Anda di halaman 1dari 4

TERMORESEPTOR

Hipotalamus memadukan berbagai masukan termosensorik1


Hipotalamus berfungsi sebagai rermostat tubuh. Termostat rumah memantau suhu
dalam suatu ruangan dan memicu mekanisme pemanas (tungku) atau mekanisme pendingin
sesuai kebutuhan untuk mempertahankan suhu ruangan pada tingkat yang telah ditentukan.
Demikian juga, hipotalamus, sebagai pusat integrasi termoregulasi tubuh, menerima
informasi aferen renrang suhu di berbagai bagian tubuh dan memicu penyesuaian yang sangar
kompleks dan terkoordinasi dalam mekanisme penerimaan panas dan pembuangan panas
sesuai kebutuhan untuk mengoreksi setiap penyimpangan suhu inti dari patokan normal.
Hipotalamus jauh lebih peka daripada termostat rumah anda. Hipotalamus dapat berespons
terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,010C. Derajat responsivitas hipotalamus terhadap
penyimpangan suhu tubuh disesuaikan secara tepat sehingga panas yang dihasilkan atau
dikeluarkan cukup untuk mempertahankan suhu tetap normal.
Untuk menyeimbangkan mekanisme pengeluaran panas dan mekanisme pembentuk dan
penghemat panas, hipotalamus harus diberi informasi secara terus-menerus tentang suhu inti
dan suhu kulit oleh reseptor peka suhu khusus yang disebut termoreseptor. Suhu inti
dipantau oleh termoreseptor sentral, yang terletak di hipotalamus itu sendiri serta di tempat
lain di susunan saraf pusat dan organ abdomen. Termoreseptor perifer memantau suhu kulit
di seluruh tubuh dan menyalurkan informasi tentang perubahan suhu permukaan ke
hipotalamus.
Di hipotalamus diketahui terdapat dua pusat regulasi suhu. Regio posterior diaktifkan
oleh dingin dan kemudian memicu refleks-refleks yang memerantarai produksi dan
penghematan panas. Regio anterior yang diaktifkan oleh panas, memicu refleks-refleks yang
memerantarai pengeluaran panas.
Sewaktu demam, termostat hipotalamus "disetel" pada suhu yang lebih tinggi1
Kata demam merujuk kepada peningkatan suhu tubuh akibat infeksi atau peradangan.
Sebagai respons terhadap masuknya mikroba, sel-sel fagositik tertentu (makrofag)
mengeluarkan suatu bahan kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen yang selain efek-
efeknya dalam melawan infeksi, bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk
meningkatkan patokan termostat (Gambar 1). Hipotalamus sekarang mempertahankan suhu
di tingkat yang baru dan tidak mempertahankannya di suhu normal tubuh. Jika, sebagai
contoh, pirogen endogen meningkatkan titik patokan menjadi 1020F (38,90C), maka
hipotalamus mendeteksi bahwa suhu normal prademam terlalu dingin sehingga bagian otak
ini memicu mekanisme – mekanisme respons dingin untuk meningkatkan suhu menjadi
1020F. Secara spesifik, hipotalamus memicu menggigil agar produksi panas segera
meningkat, dan mendorong vasokonstriksi kulit untuk segera mengurangi pengeluaran panas.
Kedua tindakan ini mendorong suhu naik dan menyebabkan menggigil yang sering terjadi
pada permulaan demam. Karena merasa dingin maka yang bersangkutan memakai selimut
sebagai mekanisme volunter untuk membantu meningkatkan suhu tubuh dengan menahan
panas tubuh. Setelah suhu baru tercapai maka suhu tubuh diatur sebagai normal dalam
respons terhadap panas dan dingin tetapi dengan patokan yang lebih tinggi. Karena itu,
terjadinya demam sebagai respons terhadap infeksi adaiah tu.iuan yang disengaja dan bukan
disebabkan oleh kerusakan mekanisme termoregulasi. Meskipun makna fisiologis demam
belum jeias namun banyak pakar kedokteran percaya bahwa peningkatan suhu tubuh
bermanfaat dalam mengatasi infeksi. Deman respons peradangan dan mungkin menghambat
perkembangbiakan bakteri.
Gambar 1. Terjadinya demam1

Selama demam, pirogen endogen meningkatkan titik patokan hipotalamus dengan


memicu pelepasan lokal prostaglandin, yaitu mediator kimiawi lokal yang bekerja langsung
pada hipotalamus. Aspirin mengurangi demam dengan menghambat sintesis prostaglandin.
Aspirin tidak menurunkan suhu pada orangyang tidak demam karena tanpa adanya pirogen
endogen maka di hipotalamus tidak terdapat prostaglandin dalam jumlah bermakna.
Mekanisme molekular yang pasti tentang hilangnya demam secara alami belum
diketahui, meskipun hal ini diperkirakan karena berkurangnya pengeluaran pirogen atau
sintesis prostaglandin. Ketika titik patokan hipotalamus kembali ke normal, suhu pada 102'F
(dalam contoh ini) menjadi terlalu tinggi. Mekanisme-mekanisme respons panas diaktifkan
untuk mendinginkan tubuh. Terjadi vasodilatasi kulit dan pengeluaran keringat. Yang
bersangkuran merasa panas dan membuka semua penurup tambahan. Pengaktifan mekanisme
pengeluaran panas oleh hipotalamus ini menurunkan suhu ke normal.

REFERENSI:
1. Sheerwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 6. Pendit BU, Penerjemah.
Yesedelita N, editor. Jakarta: EGC
2. Sheerwood L. Human physiology from cells to systems. 7 th ed. Canada: Nelson
education,Ltd; 2011

Anda mungkin juga menyukai