Anda di halaman 1dari 44

FISIKA FARMASI

(KOLOID)
Dosen Pengampu :
apt. Bayu Dwi Handono.,
S.Farm.,M.Farm.
KELOMPOK
2
Ayu Pingky
Yunitasari Dede
Mahmudah Firman
Pebriansyah
Khaerunnisa
Mayfika Patta
Pengertian Koloid

Jenis-Jenis Koloid

Sifat-Sifat Koloid

Pemb
uatan Koloid
Koloid berasal dari Bahasa Yunani, Kolla
(perekat/ lem), ialah Suatu bentuk
campuran yang keadaannya terlentak
PENGERTIAN antara larutan dan suspensi (campuran
kasar).
SISTEM Secara makroskopis, koloid terlihat seperti
KOLOID larutan, di mana terbentuk campuran
homogen dari zat terlarut dan pelarut.
Namun, secara mikroskopis, terlihat seperti
suspensi, yakni campuran heterogen di
mana masing-masing komponen
campuran cenderung saling memisah.
Sistem koloid ini mempunyai sifat khas yang berbeda
dari sifat larutan atau suspensi.
Perbandingan sifat larutan, koloid dan suspensi
Sistem koloid dapat
dikelompokkan berdasarkan
fase terdispersi dan fase
pendispersinya, antara lain:
1.Sol (fase tersispersi padat)
Jenis-Jenis 2.Emulsi (fase terdispersi cair)
Koloid 3.Buih (fase terdispersi gas).
4.Aerosol (fase terdispersi
gas)
5.Gel (fase terdispersi
cair)
Fase Fase
J enis Koloid Contoh Koloid
Terdispersi Pendispersi

Cair Gas Aerosol Kabut, awan, hair spray

Padat Gas Aerosol Asa, debu di udara

Gas Cair Bui Buih sabun, krim


h kocok
Cair Cair Emuls Susu, santan,
i mayonnaise
Padat Cair Sol Sol emas, tinta, cat, pasta gigi

Gas Padat Buih padat Karet busa, Styrofoam, batu apung

Cair Padat Emulsi padat (gel) Margarin, keju, jelly, mutiara

Padat Padat Sol padat Gelas berwarna, intan


SOL

Sol memiliki fase


terdispersi padat
dalam medium
pendispersi cair yang
tidak mudah berubah
sifatnya.
SOL PADAT

Sol padat memiliki fase


KUNINGAN
terdispersi padat dalam
medium pendispersi yang
p ad at juga. Sol padat ini
BATU RUBY terbentuk karena pengaruh
tekanan dan suhu, sehingga
menghasilkan padatan yang
kokoh dan keras.
AEROSOL

Adalah partikel
pa dat atau cair yang
terdispersi dalam gas.
Jika zat yang
terdispersi berupa
zat pad at maka
disebut aerosol padat.
EMULSI PADAT
Emulsi p ad at yang memiliki fase
terdispersi berupa cairan dalam
medium pendispersi padat.
Contohnya, agar-a gar. Agar-agar
terbuat dari air (fase terdispersi)
yang dicampur dengan bubuk ag ar-
agar (medium pendispersi). Pada
saat bubuk agar-a gar dipanaskan
dalam air, serat dari a gar -agar akan
bergerak bebas. Saat proses
pendinginan, serat tersebut akan
saling merapat dan memadat.
EMULS
I
Kalau fase terdispersi dan
medium pendispersinya
berupa cairan, maka
disebutnya emulsi. Emulsi
biasanya tersusun oleh
cairan dengan kepolaran
senyawa yang berbeda,
sehingga tidak saling
BUIH PADAT
Busa pada t memiliki fase
terdispersi berupa gas
dalam medium
pendispersi padatan,
atau bisa disebut juga
ga s yang terdispersi di
dalam padatan.
Contohnya, spons.
BUI
H
Buih memiliki fase terdispersi
berupa gas dalam medium
pendispersi cair, atau bisa
disebut juga gas yang
terdispersi di dalam cairan.
Contohnya, buih sabun karena
adanya udara (fase terdispersi)
yang terjebak di dalam larutan
SIFAT-SIFAT KOLOID
Sifat-Sifat Koloid
Ketika seberkas cahaya diarahkan
kepada larutan, cahaya akan
EFEK diteruskan. Namun, ketika berkas
TYNDAL cahaya diarahkan kepada sistem
koloid, cahaya akan dihamburkan. Efek
L penghamburan cahaya oleh partikel
koloid ini disebut efek Tynda l. Efek
Tynda l dapat digunakan untuk
membedakan sistem koloid dari
larutan. Penghamburan cahaya ini
terjadi karena ukuran partikel koloid
hampir sama dengan panjang
gelombang cahaya tampak (400 –
750 nm).
Sifat-Sifat Koloid

Secara mikroskopis, partikel-


GERAK partikel koloid bergerak secara
BROW acak dengan jalur patah-
N patah (zig-zag) dalam medium
pendispersi. Gerakan ini
disebabkan oleh terjadinya
tumbukan antara partikel
koloid dengan medium
pendispersi.
Gerakan acak partikel ini
disebut gerak Brown.
Sifat-Sifat Koloid Partikel koloid dapat bergerak
dalam medan listrik. Koloid
ELEKTROFORESIS bermuatan positif akan bergerak
ke arah elektrode negatif,
sedangkan koloid bermuatan
negatif akan bergerak ke arah
elektrode positif.
Oleh karena itu, elektroforesis
dapat digunakan untuk
menentukan jenis muatan koloid
dan juga untuk memisahkan
partikel-partikel koloid
berdasarkan ukuran partikel dan
Sifat-Sifat Koloid
Partikel koloid dapat
ADSORPS mengadsorpsi ion-ion dari medium
pendispersinya sehingga partikel
I tersebut menjadi bermuatan listrik.
Jenis muatannya bergantung pada
muatan ion-ion yang diserap.
Sebagai contoh, sol Fe(OH)3
dalam air bermuatan positif
karena mengadsorpsi ion-ion
positif, sedangkan sol As2S3
bermuatan negatif karena
mengadsorpsi ion-ion negatif.
Muatan listrik sejenis dari partikel-
Sifat-Sifat Koloid
partikel koloid membantu
menstabilkan sistem koloid. Jika
KOAGULASI muatan listrik tersebut hilang,
partikel-partikel koloid akan
menjadi tidak stabil dan
bergabung membentuk gumpalan.
Proses pembentukan gumpalan-
gumpalan partikel ini disebut
koagulasi.
Setelah gumpalan-gumpalan ini
menjadi cukup besar, gumpalan
ini akhirnya akan mengendap
akibat pengaruh gravitasi.
Dialisis adalah suatu cara
Sifat-Sifat Koloid pemurnian sistem koloid dari ion-
ion pengganggu yang
DIALISI menggunakan selaput
semipermeabel. Caranya, sistem
S koloid dimasukkan ke dalam
kantong semipermeabel, dan
diletakkan dalam air. Selaput
semipermeabel ini hanya dapat
dilalui oleh ion-ion, sedang
partikel koloid tidak dapat
melaluinya. Ion- ion yang keluar
melalui selaput semipermeabel ini
kemudian larut dalam air.
Sifat-Sifat Koloid

KOLOID Koloid pelindung ini membentuk


PELINDUN lapisan di sekeliling partikel
G koloid yang lain sehingga
melindungi muatan koloid
tersebut. Tinta dan cat perlu
diberi koloid pelindung. Cat
yang tidak ditambah koloid
pelindung akan mengalami
koagulasi.
Sifat-Sifat Koloid

KOLOID LIOFIL DAN


LIOFOB
LIOFIL LIOFOB
Sol liofil merupakan partikel dengan zat Sedangkan sol liofob merupakan
terdispersi yang bisa menarik partikel dengan zat terdispersi yang
mediumnya, sehingga ada gaya tarik- tidak bisa menarik mediumnya dan
menarik antara keduanya. cenderung encer.
PEMBUATAN KOLOID

Dilihat ukuran partikelnya, sistem koloid terletak


antara larutan sejati dan suspensi kasar. Oleh karena
itu, pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
1.Cara Dispersi
2.Cara Kondensasi
PEMBUATAN KOLOID
PEMBUATAN KOLOID

SECARA DISPERSI
Sistem dispersi berisi suatu zat yang
tersebar merata didalam zat lain. fase
terdispersi bersifat kontinu (terputus-putus).
Teknik mekanik dalam pembuatan
koloid ini akan menggerus butir-butir
kasar dengan penggiling koloid
Pembuatan Koloid hingga tingkat kehalusan tertentu.
Secara Dispersi
Kemudian, butiran halus tersebut
TEKNIK dicampur dengan medium dispersi.
Misalnya, saat membuat sol
MEKANI belerang.

K Awanya, belerang yang berbentuk


serbuk digerus dan dicampurkan
dengan air.
Teknik peptisasi merupakan salah
satu teknik pembuatan koloid
yang berasal dari butir-butir kasar
Pembuatan Koloid atau endapan yang pada
Secara Dispersi prosesnya dibantu oleh zat
pemeptisasi.
TEKNIK Zat inilah yang memecahkan
PEPTISASI butiran kasar menjadi butiran
koloid. Contohnya, saat
pemecahan zat protein dalam
tubuh yang dikatalisis oleh enzim
pepsin.
Pembuatan koloid dengan teknik
Busur Bredik ini biasa digunakan
pada pembuatan sol-sol logam.
Pembuatan Koloid Logam tersebut digunakan sebagai
Secara Dispersi elektroda dan dicelumpak dalam
medium dispersi.

TEKNIK Kemudian, pada logam diberi


BUSUR loncatan listrik di kedua ujungnya.
Atom-atom pada logam akan
BREDIG terlempar ke air dan mengalami
kondensasi yang akhirnya
membentuk partikel koloid.
Cara ini menggunakan mesin
penghomogen sampai ukuran
partikel menjadi partikel koloid
Pembuatan Koloid yang selanjutnya di campurkan ke
Secara Dispersi dalam medium pendispersi.

TEKNIK Contohnya : Pembuatan susu


dengan bahan baku lemak susu
HOMOGENISAS yang dihomogenkan kemudian
I didispersikan ke dalam medium
pendispersi.
PEMBUATAN KOLOID

SECARA KONDENSASI
Contoh:
Pembuatan Koloid Saat pembuatan sol emas yang
Secara Kondensasi dilakukan dengan mereduksi
garamnya. Lalu, menggunakan
reduktor formaldehida
REAKSI 2 AuCl3(aq) + 3 HCHO(aq) +
H2O(l) --> 2 Au(koloid) +
REDOK 6 HCl(aq) + 3 HCOOH(aq)

S Pembuatan sol belerang dari


reaksi antara hidrogen sulfida dan
Reaksi redoks merupakan reaksi belerang dioksida.
yang disertai perubahan 2 H2S(g) + SO2(aq) --> H2O(l) +
bilangan oksidasi. 3 S (koloid)
Reaksi hidrolisis merupakan reaksi suatu
zat yang membutuhkan air pada
prosesnya.
Pembuatan Koloid Contoh reaksi hidrolisis adalah saat
Secara Kondensasi pembuatan sol Fe(OH)3 yang terbuat
dari larutan FeCl3. FeCl3 ditambahkan
REAKSI pada air panas dalam prosesnya,
sehingga menghasilkan sol Fe(OH)3.
HIDROLISI Persamaan reaksinya dapat dituliskan
S sebagai berikut:
Pembuatan koloid dengan
teknik dekomposisi rangkap.
Pembuatan Koloid Misalnya, saat membuat sol
Secara Kondensasi AgCl dengan cara
mencampurkan larutan AgNO3
REAKSI encer dan larutan HCl encer.
DEKOMPOSISI Rumus reaksi kimianya dapat
dituliskan:
RANGKAP
Penggantian pelarut digunakan untuk
mempermudah pembuatan koloid
yang tidak dapat larut dalam suatu
pelarut tertentu, misalnya pada
Pembuatan Koloid pembuatan sol belerang. Belerang
Secara Kondensasi sukar larut dalam medium air. Oleh
karena itu, air diganti dengan
PENGGANTIAN alkohol. Sol belerang dalam air,
dibuat dengan cara melarutkan
PELARUT belerang ke dalam alkohol hingga
diperoleh larutan jenuh. Larutan
jenuh ini selanjutnya diteteskan
sedikit demi sedikit ke dalam air
hingga terbentuk sol belerang.
Pembuatan koloid dengan metode
kondensasi dengan cara
subtitusi/pemindahan adalah dengan
cara mensubstitusi ion (pertukaran ion)
sehingga membentuk senyawa baru
Pembuatan Koloid yang sukar larut, sehingga terbentuk
Secara Kondensasi endapan yang berukuran koloid.)

SUBSTITUSI Contoh :
Pembuatan koloid dnegan cara
substitusi adalah pembuatan sol
dengan cara mengalirkan gas asam
sulfida ke dalam larutan arsen(III)
oksida.
Pembuatan koloid melalui reaksi
pengendapan dilakukan dengan cara
mencampurkan dua macam larutan
elektrolit, hingga menghasilkan
endapan yang berukuran koloid, contoh
Pembuatan Koloid pembuatan sol AgCI.
Secara Kondensasi Sol AgCI dibuat dengan cara
mencampurkan larutan AgN03 encer
PENGENDAPAN dengan larutan HCI encer atau NaCI
encer. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut.
Cara pengembunan uap
diterapkan pada pembuatan
Pembuatan Koloid sol raksa (Hg). Sol raksa dibuat
Secara Kondensasi dengan menguapkan raksa.
Uap raksa selanjutnya
PENGEMBUNAN dialirkan melalui air dingin
sehingga mengembun dan
UAP diperoleh partikel raksa
berukuran koloid.
Suatu koloid dapat dibuat
Pembuatan Koloid melalui proses pendinginan,
tujuannya untuk
Secara Kondensasi
menggumpalkan suatu
larutan sehingga menjadi
PENDINGINA koloid karena kelarutan suatu
N zat sebanding dengan suhu.
PART
1
1. A conclusion is an answer to the proposed question gathered
from the experiment.
2. An experiment is done to test if a hypothesis is right or wrong
3. A hypothesis is a tentative explanation to a scientific question
that can be tested.
4. An observant scientist notices the details of their surroundings.
PART
2
5. Ellen notices her environment. She is making observations.
6. Troy produces results from his experiment. He is analyzing the
data and making a conclusion.
7. Jam is generating evidence to support her hypothesis. She is
testing her hypothesis using an experiment.
8. Finn is sharing the results of his experiments with the scientific
community.
PART
3
9. Sari first needs to test her hypothesis and collect data from her
experiment before making a conclusion. If the results of her
experiment support her hypothesis, then that's the time that
she can present her conclusion to other people.
10. Flynn shows he still questions the conclusions from his
experiment. He does not rely on one evidence only and
continues to seek answers.
Thank for discussing your answers.
What a good start to thinking like
scientists!
Reference:
Harwood, Jessica. CK-12 Life Science Concepts for Middle School (CC BY-SA 3.0). Open Educational Resources Commons. Last modified June 16, 2020.
https://www.oercommons.org/courses/ck-12-life-science-concepts-ca-textbook-for-middle-school/view

Anda mungkin juga menyukai