Anda di halaman 1dari 12

A.

Konsep Dasar
1. Definisi
Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana
terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit
pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak. Stroke terjadi karena
terganggunya suplai darah ke otak yang tersumbatnya pembuluh darah.
Tersumbatnya pembuluh darah menyebabkan terpotongnya suplai
oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada
jaringan otak. Gejala umum yang terjadi pada stroke yaitu wajah,
tangan atau kaki yang tiba- tiba kaku atau mati rasa dan lemah,
biasanya terjadi pada satu sisi tubuh. Gejala lainnya yaitu pusing,
kesulitan untuk berbicara atau mengerti perkataan, kesulitan untuk
melihat baik dengan satu mata maupun kedua mata, kesulitan jalan,
kehilangan keseimbangan dan koordinasi, pingsan atau kehilangan
kesadaran, dan sakit kepala yang berat dengan penyebab yang tidak
diketahui (Widyaswara Suwaryo et al., 2019).
2. Etiologi
Penyebab stroke dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Trombosis serebri
Aterosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah
penyebab utama thrombosis serebral yang adalah penyebab
paling umum dari stroke. Thrombosis ditemukan pada 40% dari
semua kasus stroke yang telah dibuktikan oleh ahli patologi.
Biasanya ada kaitannya dengan kerusakan lokal dinding pembuluh
darah akibat aterosklerosis.
b. Emboli serebri
Embolisme serebri termasuk urutan kedua dari berbagai penyebab
utama stroke. Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu
thrombus dalam jantung sehingga masalah yang dihadapi
sesungguhnya merupakan perwujudan penyakit jantung.
c. Hemoragi
Hemoragi adalah pecahnya pembuluh darah arteri sehingga aliran
darah ke otak berkurang atau putus yang mengakibatkan pasokan
oksigen ke sebagian otak berkurang dan membuat fungsi otak
terganggu. Hemoragi dapat terjadi diluar durameter (hemoragi
ekstra dural atau epidural) di bawah durameter (hemoragi
subdural), di ruang sub arachnoid (hemoragik subarachnoid atau
dalam susbstansial otak.
d. Iskemia
Iskemia otak adalah ketidakmampuan perfusi otak untuk
mencukupi
pasokan oksigen dan nutrien yang dperlukan untuk pemeliharaan
integritas metabolisme dan fungsi neuron
3. Klasifikasi
1. Stroke Non Hemoragik
Stroke Non Hemoragik merupakan stroke yang terjadi
akibat adanya bekuan atau sumbatan pada pembuluh darah otak
yang dapat disebabkan oleh tumpukan thrombus pada pembuluh
darah otak, sehingga aliran darah ke otak menjadi terhenti. Stroke
Non Hemoragik merupakan sebagai kematian jaringan otak karena
pasokan darah yang tidak kuat dan bukan disebabkan oleh
perdarahan. Stroke Non Hemoragik biasanya disebabkan oleh
tertutupnya pembuluh darah otak akibat adanya penumpukan
penimbunan lemak (plak) dalam pembuluh darah besar (arteri
karotis), pembuluh darah sedang (arteri serebri), atau pembuluh
darah kecil.
Stroke Non Hemoragik secara patogenesis dapat dibagi
menjadi:
a. Stroke Trombolitik
Stroke iskemik yang disebabkan karena trombosis pada
arteri karotik interna secara langsung masuk ke arteri serebri
madia.
b. Stroke Embolik
Stroke iskemik yang disebabkan karena embolik yang pada
umumnya berasal dari jantung.
2. Stroke Hemoragik
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan
subaraknoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada
area otak tertentu. Biasanya terjadi saat melakukan aktivitas atau
17 saat aktif, namun bisa terjadi saat istirahat. Kesadaran klien
biasanya menurun. Perdarahan otak dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Perdarahan Intracranial
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena
hipertensi mengakibatkan darah masuk kedalam jaringan otak
membentuk masa yang menekan jaringan otak. Perdarahan
intraserebral yang disebabkan karena hipertensi sering
dijumpai di daerah putamen, talamus, pons, dan serebelum.
b. Perdarahan Subarachnoid
Pendarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau
AVM. Aneurisma yang pecah in berasal dari pembuluh arah
sirkulasi Willisi dan cabang - cabngnya yang terdapat diluar
parenkim otak. Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang sub
struktur mengakibatkan nyeri, dan vasopasme pembuluh
darah serebral yang berakibat disfungsi otak global (sakit
kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparase,
gangguan hemi sensorik, afasia, dan lain-lain). Pecahnya arteri
dan keluarnya darah ke ruang subaraknoid mengakibatkan
terjadinya peningkatan TIK yang mendadak, merenggangnya
struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat.
4. Tanda dan Gejala
a. Defisit Lapang Penglihatan
1) Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang
penglihatan).
Tidak menyadari orang atau obyek ditempat kehilangan,
penglihatan, mengabaikan salah satu sisi tubuh, kesulitan
menilai jarak.
2) Kesulitan penglihatan perifer
Kesulitan penglihatan pada malam hari, tidak menyadari
obyek atau batas obyek.
3) Diplopia Penglihatan ganda
b. Defisit Motorik
1) Hemiparese
Kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang
sama. Paralisis wajah (karena lesi pada hemisfer yang
berlawanan).
2) Ataksia
Berjalan tidak mantap, tegak. Tidak mampu menyatukan
kaki, perlu dasar berdiri yang luas
3) Disartria
Kesulitan membentuk dalam kata
4) Disafagia
Kesulitan dalam menelan
5) Defisit Verbal
a) Afasia Ekspresif
Tidak mampu membentuk kata yang mampu
dipahami, mungkin mampu bicara dalam respon
kata tunggal
b) Afasia Reseptif
Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan,
mampu bicara tetapi tidak masuk akal
c) Afasia Global
Kombinasi baik afasia ekspresif dan afasia reseptif
6) Defisit Kognitif
Pada penderita stroke akan kehilangan memori jangka
pendek dan panjang, penurunan lapang perhatian,
kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi, alasan
abstrae buruk, perubahan penilaian.
7) Defisit Emosional
Penderita akan mengalami kehilangan kontrol diri, labilitas
emosional, penurunan toleransi pada situasi yang
menimbulkan stress, depresi, menarik diri, rasa takut,
bermusuhan dan marah, perasaan isolasi.
5. Komplikasi
a. Hipoksi Serebral
Diminimalkan dengan memberikan oksigenasi darah adekuat di
otak
b. Penurunan aliran darah serebral
Tergantung pada tekanan darah curah jantung, dan integritas
pembuluh darah.
c. Embolisme Serebral
Dapat terjadi setelah infrak miokard atau fibrilasi atrium atau dapat
berasal dari katup jantung prostetik.
d. Distritmia
Dapat mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan
penghentian trombus lokal
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Angiografi Serebral: Menentukan penyebab stroke secara
spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri
b. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT):
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga
mendeteksi, melokalisasi, dan mengukur stroke( sebelum nampak
oleh pemindaian CT-Scan)
c. CT Scan: Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak
edema, posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau
iskemia dan posisinya secara pasti
d. MRI : Menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan
posisi dan besar terjadinya perdarahan otak hasil yang didapatkan
area yang mengalami lesi dan infrak akibat dari hemoragik
e. EEG: Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul
dan dampak dari jaringan yang infrak sehingga menurunnya implus
listrik dalam jaringan otak
f. Pemeriksaan Laboratorium : Darah rutin, gula darah, urin rutin,
cairan serebrospinal, AGD, biokimia darah, elektrolit.
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1) Menurunkan kerusakan iskemik serebral
Tindakan awal difokuskan untuk menyelamatkan sebanyak
mungkin area iskemik dengan memberikan oksigen, glukosa
dan aliran darah yang adekuat dengan mengontrol atau
memperbaiki disritmia serta tekanan darah.
2) Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 derajat menghindari
flexi dan rotasi kepala yang berlebihan, pemberian
dexamethason.
3) Pengobatan
a) Anti Koagulan : Heparin untuk menurunkan
kecenderungan perdarahan pada fase akut
b) Obat Anti Trombotik : Pemberian ini diharapkan
mencegah peristiwa trombolitik atau embolik
c) Diuretika : Untuk menurunkan edema serebral
4) Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memperbaiki
peredaran darah otak.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Posisi kepala dan badan 15-30 derajat. Posisi miring apabila
muntah dan boleh mulai mobilisasi bertahap jika
hemodinamika stabil.
2) Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat.
3) Tanda-tanda vital usahakan stabil
4) Bedrest
5) Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
6) Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau cairan
suction yang berlebih
B. WOC
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas Pasien
a) Nama
b) Umur
c) Alamat
d) Pendidikan
e) Pekerjaan
f) Tanggal masuk
g) Diagnosa medis
h) Nomor register
2) Identitas Penanggungg jawab
a) Nama
b) Umur
c) Alamat
d) Pendidikan
e) Pekerjaan
f) Hubungan dengan klien
b. Riwayat Keperawatan
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan
kesehatan adalah kelemahan anggota gerak sebelah badan,
bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi, dan penurunan tingkat
kesadaran.
b) Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya,
diabetes melitus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma
kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti
koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, dan
kegemukan. Pengkajian pemakaian obat-obat yang sering
digunakan klien, seperti pemakaian obat antihipertensi,
antilipidemia, penghambat beta, dan lainnya. Adanya riwayat
merokok, penggunaan alkohol dan penggunaan obat
kontrasepsi oral. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung
pengkajian dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data
dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan
tindakan selanjutnya.
c) Riwayat Penyakit Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi,
diabetes melitus, atau adanya riwayat stroke dari generasi
terdahulu.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran
b) GCS
c) Kondisi klien secara umum
d) Tanda – tanda vital
e) Pertumbuhan fisik: TB,BB, postur tubuh.
f) Keadaan kulit: wana, tekstur, kelaianan kulit.
2) Pemeriksaan Cepalokaudal
a) Kepala
 Bentuk, keadaan kulit, pertumbuhan rambut.
 Mata: kebersihan, penglihatan, pupil, reflek,
sklera, konjungtiva.
 Telinga: bentuk, kebersihan, sekret, fungsi dan
nyeri telinga?
 Hidung: fungsi, polip, sekret, nyeri?
 Mulut: kemampuan bicara, keadaan bibir, selaput
mukosa, warna lidah, gigi (letak, kondisi gigi),
oropharing ( bau nafas, suara parau, dahak).
b) Leher
Bentuk, gerakan, pembesaranthyroid, kelenjar getah
bening, tonsil, JVP, Nyeri telan?
c) Dada
 Inspeksi: Bentuk dada, kelainan bentuk, retraksi
otot dada, pergerakanselma pernafasan, jenis
pernafasan.
 Auskultasi: Suarapernafasan, Bunyi jantng, suara
abnormal yang ditemuai.
 Perkusi: batas jantung dan paru? Dullness.
 Palpasi: simetris?, nyeri tekan? Massa?
Pernafasan (kedalaman, kecepatan), ictus kordis.
d) Abdomen
 Inspeksi: simetris?, contour, warna kulit,
vena,ostomy.
 Auskultasi: frekuensi dan intensitas peristaltik.
 Perkusi: Udara. Cairan, massa/tumor?
 Palpasi: tonus otot, kekenyalan, ukuran organ,
massa, hernia, hepar,lien?
e) Genetalia, Anus danrektum
 Inspeksi: warna, terpasang alat bantu, kelainan
genitalia, simpisis?
 Palpasi: teraba penumpukan urine?
f) Ekstremitas
 Atas: kelengkapan, kelainan jari, tonu otot,
kesimetrisan gerak, adayang menggganggu
gerak?, kekuatan otot, gerakan otot, gerakan
bahu, siku, pergelangan tangan dan jari –jari
 Bawah: kelengkapan, edema perifer, kekuatan
otot, bentuk kaki, varices, gerakan otot, gerakan
panggul, luutut, pergelangan kaki dan jari –jari.
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Radiologi
2) laboratorium
3) EEG, ECG, EMG, USG, CTScan.
Tuliskan tanggal pemeriksaan, hasil dan rentang nilai
normalnya

D. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN (DAFTAR


MASALAH)
E. PERENCANAAN (NCP)
1. Rumusan prioritas masalah.
2. Tujuan dan hasil yang diharapkan.
3. Intervensi
4. Aplikasi pemikiran kritis dalam asuhan keperawatan pasien

Anda mungkin juga menyukai