1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan atau paralisis otot pernapasan
Tujuan/kriteria hasil :
Mendemonstrasikan ventilasi adekuat dengan tidak ada tanda distress pernapasan, dan pola napas
efektif
Intervensi
Mandiri
a. Pantau frekuensi, kedalaman daln kesimetrisan pernapasan. Catat peningkatan kerja napas dan
observasi warna kulit dan membran mukosa.
R/ : peningkatan distres pernapasan menandakan adanya kelelahan pada otot pernapasan dan/atau
paralisis yang mungkin memerlukan sokongan dari ventilasi mekanik
R/ : penurunan sensasi sering kali (walau tidak selalu ) mengarah pada kelemahan motorik
c. Catat adanya kelelahan pernapasan selama berbicara kalau pasien masih dapat berbicara.
d. Auskultasi bunyi napas, cata tidak adanya bunyi atau suara tambahan seperti ronchi
R/ : peningkatan resistensi jalan napas dan atau akumulasi sekret akan megganggu proses difusi
gas dan akan mengarah pada komplikasi pernapasan (seperti pneumonia)
e. Tinggikan kepala tempat tidur atau letakan pasien pada posisi duduk bersandar
R/ : meningkatkan ekspansi paru dan usaha batuk, menurunkan kerja pernapasan dan membatasi
terjadinya resiko aspirasi sekret
Kolaborasi
f. Lakukan pemantaan terhadap analisa gas darah, oksimetri nadi secara teratur
R/ : adanya perubahan merupakan indikasi dari kongesti paru dan atau atelektasis
h. Berikan obat ata bantu dengan tindakan pembersihan pernapasan, seperti latihan pernapasan,
perkusi dada, fibrasi, dan drainase postural
Tujuan/kriteria hasil :
Intervensi
Mandiri
a. pantau status neurologis secara periodik seperti kemampuan berespon terhadap perintah yang
sederhana dan berspon terhadap stimulasi nyeri
R/ : perkembangan dan munculnya kembali tanda dan gejala mungkin sangat bervariasi.
Perkembangan tersebut seringcukup cepat dan mungkin memuncak dalam beberapa
hari/minggu.proses penyembuhan di mulai 2-4 minggu setelah proses perkembangan penyakit dan
berakhir dan kebanyakan secara perlahan.
b. berikan lingkungan yang aman( penghalang tempat tidur proteksi terhadap trauma termal)
R/ : kehilangan sensasi dan kontrol motorik menjadikan pasien perhatian utama dari pemberi
asuhan yang harus mempertahankan lingkungan terapeutik dan mencegah trauma.
c. berikan kesempatan untuk istrahat pada daerah yang tidak mengalami gangguan dan berikan
aktivitas lain yang sesuai pada batas kemampuan pasien.
R/ : menurunkan stimulus berlebihan dan dapat meningkatkan kecemasan besar dan
meminimalkan kemampuan koping
R/ : membantu menurunkan kecemasan dan terutama sangat bermanfaat jika terjadi gangguan
penglihatan.
e. berikan stimulasi sensori yang sesuai, meliputi suara musik yang lembut, televisi( berita atau
pertunjukan )
R/ : pasien (biasanya sadar ) merasa terisolasi total karena terjadi paralisis dan selama fase
penyembuhan
f. sarankan orang terdekat untuk berbicara dan memberikan sentuhan pada pasien dan untuk
memelihara keterikatan dengan apa yang terjadi pada keluarga
R/ : membantu orang terdekat, merasakan mask di dalam hidup pasien ( menurunkan perasaan
tidak berdaya/ tidak ada harapan) dan menurunkan kecemasan pasien mengenai keluarga selama
perpisahan tersebut
kolaborasi
R/ : penanganan ini membuang imunoglobulin, komplemen, vibrinogen dan protein fase akut yang
menimbulkan serangan penyakit dan depresi pernapasan pada pasien
j. berikan obat sesuai kebutuhan, seperti : gammma globin dosis tinggi melalui intra vena.
R/ : hal ini dapat meningkatkan respon antibodi dalam keadaan penyakit yang berat
3. perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan disfungsi sistem saraf autonomik yang
menyebabkan penumpukan vaskuler dengan penurunan aliran balik vena
Tujuan/kriteria hasil :
mempertahankan perfusi dengan tanda vital stabil, distritmia jantung terkontrol atau tidak ada.
Intervensi
Mandiri
R/; perubahan pola tonus vasomotor menimbulkan kesulitan pada regulasi suhu
( seperti ketidakmampuan berkeringat).
Kolaborasi
e. berikan pengobatan :
- heparing
Tujuan/kriteria hasil :
Intervensi
Mandiri
Kolaborasi
Tujuan/kriteria hasil :
Intervensi
Mandiri
d. catat makanan yang di sukai/ tidak disukai oleh pasien dan termasuk dalam pilihan
diet yang di kehendakinya. Berikan makanan setengah padat/cair
R/ :meningkatkan rasa kontrol dan mungkin juga dapat meningkatkan usaha untuk
makan. Makanan lunak/ setengah padat mkmenurunkan resiko terjadinya aspirasi
Kolaborasi
R/ dapat di berikan jika pasien tidak mampu untuk menelan( jika refleks menelan
mengalami gangguan untuk pemasukan makanan, kalori , elektrolit dan mineral.
Tujuan/kriteria hasil :
Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat di atasi
Intervensi
Mandiri
Kolaborasi
R./ : pemahaman yang baik dapat meningkatkan kerjasama pasien dalam kebutuhan
akan melakkan aktivitas dan perlibatan pasien dan juga orang terdekat dalam
perencenaan asuhan akan dapat mempertahankan beberapa perasaan kontrol terhadap
didri atas kehidupannya yang selanjutnya akan meningkatkan harga diri.
Tujuan/kriteria hasil :
Intervensi
Mandiri
R/ : menurunkan perasaan terisolasi, marah dan cemas yang dapat meningkatkan nyeri
tersebut
Kolaborasi
R/ : untuk menghilangkan rasa nyeri ketika metode lain yang telah di coba tidak
memberikan hasil yang memuaskan. Narkotik( kecuali kodein yang memiliki efek
yang lebih keci) harus di hindari jika masih mungkin karena obat-obat tersebut dapat
menekan pernapasan dan mempunyai efek samping terhadap saluran pencernaan
Intervensi
Mandiri
a. tentukan pengetahuan pasien dan kemampuan untuk berperan serta dalam proses
rehabilitasi
R/ : pengetahuan dasar merupakan suatu hal yang penting untuk membuat pilihan
informasi dan berpatisipasi dalam upya rehabilitasi