Samirudin,Bakteri
et. al.,yang Bersimbiosis
Biowallacea, Vol.dengan Spons
5 (1), Hal Jenis Petrosia
: 708-715, sp.
April, 2018 708
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi
1*)
email corresponding author: samirudin.shamstro@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jenis bakteri potensial penghasil senyawa
antibakteri pada spons Jenis Petrosia sp. di Taman Nasional Wakatobi. Tahapan-tahapan
yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengambilan sampel Spons, isolasi bakteri, uji
aktivitas antimikrobia dan identifikasi bakteri. Uji aktivitas antimikrobia dilakukan dengan
metode sumuran (well diffusion). Indikator adanya aktivitas antimikrobia yaitu terbentuknya
zona bening disekitar sumuran. Hasil yang diperoleh yaitu didapatkan 10 isolat bakteri yang
berasal dari spons jenis Petrosia sp. dan 4 diantaranya dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia colidan Staphylococcus aureus, yang merupakan bakteri patogen pada
manusia. Aktivitas penghambatan ke 4 isolat bakteri tersebut terhadap bakteri patogen
berkisar dari 5,43 sampai 13,41 mm, dimana spektrum zona bening terluas didapat pada
isolat nomor C.6.1 dan spektrum terkecil didapat pada isolat nomor A.6.3
Kata kunci : Spons, Petrosia sp., Metode Sumuran, Antibakteri
ABSTRACT
The aims of this research to find the type of potential bacteria which is producing
antibacterial compounds in sponges of Petrosia sp. in Wakatobi National Park. The steps
taken in this research include sponge sampling, bacterial isolation, and antimicrobial activity
test. The antimicrobial activity test was performed by well diffusion method. The indicator of
antimicrobial activity is the formation of clear zones around the wells. Results obtained by 10
bacterial isolates from Petrosia sp. and 4 of them can inhibit the growth of Escherichia coli
and Staphylococcus aureus bacteria, which are pathogenic bacteria in humans. The
inhibitory activity of these 4 bacterial isolates against pathogenic bacteria ranged from 5.43
to 13.41 mm where the widest spectrum was obtained in isolate number C.6.1 and the
smallest spectrum in isolate number A.6.3.
Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018
Screening Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Petrosia sp. 709
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi
PENDAHULUAN
Mikrorganisme laut merupakan nitrifikasi, fiksasi nitrogen, fotosintesis dan
sumber senyawa bioaktif baru yang membantu pertahanan kimiawi serta
banyak menjadi perhatian sekarang ini. berperan dalam biofouling. Karena
Bentuk pertumbuhan bakteri pada peranan ini maka bakteri yang
perairan laut yang miskin nutrisi, banyak bersimbiosis dengan spons diduga
dijumpai dengan cara hidup berasosiasi memiliki potensi yang besar dalam
dengan berbagai organisme laut bentik, menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif
seperti spons dan karang. Spons yang selama ini diisolasi dari spons (Lee
merupakan biota laut yang tersebar pada dkk., 2001).
daerah perairan pantai yang dangkal Senyawa bioaktif yang diekstrak
hingga kedalaman 5,5 m. Tubuh hewan secara besar-besaran dari spons akan
ini terdiri dari jaringan rangka yang disebut merusak keberadaan spons itu sendiri dan
spikula. Spikula tersebut mengandung bertentangan dengan kepentingan
senyawa kimia yaitu kalsium, karbonat, konservasi (Pastra dkk., 2012). Biota-biota
silika, serat kolagen dan serat spongin laut terutama spons hidupnya
yang lentur (Castro dan Huber, 2005). bersimbiosis dengan beraneka ragam
Spons sebagai penghasil senyawa jenis bakteri. Bakteri yang bersimbiosis
bioaktif terbesar diantara invertebrata laut dengan organisme kemungkinan besar
lainnya, memiliki potensi yang besar untuk banyak melakukan interaksi biokimia
dikembangkan. Dilaporkan dalam dekade dengan organisme inangnya. Interaksi
terakhir sebanyak 50 persen senyawa biokimia tersebut memungkinkan bakteri
bioaktif yang ditemukan pada invertebrata yang bersimbiosis menghasilkan zat
laut, ditemukan pula pada spons (Herper bioaktif yang sama dengan inangnya,
dkk., 2001). Antibakteri, antifungi, sehingga beberapa jenis bakteri yang
antitumor dan antivirus adalah beberapa bersimbiosis dengan spons diperkirakan
potensi yang telah ditemukan dan dapat menghasilkan senyawa-senyawa
dikembangkan dari spons (Taylor dkk., bioaktif yang dapat digunakan sebagai
2007). bahan antibakteri (Pastra dkk., 2012).
Kemampuan spons dalam Genus Petrosia adalah salah satu
menghasilkan senyawa bioaktif kelompok spons yang memiliki beragam
disebabkan karena hubungan simbiotik senyawa bioaktif, antara lain asam
dengan mikroorganisme dalam hal ini kortikatat sebagai antijamur dari spons
bakteri. Hubungan ini mencakup Petrosia cortikata (Soediro, 1999),
penyediaan nutrisi dengan membantu sedangkan data dari Soest dan Braekman
translokasi metabolisme termaksud (1999) menemukan beberapa senyawa
Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018
Screening Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Petrosia sp. 710
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi
bioaktif dari famili Petrosidae diantaranya bersimbiosis dengan spons jenis Petrosia
polihidroksilat asetilin, siklik 3-alkilpiperidin, sp. sebagai penghasil antibakteri.
dan siklopropenasterol. Selain itu
beberapa senyawa aktif yang telah METODE PENELITIAN
Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018
Screening Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Petrosia sp. 711
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi
Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018
Screening Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Petrosia sp. 712
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi
Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018
Screening Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Petrosia sp. 713
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi
Tabel 2
Nama
Aktivitas Antibakteri Aktivitas Penghambatan Terhadap
No. Escherichia Staphylococcus Bakteri Uji
Isolat
coli aureus
1. A.6.1 - - Aktivitas penghambatan bakteri
2. A.6.2 - +
3. A.6.3 - + patogen yaitu E. coli dan S. aureus
4. A.7.1 - -
5. A.7.2 - - diketahui berdasarkan zona hambat yang
6. B.6.1 - -
7. C.6.1 + + ditandai dengan terbentuknya zona jernih
8. C.7.1 - - di sekitar sumuran yang berisi kultur
9. C.7.2 - +
10. C.8.1 - - bakteri uji. Sebanyak 4 isolat bakteri dapat
membentuk zona hambat dari 10 bakteri
Keterangan :
(+) = Mempunyai aktivitas antibakteri yang diperoleh dari spons Petrosia sp.
(-) = Tidak Mempunyai aktivitas antibakteri Diamater zona hambat yang terbentuk
Empat isolat yang berpotensi dari 4 isolat bakteri tercantum pada Tabel
menghasilkan senyawa antibakteri, isolat 3.
C.6.1 memiliki spektrum paling luas, Tabel 3. Hasil Pengukuran Efektivitas
Penghambatan Isolat Bakteri
dimana isolat tersebut memiliki aktivitas Spons terhadap bakteri E. coli
penghambatan pada kedua bakteri uji. dan S. Aureus.
Empat bakteri tersebut dapat Diameter Zona Hambat (mm)
Kode
No. Escherichia Staphylococcus
menghambat pertumbuhan bakteri Isolat Ket. Ket.
coli aureus
1. A.6.2 - - 6,00 I
patogen karena menghasilkan zat
2. A.6.3 - - 5,43 I
antibiotik yang dapat merusak struktur sel 3. C.6.1 13,41 K 13,21 K
4. C.7.2 - - 5,43 L
atau mengganggu aktivitas metabolisme
sel bakteri. Antibiotik adalah zat biokimia Keterangan :
L = Lemah (Diameter zona > 5 mm)
yang diproduksi oleh mikroorganisme I = Intermediat (Diamater zona 5-10 mm)
yang dalam jumlah kecil dapat K = Kuat (Diamater zona 10-20 mm)
(Rita, 2010).
menghambat pertumbuhan atau
membunuh mikroorganisme lain (Harmita Berdasarkan kategori aktivitas
& Radji, 2010). Mekanisme kerja suatu penghambatan yang dikemukakan oleh
antibiotik dibedakan menjadi empat yaitu Rita (2010), maka isolat C.6.1 merupakan
menghambat sintesis dinding sel, isolat yang menghasilkan senyawa
mengubah permeabilitas membran sel, antibakteri yang kuat atau sensitif dengan
menghambat sintesis protein, diamater zona bening 13,41 mm pada
mengganggu metabolisme seluler seperti bakteri uji E. coli dan 13,21 mm pada
sintesis asam nukleat (DNA/RNA) dan bakteri uji S. aureus dan sangat
sintesis metabolit esensial (Utami, 2012). berpotensi digunakan sebagai sumber
atau senyawa antibakteri baru. Harmita &
Radji (2010) menyatakan bahwa ukuran
Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018
Screening Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Petrosia sp. 714
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi
Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018
Screening Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Petrosia sp. 715
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi
Pendapatan. Jakarta: Leuser Cipta Seo Y, Cho KW, Rho J, Shin J. 1998.
Pustaka Coremap-LIPI. Petrocortynes and
Kanagasabhapathy M, Sasaki H, petrosiacetylenes, novel
polyacetylenes from a sponge of
Nakajima K, Nagatan K, Nagata S.
the genus Petrosia. Tetrahedron.
2005. Inhibitory activities of surface 54: 447–462.
associated bacteria from the Soediro IS. 1999. Produk Alam Hayati
marine sponge Pseudoceratina Bahari dan Prospek
purpurea. Microbes and Pemanfaatannya di Bidang
Enviroment. 20. Kesehatan dan Kosmetika,
Kim JS, Im KS, Jung JH, Kim Y L, Kim J, Prosidings Seminar Bioteknologi
Shim CJ, Lee CO. 1998. New Kelautan Indonesia I ’98, Lembaga
bioactive polyacetylenes from the
marine sponge Petrosia sp. Ilmu Pengetahuan Indonesia
Tetrahedron. 54: 3151–3158. Jakarta, 14 – 15 Oktober 1998.
Lay BW. 1994. Analisis Mikroba di Soest RWMV, Braekman JC. 1999.
Laboratorium. Jakarta: PT Raja Chemosystematics of Porifera. A
Grafindo Persada. Review, Memoir of the Queensland
Lee Y K, Lee JH, Lee HK. 2001. Microbial Museum. 44:569-589.
Symbiosis in Marine Sponges. pdf. Sutedja L, Udin LZ, Manupputy A. 2005.
Muniarsih T, Rachmaniar R. 1999. Isolasi Antimicrobial Activity of the Spons
Substansi Bioaktif Antimikroba Petrosia contignata Thiele.
dari Spons Asal Pulau Pari Bandung: Sistem Informasi
Kepulauan Seribu. Prosidings Dokumen Kegiatan Pusat
Seminar Bioteknologi Kelautan Penelitian Kimia LIPI.
Indonesia I ’98 Lembaga Ilmu Taylor MW, Radax R, Steger D, Wagner
Pengetahuan Indonesia Jakarta. M. 2007. Sponge-Associated
Jakarta 14 – 15 Oktober 1998: microorganisms: Evolution,
151- 158. Ecology, and Biotegnological
Murniasih T. 2005. Subtansi Kimia untuk Potential. Microbiology and
Pertahanan Diri bagi Hewan Tak Molecular Biology Rewiews. 71(2):
Bertulang Belakang. pdf. 295-347.
Pastra DA, Melki, Surbakti. 2012. Ueoko R, Ise Y, Matsunaga S. 2009.
Penapisan Bakteri yang Polyacetylens related to
Petroformyne-1 from the marine
Bersimbiosis dengan Spons Jenis
sponge Petrosia sp. Tetrahedron.
Aplysina sp. sebagai Penghasil 65:5204–5208.
Antibakteri dari Perairan Pulau Utami, P., 2012, Antibiotik Alami untuk
Tegal Lampung. J Maspari 4(1). Mengatasi Aneka Penyakit, Agro
Rita, W. S., 2010, Isolasi, Identifikasi, dan Media Pustaka, Jakarta
Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa Warbung YY, Wowor VNS, Posangi P.
Golongan Triterpenoid pada 2013. Daya Hambat Ekstrak Spons
Rimpang Temu Putih (Curcuma Laut Callyspongia sp terhadap
zedoaria (Berg.) Roscoe), Jurnal Pertumbuhan Bakteri
Kimia, 4 (1) : 20-26. Staphylococcus aureus.
Repository. Fakultas Kedokteran
Universitas Samratulangi.
Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018