Anda di halaman 1dari 20

Sistem Urogenital Blok 10

Pembentukan urin

Ginjal mengeliminasi konstituen-


konstituen plasma yang tidak diperlukan ke
dalam urin sementara menahan bahan-bahan
yang bermanfaat bagi tubuh. Satuan
fungsional pembentuk urin di ginjal adalah
nefron, yang terdiri dari komponen vaskuler
dan tubulus yang saling berkaitan.
Komponen vaskuler terdiri dari dua jaringan
yang kapiler yang saling terangkai, yaitu glomerulus, berkas kapiler yang berfungsi untuk
menyaring sebagian besar volume plasma bebas protein ke dalam komponen tubulus.
Kemudian komponen tubulus yang melingkupi glomerulus untuk menerima filtrat yang
akhirnya berakhir di pelvis ginjal. Apa yang tertinggal di tubulus kemudian di
ekskresikan sebagai urin.

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah
atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika
molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui
molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan
berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.
Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita
diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.

Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan
dari dalam tubuh. Selain itu urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak

Riska krentz buangeth… 102007099 1


Sistem Urogenital Blok 10

menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi
akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat.

1. Organ yang berperan dalam pembentukan urin

Ginjal

Ginjal adalah sepasang organ yang


terletak dibelakang rongga abdomen, satu
di setiap sisi kolumna vertebralis sedikit di
atas garis pinggang. Setiap ginjal
dipendarahi oleh arteri renalis dan vena
renalis, yang masing-masing masuk dan
keluar ginjal dilekukan medial yang
menyebabkan organ ini berbentuk seperti
buncis. Ginjal mengelola plasma yang mengalir masuk kedalamnya untuk menghasilkan
urin, menahan bahan-bahan tertentu dan mengeliminasi bahan-bahan yang tidak
diperlukan ke dalam urin.

Pembungkus Ginjal :
1. Capsula fibrosa
melekat pada ginjal
mudah dikupas
2. Capsula adiposa
mengandung banyak lemak
membungkus ginjal dan gl.supra renalis
3. Fascia renalis :
Terletak di luar capsula fibrosa
Terdiri 2 lembar :
 depan : f. prerenali
 belakang : f. retro renalis

Riska krentz buangeth… 102007099 2


Sistem Urogenital Blok 10

Ginjal dipertahankan pada tempatnya oleh fascia adipose. Pada keadaan tertentu
capsula adiposa sangat tipis, sehingga jaringan ikat yang menghubungkan capsula fibrosa
dan capsula renalis kendor, sehingga ginjal turun disebut nephroptosis.
 Nephrophtosis sering terjadi pada ibu yang sering melahirkan (grande multipara ).

Bagian-bagian ginjal
Cortex renis
Medulla renis Korteks
Cortex Renis
Terdiri dari :
Glomerolus Medula
pembuluh darah

Di glomerulus darah disaring menjadi filtrat, kemudian disalurkan ke


dalam medulla. Saluran- saluran tersebut kemudian akan bermuara pada
papilla renalis.
Medulla Renis
Papilla renalis yang sesuai ujung ginjal yang berbentuk ∆ disebut pyramid
renalis (malphigi).
Saluran-saluran yang menembus papilla disebut ductuli papillares
(Bellini), sedangkan tempat tembusnya yang berupa ayakan disebut
sebagai area cribriformis.
Papilla renalis menonjol ke dalam calix minor
Di antara pyramis-pyramis terdapat columna renalis (Bertini)
Beberapa calyx minor ( 2 – 4 ) membentuk calyx major
Beberapa calyx major menjadi pyelum (pelvis renis), kemudian menjadi
ureter
Ruangan tempat calyx disebut hillus renalis

Susunan Ginjal

Riska krentz buangeth… 102007099 3


Sistem Urogenital Blok 10

Terdiri dari dua bagian besar


1. Korpuskel Renalis
Tempat filtrasi plasma
2. Tubulus Renalis
Filtrasi merupakan proses menjadi urin
Reabsorpsi garam-garam spesifik dan air
Sekresi limbah metabolik kedalam
filtrasi
Urin dialirkan ke tubulus pengumpul

Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga
permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi
banyak. Setiap nefron terdiri atas badan malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang.
Pada badan malphigi terdapat kapsul bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau
piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul bowman membungkus glomerulus.
Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan malphigi adalah
tubulus proksimal yang fungsi utamanya adalah mengekskresikan zat-zat sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil
pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses
pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat
yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air; mempertahankan
cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan; serta
mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.

Ureter

Ureter dibagi menjadi pars abdominalis, pelvik dan intra vesikalis. Panjang ureter
sekitar 20-30 cm dan berjalan dari hilus ginjal menuju
kantung kemih. Dindingnya berotot dan dilapisi epitel
transisional.

Riska krentz buangeth… 102007099 4


Sistem Urogenital Blok 10

• Epitel transisional dengan sel-sel membulat pada kantung yang menyusut,


sedangkan sel-sel gepeng pada kantung yang melebar
• Lamina propria terdiri dari jaringan ikat dan pembuluh-pembuluh

• Otot polos: longitudinal (dalam), sirkular (tengah), longitudinal (luar)


Perjalanan ureter dari pelvis renalis di hilus adalah sebagai berikut :
 Berjalan sepanjang bagian medial m. Psoas
major di bagian belakang, namun melekat ke
peritoneum
 Kemudian menyilang bifurcatio iliaka
komunis di anterior sendi sakro-iliaka dan
berjalan sepanjang dinding lateral pelvis
menuju spina isciadika
 Pada spina isciadika, ureter berjalan ke depan dan medial untuk memasuki
kandung kemih dalam posisi miring. Ureter pars intravesikalis memiliki panjang
sekitar 2 cm dan perjalannya sepanjang dinding kandung kemih menghasilkan
efek mirip sfingter. Pada pria ureter menyilang superfisial di dekat ujungnya di
sebelah fans deferens. Pada wanita ureter lewat diatas forniks lateral vagina
namun dibawah ligamentum kardinale dan pembuluh darah uterina.
Ureter merupakan struktur abdominal sekaligus pelvis, sehingga pasokan darahnya
didapatkan dari banyak sumber :
 Ureter bagian atas : menerima cabang langsung dari aorta, a.
Renalis, dan a. Gonadal
 Ureter bagian bawah : menerima cabang iliaka interna dan a.
Vesikalis inferior

Vesica Urinaria Vesika


Vesika Urinaria
Peritoneum
Urinaria
Right ureter

Transitional
epithelium
Muscle

Riska krentz buangeth… 102007099 5


Ureteric
orifice

Trigone

Internal urethral sphincter


Urethra
Sistem Urogenital Blok 10

Pada orang dewasa kandung kemih merupakan organ pelvis. Letaknya dibelakang
pubis dan di bagian superior dilapisi peritoneum. Fungsinya sebagai penampung urin dan
kapasitasnya sekitar 500 ml.
Struktur kandung kemih berbentuk piramid.
Dan dari situ terdapat suatu korda fibrosa, yaitu
urakus, yang berjalan ke atas menuju umbilikus
menjadi ligamentum umbilikale media. Basis
kandung kemih bebentuk segitiga. Pada pria,
vesikula seminalis terletak dipermukaan posterior
luar kandung kemih dan dipisahkan oleh vas
deferens. Sedangkan pada wanita, diantara
kandung kemih rectum ada vagina. Leher kandung kemih menyatu dengan prostat pada
pria sedangkan pada wanita langsung melekat pada fascia pelvis.

Fascia pelvis menebal membentuk ligamentum puboprostatikum (pria) dan


ligamentum pubovesicale (wanita) untuk menahan leher kandung kemih pada tempatnya.

Vesika Urinaria: epitel transitional


Membrana mukosa kandung kemih
membentuk lipatan bila kandung kemih
Kosong Penuh
kosong kecuali membrana yang melapisi
basis (disebut trigonum) yang tetap
halus. Angulus superior trigonum
menandai pintu untuk orifisium ureter.
Angulus inferior dari trigonum ini
berbatasan dengan meatus uretra interna.
Lapisan otot kandung kemih terdiri dari

Riska krentz buangeth… 102007099 6


Sistem Urogenital Blok 10

tiga lapisan otot polos membentuk trabekula yang disebut detrusor. Detrusor menebal di
leher kandung kemih dan membentuk sfingter vesika.
Pasokan darah yang masuk ke kandung kemih adalah aa. Vesikalis superior dan
inferior (cabang dari a. Iliaka interna). V. Vesikalis menyatu disekeliling kandung kemih
membentuk pleksus yang mengalirkan darah ke v. Iliaka interna.
Persyarafan kandung kemih yaitu saraf motoris menuju m. Detrusor berasal dari
serabut parasimpatis eferen dari S2-4. serabut dari sumber yang sama membawa serabut
inhibitor ke sfingter interna sehingga miksi menjadi terkoordinasi. Sebaliknya serabut
eferen simpatis menghambat detrusor dan menstimulasi sfingter.

Uretra

Uretra merupakan organ yang berfungsi menyelurkan urine ke bagian luar. Fungsi
uretra pada wanita berbeda dengan yang terdapat pada laki-laki. Pada laki-laki, uretra
digunakan sebagai tempat pengaliran urine dan sistem reproduksi, berukuran panjang
13,7-16,2 cm, dan terdiri dari tiga bagian: yaitu prostat, selaput (membran) dan bagian
yang berongga (ruang). Pada wanita panjang 3,7-6,2 cm dan hanya berfungsi sebagai
tempat penyaluran urine kebagian luar tubuh.

Saluran berkemih dilapisi oleh membran


mukosa, dimulai dari meatus uretra hingga ginjal.
Meskipun mikroorganisme sercara normal tidak
ada yang bisa melewati uretra bagian bawah,
membran mukosa ini pada keadaan patologis yang
terus menerus akan menjadikannya media yang
baik untuk pertumbuhan beberapa patogen.

2. Mekanisme pembentukan urin

Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi.

1. Penyaringan (filtrasi)

Riska krentz buangeth… 102007099 7


Sistem Urogenital Blok 10

• Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus
terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga
mempermudah proses penyaringan.

• Mekanisme penyaringan:
– Karena ada daya dorong (yaitu tekanan hidrostatik darah) yang
mendorong zat2 tersaring keluar dari kapiler glomeruler masuk ke kapsul
Bowman.

– Daya dorong itu memperoleh perlawanan dari:

• Tekanan hidrostatik dalam kapsul Bowman.

• Tekanan osmotik koloid plasma dari kapiler glomeruler.

Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan
permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi
pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma.
Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium,
klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari
endapan.

Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang


komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat
glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan
garamgaram lainnya.

2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi)

Riska krentz buangeth… 102007099 8


Sistem Urogenital Blok 10

Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat
glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi
penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.

Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke
darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin.
Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g
glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.

Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang
komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih
diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme
yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dalam urin primer dapat mencapai 2%
dalam urin sekunder.

Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap
melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi
pada tubulus proksimal dan tubulus distal.

3. Sekresi

Di samping reabsorbsi, terjadi juga sekresi di tubulus kontortus distal dan tubulus
pengumpul. H, K, Amonium, Kreatinin, obat-obatan, disekresi di tubulus kontortus distal
dan tubulus pengumpul. Sekresi ini penting untuk menjaga pH dan keseimbangan asam
basa tubuh dan pengeluaran zat-zat racun.

4. Ekskresi

Urine sebenarnya yang berasal dari Duktus Kolektivus akan disalurkan ke Pelvi
Renalis. Seluruh Duktus Kolektivus yang ada pada Medula akan bermuara ke Pelvis
Renalis. Urine yang berada pada Pelvis Renalis akan dialurkan lagi ke ureter yang
bermuara ke Vesika Urinaria (kantung kemih). Kapasitas Vesika Urinari sendiri hanya
300cc. Jika lebih dari itu tekanan di dalam Vesika Urinaria akan semakin besar yang
Riska krentz buangeth… 102007099 9
Sistem Urogenital Blok 10

menyebakan terjadi kelebihan daya tampung pada Vesika Urinaria. Sehingga kita
mengalami hasrat untuk ingin buang air kecil.

Urine yang dikeluarkan intensitasnya berbeda-beda setiap orang. Faktor-faktor yang


mempengaruhi adalah temperatur lingkungan dan tubuh, komsumsi gula, garam, kondisi
ADH dan banyaknya meminum air.

Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu


volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume
cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine
sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan
garam tersebut.

1. Pengaturan volume cairan ekstrasel.

Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri


dengan menurunkan volume plasma. Sebaliknya, peningkatan volume cairan ekstrasel
dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan memperbanyak volume
plasma. Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk pengaturan tekanan darah
jangka panjang.

Memeperhatikan keseimbangan garam. Seperti halnya keseimbangan air,


keseimbangan garam juga perlu dipertahankan sehingga asupan garam sama dengan
keluarannya. Kelebihan garam yang dikonsumsi harus diekskresikan dalam urine untuk
mempertahankan keseimbangan garam.

Ginjal mengontrol jumlah garam yang dieksresi dengan cara:


1. mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan pengaturan Laju
Filtrasi Glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration Rate (GFR).
Riska krentz buangeth… 102007099 10
Sistem Urogenital Blok 10

2. mengontrol jumlah yang direabsorbsi di tubulus ginjal

Jumlah Na+ yang direasorbsi juga bergantung pada sistem yang berperan mengontrol
tekanan darah. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur reabsorbsi Na+ dan
retensi Na+ di tubulus distal dan collecting. Retensi Na+ meningkatkan retensi air
sehingga meningkatkan volume plasma dan menyebabkan peningkatan tekanan darah
arteri. Selain sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron, Atrial Natriuretic Peptide (ANP)
atau hormon atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air. Penurunan reabsorbsi
natrium dan air di tubulus ginjal meningkatkan eksresi urine sehingga mengembalikan
volume darah kembali normal.

2. Pengaturan Osmolaritas cairan ekstrasel.

Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut) dalam suatu
larutan. Semakin tinggi osmolaritas, semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin
rendah konsentrasi solutnya lebih rendah (konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang
konsentrasi solutnya lebih tinggi (konsentrasi air lebih rendah).

Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut yang tidak dapat
menembus membran plasma di intrasel dan ekstrasel. Ion natrium merupakan solut yang
banyak ditemukan di cairan ekstrasel, dan ion utama yang berperan penting dalam
menentukan aktivitas osmotik cairan ekstrasel. sedangkan di dalam cairan intrasel, ion
kalium bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel. Distribusi
yang tidak merata dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan perubahan kadar kedua
ion ini bertanggung jawab dalam menetukan aktivitas osmotik di kedua kompartmen ini.

 Mekanisme haus dan peranan vasopresin (antidiuretic hormone/ADH)

Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (>280 mOsm) akan merangsang


osmoreseptor di hypotalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hypotalamus
yang mensintesis vasopresin. Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke

Riska krentz buangeth… 102007099 11


Sistem Urogenital Blok 10

dalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. ikatan vasopresin
dengan reseptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air di
membrane bagian apeks duktus koligen. Pembentukkan aquaporin ini memungkinkan
terjadinya reabsorbsi cairan ke vasa recta. Hal ini menyebabkan urine yang terbentuk di
duktus koligen menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam
tubuh tetap dipertahankan.

Selain itu, rangsangan pada osmoreseptor di hypotalamus akibat peningkatan


osmolaritas cairan ekstrasel juga akan dihantarkan ke pusat haus di hypotalamus sehingga
terbentuk perilaku untuk membatasi haus, dan cairan di dalam tubuh kembali normal.

Metabolisme Protein Hingga Menghasilkan Urea

1. ORNITIN + NH3 + COz 4 SITRULIN


2. SITRULIN + NH3 4 ARGININ
3. ARGININ 4 ORNITIN + UREA

Reaksi ke-3 dibantu oleh enzim Arginase, Sitrulin, Arginin dan Ornitin adalah nama asam
amino.

Jumlah Urine Dipengaruhi oleh:

- Jumlah cairan yang diminum (Balans cairan).


- Jumlah garam yang masuk.
- Hormon Antidiuretika (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis ..postenor.
Defisisensi hormon akan menyebabkan penyakit Diabetes ..Insipidus --> jumlah urine
yang keluar terlalu banyak.

3. Faktor yang mempengaruhi pembentukan urin

Riska krentz buangeth… 102007099 12


Sistem Urogenital Blok 10

Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan
mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karma meningkatkan
permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang
sehingga urin menjadi banyak dan encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak,
penyerapan air banyak sehingga urin sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan
mensekresi ADH menyebabkan penyakti diabetes insipidus. Penderitanya akan
menghasilkan urin yang sangat encer. Volume urin dapat meningkat (poliuria) atau
menurun (oliguria).

Selain ADH, banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh faktor-faktor berikut :

a. Jumlah air yang diminum (pemasukan cairan)

Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang
dapat menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang
efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi banyak.

b. Saraf

Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen


sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena
tekanan darah menurun.

c. Banyak sedikitnya hormon insulin

Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah
akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal
mengganggu proses penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.

d. Pengeluaran keringat : pengeluaran keringat berlebih menghasilkan urin yang sedikit


dan pekat.

Riska krentz buangeth… 102007099 13


Sistem Urogenital Blok 10

e. Aktivitas fisik : aktivitas fisik yang berat menyebabkan tubuh mengeluarkan banyak
cairan, seperti keringat, atau bahkan dehidrasi sehingga tubuh mengeluarkan sedikit urin.

f. Suhu : dapat dipengaruhi oleh suhu tubuh maupun lingkungan. Apa bila suhu
lingkungan dingin akan mengebabkan produksi urin meningkat, sebaliknya apabila suhu
tubuh meningkat menurunkan jumlah produksi urin.

Mengapa kita bisa merasa haus ?

Untuk menjaga kesehatan, kita harus mendapat asupan cairan setiap hari untuk
mengganti kehilangan yang rutin terjadi, seperti pengeluaran melalui urin, keringat,
pernafasan, dan pencernaan. Seorang dewasa muda akan kehilangan sekitar 4-6% cairan
tubuh setiap hari, sedangkan pada bayi kehilangan cairan sekitar 15%. Jumlah cairan
yang dikonsumsi relatif konstan dan selalu di bawah kontrol sistem tubuh, seperti fungsi
ginjal, paru-paru, kulit yang terintegrasi dengan aktivitas hormonal.

Rasa haus akan mempengaruhi asupan air, hal ini terjadi akibat respon dari perubahan
sensasi di mulut, pengaruh saraf, dan hormonal. Bila konsentrasi cairan tubuh meningkat
karena berkurangnya cairan, mulut akan menjadi kering dan sistem hormon di otak akan
menuntun kita untuk segera minum. Bila asupan air sudah cukup, sistem saraf di lambung
akan memberi sinyal untuk berhenti minum. Rasa haus akan menuntun seseorang untuk
berusaha mencari minum dan kecepatannya bergantung pada kebutuhan tubuh.
Kekurangan cairan dapat berjalan lambat yang dapat dicegah dengan segera minum untuk
mencegah dehidrasi berat, tetapi kekurangan ini dapat juga berlangsung cepat yang tidak
dapat ditanggulangi hanya dengan minum. Oleh karena itu seseorang harus benar-benar
memperhatikan kapan rasa haus timbul untuk segera minum. Seorang pelari jarak jauh,
seorang yang bekerja di lingkungan panas, anak yang asyik bermain, dan usia lanjut,
tidak akan peka terhadap rasa haus sehingga dapat mengalami dehidrasi bila mereka tidak
segera minum sebagai respon terhadap kebutuhan mereka.

Bagaimana dapat timbul rasa ingin pipis ?

Riska krentz buangeth… 102007099 14


Sistem Urogenital Blok 10

Proses berkemih melibatkan dua proses yang berbeda yaitu pengisian dan
penyimpanan urine serta pengosongan kandung kemih. Hal ini saling berlawanan dan
bergantian secara normal. Aktivitas otot-otot kandung kemih dalam hal penyimpanan dan
pengeluaran urin dikontrol oleh sistem saraf otonom dan somatik.

Selama fase pengisian, pengaruh sistem saraf simpatis terhadap kandung kemih
menjadi bertekanan rendah dengan meningkatkan resistensi saluran kemih. Penyimpanan
urin dikoordinasikan oleh hambatan sistem simpatis dari aktivitas kontraktil otot detrusor
yang dikaitkan dengan peningkatan tekanan otot dari leher kandung kemih dan proksimal
uretra.

Pengeluaran urine secara normal timbul akibat dari kontraksi yang simultan otot
detrusor dan relaksasi saluran kemih. Hal ini dipengaruhi oleh sistem saraf parasimpatis
yang mempunyai neurotransmiter utama yaitu asetilkholin, suatu agen kolinergik. Selama
fase pengisian, impuls afferen ditransmisikan ke saraf sensoris pada ujung ganglion
dorsal spinal sakral segmen 2-4 dan informasikan ke batang otak. Impuls saraf dari
batang otak menghambat aliran parasimpatis dari pusat kemih sakral spinal. Selama fase
pengosongan kandung kemih, hambatan pada aliran parasimpatis sakral dihentikan dan
timbul kontraksi otot detrusor.

Hambatan aliran simpatis pada kandung kemih menimbulkan relaksasi pada otot
uretra trigonal dan proksimal. Impuls berjalan sepanjang nervus pudendus untuk
merelaksasikan otot halus dan skelet dari sphincter eksterna. Hasilnya keluarnya urine
dengan resistensi saluran yang minimal.

4. Pemeriksaan urin

Lab

Pengambilan sampel air seni :


1. Urin sewaktu
Untuk berbagai pemeriksaan digunakan urin sewaktu, yakni urin dikeluarkan pada waktu

Riska krentz buangeth… 102007099 15


Sistem Urogenital Blok 10

yang tidak ditentukan secara khusus. Pemeriksaan ini baik untuk pemeriksaan rutin tanpa
keluhan khusus.

2. Urin pagi
Maksudnya, urin yang pertama-tama dikeluarkan di pagi hari setelah bangun tidur. Urin
ini lebih pekat daripada urin yang dikeluarkan di siang hari. Pemeriksaan urin pagi baik
untuk sedimen, berat jenis, protein, juga tes kehamilan. Sebaliknya, urin pagi tidak baik
untuk pemeriksaan penyaring karena adanya glukosuria.

3. Urin postprandial
Maksudnya, urin yang pertama kali dikeluarkan 1,5 - 3 jam sehabis makan. Sampel ini
berguna untuk pemeriksaan glukosuria.

4. Urin 24 jam
Sampel ini digunakan untuk mengetahui keandalan angka analisis. Untuk mengumpulkan
urin 24 jam diperlukan botol besar, bervolume 1,5 liter atau lebih yang ditutup dengan
baik. Botol harus bersih dan memerlukan zat pengawet.

Cara mengumpulkan urin ini dikenal juga sebagai timed specimen, yakni urin siang 12
jam, dan urin malam 12 jam. Urin siang 12 jam dikumpulkan dari pukul 07.00 sampai
19.00. Sementara urin malam 12 jam, dikumpulkan dari pukul 19.00 sampai pukul 7.00
keesokan harinya. Adakalanya urin 24 jam ditampung terpisah-pisah dalam beberapa
botol dengan maksud tertentu. Contohnya, pada penderita diabetes melitus untuk melihat
banyaknya glukosa dari santapan satu hingga santapan berikutnya.

5. Urin 3 gelas dan 2 gelas pada laki-laki


Urin jenis ini digunakan untuk pemeriksaan urologis. Selain itu, juga untuk mendapatkan
gambaran tentang letak radang atau lesi lain, yang mengakibatkan adanya nanah atau
darah dalam air kencing pria.

Riska krentz buangeth… 102007099 16


Sistem Urogenital Blok 10

PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK.
Yang diperiksa adalah volume. warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH urin.
Pengukuran volume urin berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif atau
semi kuantitatif suatu zat dalam urin, dan untuk menentukan kelainan dalam
keseimbangan cairan badan. Pengukuran volume urin  yang dikerjakan bersama dengan
berat jenis urin bermanfaat untuk menentukan gangguan faal ginjal. Banyak sekali faktor
yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan
minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah
tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang dewasa. Bila
didapatkan volume urin selama 24 jam.

Umumnya warna urin ditentukan oleh besarnya diuresis (peningkatan pembentukan


kencing). Makin besar diuresis, makin muda warna urin. Warna normal urin berkisar
antara kuning muda hingga kuning tua. Warna itu disebabkan oleh beberapa zat, terutama
urochrom dan urobilin. Jika contoh urin bukan dalam gradasi kuning, bisa disebut
abnormal, sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut. Meski demikian, warna abnormal
juga belum tentu karena penyakit berat. Bisa saja disebabkan hasil metabolisme abnormal
yang berasal dari suatu jenis makanan atau obat-obatan.

1. Kuning
Zat warna normal dalam jumlah besar: urobilin, urochrom.
Zat warna abnormal: bilirubin.
Pengaruh obat-obat: santonin, riboflavin, atau pengaruh permen.
Indikasi penyakit: tidak ada (normal).

2. Hijau
Zat warna normal dalam jumlah besar: indikan (indoxilsulfat).
Pengaruh obat-obat: methyleneblue, evan's blue.
Indikasi penyakit: obstruksi (penyumbatan usus kecil).

Riska krentz buangeth… 102007099 17


Sistem Urogenital Blok 10

3. Merah
Zat warna normal dalam jumlah besar: uroerythrin.
Zat warna abnormal: hemoglobin, porfirin, porfobilin.
Pengaruh obat-obat: santonin, amidopyrin, congored, atau juga zat warna makanan.
Indikasi penyakit: glomerulonevitis nefitit akut (penyakit ginjal), kanker kandung
kencing.

4. Cokelat
Zat warna normal dalam jumlah besar: urobilin.
Zat warna abnormal: bilirubin, hematin, porfobilin.
Indikasi penyakit: hepatitis.

5. Cokelat tua atau hitam


Zat warna normal dalam jumlah besar: indikan.
Zat warna abnormal: darah tua, alkapton, melamin.
Pengaruh obat-obat: derivat fenol, argyrol.
Indikasi penyakit: sindroma nefrotika (penyakit ginjal).

6. Serupa susu
Zat warna normal dalam jumlah besar: fosfat, urat.
Zat warna abnormal: pus, getah prostat, chylus, zat-zat lemak, bakteri-bakteri, protein
yang membeku.
Indikasi penyakit: infeksi saluran kencing, kebocoran kelenjar limfa.

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK

Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urin yaitu pemeriksaan sedimen


urin. Ini panting untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta
berat ringannya penyakit. Urin yang dipakai ialah urin sewaktu yang segar atau urin yang
dikumpulkan dengan pengawet formalin. Pemeriksaan sedimen dilakukan dengan
memakai lensa objektif kecil (10X) yang dinamakan lapangan penglihatan. kecil atau

Riska krentz buangeth… 102007099 18


Sistem Urogenital Blok 10

LPK. Selain itu dipakai lensa objektif besar (40X) yang dinamakan lapangan penglihatan
besar atau LPB. Jumlah unsur sedimen bermakna dilaporkan secara semi kuantitatif,
yaitu jumlah rata-rata per LPK untuk silinder dan per LPB untuk eritrosit dan leukosit.
Unsur sedimen yang kurang bermakna seperti epitel atau kristal cukup dilaporkan dengan
+(ada), ++ (banyak) dan +++ (banyak sekali). Lazimnya unsur sedimen dibagi atas dua
golongan yaitu unsur organik dan tak   organik. Unsur organik berasal dari sesuatu organ
atau jaringan antara lain epitel, eritrosit, leukosit, silinder, potongan jaringan, sperma,
bakteri, parasit dan yang tak organik tidak berasal dari sesuatu organ atau jaringan
.seperti urat amorf dan kristal.

PEMERIKSAAN KIMIA URIN


Disamping cara konvensional, pemeriksaan  kimia urin dapat dilakukan dengan  cara
yang   lebih   sederhana   dengan   hasil cepat,   tepat,   specifik   dan   sensitif   yaitu   memakai
reagens pita.  Reagens pita (strip) dari berbagai pabrik telah banyak beredar di Indonsia.
Reagens pita ini dapat dipakai untuk pemeriksaan pH,  protein, glukosa, keton,   bilirubin,
darah, urobilinogen   dan   nitrit.   Untuk   mendapatkan   hasil   pemeriksaan yang   optimum,
aktivitas reagens harus dipertahankan, penggunaan haruslah  mengikuti petunjuk dengan tepat,
baik mengenai cara penyimpanan, pemakaian reagnes pita dan bahan pemeriksaan.   Urin
dikumpulkan   dalam   penampung   yang   bersih   dan   pemeriksaan  sebaiknya   segera
dilakukan. Bila pemeriksaan harus ditunda selama lebih dari satu jam, sebaiknya urin
tersebut disimpan dulu dalam lemari es, dan bila akan dilakukan peme­riksaan, suhu urin
disesuaikan dulu dengan suhu kamar.
Radiologi

IVP (Intra Venous Pyelografi) :


– Pemeriksaan penting à memperlihatkan anatomi dan
fungsi
– Media kontras intravena
– Kontra indikasi gagal ginjal (kadar ureum dan kreatinin)

Riska krentz buangeth… 102007099 19


Sistem Urogenital Blok 10

– Tahapan pemeriksaan dan posisi di sesuaikan keperluan ( standar 5 menit,


15 menit, 25-30 menit, buli-buli penuh dan post voiding)

Tomogragrphy
Gunanya untuk menilai kontur kedua ginjal serta ukuran
tanpa harus memberikan kontras iv (biasanya pada kasus-
kasus ckd, baik dengan batu atau tidak)

Rpg ( retrograde pyelography)


Berguna untuk melihat traktus urinarius yang tak terlihat
pada pemeriksaan ivp, dengan bantuan catheter yang
dipasangkan kedalam traktus urinarius. ( kontras
dimasukkan melalui kateter yang dikeluarkan di uretra.)

Riska krentz buangeth… 102007099 20

Anda mungkin juga menyukai