Anda di halaman 1dari 8

Screening

Samirudin,Bakteri
et. al.,yang Bersimbiosis
Biowallacea, Vol.dengan Spons
5 (1), Hal Jenis Petrosia
: 708-715, sp.
April, 2018 708
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi

SCREENING BAKTERI YANG BERSIMBIOSIS DENGAN SPONS


JENIS Petrosia sp. SEBAGAI PENGHASIL ANTIBAKTERI DARI
PERAIRAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI

(SCREENING OF BACTERIAL SYMBIONTS SPONGE PETROSIA SP. FROM


WAKATOBI NATIONAL PARK AS ANTIBACTERIAL)

Samirudin1*, Shaiful Anwarrudin1, Aswan Akbardin Layn2, Nur Arfa Yanti3


1
Mahasiswa Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo
2
Mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo
3
Laboratorium Unit Mikrobiologi, Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Halu Oleo

1*)
email corresponding author: samirudin.shamstro@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jenis bakteri potensial penghasil senyawa
antibakteri pada spons Jenis Petrosia sp. di Taman Nasional Wakatobi. Tahapan-tahapan
yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengambilan sampel Spons, isolasi bakteri, uji
aktivitas antimikrobia dan identifikasi bakteri. Uji aktivitas antimikrobia dilakukan dengan
metode sumuran (well diffusion). Indikator adanya aktivitas antimikrobia yaitu terbentuknya
zona bening disekitar sumuran. Hasil yang diperoleh yaitu didapatkan 10 isolat bakteri yang
berasal dari spons jenis Petrosia sp. dan 4 diantaranya dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia colidan Staphylococcus aureus, yang merupakan bakteri patogen pada
manusia. Aktivitas penghambatan ke 4 isolat bakteri tersebut terhadap bakteri patogen
berkisar dari 5,43 sampai 13,41 mm, dimana spektrum zona bening terluas didapat pada
isolat nomor C.6.1 dan spektrum terkecil didapat pada isolat nomor A.6.3
Kata kunci : Spons, Petrosia sp., Metode Sumuran, Antibakteri

ABSTRACT
The aims of this research to find the type of potential bacteria which is producing
antibacterial compounds in sponges of Petrosia sp. in Wakatobi National Park. The steps
taken in this research include sponge sampling, bacterial isolation, and antimicrobial activity
test. The antimicrobial activity test was performed by well diffusion method. The indicator of
antimicrobial activity is the formation of clear zones around the wells. Results obtained by 10
bacterial isolates from Petrosia sp. and 4 of them can inhibit the growth of Escherichia coli
and Staphylococcus aureus bacteria, which are pathogenic bacteria in humans. The
inhibitory activity of these 4 bacterial isolates against pathogenic bacteria ranged from 5.43
to 13.41 mm where the widest spectrum was obtained in isolate number C.6.1 and the
smallest spectrum in isolate number A.6.3.

Keywords: Sponge, Petrosia sp., Well Diffusion Method, Antimicrobial Test.

Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018
Screening Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Petrosia sp. 709
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi

PENDAHULUAN
Mikrorganisme laut merupakan nitrifikasi, fiksasi nitrogen, fotosintesis dan
sumber senyawa bioaktif baru yang membantu pertahanan kimiawi serta
banyak menjadi perhatian sekarang ini. berperan dalam biofouling. Karena
Bentuk pertumbuhan bakteri pada peranan ini maka bakteri yang
perairan laut yang miskin nutrisi, banyak bersimbiosis dengan spons diduga
dijumpai dengan cara hidup berasosiasi memiliki potensi yang besar dalam
dengan berbagai organisme laut bentik, menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif
seperti spons dan karang. Spons yang selama ini diisolasi dari spons (Lee
merupakan biota laut yang tersebar pada dkk., 2001).
daerah perairan pantai yang dangkal Senyawa bioaktif yang diekstrak
hingga kedalaman 5,5 m. Tubuh hewan secara besar-besaran dari spons akan
ini terdiri dari jaringan rangka yang disebut merusak keberadaan spons itu sendiri dan
spikula. Spikula tersebut mengandung bertentangan dengan kepentingan
senyawa kimia yaitu kalsium, karbonat, konservasi (Pastra dkk., 2012). Biota-biota
silika, serat kolagen dan serat spongin laut terutama spons hidupnya
yang lentur (Castro dan Huber, 2005). bersimbiosis dengan beraneka ragam
Spons sebagai penghasil senyawa jenis bakteri. Bakteri yang bersimbiosis
bioaktif terbesar diantara invertebrata laut dengan organisme kemungkinan besar
lainnya, memiliki potensi yang besar untuk banyak melakukan interaksi biokimia
dikembangkan. Dilaporkan dalam dekade dengan organisme inangnya. Interaksi
terakhir sebanyak 50 persen senyawa biokimia tersebut memungkinkan bakteri
bioaktif yang ditemukan pada invertebrata yang bersimbiosis menghasilkan zat
laut, ditemukan pula pada spons (Herper bioaktif yang sama dengan inangnya,
dkk., 2001). Antibakteri, antifungi, sehingga beberapa jenis bakteri yang
antitumor dan antivirus adalah beberapa bersimbiosis dengan spons diperkirakan
potensi yang telah ditemukan dan dapat menghasilkan senyawa-senyawa
dikembangkan dari spons (Taylor dkk., bioaktif yang dapat digunakan sebagai
2007). bahan antibakteri (Pastra dkk., 2012).
Kemampuan spons dalam Genus Petrosia adalah salah satu
menghasilkan senyawa bioaktif kelompok spons yang memiliki beragam
disebabkan karena hubungan simbiotik senyawa bioaktif, antara lain asam
dengan mikroorganisme dalam hal ini kortikatat sebagai antijamur dari spons
bakteri. Hubungan ini mencakup Petrosia cortikata (Soediro, 1999),
penyediaan nutrisi dengan membantu sedangkan data dari Soest dan Braekman
translokasi metabolisme termaksud (1999) menemukan beberapa senyawa

Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018
Screening Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Petrosia sp. 710
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi

bioaktif dari famili Petrosidae diantaranya bersimbiosis dengan spons jenis Petrosia
polihidroksilat asetilin, siklik 3-alkilpiperidin, sp. sebagai penghasil antibakteri.
dan siklopropenasterol. Selain itu
beberapa senyawa aktif yang telah METODE PENELITIAN

ditemukan dan dilaporkan dari genus Bahan dan Alat


Petrosia adalah alkaloid manzamine-A Bahan baku yang digunakan
bersifat sitotoksik (El sayed dkk., 2001). dalam penelitian ini adalah spons jenis
Pada Petrosia sp. ditemukan senyawa Petrosia sp. yang dimana bakteri
poliasetilen, dideoxypetrosynol A yang simbionnya akan diisolasi. Bahan kimia
menunjukkan aktivitas antitumor pada sel lain yang digunakan yaitu Nutrient Agar,
melanoma kulit manusia (Cho dkk., 2004). Nutrient Broth, NaCl fisiologis, H2SO4 dan
Aktivitas antibakteri juga ditemukan pada BCL2 sebagai komposisi larutan Mc
hasil isolasi dari spons laut Petrosia farland, dan Streptomycin sebagai
contignata, yaitu Taraxeron dan D- senyawa kontrol positif, serta bakteri
homoandrostan (Sutedja dkk., 2005). Escherichia coli ATCC 35128 dan
Senyawa antibakteri epidioksi sterol dari Staphylococcus aureus ATCC 25923.
spons laut Petrosia nigrans juga telah Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
diisolasi dan dikarakterisasi dengan rumus ini meliputi laminar air-flow, autoklaf,
molekul C29H48O3 dengan nama 5,8- inkubator, hot plate, dan vortex.
epidioksi-24etilkolest-6-en-3-ol Sampel spons sendiri diambil dari
(Handayani dkk.,2011). perairan Taman Nasional Wakatobi pada
Pada penelitian ini akan dilakukan tiga lokasi yang berbeda. Lokasi pertama
isolasi bakteri yang potensial penghasil pada titik koordinat S 05o23’14,5”-E
antibakteri yang berasosiasi dengan 123o36’07”, titik koordinat lokasi kedua
spons di perairan Taman Nasional yaitu S 05o23’13,6”- E 123o36’13,5”, dan
Wakatobi. Menurut Bell dan Smith (2004), titik koordinat pada lokasi ketiga yaitu S
setidaknya terdapat 100 jenis spons dari 05o15’59,2” – E 123o31’04,9”.
38 famili yang ditemukan di perairan
Isolasi Bakteri yang Berasosiasi
Taman Nasional Wakatobi, dengan jumlah
dengan Spons
spons sebanyak itu, belum ada penelitian
Bakteri yang terdapat pada sampel
yang dilakukan di Taman Nasional
spons diinokulasi pada media NA dengan
Wakatobi tentang bakteri jenis apa saja
metode agar tuang yang mengacu pada
yang bersimbiosis dengan spons di
Lay, (1994) dan Hadioetomo, (1995).
tempat tersebut. Oleh karena itu penelitian
Sampel spons dihaluskan dengan mortal
ini sangat perlu dilakukan untuk menapis
atau lumpang dan alu (yang telah steril),
dan menguji efektivitas bakteri yang
kemudian diambil sebanyak 10 gr dan

Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018
Screening Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Petrosia sp. 711
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi

dimasukan ke dalam tabung reaksi yang Penapisan Aktivitas Antibakteri


berisi 90 ml air laut steril. Dilakukan
Penapisan aktivitas antibakteri
pengenceran hingga konsentrasi menjadi
bertujuan untuk mencari bakteri yang
10-6, 10-7, 10-8. Tujuan pengenceran
mampu menghambat pertumbuhan bakteri
adalah untuk memperoleh isolat yang
Escherichia coli dan Staphylococcus
tidak terlalu padat dan mewakili semua
aureus sebagai bakteri uji. Bakteri uji
jenis bakteri yang terdapat pada sampel.
harus mewakili bakteri Gram positif dan
Kemudian sampel diinokulasi dengan
Gram negatif. Sebelum melakukan
metode agar tuang, lalu diambil sebanyak
penapisan aktivitas antibakteri, persiapan
1 ml untuk diinokulasikan pada media NA
yang harus dilakukan adalah
(± 15 ml) dalam cawan petri secara
menginokulasi bakteri uji dan bakteri yang
aseptik kemudian diinkubasi pada suhu
akan diuji pada media NB sehingga
28°C di dalam inkubator selama 2 x 24
diperoleh kedua suspensi bakteri tersebut
jam. Isolat bakteri menunjukan ciri
(Nofiani, dkk., 2009).
morfologi yang berbeda-beda seperti
Metode penapisan aktivitas antibakteri
warna dan bentuk koloni. Semua
pada penelitian ini adalah dengan
dilakukan dalam kondisi aseptik dengan
menggunakan metode sumuran (well-
menggunakan api bunsen dan dilakukan
difusion method). Suspensi bakteri
di dalam bilik laminar.
indikator diambil sebanyak 10 ml pada NA
Pemurnian Isolat Bakteri semipadat dan dimasukan ke dalam 15 ml
NA yang mulai mendingin namun masih
Pemurnian isolat antibakteri
cair kemudian dihomogenkan hingga
bertujuan untuk memisahkan hasil
merata dan dituangkan ke cawan petri
inokulasi yang terdiri dari banyak koloni
kemudian dibiarkan hingga memadat.
bakteri yang berlainan jenis sehingga
Setelah padat lepaskan pencadang pada
didapat koloni bakteri murni pada setiap
media kemudian meletakan bakteri uji
biakan bakteri. Koloni bakteri yang diambil
untuk dimurnikan adalah koloni yang sebanyak 50 µl kedalam pencadang,
kemudian diinkubasi selama 24 jam,
dominan. Pemurnian dengan
setelah diinkubasi dilihat apakah terdapat
menggunakan metode gores, dimana
zona bening disekitar sumuran. Jika
setiap koloni di tumbuhkan pada media
terdapat zona bening maka bakteri
NA miring di tabung reaksi. Indikator
tersebut menghasilkan senyawa bioaktif
keberhasilan pada tahap ini yaitu peneliti
sebagai antibakteri, semakin besar
dapat memisahkan koloni bakteri yang
dominan dengan koloni bakteri yang lain. diameter dari zona bening maka semakin
kuat pula daya hambat dari senyawa
bioaktif tersebut (Nofiani, dkk., 2009).

Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018
Screening Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Petrosia sp. 712
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi

Pengukuran Aktivitas Antibakteri antibakteri yang telah dilakukan


menggunakan metode sumur (well
Aktivitas antibakteri diukur atau
diffusion). Indikator penghambatan dari
dihitung menggunakan rumus (Warbung
bakteri uji terhadap bakteri Escherichia
dkk, 2013) sebagai berikut:
coli dan Staphylococcus aureus adalah
𝐷1 − 𝐷𝑠 + (𝐷2 − 𝐷𝑠)
𝑍= adanya zona bening yang terbentuk di
2
Keterangan : sekitar sumuran yang berisi kultur bakteri
S = Zona bening dari spons jenis Petrosia sp. seperti yang
D1 = Diameter vertikal
D2 = Diamater horizontal tercantum pada Gambar 1.
Ds = Diameter sumuran

HASIL DAN DISKUSI


Jumlah Bakteri Penghasil Antibakteri
s zb
dari Spons Petrosia sp.
Isolat bakteri yang diperoleh dari
Spons Jenis Petrosia sp. Sebanyak 10
isolat (Tabel 1).
Tabel 1. Karateristik Isolat Bakteri dari
Petrosia sp. Gambar 1. Visualisasi aktivitas penghambatan
No
Nama
Bentuk Elevasi Tepi
Struktur isolat bakteri dari spons Petrosia sp.
Isolat Dalam
1. A.6.1 Filamentous Umbonate Lobate Wary E terhadap bakteri uji.
2. A.6.2 Circulair Low Entire Translucent
Convex Keterangan : S = Sumuran
3. A.6.3 Circulair Low Entire Translucent
Convex Zb = Zona bening
4. A.7.1 Curled Low Entire Smooth
Convex
5. A.7.2 Amoboid Effuse Undulate Translucent Screening Isolat Bakteri Berdasarkan
6. B.6.1 Circulair Effuse Entire Transparant
7. C.6.1 Circulair Convex Entire Translucent
Aktivitas Antibakteri
8. C.7.1 Toruloid Effuse Undulate Transparant
9. C.7.2 Circulair Low Entire Transparant Berdasarkan hasil uji aktivitas
Convex
10. C.8.1 Amoboid Convex Undulate Translucent
antibakteri, diperoleh 4 isolat dari 10 isolat
bakteri yang berpotensi menghasilkan
Sepuluh isolat bakteri tersebut di-
senyawa antibakteri, seperti yang
screening berdasarkan potensinya
tercantum pada Tabel 2. Empat isolat
menghasilkan senyawa antibakteri, yang
bakteri potensial, selanjutnya akan diukur
diuji berdasarkan kemampuannya
diameter zona penghambatannya untuk
menghambat bakteri indikator, yaitu
mengetahui efektivitasnya sebagai
bakteri Escherichia coli ATCC 35128
penghasil antibakteri.
sebagai bakteri Gram negatif dan
Staphylococcus aureus ATCC 25923 Tabel 2. Hasil Screening isolat bakteri dari
sebagai wakil bakteri Gram positif. Kedua spons Petrosia sp. yang
bakteri tersebut merupakan bakteri yang berpotensi sebagai penghasil
senyawa antibakteri
bersifat patogen bagi manusia. Uji

Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018
Screening Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Petrosia sp. 713
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi

Tabel 2
Nama
Aktivitas Antibakteri Aktivitas Penghambatan Terhadap
No. Escherichia Staphylococcus Bakteri Uji
Isolat
coli aureus
1. A.6.1 - - Aktivitas penghambatan bakteri
2. A.6.2 - +
3. A.6.3 - + patogen yaitu E. coli dan S. aureus
4. A.7.1 - -
5. A.7.2 - - diketahui berdasarkan zona hambat yang
6. B.6.1 - -
7. C.6.1 + + ditandai dengan terbentuknya zona jernih
8. C.7.1 - - di sekitar sumuran yang berisi kultur
9. C.7.2 - +
10. C.8.1 - - bakteri uji. Sebanyak 4 isolat bakteri dapat
membentuk zona hambat dari 10 bakteri
Keterangan :
(+) = Mempunyai aktivitas antibakteri yang diperoleh dari spons Petrosia sp.
(-) = Tidak Mempunyai aktivitas antibakteri Diamater zona hambat yang terbentuk
Empat isolat yang berpotensi dari 4 isolat bakteri tercantum pada Tabel
menghasilkan senyawa antibakteri, isolat 3.
C.6.1 memiliki spektrum paling luas, Tabel 3. Hasil Pengukuran Efektivitas
Penghambatan Isolat Bakteri
dimana isolat tersebut memiliki aktivitas Spons terhadap bakteri E. coli
penghambatan pada kedua bakteri uji. dan S. Aureus.
Empat bakteri tersebut dapat Diameter Zona Hambat (mm)
Kode
No. Escherichia Staphylococcus
menghambat pertumbuhan bakteri Isolat Ket. Ket.
coli aureus
1. A.6.2 - - 6,00 I
patogen karena menghasilkan zat
2. A.6.3 - - 5,43 I
antibiotik yang dapat merusak struktur sel 3. C.6.1 13,41 K 13,21 K
4. C.7.2 - - 5,43 L
atau mengganggu aktivitas metabolisme
sel bakteri. Antibiotik adalah zat biokimia Keterangan :
L = Lemah (Diameter zona > 5 mm)
yang diproduksi oleh mikroorganisme I = Intermediat (Diamater zona 5-10 mm)
yang dalam jumlah kecil dapat K = Kuat (Diamater zona 10-20 mm)
(Rita, 2010).
menghambat pertumbuhan atau
membunuh mikroorganisme lain (Harmita Berdasarkan kategori aktivitas
& Radji, 2010). Mekanisme kerja suatu penghambatan yang dikemukakan oleh
antibiotik dibedakan menjadi empat yaitu Rita (2010), maka isolat C.6.1 merupakan
menghambat sintesis dinding sel, isolat yang menghasilkan senyawa
mengubah permeabilitas membran sel, antibakteri yang kuat atau sensitif dengan
menghambat sintesis protein, diamater zona bening 13,41 mm pada
mengganggu metabolisme seluler seperti bakteri uji E. coli dan 13,21 mm pada
sintesis asam nukleat (DNA/RNA) dan bakteri uji S. aureus dan sangat
sintesis metabolit esensial (Utami, 2012). berpotensi digunakan sebagai sumber
atau senyawa antibakteri baru. Harmita &
Radji (2010) menyatakan bahwa ukuran

Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018
Screening Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Petrosia sp. 714
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi

zona hambat dapat dipengaruhi oleh Sulawesi, Indonesia, Richness And


kepadatan atau viskositas media, Abundance J Maritim Biology
84:581-591.
kecepatan difusi antibiotik, konsentrasi
Braekman JC, Daloze D, Defay N,
antibiotik, sensifitas organisme terhadap Zimmermann D. 1984. Petrosin-A
and -B, two new bis-quinolizidine
antibiotik dan interaksi antibiotik dengan
alkaloids from the sponge Petrosia
media. Seriata. Bulletin des Sociétés
Chimiques Belges 93(11):941–
944.
KESIMPULAN Castro P, Huber ME. 2005. Marine
1. Empat isolat dari sepuluh isolat Biology, Fifth edition. New York.
The Mc Graw Hill Companies.
yang di isolasi dari spons Petrosia Cho HJ, Jabae S, Kim ND, Jung HJ, Cho
sp. berpotensi menghasilkan YH. 2004. Induction of Apoptosis
senyawa antibakteri. by Dideoxypetrosynol A, A
Polyasetylene from Spons Petrosia
2. Isolat bakteri C.6.1 merupakan
sp., in Human Skin Melanoma
isolat dengan aktivitas antibakteri Cells, International J of Molecular
yang paling tinggi dan berpotensi Medicine. 1:1091-1096.
Elsayed KL, Kelly M, Kara UK, Ang KH,
digunakan sebagai sumber atau
Katsuyama I, Dunbar DC, Khan
senyawa antibakteri baru. AA, Hamann MT. 2001. New
Manzamine Alkaloids with Potent
SARAN Activity against Infectious Disease.
J Am. Chem. Soc. 123:1804 -
Penelitian lanjutan tentang 1808.
aktivitas isolat bakteri C.6.1 dalam Gemini A, Astuti P, Wahyuono S, Sari D,
Hamman MT. 2005. Structure
menghasilkan senyawa antibakteri perlu
elucidation of bioactive compounds
dilakukan untuk mengidentifikasi jenis isolated from sponge Petrosia sp.
collected from Bunaken Bay
senyawa tersebut dan diisolasi sehingga
Manado. Indonesian Journal of
dapat diproduksi secara komersil sebagai Chemistry. 5(2).
Hadioetomo RS. 1995. Mikrobiologi Dasar
sumber senyawa antibakteri baru.
Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.
Handayani D, Sayuti N, Dachriyanus, Van
UCAPAN TERIMA KASIH
Soest R W M. 2011. Epidioksi
Penulis mengucapkan terimakasih sterol, senyawa antibakteri dari
kepada Kementrian Riset, Teknologi, dan spon laut Petrosia nigrans. J
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia atas Bahan Alam, 7(6): 289–293.
Harmita dan Radji, M., 2008. Buku Ajar
bantuan dana penelitian melalui Program Analisis Hayati Edisi 3, EGC.
Kreativitas Mahasiswa. Jakarta.
Hidayati, Deny, Cahyadi R. 2011.
DAFTAR PUSTAKA Pengeloaan Terumbu Karang
Melalui Coremap di Wakatobi
Bell JJ, Smith D. 2004. Ecology of Sponge
Peran Masyarakat dan
Assemblages (Porifera) in The
Dampaknya Terhadap
Wakatobi Region, South East

Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018
Screening Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Petrosia sp. 715
sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Taman Nasional Wakatobi

Pendapatan. Jakarta: Leuser Cipta Seo Y, Cho KW, Rho J, Shin J. 1998.
Pustaka Coremap-LIPI. Petrocortynes and
Kanagasabhapathy M, Sasaki H, petrosiacetylenes, novel
polyacetylenes from a sponge of
Nakajima K, Nagatan K, Nagata S.
the genus Petrosia. Tetrahedron.
2005. Inhibitory activities of surface 54: 447–462.
associated bacteria from the Soediro IS. 1999. Produk Alam Hayati
marine sponge Pseudoceratina Bahari dan Prospek
purpurea. Microbes and Pemanfaatannya di Bidang
Enviroment. 20. Kesehatan dan Kosmetika,
Kim JS, Im KS, Jung JH, Kim Y L, Kim J, Prosidings Seminar Bioteknologi
Shim CJ, Lee CO. 1998. New Kelautan Indonesia I ’98, Lembaga
bioactive polyacetylenes from the
marine sponge Petrosia sp. Ilmu Pengetahuan Indonesia
Tetrahedron. 54: 3151–3158. Jakarta, 14 – 15 Oktober 1998.
Lay BW. 1994. Analisis Mikroba di Soest RWMV, Braekman JC. 1999.
Laboratorium. Jakarta: PT Raja Chemosystematics of Porifera. A
Grafindo Persada. Review, Memoir of the Queensland
Lee Y K, Lee JH, Lee HK. 2001. Microbial Museum. 44:569-589.
Symbiosis in Marine Sponges. pdf. Sutedja L, Udin LZ, Manupputy A. 2005.
Muniarsih T, Rachmaniar R. 1999. Isolasi Antimicrobial Activity of the Spons
Substansi Bioaktif Antimikroba Petrosia contignata Thiele.
dari Spons Asal Pulau Pari Bandung: Sistem Informasi
Kepulauan Seribu. Prosidings Dokumen Kegiatan Pusat
Seminar Bioteknologi Kelautan Penelitian Kimia LIPI.
Indonesia I ’98 Lembaga Ilmu Taylor MW, Radax R, Steger D, Wagner
Pengetahuan Indonesia Jakarta. M. 2007. Sponge-Associated
Jakarta 14 – 15 Oktober 1998: microorganisms: Evolution,
151- 158. Ecology, and Biotegnological
Murniasih T. 2005. Subtansi Kimia untuk Potential. Microbiology and
Pertahanan Diri bagi Hewan Tak Molecular Biology Rewiews. 71(2):
Bertulang Belakang. pdf. 295-347.
Pastra DA, Melki, Surbakti. 2012. Ueoko R, Ise Y, Matsunaga S. 2009.
Penapisan Bakteri yang Polyacetylens related to
Petroformyne-1 from the marine
Bersimbiosis dengan Spons Jenis
sponge Petrosia sp. Tetrahedron.
Aplysina sp. sebagai Penghasil 65:5204–5208.
Antibakteri dari Perairan Pulau Utami, P., 2012, Antibiotik Alami untuk
Tegal Lampung. J Maspari 4(1). Mengatasi Aneka Penyakit, Agro
Rita, W. S., 2010, Isolasi, Identifikasi, dan Media Pustaka, Jakarta
Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa Warbung YY, Wowor VNS, Posangi P.
Golongan Triterpenoid pada 2013. Daya Hambat Ekstrak Spons
Rimpang Temu Putih (Curcuma Laut Callyspongia sp terhadap
zedoaria (Berg.) Roscoe), Jurnal Pertumbuhan Bakteri
Kimia, 4 (1) : 20-26. Staphylococcus aureus.
Repository. Fakultas Kedokteran
Universitas Samratulangi.

Samirudin, et. al., Biowallacea, Vol. 5 (1), Hal : 708-715, April, 2018

Anda mungkin juga menyukai