Anda di halaman 1dari 41

KOLOID DAN

PENERAPANNYA

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
I NYOMAN MADU SUDANA
NIM. 2023071001

LUH GEDE SUTARYANI


NIM. 2023071003

I GEDE SUTRISNA
NIM. 2023071010
Campuran dua zat atau lebih,
dapat berupa larutan, koloid,
dan suspenesi.

Sebelum kita membahas tentang koloid,  ada baiknya kita mengingat kembali tentang
perbedaan campuran homogen dan heterogen. Dalam Ilmu Kimia, gabungan dari dua
atau lebih zat dikenal sebagai campuran. Dikenal dua jenis campuran, yaitu
campuran homogen dan campuran heterogen.
 Campuran homogen, yaitu campuran yang jernih serta ukuran butir partikelnya
tidak nampak oleh mata. Campuran seperti ini dapat digolongkan ke dalam jenis
larutan atau koloid.
 Campuran heterogen, yaitu campuran yang keruh, mengendap, memiliki ukuran
partikel kasat mata, serta memiliki bidang batas yang jelas. Campuran heterogen
seperti ini dikenal sebagai suspensi.
Bagaimana kita bisa membedakan
larutan, koloid dan suspensi?

Pada campuran air dan susu, air merupakan medium pendispersi (fase pelarut), susu merupakan fase
terdispersi (fase zat terlarut).
Lihat dari jernih? Ada endapan? Dapat disaring?
Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi

Keadaan koloid merupakan keadaan antara larutan dengan suspensi. Perbedaan


antara larutan, koloid dan suspensi disebabkan oleh perbedaan ukuran zat terdispersinya.
Perbedaan sifat fisik antara tiga sistem campuran dapat dilihat pada tabel
Sistem dispersi koloid terdiri atas dua komponen, yaitu fasa terdispersi (fasa yang
tersebar halus) dan pendispersi (medium tempat penyebaran fasa terdispersi).
Ditinjau dari wujudnya, baik fasa terdispersi maupun fasa pendispersinya dapat berupa
gas, cair, ataupun padat. Dengan demikian dikenal delapan sistem koloid, seperti
tercantum pada
SIFAT-SIFAT KOLOID
Adsorpsi
Koagulasi

Elektroforesis

Dialisis
Gerak Brown

Efek Tyndall Koloid Pelindung


Efek Tyndall
Jika seberkas cahaya masuk ke dalam
ruangan yang gelap melalui suatu celah
maka berkas cahaya tersebut akan tampak
Gambar 1a. Efek Tyndall Pada Lauratan dengan nyata. Hal itu terjadi karena cahaya
dihamburkan oleh partikel-partikel debu
yang terdapat dalam ruangan. Debu-debu
tersebut merupakan partikel-partikel koloid.
Partikel-partikel debu itu sesungguhnya
tidak dapat dilihat, yang tampak adalah
cahaya yang dihamburkannya. Hamburan
cahaya oleh partikel-partikel koloid
Gambar 1b. Efek Tyndall Pada Koloid dinamakan Efek Tyndall
Efek Tyndall
Bagaimana Efek Tyndall dapat menjelaskan mengapa langit
pada siang hari berwarna biru, sedangkan pada saat matahari
terbenam, langit di ufuk barat berwarna jingga atau merah?
Gambar 2a. Langit pada siang hari
Hal ini disebabkan oleh partikel koloid di angkasa dan tidak
semua frekuensi dari sinar matahari dihamburkan dengan
intensitas yang sama. Oleh karena intensitas cahaya yang
dihamburkan berbanding lurus dengan frekuensi, maka
ketika matahari melintas di atas kita frekuensi yang paling
tinggilah yang banyak sampai ke mata kita sehingga kita
melihat langit berwarna biru. Ketika matahari terbenam,
Gambar 2b. Langit pada saat matahari hamburan frekuensi rendah lebih banyak sehingga kita
terbenam melihat langit berwarna jingga atau merah.
Efek Tyndall
Contoh yang lain dalam kehidupan sehari-hari:

Sorot lampu mobil pada Sorot lampu proyektor


Berkas sinar matahari
malam yang berkabut. dalam gedung bioskop yang
melalui celah daun pohon-
berasap atau berdebu.
pohon pada pagi hari yang
berkabut.
Gerak Brown

Jika suatu mikroskop ultra, yaitu mikroskop optik yang besar daya
pisahnya, difokuskan pada suatu sistem dispersi koloid pada arah
tegak lurus dengan berkas cahaya berlatar belakang gelap maka
Manager

akan tampak partikel-partikel koloid, bukan sebagai partikel


dengan batas yang jelas, tetapi sebagai bintik yang berkilauan.

Text Here
Gerak Brown

Dengan mengikuti bintik-bintik cahaya yang dipantulkan itu, kita


dapat mengetahui bahwa partikel-partikel koloid secara terus-
menerus bergerak lurus ke segala arah secara
Manager acak (zig-zag). Gerak

acak partikel koloid dalam medium pendispersinya dinamakan


Gerak Brown seperti ditunjukkan pada gambar di samping.

Gambar 3. Gerak Brown


Text Here
Gerak Brown

Albert Einstein memberikan penjelasan matematis mengenai


gerakan tersebut. Dia menunjukkan bahwa suatu partikel
mikroskopis yang melayang dalam suatu medium akan
menunjukkan gerak acak karena banyaknya tabrakan oleh molekul-
Manager

molekul pada sisi-sisi partikel itu tidak sama. Akibatnya, partikel


koloid akan bergerak searah dengan arah resultan vektor atas gaya
yang bekerja pada partikel koloid tersebut. Gambar 4. Ilustrasi
Text Here penjelasan terjadinya Gerak
Brown
Gerak Brown

Dalam suspensi tidak terjadi gerak Brown, karena ukuran partikel


cukup besar sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang.
Partikel zat terlarut juga mengalami gerak Brown akan tetapi tidak
dapat diamati. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang
Manager

menstabilkan koloid. Partikel-partikel koloid relatif stabil, karena


partikelnya bergerak terus-menerus, maka gaya gravitasi dapat
diimbangi sehingga tidak terjadi sedimentasi.
Text Here
Elektroforesis

Partikel-partikel koloid
bermuatan listrik sehingga
dapat bergerak dalam medan
listrik. Jika sepasang elektroda
dimasukkan ke dalam dispersi Elektroforesis
koloid dan ke dalamnya
dialirkan arus listrik searah
maka partikel-partikel koloid
akan bergerak menuju
elektroda yang bermuatan
listrik berlawan. Gambar 5. Perangkat Elektroforesis
Elektroforesis
Menentukan muatan partikel koloid

Partikel-partikel koloid
bermuatan listrik sehingga Memisahkan campuran koloid
dapat bergerak dalam medan
listrik. Jika sepasang elektroda Kegunaan
dimasukkan ke dalam dispersi Elektroforesis
Membuat barang industri
koloid dan ke dalamnya
dialirkan arus listrik searah
maka partikel-partikel koloid
akan bergerak menuju Mengurangi zat-zat pencemar udara
elektroda yang bermuatan
listrik berlawan..
Materi dalam bentuk koloid memiliki luas
permukaan yang sangat besar sehingga dapat
menarik zat-zat asing untuk menempel pada
permukaannya. Adhesi partikel-partikel asing
tersebut pada permukaan partikel-partikel
koloid dinamakan adsorpsi.

Jika partikel-partikel koloid mengadsorpsi ion


pada permukaannya maka koloid tersebut
akan bermuatan listrik. Koloid Fe(OH)3 dalam
Adsorp air dapat menyerap ion H+ sehingga bermuatan
listrik positif, sedangkan koloid As2S3 menyerap

si ion-ion negatif sehingga bermuatan listrik


negatif.
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi.
Peristiwa koagulasi pada koloid dapat diakibatkan
oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia.

Peristiwa mekanis misalnya pemanasan, pendinginan,


pengadukan dan pengubahan tekanan. Contoh Darah
merupakan sol butir-butir darah merah dalam plasma darah,
bila dipanaskan akan menggumpal. Agar-agar akan
menggumpal bila didinginkan. Sementara peristiwa kimia
Koagulasi misalnya penambahan zat kimia.
Place Your Picture Here And Send To Back

Dialisis
Dalam sistem koloid sering terdapat ion-ion yang
dapat mengganggu kestabilan koloid tersebut. Ion-
ion tersebut dapat dihilangkan dengan proses
dialisis. Dialisis adalah suatu teknik pemurnian
koloid yang didasarkan pada perbedaan ukuran
partikel-partikel koloid. Dialisis dilakukan dengan
cara menempatkan dispersi koloid dalam kantong
yang terbuat dari membran semipermeabel, seperti
kertas selofan dan perkamen.
Place Your Picture Here And Send To Back

Dialisis
Selanjutnya merendam kantong tersebut dalam air
yang mengalir. Air mengalir dapat mempercepat
proses dialisis. Oleh karena ion-ion atau molekul
memiliki ukuran lebih kecil dari partikel koloid maka
ion-ion tersebut dapat pindah melalui membran
dan keluar dari sistem koloid. Adapun partikel koloid
akan tetap berada di dalam kantung membran. Alat
Gambar 6. Dialisator untuk yang dipakai dialisis dinamakan dialisator seperti
memisahkan koloid dengan larutan
sejati ditunjukkan pada Gambar 6.
Koloid Pelindung
Untuk menghindari koagulasi koloid dapat pula dilakukan dengan penambahan koloid lain
yang berfungsi sebagai koloid pelindung. Koloid pelindung tersebut akan membentuk
lapisan yang menyelubungi partikel-partikel koloid yang dilindunginya. Koloid pelindung ini
akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok.

Pembuatan Es Cat dan Tinta Zat-zat Pengemulsi


Penggunaan koloid
Krim dapat bertahan lama seperti sabun dan
pelindung dalam
kehidupan sehari-hari digunakan gelatin untuk karena menggunakan detergen, juga
sebagai berikut. mencegah pembentukan suatu koloid tergolong koloid
kristal besar es atau gula pelindung. pelindung.
1 2 3
Pembuatan Koloid
Ada dua cara pembuatan sistem dispersi koloid sebagai berikut.
 Cara dispersi, yaitu cara untuk menghaluskan partikel-partikel suspensi menjadi berukuran partkel koloid.
 Cara kondensasi, yaitu cara untuk menggabungkan partikel-partikel larutan menjadi berukuran partikel
koloid.
Cara dispersi

Dengan jalan menggerus partikel


Mekanik kasar sampai terbentuk partikel
berukuran koloid, lalu
didispersikan kedalam medium
pendispersinya.
Contohnya : Penggilingan dari padi
menjadi beras putih Pembuatan
Koloid

Contoh: tepung kanji jika digiling


halus dan dilarutkan dalam air
dapat membentuk sol.
Cara dispersi
Peptisasi
Dengan jalan menambahkan zat pemecah/peneptisasi
kedalam suatu endapan, sehingga endapan itu pecah
menjadi partikel-partikel koloid.
Contohnya : Agar-agar dipeptisasi oleh air

Suatu koloid sulfida (sol belerang) akan terbentuk jika ke dalam


endapan nikel sulfida (NiS) dialirkan gas H2S. Demikian pula,
endapan Al(OH)3 berubah menjadi sol, jika ditambahkan AlCl3.
Cara dispersi Busur Bredig

Cara ini dipakai untuk membuat koloid logam, terutama logam-logam mulia. Dua kawat logam yang
berfungsi sebagai elektroda dicelupkan ke dalam air, kemudian diberikan loncatan listrik di antara
kedua ujungnya. Panas yang timbul, mula-mula menguapkan logam dan selanjutnya uap logam
tersebut terkondensasi dalam air membentuk partikel-partikel koloid. Dengan demikian ditinjau dari
prosesnya, cara bujur Bredig melibatkan cara dispersi dan kondensasi. (sol Au (emas) dan Pt (platina)
Cara kondensasi,

Cara idapat dilakukan dengan penurunan kelarutan dan cara


kimia. Penurunan kelarutan dilakukan dengan mengganti
pelarut. Misalnya, koloid belerang dalam air dapat dibuat
dengan meneteskan larutan belerang dalam alkohol ke dalam
air sambil dikocok atau diaduk. Alkohol dan air akan
bercampur baik, sedangkan molekul-molekul belerang akan
memisah sebagai partikel-partikel koloid. Cara lain untuk
menurunkan kelarutan adalah dengan pendinginan.
ni merupakan kebalikan cara dispersi. Cara kondensasi
GEL
01
 Gel kenyal
 Gel tidak kenyal

EMULSI
02
 Tipe O/W (oil/water)
 Tipe W/O (water/oil)

TIPE SOL
03
KOLOID  Sol liofob
 Sol liofil
Yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
GEL Koloid yang setengah kaku
(antara padat dan cair)
Contohnya
agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel
sabun, dan gel silika
Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat
terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya,
sehingga terjadi koloid yang agak padat.

Gel kenyal

dibuat dengan melarutkan koloid liofil dalam


Gel tidak kenyal
air panas. Setelah dingin terbentuk
gumpalan-gumpalan, yang semakin lama Digunakan sebagai padatan pendukung dalam
semakin besar sehingga cairannya tidak kromatografi
dapat bergerak

gel alumina dan gel silika


selai, gelatin, agar-agar, cincau
Emulsi

Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain

Syarat terjadinya emulsi yaitu dua jenis zat cair tidak saling melarutkan.

Tipe O/W (oil/water) Tipe W/O (water/oil)


Yaitu emulsi minyak dalam air. Yaitu emulsi air dalam minyak.
Contohnya adalah air susu (lemak Contohnya adalah mentega, hair
dalam air), lateks (karet dalam cream, minyak pelembab kulit,
air), santan (minyak dalam air), mayones (air dalam minyak)
kosmetik pembersih wajah.
Untuk menstabilkan emulsi perlu
ditambahkan emulgator atau secara
alami memang sudah ada
emulgatornya.
Misalnya pada susu, air bisa
bercampur dengan lemak karena ada
kasein sebagai emulgator.
Pada santan, air dapat bercampur
dengan minyak karena ada protein
bertindak sebagai emulgator.
Sabun yang dapat mengemulsikan
minyak ke dalam air. Jika campuran
minyak dengan air dikocok, maka
akan diperoleh suatu campuran yang
segera memisah jika didiamkan. Akan
tetapi, jika sebelum dikocok
ditambahkan sabun atau detergen,
maka diperoleh campuran yang stabil
yang disebut emulsi
sistem koloid di mana partikel
SOL padat terdispersi dalam
medium air

Berdasarkan sifat penyerapan partikel zat padat


terhadap medium pendispersinya, sol dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu:

Sol liofob
Partikel-partikel koloid yang tidak mengadsorpsi
molekul-molekul pelarutnya sehingga selubung airnya
sangat tipis.
01
Sol liofil
Partikel-partikel koloid menyerap molekul-molekul
pelarut secara kuat sehingga terbentuk selubung
pelarut yang tebal mengelilingi partikel-partikel koloid.
02
SOL
Bila fase pendispersinya adalah air maka koloid liofil disebut koloid hidrofil sedangkan koloid liofob disebut koloid hidrofob.
Contoh koloid hidrofil yaitu sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin.
Contoh koloid hidrofob yaitu sol belerang, sol-sol sulfide, sol Fe(OH)3, sol logam.
Koloid hidrofil tidak akan menggumpal saat penambahan sedikit zat elektrolit. Zat terdispersi dari koloid hidrofil dapat
dipisahkan dengan pengendapan atau penguapan. Apabila zat padat tersebut dicampurkan kembali dengan air maka
membentuk kembali koloid hidrofil (reversibel).
Sedangkan koloid hidrofob akan terkoagulasi saat penambahan sedikit zat elektrolit. Jika zat terdispersi sudah dipisahkan
maka tidak akan membentuk koloid kembali jika dicampur kembali dengan air.
Sifat hidrofob dan hodrofil dimanfaatkan pada saat pencucian pakaian dengan penggunaan detergen. Apabila kotoran yang
menempel pada pakaian tidak mudah larut dalam air, misalnya lemak dan minyak, maka dengan bantuan detergen, kotoran
tersebut ditarik oleh detergen. Dikarenakan detergen larut dalam air maka kotoran tersebut dapat ditarik dari pakaian.
Kemampuan detergen menarik kotoran pada pakaian dikarenakan molekul detergen terdapat ujung-ujung liofil yang larut
dalam air dan ujung-ujung liofob yang dapat menaik kotoran dari pakaian. Akibat adanya tarik menarik, sehingga tegangan
permukaan kotoran pada pakaian menjadi lemah dan daya tarik-menarik antara molekul air mengikat kuat dengan detergen.
Perbedaan sol liofob dan liofil
Sol liofob Sol liofil
Stabil hanya pada zat terdispersi dengan konsentrasi kecil Stabil pada zat terdispersi dengan konsentrasi kecil maupun
besar
Mudah diendapkan/ terjadi koagulasi dengan penambahan Baru terjadi koagulasi pada penambahan banyak zat
zat elektrolit elektrolit
Kestabilannya tidak terpengaruh oleh dialisis Kestabilannya terpengaruh oleh dialisis
Bersifat irreversible, yaitu jika dikeringkan tidak dapat Bersifat reversibel
dikoloidkan kembali dengan penambahan medium
pendispersi semulanya
Ketika berkoagulasi akan menghasilkan granula atau butiran- Ketika berkoagulasi akan berbentuk gumpalan seperti gel
butiran kecil
Efek tyndall teramati dengan jelas Efek tyndall tidak jelas
Tekanan permukaan pendispersi tidak terpengaruh pada Tekanan permukaan pendispersi terpengaruh pada partikel
partikel terdispersi terdispersi

Viskositas medium pendispersi hamper tidak berubah Viskositas besar dan jika didiamkan akan menjadi kaku
seperti agar-agar
Manfaat Koloid
Koloid sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, salah satunya adalah proses di alam sekitar yang berhubungan
dengan system koloid. Protoplasma dalam sel mahluk hidup menunjukkan system koloid. Tanah merupakan system koloid
serta pemahaman tentang system koloid dapat membantu dalam meningkatkan kesuburan lahan.
Pada industry, kimia koloid banyak dimanfaatkan pada pembuatan berbagai produk, diantaranya adalah kosmetik, tekstil,
farmasi, sabun dan detergen, makanan,

Industri Kosmetik
01
Berbagai bahan kosmetik berupa cairan biasanya dibuat
berupa koloid untuk menjaga kestabilan. Produk-produk
tersebut diantaranya pembersih wajah, krim wajah, parfum
berbentuk spray, spray rambut, gel untuk rambut, lipstick. dll
Manfaat Koloid
Industri Farmasi Banyak obat-obatan yang dikemas dalam bentuk
02 koloid dengan tujuan agar lebih stabil dan tidak
mudah rusak, contohnya adalah obat dalam bentuk
sirup dan suntikan
Penyembuhan sakit perut karena bakteri
Sakit perut yang disebabkan oleh bakteri, biasanya diobati dengan menggunakan norit atau oralit. Norit atau oralit ini dalam
usus dapat membentuk system koloid yang mampu menyerap bakteri sehingga bakteri tersebut mati

Menghilangkan bau badan


Untuk menghilangkan bau badan digunakan aluminium stearate. Aluinium stearate digosokkan pada ketiak, bila ketiak
mengeluarkan keringat maka aluminium stearate akan membentuk koloid Al(OH)3 yang mengabsorbsi bau badan

 
Penggumpalan darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negative. Jika terdapat luka kecil maka luka tersebut dapat
diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion dan . Ion-ion ini akan menetralkan muatan-muatan partikel
koloid protein dan membantu penggumpalan darah
Manfaat Koloid
Membantu pasien gagal ginjal
03

Proses dialisa dengan alat dialisator digunakan untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan zat terlarut. Ini digunakan
sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Ion-ion dan molekul kecil dapat melewati selaput semipermiabel
dengan demikian pada akhir proses pada kantung haanya tersisa koloid saja. Dengan melakukan cuci darah yang
memanfaatkan prinsip dialysis koloid , senyawa beracun seperti urea dan keratin dalam darah penderita gagal ginjal dapat
dikeluarkan. Darah yang telah bersih kemudian dapat dimasukkan kembali pada tubuh pasien
Manfaat Koloid
Industri bahan makanan
04
Untuk menjaga kestabilan bahan makanan, bahan tersebut dibuat dalam
bentuk koloid seperti mentega, eskrim, jelly, keju

Sebagai bahan pencuci


05
Dalam pencucian dengan menggunakan sabun/detergen, sabun dan detergen berfungsi sebagai emulgator
sehingga mampu mengemulsikan minyak dalam air sehingga kotoran-kotoran berupa lemak atau minyak dapat
dihilangkan

Pemutihan gula
06
Gula yang beredar di pasaran yang berwarna putih bersih berasal dari gula yang berwarna kecoklatan yang telah
diputihkan melalui system koloid. Caranya adalah larutan gula yang berwarna coklatdilewatkan dalam system
koloid, yaitu mineral yang berpori. Setelah itu dilewatkan dalam arang tulang yang menyerap warna gula sehingga
larutan gula menjadi jernih tidak berwarna
Manfaat Koloid
Industri tekstil
07
Pada proses pencelupan bahan untuk pewarnaan kain agar daya serapnya tinggi sehingga melekat pada tekstil

Mengurangi polusi udara


08
Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat diatasi dengan menggunakan alat yang
disebut pesawat cottrel. Prinsip kerja alat ini memanfaatkan sifat muatan dan penggumpalan koloid sehingga gas
yang dikeluarkan ke udara telah bebas dari asap dan partikel berbahaya

Penggumpalan Lateks
09
Getah karet merupakan sol. Karet alam merupakan zat padat yang molekulnya sangat besar. Untuk mendapatkan
karetnya, getah karet harus dikoagulasikan agar karet menggumpal dan terpisah dari medium pendispersinya. Getah
karet yang tidak digumpalkan atau masih dalam wujud cair disebut lateks. Untuk menjaga kestabilan sol lateks,
getah karet dicampur dengan larutan ammonia yang melindungi karet dari zat yang bersifat asam sehingga sol tidak
menggumpal
Manfaat Koloid
Penjernihan air
10
Sebelum masuk ke rumah tangga, air terlebih dahulu diolah agar layak untuk digunakan. Pengolahan dapat
dilakukan pada skala rumahan maupun skala perusahaan seperti PDAM. Pada dasarnya terdapat 4 tahapan
pengolahan air, tahap pertama adalah pengendapan, tahap kedua memberikan zat koagulan, tahap ketiga
penyaringan, dan ke empat penjernihan

Anda mungkin juga menyukai