki sifat fisik berupa aroma yang khas. Komponen
tersebut dapat diisolasi lalu diubah menjadi turunannya. Minyak atsiri sendiri

beserta turunannya banyak digunakan dalam industry kosmetik, parfum, sabun, dan

farmasi. Minyak atsiri sereh wangi juga dapat digunakan sebagai insektisida

(pembunuh hama), maupun jamur, anti bakteri, hama gudang, maupun lainnya.

Sereh wangi (nama bahasa Indonesia) dikenal diberbagai tempat dengan

nama yang berbeda beda: sere mangat (Aceh), sange sange(Toba),

sere(Gayo,Jawa,Madura), serai( Minang kabau), sorai(Lampung), sereh(sunda),

kendongung witu(Sumba), nau sina(Roti), bu make(timor). Nama asing sereh

wangi yaitu citronella grass.

Sereh wangi merupakan rumput tegak,menahun,dengan perakaran sanagt

dalam dan kuat.Batang tegak atau condong,membentuk rumpun ,pendek,masih

berbentuk bulat,dibawah buku-bukunya sering kali berlilin dan penampang lintang

batang bewarna merah ,ujung berlidah,helaian lebih dari separuh menggantung,dan

remasannya berbau aromatic.

Ada dua varietas sereh wangi yang paling dikenal yakni varietas

mahapengiri dan lenabatu. Dilihat dari mutu minyak atsiri nya, ternyata varietas

mahapengiri mampu memberikan mutu dan rendemen yang lebih baik di

bandingkan varietas lenabatu. Kedua varietas tersebut mudah dibedahkan dengan

cara mengamati pertumbuhan daunnya. Daun sereh wangi varietas mahapengiri

yang berumur enam bulan akan merunduk sehinngah tinggi rumpun kurang dari

satu meter, sedangkan rumpun sereh wangi ariettas lenabatu akan tumbuh lebih

tinggi lagi karena daunnya pada umur tersebut tidak merunduk. Secara umum

perbedaan itu adalah varietas mahapengiri mempunyai rumpun dengan dalam

kuliner bentuk lebar dan rendah membututuhkan lahan yang lebih subur.
Tanaman sereh wangi banyak digunakan dalam kuliner Bali maupun

masakan khas Indonesia. Selain batang tanaman sereh yang dimanfaatkan dalam

dunia kuliner. Minyak tanaman sereh wangi juga telah banayak digunakan sebagai

minyak pijat. Selain penggunaan tersebut, beberapa penelitian tentan tanaman sereh

juga menunjukan adanya manfaat minyak sereh yang dapat dijadikan pestisida

nabati untuk mengendalikan hama ulat bulu (Sulaswatty, 2019).

2.2 Minyak atsiri

Tanaman sereh wangi termasuk golongan rumput-rumputan yang disebut

Andropoon nardus atau Cympogon nardus. Genus ini hampir 80 species,tetapi

hanya beberapa jenis yang menghasilkan minyak atsiri yang mempunyai arti

ekonomi dalam dunia perdagangan.

Minyak sereh wangi adalah minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan

uap daun tanaman sereh wangi. Secara botani, sereh wangi merupakan tanaman

stolonifera,terdiri dari dua tipe yang dapat dibedakan berdasarkan morfologis dan

fisioogis. Terdapat dua tipe minyak sereh wangi didunia yaitu, tipe sri lanka,berasal

dari destilasi uap daun dari spesies Cymbopogon nardus. Minyak jenis ini berwujud

cair,bewarna kuning pucat sampai coklat dengan bau segar.

Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman, minyak

ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak essensial karena pada

suhu biasa ( suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka. Istilah esensial dipakai

karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan

murni tanpa pencemar,minyak atsiri umumnya tidak bewarna. Namun, pada


penyimpana lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warna

nya berubah menjadi lebih tua gelap.

Minyak atsiri disebut juga volatile oil atau essential pada suhu kamar yang

berasal dari tanaman aromatic daun, bunga, buah, kulit batang dan akar. Saati ini

Indonesia menghasilkan beberapa jenis minyak atsiri yaitu ; minyak cengkeh,

mnyak kenanga, minyak nilam, minyak akar wangi, minyak pala, minyak kayu

putih dan minyak sereh wangi (Aini, 2017).

Minyak atsiri yang dikenal sebagai minyak eteris atau minyak terbang

dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menuap pada suhu kamar tanpa

mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau

tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organic dan tidak larut dalam

air .

Minyak atsiri dapat bersumber dari bagian tanaman seperti daun, bunga,

buah, bii, batang atau kulit dan akar. Pengambilan atau ekstraksi minyak atsiri dari

bagian tanaman tersebut dapat dilakukan dengan cara penyulingan, pengempaan,

ekstraksi mengunakan pelarut atau absorbsi lemak,tergantung dari jenis tanaman

dan sifat fisiko kimia minyak atsiri di dalamnya

Proses untuk mendapatkan minyak atsiri dikenal dengan cara menyuling

atau destilasi terhadap tanaman penghasil minyak. Didunia komersil, metode

destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan 3 cara, antara lain :

1. Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)

2. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)

3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)


Penerapan penggunaan metode tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan

seperti jenis bahan baku tanaman, karakteristik minyak, proses difusi minyak

dengan air panas, dekomposisi minyak akibat efek panas, efisiensi produksi dan

alasan nilai ekonomis serta efektifitas produksi (Sulaswatty, 2019).

2.2.1 Sifat-sifat Fitokimia Minyak Atsiri

A. Bobot Jenis

Menurut Guenther (1990), pada prinsipnya bobot jenis adalah perbandingan

antara kerapatan minyak pada suhu 15 ̊ C terhadap kerapatan air pada suhu yang

sama. Bobot jenis ditentukan dengan menggunakan piknometer.

B. Indeks Bias

Indeks bias minyak atsiri adalah perbandingan antara sinus sudut jatuh dan

sinus sudut bias.penentuan indeks bias ini dimaksudkan untuk menentukan

kemurnian minyak .Alat untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer.

C. Putaran Optik

Prinsip analisis ini adalah cahaya yang terpolarisasi merupakan cahaya yang

mempunyai satu arah getar yang cahaya arahnya tegak lurus dengan arah rambat

cahaya molekul akan berfungsi sebagai sumber cahaya (bila dipanaskan dan lain-

lain), yang mengeluarkan cahaya dengan beraneka ragam bidang getar (cahaya

tidak terpolarisasi) dan bila ia mengalami perubahan sampai mempunyai bidang

getar tertentu maka dinamakan terpolarisasi


2.2.2 Sifat-sifat Minyak Atsiri

Tersusun oleh bermacam macam komponen senyawa

 Memiliki bau khas

 Mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam,menggigit,hangat

sampai panas

 Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan

 Tidak dapat bercampur dengan air

 Mudah menguap pada suhu kamar sehingga bila diteteskan pada

kertas,ketika dibiarkan menguap, tidak meninggalkan bekar noda pada

benda yg menempel.

 Tidak dapat bercampur dengar air

 Sangat mudah larut dalam pelarut organik

2.2.3 Manfaat minyak atsiri

A. Aromaterapi dan kesehatan

Kandungan minyak atsiri memiliki efek menenangkan (relaxing). Senyawa

minyak atsiri yang masuk kedalam tubuh dapat mempengaruhi system

limbic atau pengatur emosi. Minyak atsiri yang tercium oleh hidung akan

berkaitan dengan reseptor penangkap aroma.


B. Memiliki Aroma Wangi

Efek wangi yang berasal dari minyak atsiri juga digunakan untuk beberapa

produk seperti sabun, pasta gigi, shampoo, lotion, deodorant, pembersih,

penyegar, tonik rambut , dan pengharum ruangan.

C. Bahan Tambahan Makanan

Minyak atsiri berguna sebagai penambah aroma dan rasa, khusus untuk

makanan pilihan.minyak atsiri juga dapat menambah cita rasa makanan.

D. Pestisida Alami

Banyak petani yang menggunakan minyak atsiri untuk membasmi serangga.

Karena minyak atsiri tidak disukai oleh serangga dan pengganggu tanaman

lainnya. Beberapa minyak atsiri mengandung metal eugenol, yaitu zat yang

dimanfaatkan petani untuk membasmi lalat buah(Bota, 2015).

2.3 Minyak sereh wangi

Minyak sereh atau Citronella oil adalah minyak essensial yang didapatkan

dari daun dan batang sereh (Cymbopogon nardus). Sereh yang biasa

diperdagangkan dibagi dalam dua kategori yaitu Ceylon citronella oil yang

diperoleh dari Cymbopogon nardus dan Java citronella oil dari Cymbopogon

nardus. Java citronella oil adalah produk yang kualitasnya lebih tinggi

dibandingkan dengan seilon .

Kualitas minyak atsiri pada umumnya dan minyak sereh wangi pada

khususnya ditentukan oleh factor kemurnian. Kualitas Minyak sereh wangi

ditentukan oleh komponen utama didalamnya yaitu kandungan sitronella dan

geraniol yang biasa dinyatakan dengan jumlah kandungan geraniol. Minyak sereh
wangi tidak boleh mengandung atau dikotori oleh bahan asing seperti minyak

lemak, alcohol, ataupun minyak tanah.

Minyak sereh wangi biasanya bewarna kuning muda sampai kuning tua,

bersifat mudah menguap. Pada suhu 15 ̊ C mempunyai bobot jenis 0,0886-0,894;

indeks bias pada suhu 20 ̊C adalah 1,467-1,473. Dapat larut dalam 3 bagian olume

alakohol 80% tetapi bila diencerkan berkurang dan larutan menjadi keruh .

Minyak sereh wangi mengandung komponen utama, yaitu : Sitonella,

Sitronelol dan Geraniol serta senyawa ester dari geraniol dan sitronelol. Senyawa

senyawa tersebut merupakan bahan dasar yang digunakan dalam parfum atau

pengawi dan juga produk farmasi. Gabungan ketiga komponen tersebut (Sitonella,

Sitronelol dan Geraniol) dikenal sebagai total senyawa yang didapat diasetilasi.

Ketiga komponen ini menentukan intensitas bau harum, nilai dan harga minyak

sereh. Menurut standar pasar internasional, kandungan sitonelal dan jumlah total

akohol (geraniol) masing-masing harus lebih tinggi 35%.

Rumus bangun komponen penyusun minyak sereh wangi pada gambar

Sitronelal merupakan senyawa monoterpena yang mempunyai gugus

aldehid, ikatan rangkap dan rantai karbon yang memugkinkan mengalami reaksi

siklisasi aromatisasi (Irna et al, 2007) Selain itu, sitronelal juga merupakan bahan
dasar sintesis pembuatan fragrance seperti sitronelol, Isopulegol, mentol dan ester-

ester lainnya yang mempunyai bauan wangi yang khas.

Sitronelol atau sering juga disebut dengan dihydrogeraniol adalah suatu

monoterpenoid alami dengan formula C10H20O yang diperoleh dari minyak sereh

wangi dan juga dari minyak daun cengkeh. Dalam perdagangan,sitonelol diperoleh

dengan mereduksi sitronelal dalam minyak sereh wangi. Kandungan sitronelal

dalam minyak sereh wangi 30-45% sedangkan kandungan sitronelolnya berkisar

12-18%. Sitronelol juga digunakan dalam parfum, kosmetik, dan sabun mandi

Geraniol (sering disebut juga disebut rhodinol) adalah salah satu senyawa

monoterpenoid dan alcohol dengan formula C10H18O. Geraniol sering dijumpai

pada tanaman sereh wangi, geranium, palmarose, jeruk purut, laos merah dan jahe.

Geraniol sering juga disebut dengan minyak rose. Geraniol berupa cairan bewarna

pucat. Senyawa ini tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam bahan pelarut

organic yang umum. Kandungan geraniol dalam minyak sereh wangi sebesar 11-

15%

Saat ini banyak pengusaha yang mencari minyak serai wangi ini karena

memang memiliki banyak manfaat dan pemasarannya juga telah berkembang. Serai

wangi merupakan produk penting untuk menghasilkan bahan untuk untuk membuat

kosmetik dan mempunyai nilai perobatan dan dalam industry, terutama sebagai

pengawi sabun, sprays, desinfektans, peptisida nabati, bahan pengilap.

Menurut Kataren, minyak sereh wangi diketahui mengandug citronella,

geraniol dan citronelol, sedangkan minyak nilam tersusun atas komponen

sesquiterpen dan patchouli alcohol. Senyawa citronella berperan sebagai bahan

intektisida yang bekerja sebagai antife dant dan repelelent (pengusir dan penolak
serangga), demikian halnya dengan sesquiterpen diduga dapat mempengaruhi

perkembangan serangga.

Serai wangi menghasilkan citronella oil minyak sitronela mengandung dua

bahan kimia penting sitronela dan geraniol untuk bahan dasar pembuatan ester

seperti hidroksi sitronela. Sereh atau Cymbopogon nardus adalah tanaman herbal

yang dikenal dengan aromanya serta rasa yang wangi dan menyegarkan dan

memiliki manfaat bagi kesehatan kulit.

Minyak atsiri disebut juga volatile oil atau essential pada suhu kamar yang

berasal dari tanaman aromatic daun, bunga, buah, kulit batang dan akar. Saati ini

Indonesia menghasilkan beberapa jenis minyak atsiri yaitu ; minyak cengkeh,

mnyak kenanga, minyak nilam, minyak akar wangi, minyak pala, minyak kayu

putih dan minyak sereh wangi.

Tanaman yang mengandung minyak atsiri dan berpotensi untuk

dikembangkan adalah tanaman sereh wangi. Tanaman sereh wangi dibagi menjadi

dua jenis, mahapengeri dan lenabatu. Mahapengeri mempunyai bentuk daun yang

lebih pendek dan luas dibandingkan dengan daun lenabatu(Sulaswatty, 2019).

2.4 Hair Tonic

Hair tonic merupakan sediaan kosmetik berbentuk cair yang merupakan

campuran bahan kimia atau bahan lainnya. Rambut adalah mahkota bagi semua

orang karena rambut berfungsi untuk memberikan kehangatan, perlindungan,

rambut juga untuk keindahan dan penunjang penampilan.

Namun demikian tidak semua orang dapat memiliki rambut sehat, karena

dapat di pengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat menyebabkan rambut menjadi
tidak sehat. Rambut yang tidak sehat memiliki ciri tertentu. Ciri-ciri tersebut antara

lain rambut kusam/tidak berkilau, rambut kusut, rambut berminyak, rambut

bercabang, rambut mudah patah dan yang paling sering dikeluhkan adalah rambut

rontok Rambut rontok merupakan fase alami yang pasti terjadi pada semua orang,

karena rambut memiliki siklus.

Siklus pertumbuhan rambut normal terdiri atas tiga fase, yaitu fase

pertumbuhan (anagen), fase istirahat (katagen), fase rontok (telogen). Rata-rata

orang kehilangan 50-100 helai rambut setiap hari karena rontok, tetapi hamper

semua rambut yang rontok akan tumbuh kembali dan berganti dengan rambut yang

baru. Namun demikian, apabila kerontokan rambut lebih dari 100 helai per hari dan

terjadi terus menerus, maka hal tersebut merupakan ciri rambut yang tidak sehat.

Formula hair tonic terdiri atas bahan dasar dan bahan aktif. Bahan dasar

yang digunakan yaitu alcohol 96% dan aquades, bahan aktif yang digunakan yaitu

methyl paraben, menthol, d-panthenol, PEG hydrogenated custor oil, parfum dan

propilen glikol. Menurut Ditjen POM (1985) dalam Indah (2007), bahan aktif yang

digunakan yaitu bahan yang memiliki efek beraneka ragam antara lain memiliki

daya pembersih untuk menghilangkan atau mencegah ketombe, zat yang bersifat

kounteriritan untuk melancarkan sirkulasi darah, vasolidator untuk memperlebar

pembuluh darah, stimulant kelenjar minyak (sebum) untuk mempengaruhi sekresi

kelenjar minyak, zat kondisioner rambut untut memperbaiki kondisi rambut

merangsang pertumbuhan rambut dan mencegah kerontokan rambut, antiseptikum

untuk membunuh bakteri, aneka zat yang berasal dari hewan dan tumbuhan untuk

menyuburkan serta menguatkan rambut.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Alat

Peralatan yang digunakan yaitu alat-alat gelas, cawan penguap,

kertas saring, neraca, rotary evaporator, hot plate dan blender.

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak minyak

sereh wangi (Cymbopogon nardus L.), etanol 96%, aquades, metil paraben,

parfum, propilen glikol, menthol, dan natrium metabisulfit.

3.3 Cara Kerja

1. Pembuatan hair tonic minyak sereh wangi (Cymbopogon nardus L.)

Formulasi Hair tonic:

 Ekstrak minyak sereh wangi (Cymbopogon nardus L.) 35 gr

 Etanol 96% 20 ml

 Metil Paraben 0,1 g

 Propilen Glikol 15 ml

 Parfum Qs

 Aquadest 100 ml
Prosedur Kerja :

Bahan yang akan dibuat untuk satu sediaan adalah 100 mL, maka perhitungan

bahan-bahan yang diperlukan seperti formula di atas. Pembuatan formula sediaan dibuat

dengan cara bahan-bahan semua ditimbang. Ekstrak minyak sereh wangi (Cymbopogon

nardus L.) dilarutkan dengan akuades sedangkan metil paraben dilarutkan dengan etanol

secukupnya dan ditambahkan propilen glikol sedikit demi sedikit. Larutan ekstrak minyak

sereh wangi (Cymbopogon nardus L.) dicampurkan dengan larutan metil pareban.

Larutan tersebut ditambahkan dengan parfum serta akuades hingga 100 ml.
DAFTAR PUSTAKA

Aini, Kurota. 2017. “Uji Aktivitas Pertumbuhan Rambut Kelinci Jantan Dari

Sediaan Hair Tonic Yang Mengandung Ekstrak Etanol Daun Mangkokan

(Nothopanax Scutellarium L.)”. Lampung: JFL

Bota, Welmince, Dkk. 2015. “Potensi Senyawa Minyak Sereh Wangi (Citronella

Oil) Dari Tumbuhan Cymbopogon Nardus L. Sebagai Agen Antibakteri”.

Jakarta : JFTUM

Hendrik G, Willem, Dkk. 2013. “Pemanfaatan Tumbuhan Serai Wangi

(Cymbopogon Nardus (L.) Rendle) Sebagai Antioksidan Alami”. Saarnda

: Jurnal Kimia Mulawarman

Sulaswatty, Anny, dkk. 2019. “Quo Vadis Minyak Serai Wangi & Produk

Turunannya”. Jakarta : LIPI Press.

Anda mungkin juga menyukai