Anda di halaman 1dari 1

PATOFISIOLOGI ANOREKSIA NERVOSA

Perubahan fisik berhubungan dengan aneroksia nervosa sam dengan yang terlihat pada
kelaparan. Ketika asupan kalori sangat terbatas, tubuh beradaptasi dengan menggunakaan
cadangan lemak tubuh dan menghemat cadangan nitrogen. Dengan kelaparan yang
berkepanjangan, perubahan signifikasi dalam cairan dan elektrolik dapat terjadi dan dapat
mengancam kehidupan. Perubahan dalam metabolisme insulin, hormone tiroid, dan katekolamin
menjelaskan menifestasi klinis umum termasuk penurunan denyut nadi, laju pernapasan, tekanan
darah, curah jantung dan motilitas usus. Respon hipotalamus pada kurangnya asupan nutrisi
dengan perubahan dalam kelenjar endokrin dibawah otak, mengakibatkan amenore dan
infertilitas. Klien dengan bulimia nervosa mungkn atau mungkin tidak mengembangkan
perubahan ini. Besarnya malnutrisi akan menentukan perubahan patofisiologi yang diamati.
(Black, M. Joyce&Hawks J. H. 2010).

Komplikasi endokrinologis yang paling utama adalah amenore, meskipun, seperti yang
disebutkan sebelumnya, DSM-5 tidak lagi memasukkan kondisi ini sebagai bagian dari kriteria
diagnostik anoreksia nervosa. Hasil amenore dari gangguan pada sumbu hipotalamus-hipofisis-
ovarium di mana tingkat hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH) rendah
meskipun tingkat estrogen rendah. Terjadi pembalikan ke keadaan prapubertas; respons LH
terhadap hormon pelepas gonadotropin (GnRH) tumpul. Respon yang tumpul ini tidak cukup
untuk menjaga integritas menstruasi, dan hasil amenore. (Bernstein,Bettina E . 2020)

DAFTAR PUSAKA

Black, M. Joyce&Hawks J. H. 2010. Medical-Surgical Nursing 8TH Edition. Elsevier :


Singapore.

Bernstein,Bettina E. 2020. Anorexia Nervosa. Diakses


darihttps://emedicine.medscape.com/article/912187-overview#a1 pada 24 Maret 2021
pukul 21.15 WIB.

Anda mungkin juga menyukai