Pembentukan urin
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah
atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika
molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui
molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan
berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.
Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita
diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan
dari dalam tubuh. Selain itu urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak
menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi
akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat.
Ginjal
Pembungkus Ginjal :
1. Capsula fibrosa
melekat pada ginjal
mudah dikupas
2. Capsula adiposa
mengandung banyak lemak
membungkus ginjal dan gl.supra renalis
3. Fascia renalis :
Terletak di luar capsula fibrosa
Terdiri 2 lembar :
depan : f. prerenali
belakang : f. retro renalis
Ginjal dipertahankan pada tempatnya oleh fascia adipose. Pada keadaan tertentu
capsula adiposa sangat tipis, sehingga jaringan ikat yang menghubungkan capsula fibrosa
dan capsula renalis kendor, sehingga ginjal turun disebut nephroptosis.
Nephrophtosis sering terjadi pada ibu yang sering melahirkan (grande multipara ).
Bagian-bagian ginjal
Cortex renis
Medulla renis Korteks
Cortex Renis
Terdiri dari :
Glomerolus Medula
pembuluh darah
Susunan Ginjal
Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga
permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi
banyak. Setiap nefron terdiri atas badan malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang.
Pada badan malphigi terdapat kapsul bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau
piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul bowman membungkus glomerulus.
Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan malphigi adalah
tubulus proksimal yang fungsi utamanya adalah mengekskresikan zat-zat sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil
pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses
pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat
yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air; mempertahankan
cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan; serta
mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.
Ureter
Ureter dibagi menjadi pars abdominalis, pelvik dan intra vesikalis. Panjang ureter
sekitar 20-30 cm dan berjalan dari hilus ginjal menuju
kantung kemih. Dindingnya berotot dan dilapisi epitel
transisional.
Transitional
epithelium
Muscle
Trigone
Pada orang dewasa kandung kemih merupakan organ pelvis. Letaknya dibelakang
pubis dan di bagian superior dilapisi peritoneum. Fungsinya sebagai penampung urin dan
kapasitasnya sekitar 500 ml.
Struktur kandung kemih berbentuk piramid.
Dan dari situ terdapat suatu korda fibrosa, yaitu
urakus, yang berjalan ke atas menuju umbilikus
menjadi ligamentum umbilikale media. Basis
kandung kemih bebentuk segitiga. Pada pria,
vesikula seminalis terletak dipermukaan posterior
luar kandung kemih dan dipisahkan oleh vas
deferens. Sedangkan pada wanita, diantara
kandung kemih rectum ada vagina. Leher kandung kemih menyatu dengan prostat pada
pria sedangkan pada wanita langsung melekat pada fascia pelvis.
tiga lapisan otot polos membentuk trabekula yang disebut detrusor. Detrusor menebal di
leher kandung kemih dan membentuk sfingter vesika.
Pasokan darah yang masuk ke kandung kemih adalah aa. Vesikalis superior dan
inferior (cabang dari a. Iliaka interna). V. Vesikalis menyatu disekeliling kandung kemih
membentuk pleksus yang mengalirkan darah ke v. Iliaka interna.
Persyarafan kandung kemih yaitu saraf motoris menuju m. Detrusor berasal dari
serabut parasimpatis eferen dari S2-4. serabut dari sumber yang sama membawa serabut
inhibitor ke sfingter interna sehingga miksi menjadi terkoordinasi. Sebaliknya serabut
eferen simpatis menghambat detrusor dan menstimulasi sfingter.
Uretra
Uretra merupakan organ yang berfungsi menyelurkan urine ke bagian luar. Fungsi
uretra pada wanita berbeda dengan yang terdapat pada laki-laki. Pada laki-laki, uretra
digunakan sebagai tempat pengaliran urine dan sistem reproduksi, berukuran panjang
13,7-16,2 cm, dan terdiri dari tiga bagian: yaitu prostat, selaput (membran) dan bagian
yang berongga (ruang). Pada wanita panjang 3,7-6,2 cm dan hanya berfungsi sebagai
tempat penyaluran urine kebagian luar tubuh.
1. Penyaringan (filtrasi)
• Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus
terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga
mempermudah proses penyaringan.
• Mekanisme penyaringan:
– Karena ada daya dorong (yaitu tekanan hidrostatik darah) yang
mendorong zat2 tersaring keluar dari kapiler glomeruler masuk ke kapsul
Bowman.
Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan
permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi
pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma.
Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium,
klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari
endapan.
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat
glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi
penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke
darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin.
Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g
glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang
komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih
diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme
yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dalam urin primer dapat mencapai 2%
dalam urin sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap
melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi
pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
3. Sekresi
Di samping reabsorbsi, terjadi juga sekresi di tubulus kontortus distal dan tubulus
pengumpul. H, K, Amonium, Kreatinin, obat-obatan, disekresi di tubulus kontortus distal
dan tubulus pengumpul. Sekresi ini penting untuk menjaga pH dan keseimbangan asam
basa tubuh dan pengeluaran zat-zat racun.
4. Ekskresi
Urine sebenarnya yang berasal dari Duktus Kolektivus akan disalurkan ke Pelvi
Renalis. Seluruh Duktus Kolektivus yang ada pada Medula akan bermuara ke Pelvis
Renalis. Urine yang berada pada Pelvis Renalis akan dialurkan lagi ke ureter yang
bermuara ke Vesika Urinaria (kantung kemih). Kapasitas Vesika Urinari sendiri hanya
300cc. Jika lebih dari itu tekanan di dalam Vesika Urinaria akan semakin besar yang
Riska krentz buangeth… 102007099 9
Sistem Urogenital Blok 10
menyebakan terjadi kelebihan daya tampung pada Vesika Urinaria. Sehingga kita
mengalami hasrat untuk ingin buang air kecil.
Jumlah Na+ yang direasorbsi juga bergantung pada sistem yang berperan mengontrol
tekanan darah. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur reabsorbsi Na+ dan
retensi Na+ di tubulus distal dan collecting. Retensi Na+ meningkatkan retensi air
sehingga meningkatkan volume plasma dan menyebabkan peningkatan tekanan darah
arteri. Selain sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron, Atrial Natriuretic Peptide (ANP)
atau hormon atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air. Penurunan reabsorbsi
natrium dan air di tubulus ginjal meningkatkan eksresi urine sehingga mengembalikan
volume darah kembali normal.
Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut) dalam suatu
larutan. Semakin tinggi osmolaritas, semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin
rendah konsentrasi solutnya lebih rendah (konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang
konsentrasi solutnya lebih tinggi (konsentrasi air lebih rendah).
Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut yang tidak dapat
menembus membran plasma di intrasel dan ekstrasel. Ion natrium merupakan solut yang
banyak ditemukan di cairan ekstrasel, dan ion utama yang berperan penting dalam
menentukan aktivitas osmotik cairan ekstrasel. sedangkan di dalam cairan intrasel, ion
kalium bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel. Distribusi
yang tidak merata dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan perubahan kadar kedua
ion ini bertanggung jawab dalam menetukan aktivitas osmotik di kedua kompartmen ini.
dalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. ikatan vasopresin
dengan reseptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air di
membrane bagian apeks duktus koligen. Pembentukkan aquaporin ini memungkinkan
terjadinya reabsorbsi cairan ke vasa recta. Hal ini menyebabkan urine yang terbentuk di
duktus koligen menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam
tubuh tetap dipertahankan.
Reaksi ke-3 dibantu oleh enzim Arginase, Sitrulin, Arginin dan Ornitin adalah nama asam
amino.
Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan
mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karma meningkatkan
permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang
sehingga urin menjadi banyak dan encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak,
penyerapan air banyak sehingga urin sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan
mensekresi ADH menyebabkan penyakti diabetes insipidus. Penderitanya akan
menghasilkan urin yang sangat encer. Volume urin dapat meningkat (poliuria) atau
menurun (oliguria).
Selain ADH, banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh faktor-faktor berikut :
Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang
dapat menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang
efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi banyak.
b. Saraf
Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah
akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal
mengganggu proses penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.
e. Aktivitas fisik : aktivitas fisik yang berat menyebabkan tubuh mengeluarkan banyak
cairan, seperti keringat, atau bahkan dehidrasi sehingga tubuh mengeluarkan sedikit urin.
f. Suhu : dapat dipengaruhi oleh suhu tubuh maupun lingkungan. Apa bila suhu
lingkungan dingin akan mengebabkan produksi urin meningkat, sebaliknya apabila suhu
tubuh meningkat menurunkan jumlah produksi urin.
Untuk menjaga kesehatan, kita harus mendapat asupan cairan setiap hari untuk
mengganti kehilangan yang rutin terjadi, seperti pengeluaran melalui urin, keringat,
pernafasan, dan pencernaan. Seorang dewasa muda akan kehilangan sekitar 4-6% cairan
tubuh setiap hari, sedangkan pada bayi kehilangan cairan sekitar 15%. Jumlah cairan
yang dikonsumsi relatif konstan dan selalu di bawah kontrol sistem tubuh, seperti fungsi
ginjal, paru-paru, kulit yang terintegrasi dengan aktivitas hormonal.
Rasa haus akan mempengaruhi asupan air, hal ini terjadi akibat respon dari perubahan
sensasi di mulut, pengaruh saraf, dan hormonal. Bila konsentrasi cairan tubuh meningkat
karena berkurangnya cairan, mulut akan menjadi kering dan sistem hormon di otak akan
menuntun kita untuk segera minum. Bila asupan air sudah cukup, sistem saraf di lambung
akan memberi sinyal untuk berhenti minum. Rasa haus akan menuntun seseorang untuk
berusaha mencari minum dan kecepatannya bergantung pada kebutuhan tubuh.
Kekurangan cairan dapat berjalan lambat yang dapat dicegah dengan segera minum untuk
mencegah dehidrasi berat, tetapi kekurangan ini dapat juga berlangsung cepat yang tidak
dapat ditanggulangi hanya dengan minum. Oleh karena itu seseorang harus benar-benar
memperhatikan kapan rasa haus timbul untuk segera minum. Seorang pelari jarak jauh,
seorang yang bekerja di lingkungan panas, anak yang asyik bermain, dan usia lanjut,
tidak akan peka terhadap rasa haus sehingga dapat mengalami dehidrasi bila mereka tidak
segera minum sebagai respon terhadap kebutuhan mereka.
Proses berkemih melibatkan dua proses yang berbeda yaitu pengisian dan
penyimpanan urine serta pengosongan kandung kemih. Hal ini saling berlawanan dan
bergantian secara normal. Aktivitas otot-otot kandung kemih dalam hal penyimpanan dan
pengeluaran urin dikontrol oleh sistem saraf otonom dan somatik.
Selama fase pengisian, pengaruh sistem saraf simpatis terhadap kandung kemih
menjadi bertekanan rendah dengan meningkatkan resistensi saluran kemih. Penyimpanan
urin dikoordinasikan oleh hambatan sistem simpatis dari aktivitas kontraktil otot detrusor
yang dikaitkan dengan peningkatan tekanan otot dari leher kandung kemih dan proksimal
uretra.
Pengeluaran urine secara normal timbul akibat dari kontraksi yang simultan otot
detrusor dan relaksasi saluran kemih. Hal ini dipengaruhi oleh sistem saraf parasimpatis
yang mempunyai neurotransmiter utama yaitu asetilkholin, suatu agen kolinergik. Selama
fase pengisian, impuls afferen ditransmisikan ke saraf sensoris pada ujung ganglion
dorsal spinal sakral segmen 2-4 dan informasikan ke batang otak. Impuls saraf dari
batang otak menghambat aliran parasimpatis dari pusat kemih sakral spinal. Selama fase
pengosongan kandung kemih, hambatan pada aliran parasimpatis sakral dihentikan dan
timbul kontraksi otot detrusor.
Hambatan aliran simpatis pada kandung kemih menimbulkan relaksasi pada otot
uretra trigonal dan proksimal. Impuls berjalan sepanjang nervus pudendus untuk
merelaksasikan otot halus dan skelet dari sphincter eksterna. Hasilnya keluarnya urine
dengan resistensi saluran yang minimal.
4. Pemeriksaan urin
Lab
yang tidak ditentukan secara khusus. Pemeriksaan ini baik untuk pemeriksaan rutin tanpa
keluhan khusus.
2. Urin pagi
Maksudnya, urin yang pertama-tama dikeluarkan di pagi hari setelah bangun tidur. Urin
ini lebih pekat daripada urin yang dikeluarkan di siang hari. Pemeriksaan urin pagi baik
untuk sedimen, berat jenis, protein, juga tes kehamilan. Sebaliknya, urin pagi tidak baik
untuk pemeriksaan penyaring karena adanya glukosuria.
3. Urin postprandial
Maksudnya, urin yang pertama kali dikeluarkan 1,5 - 3 jam sehabis makan. Sampel ini
berguna untuk pemeriksaan glukosuria.
4. Urin 24 jam
Sampel ini digunakan untuk mengetahui keandalan angka analisis. Untuk mengumpulkan
urin 24 jam diperlukan botol besar, bervolume 1,5 liter atau lebih yang ditutup dengan
baik. Botol harus bersih dan memerlukan zat pengawet.
Cara mengumpulkan urin ini dikenal juga sebagai timed specimen, yakni urin siang 12
jam, dan urin malam 12 jam. Urin siang 12 jam dikumpulkan dari pukul 07.00 sampai
19.00. Sementara urin malam 12 jam, dikumpulkan dari pukul 19.00 sampai pukul 7.00
keesokan harinya. Adakalanya urin 24 jam ditampung terpisah-pisah dalam beberapa
botol dengan maksud tertentu. Contohnya, pada penderita diabetes melitus untuk melihat
banyaknya glukosa dari santapan satu hingga santapan berikutnya.
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK.
Yang diperiksa adalah volume. warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH urin.
Pengukuran volume urin berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif atau
semi kuantitatif suatu zat dalam urin, dan untuk menentukan kelainan dalam
keseimbangan cairan badan. Pengukuran volume urin yang dikerjakan bersama dengan
berat jenis urin bermanfaat untuk menentukan gangguan faal ginjal. Banyak sekali faktor
yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan
minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah
tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang dewasa. Bila
didapatkan volume urin selama 24 jam.
1. Kuning
Zat warna normal dalam jumlah besar: urobilin, urochrom.
Zat warna abnormal: bilirubin.
Pengaruh obat-obat: santonin, riboflavin, atau pengaruh permen.
Indikasi penyakit: tidak ada (normal).
2. Hijau
Zat warna normal dalam jumlah besar: indikan (indoxilsulfat).
Pengaruh obat-obat: methyleneblue, evan's blue.
Indikasi penyakit: obstruksi (penyumbatan usus kecil).
3. Merah
Zat warna normal dalam jumlah besar: uroerythrin.
Zat warna abnormal: hemoglobin, porfirin, porfobilin.
Pengaruh obat-obat: santonin, amidopyrin, congored, atau juga zat warna makanan.
Indikasi penyakit: glomerulonevitis nefitit akut (penyakit ginjal), kanker kandung
kencing.
4. Cokelat
Zat warna normal dalam jumlah besar: urobilin.
Zat warna abnormal: bilirubin, hematin, porfobilin.
Indikasi penyakit: hepatitis.
6. Serupa susu
Zat warna normal dalam jumlah besar: fosfat, urat.
Zat warna abnormal: pus, getah prostat, chylus, zat-zat lemak, bakteri-bakteri, protein
yang membeku.
Indikasi penyakit: infeksi saluran kencing, kebocoran kelenjar limfa.
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
LPK. Selain itu dipakai lensa objektif besar (40X) yang dinamakan lapangan penglihatan
besar atau LPB. Jumlah unsur sedimen bermakna dilaporkan secara semi kuantitatif,
yaitu jumlah rata-rata per LPK untuk silinder dan per LPB untuk eritrosit dan leukosit.
Unsur sedimen yang kurang bermakna seperti epitel atau kristal cukup dilaporkan dengan
+(ada), ++ (banyak) dan +++ (banyak sekali). Lazimnya unsur sedimen dibagi atas dua
golongan yaitu unsur organik dan tak organik. Unsur organik berasal dari sesuatu organ
atau jaringan antara lain epitel, eritrosit, leukosit, silinder, potongan jaringan, sperma,
bakteri, parasit dan yang tak organik tidak berasal dari sesuatu organ atau jaringan
.seperti urat amorf dan kristal.
Tomogragrphy
Gunanya untuk menilai kontur kedua ginjal serta ukuran
tanpa harus memberikan kontras iv (biasanya pada kasus-
kasus ckd, baik dengan batu atau tidak)