Anda di halaman 1dari 52

Keseimbangan Cairan

Elektrolit dan Asam Basa

Ridha Mardiyani
Keseimbangan cairan
• Suatu proses yg dinamis anatara fluid intake dan absorbsi;
fluid distribution dan fluid out put
• Fluid intake = fluid out put
• Fluid distribution :pergerakan cairan dg bebrapa
kompartemen
• Fluid distributiom antara ekstarseluler dan intraseluler
kompartemen dg cara osmosis
• Fluid distribution antara vaskular dan intertisial dari
ektraseluler terjd dg filtrasi
Dehidrasi klinis
Sistem yang berperan dalam kebutuhan
cairan dan elektrolit
Ginjal

Paru

Kulit

Gastrointestinal
Ginjal
• Pengatur air, pengatur konsentrasi garam
Fungsi dalam darah, pengatur keseimbangan asam
dan basa dan eksresi

Peran • Menyaring cairan


Glomerulus
Tubulus • Sel-selnya meyerap semua yg dibutuhkan
tubuh
renalis
Kulit

•Pengaturan panas
•Pengendalian arteriol
Fungsi kutan vasodilatasi /
vasokontriksi
Paru

•Mengeluarkan
IWL cairan dg
menghasilakan IWL
Gastrointestinal

• Mengeluarkan cairan melalui


proses penyerapan dan
penegluaran air
Fungsi • Dlm kondisi normal cairan yg
hilang dl sistem ini sekitar 100-
200 ml/hr
Mekanisme
keseimbangan cairan
• Meningkatkan reabsorbsi air sehingga dpt mengendalikan keseimbangan air

Hormon Adh dlm tubuh


• Hormon ini dibentuk o hipotalamus di hipofisis posterior, yg mensekresi ADH
dg meningkatkan osmalarotas dan menurunkan cairan ekstrasel

• Berfungsi sbg absorbsi natrium yg disekresi o kelenjar adrenal di tubulus

Aldosteron ginjal
• Proses pengeluaran aldosteron karena perubahan konsentrasi kalium,
natrium dan sistem angiotemsin renin

Prostaglandin • Pada ginjal, asam lemak ini mengatur sirkulasi ginjal


• Mengatur peningkatan reabsorbsi natrium dan air
yg menyebabkan volume darah meningkat
Glukokortikoid sehingga terjd retensi natrium

• U memenuhi kebutuhan tubuh


Mekanisme • Merangsang pelepasan renin produksi
angiotensin II  merangsang hipotalamus 
rasa haus respon haus
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan
dan elektrolit
• Usia
• Temperatur
• Diet
• Stress
• Sakit
Cara perpindahan cairan tubuh
• Proses difusi air, elektrolit, dan zat2 terlarut melalui
Difusi membran kapiler yg permeabel
• Larutan konsentrasi tinggi lebih cepat berdifusi

• Pd proses osmosis terjd perpindahan larutan dg


Osmosis kepekatan rendah ke yg lbh tinggi melalui membran
sempermeabel

Transpor aktif • Merupakan gerak zat yg akan berdifusi dan berosmosis


Pengaturan volume cairan tubuh
• Asupan
Pusat pengaturan rasa haus dlm mengatur keseimbangan cairan dlm
tubuh adalah hipotalamus
• Pengeluaran cairan : urine ; keringat ; feses
Masalah kebutuhan cairan : Hipovolemia atau
dehidrasi
• Kekurangan cairan eksternal terjadi karena penurunan asupan cairan
dan kelebihan pengeluaran cairan
• Tubuh akan merespon kekurangan cairan tubuh dgn mengosongkan
cairan vaskuler
• Sebagai kompensasi akibat penurunan cairan interstisial  tubuh
akan mengalirkan cairan keluar sel
• Cth: kasus diare dan muntah
• Kehilangan cairan ekstrasel scr berlebihan menyebabkan volume
eksternal berkurang (hipovolemia) dan perubahan hematokrit
Hipervolemia atau overhidrasi
• Manifestasi : hipervolemia(peningkatan volume darah) dan edema
(kelebihan cairan pada interstisial)
• Normalnya cairan intertisial tdk terikat dg air , ttpi elastis dan hny
terdapat diantara jaringan
• Pitting edema
• Non pitting edema
• Edema anasarka
3 macam kekurangan volume cairan ekstrasel

Dehidrasi • Terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan dan


elektrolit scr seimbang
isotonik
Dehidrasi • Terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak air dr pada
elektrolit
hipertonik
Dehidrasi • Terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak elektrolitdr
pada air
hipotonik
Cairan
1. Itraseluler
2. Ekstraseluler:
a. Intertisial
b. Intravaskuler
c. Transeluler (pericardium, rongga synovial, rongga
peritonium, intraokuler, cairan serebrospinal)
• Ketika volume CES/plasma rendah dan tekanan darah arteri rendah juga
meningkatkan sekresi aldosterone
Elektrolit terdiri:
• Kation utama yaitu natrium (Na+),kalium (K+), kalsium (Ca2+),
dan magnesium (Mg2+).
• Sedangkan anion utama adalah klorida (Cl-), bikarbonat
(HCO3-), dan fosfat (PO₄³⁻).
1)pengaturan natrium.
• Natrium : kation yang paling banyak jumlahnya dalam cairan
ekstrasel.
• berfungsi mempertahankan keseimbangan air, mentransmisi
impuls saraf dan kontraksi saraf.
• Kadar natrium serum : 135 sampai 145 mEq/L.
• Natrium diatur oleh asupan garam, aldosteron dan haluaran
urin.
• Aldosterone berperan dalam mengatur keseimbangan
jumlah natrium yang diserap kembali oleh darah
2) pengaturan kalium.
• Kalium merupakan kation intrasel utama, yang mengatur
eksitabilitas (rangsangan)neuromuscular dan kontraksi otot
serta membantu pengaturan keseimbanganasam basa.
• Kadar normal kalium serum adalah 3,5 sampai 5,3 mEq/L.
Kalium diatur oleh ginjal.
• Seiring dengan peningkatan aldosteron, kalium yang
diekskresikan melalui urin akan lebih banyak sehingga kadar
kalium serum menurun.
• Selain itu, dengan pertukaran ion kalium dengan ion natrium
di tubulus ginjal. Jika natrium dipertahankan, kalium
akan diekskresi.
• 3) pengaturan kalsium.
• Kalsium digunakan untuk integritas dan struktur membrane,
konduksi jantung yang adekuat, koagulasi darah, pembentukan
dan pertumbuhan tulang dan relaksasi otot.
• Kadar normal kalsium serum adalah 4 sampai 5 mEq/L.
• kalsium didalam cairan ekstrasel diatur oleh kerja kelenjar
paratiroid dan tiroid.
• Hormone paratiroid (PTH) mengontrol keseimbangan
kalsium tulang, absorpsikalsium di GI, dan ekskresi kalsium di
ginjal.
• Tirolkasitoni dari kelenjar tiroid juga berperan dalam
menghambat pelepasan kalsium dari tulang.
4) pengaturan magnesium.
• Magnesium berfungsi untuk aktivitas enzim, neurokimia dan
eksitabilitas otot. Kadar normal magnesiumserum adalah 1,5
sampai 2,5 mEq/L. Magnesium diekskresi melalui mekanisme
ginjal.
5) pengaturan klorida
• Klorida ditemukan di dalam cairan ekstrasel dan intrasel.
Keseimbangan klorida dipertahankan melalui asupan
makanan, dan ekskresi serta reabsorpsi renal. Kadar normal
klorida serum adalah 100 sampai 106 mEq/L.
6) Pengaturan bikarbonat
• Bikarbonat adalah buffer dasar kimia yang utama di tubuh.
• kadar normal bikarbonat arteri antara 22 sampai 26mEq/L.
• Bikarbonat diatur oleh ginjal.

7) pengaturan fosfat
• Fosfat adalah anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel.
Fosfat meningkatkan kerja neuromuscular normal dan membantu
pengaturan asam baska.
• Kadar normal fosfat serum adalah 2,5 sampai 4,5 mg/100 ml.
• Konsentrasi fosfat serum diaturoleh ginjal, hormone paratiroid, dan
vitamin D teraktivasi dan fosfat ini diserap melalui saluran pencernaan
HIPERELEKTROLIT
• Kondisi dimana terjadi kelebihan elektrolit didalam tubuh
• Kondisi ini bisa disebabkan karena asupan/intake yg berlebih,
gangguan metabolisme elektrolit di dalam tubuh.
• Kelebihan elektrolit bisa berupa :
1. Hipernatremia
2. Hiperkalemia
3. Hiperkalsemia
4. Hipermagnesia
5. Hiperkloremia
6. Hiperfosfatemia
Hipernatremia
• Keadaan kelebihan Na dlm CES yg menyebabkan tekanan osmotik
ekstrasel meningkat. Sehingga menyebabkan cairan intrasel bergerak
keluar
• Tanda & gejala : kulit & mukosa bibir kering, turgor kulit buruk,
permukaan kulit membengkak, oligouria/anuria, konvusi, suhu tubuh
tinggi, & lidah kering serta kemerahan.
• Hipernatremia disebabkan oleh asupan Na yg berlebihan, kerusakan
sensasi haus, diare, disfagia, poliuria krn diabetes insipidus, &
kehilangan cairan berlebihan dr paru-paru.
Hiperkalemia
• Keadaan kelebihan kadar kalium dlm CES. Pd pemeriksaan
EKG terdpt gelombang T memuncak, QRS melebar, & PR
memanjang
• Tanda & Gejala : rasa cemas, iritabilitas, hipotensi,
parastesia, mual, hiperaktivitas sistem pencernaan,
kelemahan & aritmia.
• Hiperkalemia berbahaya krn dpt menghambat tramsmisi
impuls jantung & menyebabkan serangan jantung.
• Hiperkalemia dpt terjadi pd pasien luka bakar, penyakit
ginjal, & asidosis metabolik.
Hiperkalemia…
• Jika terjadi hiperkalemia, salah 1 upaya yg dpt dilakukan u/
menormalkan kadar kalium adalah dgn pemberian insulin,
krn insulin dpt mendorong kalium masuk ke dlm sel
• Pada asidosis metabolik terjadi perpindahan K+ dari
intraseluler ke ekstraselular (serum) sebagai ganti dari ion Na
yang hilang bersama tinja.
Hiperkalsemia

• Kondisi kelebihan kadar kalsium pd CES


• Hiperkalsemia ditandai dgn penurunan kemampuan otot,
mual, muntah, anoreksia, kelemahan & letargi, nyeri pd
tulang, & serangan jantung. Kondisi ini dpt terjadi pd pasien
yg mengalami pengangkatan kelenjar gondok &
mengkonsumsi Vit. D secara berlebihan
Hipermagnesia

• Kondisi kelebihan kadar magnesium dlm darah


• Hipermagnesia ditandai dgn depresi saluran pernapasan,
aritmia jantung, & depresi refleks tendon profunda
Hiperkloremia

• Kondisi kelebihan ion klorida dlm serum


• Sering dikaitkan dgn hipernatremia, terutama pd kasus dehidrasi &
masalah ginjal
• Hipokloremia menyebabkan pemurunan bikarbonat sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan asam basa.
• Jika berlangsung lama dpt menyebabkan kelemahan, letargi, &
pernapasan kussmaul
Hiperfosfatemia

• Kondisi peningkatan kadar ion fosfat di dlm serum


• Ditandai dgn peningkatan eksistabiitas SSP, spasme otot,
konvulsi & tetani, peningkatan gerakan usus, gangguan
kardiovaskuler, & osteoporosis.
• Kondisi ini dpt terjadi pd kasus gagal ginjal atau pd saat kadar
parathormon menurun.
HIPOELEKTROLIT

• Hipoelektrolit yaitu kondisi dimana terjadi kekurangan elektrolit


dalam tubuh
• Kekurangan elektrolit dlm tubuh bisa berupa :
1. Hiponatremia
2. Hipokalemia
3. Hipokalsemia
4. Hipomagnesia
5. Hipokloremia
6. Hipofosfatemia
Hiponatremia
• Keadaan kekurangan Na dlm CES yg menyebabkan
perubahan tekanan osmotik. Penurunan Na menyebabkan
cairan berpindah dr ruang ekstrasel ke cairan intrasel
sehingga sel menjadi bengkak
• Tanda & gejala : rasa haus berlebihan, Nadi cepat, hipotensi
postural, konvulsi, membran mukosa kering, cemas, postural
dizziness, mual, muntah, & diare.
• Hiponatremia umumnya disebabkan oleh lehilangan cairan
tubuh scr berlebihan mis. ketika terjadi diare atau muntah
terus-menerus dlm jangka waktu yg lama
Hipokalemia
• Keadaan kekurangan kadar kalium dlm CES yg menyebabkan kalium
berpindah keluar sel. Pd pemeriksaan EKG terdpt gelombang T datar
& depresi segmen ST.
• Hampir semua K+ berada di intraselular maka hipokalemia biasa
disebabkan karena perpindahan kalium yaitu dari serum ke sel
• misalnya pada alkalosis akut, sehingga kadar kalium dlm serum akan
menurun
• Hipokalemia ditandai dgn kelemahan, keletihan, & penurunan
kemampuan otot. Selain itu ini jg ditandai dgn distensi usus,
penurunan bising usus, denyut jantung (aritmia) tdk beraturan,
penurunan TD, tdk nafsu makan & muntah-muntah
Hipokalsemia
• Kondisi kekurangan kadar kalsium dlm CES.
• Pd kondisi ini terjadi pemanjangan interval Q-T pd
pemeriksaan EKG
• Hipokalsemia ditandai dgn terjadinya kram otot & kram
perut, kejang (spasme) & tetani, peningkatan mortilitas
gastointestinal, gangguan kardiovaskuler, & osteoporosis
Hipomagnesia
• Kondisi kekurangan kadar magnesium dlm darah
• Hipomagnesia ditandai dgn iritabilitas, tremor, hipertensi,
disorientasi, konvulsi, halusinasi, kejang, kram pd kaki &
tangan, refleks tendon profunda yg hiperaktif, serta
takikardia.
• Kondisi ini umumnya disebabkan oleh konsumsi alkohol yg
berlebihan, malnutrisi, gagal hati, absorpsi usus yg buruk, &
DM
Hipokloremia
• Kondisi kekuragan ion klorida dlm serum
• Ditandai dgn gejala yg menyerupai alkalosis metabolik, yaitu
kelemahan, apatis, gangguan mental, pusing, & kram.
• Kondisi ini dpt terjadi krn tubuh kehilangan sekresi
gastrointestinal scr berlebihan, mis, karena muntah, diare,
diuresis, at/ pengisapan nasogastrik
Hipofosfatemia
• Kondisi penurunan kadar ion fosfat di dlm serum
• Hipofosfatemia antara lain ditandai dgn anoreksia, parastesia,
kelemahan otot, & pusing.
• Kondisi ini dpt terjadi karena pengonsumsian alkohol scr berlebihan,
malnutrisi, hipertiroidisme, & ketoasidosis diabetes
Keseimbangan asam dan basa
• Agar sel dapat berfungsi optimal
• Kesembangan asam basa suatu proses dinamis : produksi asam, acid
bufferering , eksresi asam
• Dalam kondisi asam akan melepaskan ion H
• Dalam kondisi basa akan menangkap ion H
Keseimbangan Asam Basa

• Keseimbangan asam basa mengacu pada pengaturan


konsentrasi ion hidrogen bebas (tidak terikat) di dalam cairan
tubuh.
• Tanda pH untuk menyatakan konsentrasi ion hidrogen.
• pH darah arteri dalam keadaan normal adalah7,45
sedangkan pH darah vena adalah 7,35.
• Untuk pH darah rata-rata adalah 7,4.
• Apabila pH darah turun dibawah 7,35 disebut asidosis
sedangkan apabila pH darah naik diatas7,45 disebut alkalosis
• Terdapat tiga cara mengatasi setiap perubahan H+ agar selalu
konstan dalam cairan tubuh yakni melalui :
1. sistem penyangga (dapar) kimiawi,
2. mekanisme kontrol pH oleh sistem pernapasan dan
3. mekanisme kontrol pH oleh ginjal
Asidosis Respiratorik
Alkalosis respiratorik
Asidosis metabolik
Alkalosis metabolik
ketidakseimbangan asam basa
• Asidosis respiratorik
 suatu keadaaan yg disebabakan o kegagalan sistem pernapasan
dlm membuang karbondioksida dr cairan tubuh shg terjd
kerusakan pernapasan
 peningkatan PCO2 arteri >45mmHg dan pH < 7,35
• Alkalosis respiratorik
 pengeluaran berlebihan CO2 dari tubuh akibat hiperventilasi
 PCO2 arteri <35 mmHg; pH 7,45
 Penyebabnya adalah hiperventilasi, emboli paru, demam, rasa
ketidakseimbangan asam basa
• Asidosis metabolic (semua jenis asidosis selain yang
disebabkan oleh kelebihan CO2) ditandai oleh penurunan
konsentrasi HCO3- plasma sedangkan CO2 normal.
Disebabkan oleh diare berat, diabetes mellitus,olahraga
berlebihan.
• Alkalosis metabolic
• Kehilangan ion hidrogen / penambahan basa pd cairan tubuh
• Bikarbonat plasma >26 mEq/lt ; pH arteri > 7,45
• Disebabkan oleh muntah dan ingesti obat-obat alkali.
End

Anda mungkin juga menyukai