DASAR-DASAR ANATOMI
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia semester satu dengan
dosen pengampu, Widyastiwi, M.Si., Apt., M.H. Roseno, M.Si Apt., Dicki Bachtiar, M.Si., Apt.
Disusun Oleh:
1. Tujuan
a. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur organisasi yang membentuk tubuh manusia
dan kaitan satu sama lain.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi organ dalan tubuh dan fungsi utamanya.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan posisi tubuh, rongga tubuh, dan bidang tubuh.
2. Pendahuluan
a. Anatomi Manusia
Anatomi tubuh manusia adalah serangkaian pengetahuan tentang susunan dari bagian-
bagian beserta perlengkapan tubuh yang membentuk suatu sistem fungsional dalam keadaan
normal.
Struktur anatomi tubuh manusia.
Anatomi terbagi atas anatomi makroskopik dan anatomi mikroskopik. Anatomi
mikroskopik mempelajar suatu struktur yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Bentuk pemeriksaan mikroskopis adalah pemeriksaan sitolology dan histologi. Sitology
mempelajari suatu sel secara individual sedangkan histologi mempelajari suatu jaringan.
Anatomi makroskopik mempelajari suatu stuktur yang besar yang bisa dilihat dengan mata
telanjang, seperti anatomi permukaan (ciri-ciri dari permukaannya), anatomi regional
(fokus pada area tertentu), anatomi sistemik (mempelajari organ secara sistem :
pencernaan, peranafasan,dll) .
1. Struktur anatomi makroskopis
Pembagian anatomi dari atas ke bawah meliputi
: a. Kepala
b. Leher
c. Badan
- Rongga dada
- Rongga perut
- Rongga pelvis
d. Anggota gerak
- Anggota gerak atas
- Anggota gerak bawah
2. Struktur anatomi mikroskopis
a. Sel adalah bagian terkecil dari makhluk hidup ( tubuh manusia) yang tidak bisa dilihat
dengan mata dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop
b. Jaringan adalah sekumpulan sel yang serupa bentuk, besar, dan pekerjaannya yang
terikat menjadi satu
c. Organ adalah sekumpulan bermacam-macam jaringan yang menjadi satu dan
mempunyai fungsi khusus
d. Sistem (susunan tubuh) adalah suatu susunan dari organ-organ yang mempunyai
pekerjaan tertentu, sistem terdiri atas:
- Sistem muskulo skeletal - Sistem perkemihan
- Sistem pernapasan (respiratori) (urinaria)
3. Lembar Kerja
1. Uraikan Organisasi tubuh dari yang terendah hingga tertinggi.
a
i
h
b
g
d
e
f
a. Atom f. Jaringan
b. Molekul g. Organ
c. Makromolekul h. Sistem Organ
d. Organel i. Organisme
e. Sel
2. Uraikan Posisi anatomi berikut :
a. Anterior f. Lateral
b. Posterior g. Proksimal (atas)
c. Superior h. Distal (bawah)
d. Inferior i. Profunda
e. Medial j. Superfisial
a. Median Plane membelah sisi kanan (dekstra) dan sisi kiri (sinistra) tubuh
b. Coronal Plane membelah sisi depan (frontal) dan belakang (dorsal) tubuh
c. Transversal Plane membelah sisi bagian atas (superior) dan bawah (inferior) tubuh
5. Tubuh kita terdiri dari dua rongga utama yaitu rongga anterior dan posterior.
a. Apa fungsi rongga tubuh ?
Jawab: melindungi organ-organ di dalamnya misal:
• Rongga dada untuk melindungi organ vital yang berada di dalam tubuh seperti
jantung.
• Rongga perut untuk menyekat antara organ bagian perut dan organ bagian dada.
• Rongga pelvis untuk menampung urin sementara sebelum urin dikeluarkan melalui
ureter.
Rongga Posterior
(Rongga Tubuh Punggung/
Dorsal)
a. Rongga Tengkorak Otak Meninges
b. Rongga Perut
Pelviscapity
Pelviscapity
6. Sebutkan Fungsi dan Organ Penyusun dari berbagai sistem organ beikut:
Jawaban:
1. Integumentary
Organ Utama :
1. Kulit
2. Kuku
3. Rambut
Fungsi :
1. Melindungi jaringan di bawahnya
2. Membantu mengatur suhu tubuh
3. Memberikan sensoris informasi
2. Skeletal (Kerangka)
Organ Utama :
1. Tulang
2. Tulang rawan
3. Ligamen
4. Sumsum tulang
Fungsi :
1. Mendukung tubuh
2. Melindungi organ vital
3. Menyimpan mineral
4. Menghasilkan unsur terbentuk
3. Muscular (Otot)
Organ Utama :
1. Otot rangka
2. Otot polos
3. Otot jantung
Fungsi :
1. Menghasilkan Gerakan skeletal
2. Menjaga postur tubuh
3. Mendukung jaringan lunak
4. Penjaga pintu masuk dan keluar (control BAK, BAB,
dan menalan
5. Menjaga suhu tubuh
6. Menyimpan cadangan nutrisi
4. Nervous (Saraf)
Organ Utama :
1. Otak
2. Sumsum tulang belakang
3. Organ-organ sensorik (mata, telinga, dan organ lainnya)
4. Saraf perifer
Fungsi :
1. Menerima, mengolah dan menyampaikan rangsangan dari
seluruh organ
2. Mengumpulkan informasi dari dalam dan luar tubuh (fungsi
sensorik)
3. Mengirimkan informasi ke otot, kelenjar, dan organ sehingga
dapat merespon dengan cepat (fungsi motorik)
4. Mengkoordinasi secara cepat fungsi tubuh dan
mempermudah pembelajaran dan memori
5. Endocrine (Endokrin)
Organ Utama :
1. Thyroid
2. Thymus
3. Pancreas
4. Ovary
5. Testicle
6. Pineal gland
7. Pituitary gland
8. Adrenal gland
Fungsi :
1. Menghasilkan hormone yang mengatur aktivitas
tubuh
2. Menyesuaikan aktivitas kondisi eksternal metabolic
dan energi yang digunakan oleh tubuh
3. Mengontrol banyak perubahan structural dan fngsional
selama pengembangan
6. Kardiovaskular
Organ Utama :
1. Jantung
2. Pembuluh darah
3. Hati
Fungsi :
1. Mendistribusikan sel darah, air, dan bahan terlarut
termasuk nutrisi, produk sisa, oksigen, dan
karbondioksida
2. Mengangkut panas dan membantu mengendalikan
suhu tubuh
7. Lymphatic (Limfatik)
Organ Utama :
1. Limfa
2. Pembuluh Limfa
3. Nodus
4. Tonsil
5. Limpa
6. Timus
7. Sel Limfosit
Fungsi :
1. Fungsi Imunitas, sebagai tempat fagosit dan limfosit
2. Fungsi Transport, menstransport cairan interfisial
kembali ke pembuluh darah
3. Memproduksi, mempertahankan, dan mendistribusikan
limfosit (pertahanan tubuh dari infeksi dan penyakit).
8. Respiratory (Pernapasan)
Organ Utama :
1. Rongga hidung
2. Sinus
3. Laring
4. Trakea
5. Bronkus
6. Paru-paru
7. Alveoli
Fungsi :
1. Menukar O2 dan CO2 antara udara dan darah di paru-paru
2. Menyediakan oksigen untuk aliran darah
3. Pengaturan Ph
4. Menghasilkan suara
5. Menjamin kebutuhan oksigenasi pada otak
9. Disgestive ( Pencernaan)
Organ Utama :
1. Gigi
2. Lidah
3. Faring
4. Kerongkongan
5. Lambung
6. Usus halus
7. Usus besar
8. Hati
9. Kantong empedu
Fungsi :
1. Mencerna, memecah, dan menyerap makanan melalui
lapisannya ke dalam darah
2. Menyimpan cadangan energi
10. Urinary (perkemihan)
Organ Utama :
1. Ginjal
2. Kandung kemih
3. Ureter
4. Uretra
Fungsi :
1. Mengeluarkan zat sisa metabolisme dari dalam darah
2. Mengatur volume dan komposisi darah dengan
membentuk dan mengeluarkan urin
3. Menyimpan urin
4. Mengatur konsentrasi dan Ph darah
Chalik, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
Martini, Frederic H., dkk. 2015. Fundamentals of Anatomy & Physiology, edisi 10. New Jersey:
Prentice Hall.
Ristanto, Riki dan Zakaria, Amin. 2017. Jurnal Hubungan Respiratory Rate (RR) dan Oxygen
Saturation (SpO2) pada Klien Cedera Kepala. https://jurnal.poltekkes-
soepraoen.ac.id/index.php/HWS/article/view/206/100. Malang diakses pada 10
November 2020.
Hetty dan Sagung. 2017. Histologi dan Anatomi Fisiologi Manusia, cetakan pertama.
Jakarta:Pusat Pendidikan SDM Kesehatan.
LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia semester satu dengan
dosen pengampu, Widyastiwi, M.Si., Apt., M.H. Roseno, M.Si Apt., Dicki Bachtiar, M.Si., Apt.
Disusun Oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
Aktivitas fisiologi dari sel bergantung pada senyawa seperti nutrient, oksigen, dan air yang mana
harus ditransfor ke dalam sel dan pada waktu yang sama. Sampah metabolik harus diangkut ke luar
dari sel. Dalam kondisi volume sel tetap tidak berubah. Karena sifat permeabilitas dari membran
plasma dan kemampuannya untuk mentransfor molekul secara selektif, sel dapat tetap
mempertahankan homeostasis. Ruptur dari membran, perubahan sifat permeabilitasnya, atau
penghambatan proses transpor dapat mengganggu perbedaan konsentrasi normal di sepanjang
membran sel sehingga menyebabkan sel mati. Molekul dan ion dapat melewati membran plasma
dalam beberapa cara, bergantung pada sifat kimia dan struktur dan fungsi sel. Mekanisme transpor
melintasi membran sel dapat terjadi secara pasif dan aktif. Transpor pasif mengacu kepada
mengacu transpor senyawa sepanjang gradien tanpa membutuhkan energi. Terdapat 3 tipe transpor
pasif yaitu difusi, osmosis dan filtrasi. Pada praktikum ini, yang diujikan hanya difusi dan osmosis.
Difusi mengacu kepada pergerakan atom, ion atau molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke
area dengan konsentrasi rendah. osmosis adalah perpindahan zat pelarut dari konsentrasi rendah
ke konsentrasi tinggi. Osmosis memainkan peranan penting dalam fungsi sel dan seluruh tubuh
kita, karena perubahan volume besar karena pergerakan air akan mengganggu fungsi sel normal.
Oleh karena itu, untuk lebih memahami perbedaan antara dua proses di atas, maka pada praktikum
kali ini akan mempelajari bagaimana proses difusi dan osmosi terjadi.
1. Setelah mengikuti mata kuliah ini, peserta didik mampu memahami anatomi dan faal
tubuh manusia yang penting dalam hubungannya dengan absorbsi, metabolisme,
transformasi aksi dan reaksi obat.
2. Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat menunjukkan letak organ-organ
tubuh, serta dapat menjelaskan sistem transpor dalam tubuh.
1.3 Tujuan Khusus
1.4 Teori
Menurut (chalik, 2016:12) "Difusi mengacu kepada pergerakan atom, ion atau molekul
dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah".
Menurut (Firmansyah dkk, 2009:10)"Difusi dapat melalui membran atau tidak melalui
membran, dalam tingkatan sel, difusi dapat diartikan perpindahan molekul sel dari konsentrasi
molekul tinggi menuju konsentrasi molekul rendah".
Difusi adalah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentarasi rendah. Tekanan hidrostatik pembuluh darah
juga mendorong air masuk berdifusi melewati pori-pori tersebut (Hartanto, 2007). Jadi difusi
tergantung perbedaan konsentrasi dan tekanan hidrostatik. Energi untuk proses difusi adalah energi
kinetik yang normal ditimbulkan akibat pergerakan suatu bahan. Difusi yang melewati membran
sel dibagi menjadi dua subtipe yaitu difusi sederhana dan difusi fasilitasi. Difusi sederhana artinya
pergerakan kinetik molekol atau ion melewati membran sel tidak bereaksi dengan protein carier
yang ada di membran sel. Kecepatan difusi sederhana ditentukan dari jumlahsubstansia yang ada,
kecepatan gerakan kinetik bahan, jumlah dan ukuran dari pori pada membran sel yang akan
dilewati oleh bahan itu. Difusi fasilitas memerlukan interaksi bahan dengan carier protein yang
ada di membran sel. Carier protein akan membawa bahan untuk melewati membran sel dengan
mengikat bahan itu secara kimia. Pada difusi sederhana proses difusi terjadi melalui dua jalan yaitu
melalui lapisan lipid jika zat itu terlarut dalam lemak, dan melalui saluran (chanel) air/protein.
Osmosis adalah difusi dari air (pelarut) melintasi membran permeabel yang selektif seperti
membran plasma. Permeabel selektif berarti membran melewatkan air tetapi tidak semua zat yang
terlarut (solut) dalam air dapat berdifusi melintasi membran. Aquaporins, protein kanal berair
meningkatkan permeabilitas membran terhadap air pada beberapa tipe ion, seperti ginjal . Osmosis
terjadi ketika konsentrasi air berbeda pada kedua sisi. Air berdifusi dari larutan dengan konsentrasi
air banyak (konsentrasi zat terlarut sedikit) ke area dengan konsentrasi air sedikit (konsentrasi zat
terlarut banyak) baik dengan melintasi membran secara langsung atau bergerak melalui protein
kanal. Kesetimbangan dicapai ketika konsentrasi air dan zat terlarut pada kedua sisi membran
adalah sama, tetapi larutan dengan konsentrasi pekat awalnya (lebih banyak zat terlarut) akan
memiliki volume yang lebih besar. Konsentrasi total dari semua partikel terlarut dalam larutan
dikenal sebagai osmolaritas larutan. Osmosis memainkan peranan penting dalam fungsi cairan
seluruh tubuh kita, karena perubahan volume besar karena pergerakan air akan mengganggu fungsi
ion normal. Air adalah komponen utama dari sel dan ion dan bertindak sebagai pelarut untuk
senyawa kimia lainnya.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Pelaksanaan
Praktikum difusi dan osmosi ini dilakukan pada hari Selasa, tanggal 03 November 2020. Pada
pukul 09.10- 10.50 WIB dan bertempatan di Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia,
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung.
No Alat Bahan
1. Gelas piala 50 ml dan 100 ml NaCl 0,9 %
2. Kantong selofan glukosa 5%
3. Tali, Putih telur
4. Penangas air, air, Agar
5. Lampu spirtus, AgNO3 1%
6. Cawan petri, Kristal KmnO4
7. Pipet tetes Kristal Metil jingga
8. Batang pengaduk Larutan Benedict
9. Alat pelubang Larutan sukrosa 20%
10. Penjepit tabung Larutan sukrosa 40%
11. Stopwatch Air Larutan sukrosa 60%
12. Gelas ukur 10 ml Air suling hangat
13. Neraca analitik Larutan agar
14. HNO3
2.3 Prosedur Percobaan
A. Difusi sederhana
9) 1 buah lubang dibuat dengan jarak 3 cm, pada agar yang telah memadat
• Dibuat larutan koloidal yang terdiri dari putih telur, natrium klorida 0,9% dan
glukosa 5%
• Dimasukkan larutan koloidal ke dalam kantong selofan ¾ penuh
• Kemudian dicelupkan ke dalam gelas piala berisi air suling dalam posisi
melayang
• Tabung reaksi 1 dimasukkan 3 ml cairan yang berasal dari gelas piala di atas
• Diamati perbedaan yang terjadi pada ketiga tabung (pada tabung yang mana terdapat
endapan putih?)
Uji terhadap glukosa
• Tabung reaksi 4 dimasukkan 3 ml cairan yang berasal dari gelas piala di atas
• Diamati perbedaan yang terjadi pada ketiga tabung (pada tabung yang mana
terbentuk endapan hijau, kuning atau merah?)
Uji terhadap albumin
• tabung reaksi 7 dimasukkan 3 ml cairan yang berasal dari gelas piala di atas
• diamati perbedaan yang terjadi pada ketiga tabung (pada tabung yang mana terdapat
kekeruhan.
2.3.2 Percobaan Osmosis
• Diisikan masing-msing :
• Ditutup dan diikat dengan tali sehingga tidak terdapat udara dalam kantong
• Ditimbang bobot tiap kantung
• Dicelupkan ke dalam gelas piala berisi air hangat pada kantong 1 sampai 4
• Dicelupkan ke dalam gelas piala berisi larutan sukrosa 60% pada kantong 5
Keterangan: Tabung kanan pelarut air panas, Tabung reaksi kiri pelarut air dingin
B. Percobaan Agar
Lama pengamatan 3 jam
Waktu Perubahan
15 menit serbuk yang berada di tengah agar mulai terlihat mencair
1 jam Mulai adanya penyebaran serbuk terhadap agar
2 jam Penyebaran serbuk sedikit meluas
3 jam Penyebaran serbuk bertambah
• Gambar Agar Mula- mula
Keterangan: Tabung reaksi kiri Albumin, tengah cairan beaker glass, dan kanan aquades
Keterangan: Tabung reaksi kiri Glukosa, tengah cairan beaker glass, dan kanan aquades
Sampel Hasil Pengamatan
Air dalam beaker glass + benedict + Tidak ada perubahan
dipanaskan
Air suling + benedict + dipanaskan Tidak ada perubahan
Glukosa + benedict + dipanaskan Warna menjadi merah bata
Keterangan: Tabung reaksi kiri NaCl, tengah cairan beaker glass, kanan aquades
67.000
63.000
59.000
55.000
51.000
47.000
43.000
39.000
35.000
31.000
27.000
23.000
19.000
15.000
15 30 45 60 75
2.4.2 Pembahasan
Transportasi antar membrane termasuk ke dalam fungsi dari membrane sel, yaitu sebagai lalu
lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membrane sel antara lain
molekul larut lemak seperti hormone steroid, vitamin A, D, E, dan K, bahan organik larut lemak,
molekul organic (O, CO2, HO, dan H2O) hal tersebut terjadi karena membrane bersifat
semipermeable. Molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa, asam amino,
dan beberapa garam mineral). Di dalam melakukan fungsinya, transport antar membrane dibagi
menjadi dua yaitu, transport aktif dan transport pasif. Transport pasif terbagi menjadi dua, yaitu
difusi dan osmosis. Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membrane dapat berlangsung melalui
tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple diffusion), difusi melalui saluran yang terbentuk
oleh protein transmembrane (simple diffusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated
diffusion). Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
• Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga
kecepatan difusi semakin tinggi.
• Ketebalan membran
• Jarak
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
• Suhu
Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat.
Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Sedangkan osmosis sendiri merupakan difusi dari air (pelarut) melintasi membrane
permeable yang selektif.dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Transport antar membrane
tersebut sangat berperan dalam aktivitas tubuh seperti absorbsi, metabolism, dan transformasi aksi.
A. Difusi sederhana
Difusi sederhana adalah gerakan acak dari suatu atom atau molekul dengan konsentrasi tinggi
ke area dengan konsentrasi rendah sampai terdistribusi secara merata. Pada praktikum difusi
sederhana yang kami lakukan, dilakukan dua percobaan dengan menggunakan KMNO4 sebagai
zat yang dilarutkan (variable kontrol) pada air panas dan dilarutkan pada air dingin (sebagai
variable bebas). Pada percobaan ini digunakan KMnO4 karena logam tersebut dapat aktif bereaksi
dengan oksigen dan juga air. Ketika larut dalam air, KMnO4 menghasilkan larutan berwarna ungu,
sehingga reaksinya dapat dengan mudah diamati.
Setelah pengamatan diperoleh hasil yaitu, KMNO4 yang dilarutkan dalam air panas lebih
cepat larut daripada KMnO4 yang dilarutkan dalam air dingin. Ini terlihat dari keadaan larutan
dengan pelarut air panas berubah dengan cepat menjadi warna ungu. Hal ini terjadi karena adanya
faktor suhu yang memengaruhi kecepatan difusi.. Semakin tinggi suhu, partikel akan mendapatkan
energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka semakin cepat pula kecepatan difusinya. Sehingga
KMnO4 yang dilarutkan dengan air panas lebih cepat berdifusi dibandingkan KMnO4 yang
dilarutkan dalam air dingin. Pada praktikum ini, molekul KMnO4 berdifusi dari area dengan
konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Sebab KMnO4 merupakan zat dengan
konsentrasi tinggi dan air merupakan zat dengan konsentrasi rendah. Sehinga terjadi pergerakan
molekul.
Difusi sederhana pada praktikum ini menggambarkan aktivitas tubuh, seperti proses
pertukaran gas yang terjadi di paru-paru. Ketika oksigen mengisi alveoli, di satu sisi ada kapiler
paru yang mengandung sel darah merah dengan kandungan oksigen yang sedikit. Oksigen akan
berdifusi dari area konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah, yaitu pertama melalui sel
alveolar, kemudian sel kapiler paru, dan terakhir ke dalam sel darah merah. Pada praktikum ini,
KMnO4 bertindak sebagai zat dengan konsentrasi tinggi seperti area alveolus yang dipenuhi O2 dan
air bertindak sebagai zat dengan konsentrasi rendah seperti sel darah merah pada proses pertukaran
oksigen.
B. Percobaan Agar
Pada praktikum agar diperoleh hasil yaitu terjadinya penyebaran warna pada area sekitar
lubang agar, artinya partikel warna dapat berdifusi. Penyebaran serbuk warna bertambah luas
seiring pertambahan waktu. Namun difusi serbuk warna tersebut berlangsung lambat. Al ini
terjadi karena adanya beberapa factor seperti, partikel serbuk warna yang terlalu besar Penyebaran
partikel tersebut dapat terjadi karena besarnya ukuran partikel serbuk warna tersebut, Pada
prinsipnya, semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga
kecepatan difusi semakin tinggi. Kemudian suhu rendah dan tebalnya membrane pada percobaan
agar juga membuat serbuk warna berdigusi secara lambat.
C. Difusi Membran
Berdasarkan hasil praktikum tidak ada kandungan Albumin pada cairan beaker glass. Hal ini
ditandai dengan keadaan tabung reaksi cairan beaker glass yang menyerupai kontrol negatif (cairan
aquades), berbeda dengan kontrol positif (Albumin) yang menunjukkan adanya perubahan warna
menjadi keruh serta terdapat gumpalan setelah ditetesi HNO3. Dapat disimpulkan Albumin tidak
bisa melewati membrane semi permeable. Hal ini terjadi karena albumin merupakan molekul
berukuran besar, sehingga tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan
protein pembawa atau transporter untuk menembus membran. Untuk dapat melewati membrane,
molekul albumin harus berikatan dengan protein pembawa, penggabungan tersebut menjadikan
albumin larut dalam lipid sehingga dapat berdifusi melintasi membran.
Hasil praktikum menunjukkan tidak adanya kandungan Glukosa pada cairan beaker glass. Setelah
ditetesi benedict serta dipanaskan, keadaan cairan beaker glass berubah menjadi warna biru muda
menyerupai kontrol negative (aquades), berbeda dengan control positif (Glukosa) yang
menunjukkan perubahan warna menjadi kemerahan, Hal ini menunjukkan tidak adanya kandungan
glukosa pada cairan beaker glass. Dapat disimpulkan glukosa tidak dapat melewati membrane semi
permeable, karena molekul Glukosa terlalu polar untuk berdifusi melewati membrane sel, dan
terlalu besar untuk berdifusi melewati kanal. Molekul glukosa harus berikatan dengan protein
pembawa atau transporter untuk menembus membran. Penggabungan tersebut menjadikan glukosa
larut dalam lipid sehingga dapat berdifusi melintasi membran.
Hasil praktikum menunjukkan adanya kandungan glukosa pada cairan beaker glass. Setelah
ditetesi AgNO3, keadaan cairan beaker glass berubah warna menjadi putih disertai adanya
endapan, keadaan tersebut sama dengan keadaan kontrol positif (larutan NaCl). Hal tersebut
menunjukkan adanya kandungan NaCl pada cairan beaker glass.Dapat disimpulkan NaCl dapat
menembus membrane semi permeable, karena NaCl merupakan molekul berukuran kecil, sehingga
dapat menembus membrane.
Proses Difusi membran sangat berhubungan dengan aktifitas ginjal dalam mengontrol volume dan
komposisi cairan tubuh, air dan elektrolit dalam tubuh, dan kesetimbangan asam-basa. Difusi
membrane terjadi dalam proses absorbsi yang terjadi di dalam tubulus proksimal. Terjadi difusi
pasif ion sodium dari tubulus ke dalam sel melalui membran luminal sel. Proses ini terjadi karena
konsentrasi ion sodium di dalam lumen tinggi sedangkan dalam sel rendah. Kemudian difusi juga
terjadi Ketika terjadi sekresi ion hydrogen. ion hidrogen bersama sodium berikatan dengan protein
pembawa untuk dikeluarkan dari sel menuju lumen tubulus. Sekresi tersebut penting untuk
mengeluarkan ion karbonat dari tubulus (HCO3 -)
D. Osmosis
Pada praktikum terdapat 5 percobaan dengan 4 pelarut yang sama (air hangat) dan 1 pelarut
berbeda (sukrosa). Larutan pada kantung uji juga dibuat berbeda untuk melihat reaksi osmosis pada
masing-masing zat. Pada percobaan digunakan kantung plastic selofan, karena plastic selofan
sendiri bersifat semi permeable sehingga menyerupai membrane sel pada tubuh makhluk hidup.
Pada praktikum diperoleh hasil bahwa bobot kantung larutan sukrosa bertambah berat
setiap 15 menitnya pada beaker glass yang diisi oleh air hangat. Hal itu terjadi karena terdapat
perpindahan air (pelarut) di dalam beaker glass ke dalam kantung selofa yang berisi larutan sukrosa.
Pada prinsipnya, osmosis terjadi jika konsentrasi air berbeda pada kedua sisi. Air hangat dalam
beaker glass merupakan zat dengan konsentrasi rendah dan sukrosa di dalam kantung selofa
merupakan zat dengan konsentrasi tinggi, sehingga terjadi perpindahan air melintasi membrane
semipermeable ke dalam larutan sukrosa, sehingga bobot kantung betambah. Konsentrasi sukrosa
di dalam kantung juga memengaruhi pertambahan bobot pada masing-masing percobaan. Di antara
ketiga percobaan dengan variable bebas dan variable kontrol yang sama, percobaan 4 dengan
konsentrasi sukrosa 60% memiliki bobot kantung paling besar dalam waktu yang sama disbanding
dengan keempat percobaan lainnya. Hal tersebut dapat terjadi karena konsentrasi sukrosa yang
pekat, sehingga kantung sukrosa 60% memiliki volume yang lebih besar. Semakin pekat
konsentrasi suatu larutan maka osmolaritas larutan akan semakin besar. Adanya perbedaan
konsentrasi tersebut mengakibatkan peristiwa hipotonik, hipertonik, dan isotonic. Berikut peristiwa
osmosis secara singkat berdasarkan praktikum:
Proses osmosis sangat berperan dalam fungsi sel tubuh makhluk hidup. Dalam proses urinaria
osmosis terjadi ketika adanya peningkatan reabsorbsi ion dari lumen tubulus yang menyebabkan
konsentrasi di dalam lumen menurun sedangkan konsentrasi ion di dalam interstitialis renal
meningkat sehingga terjadi proses osmosi air dari lumen tubulus ke interstitialis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Pada percobaan difusi sederhana dilakukan dengan membandingkan difusi pada air panas
dan air dingin dengan penambahan kristal KMnO4, didapat hasil KMnO4 pada air hangat
berdifusi lebih cepat. Hal ini terjadi karena adanya faktor suhu sehingga partikel dapat
bergerak dengan cepat
2. Dalam percobaan difusi agar, serbuk warna yang berada di dalam lubang pada agar
berdifusi secara lambat. Hal ini terjadi karena ukuran partikel dari serbuk warna yang besar,
rendahnya suhu di sekitar percobaan agar, serta tebalnya membrane.
3. Percobaan ketiga difusi melalui membran, dari percobaan ketiga hanya NaCl yang dapat
melewati kantong selofan sedangkan albumin dan glukosa tidak dapat melewati kantong
selofan. Hal ini terjadi karena molekul NaCl berukuran kecil, berbeda dengan ukuran
molekul glukosa dan albumin yang membutuhkan protein pembawa untuk dapat melewati
membrane.
4. Pada percobaan osmosis, diperoleh perbedaan bobot pada setiap kantung uji. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan konsentrasi pada cairan di dalam kantung uji. Semakin pekat
konsentrasi suatu larutan maka osmolaritas larutan akan semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
Anthara, I Made Suma., dan Suartha, I Nyoman. 2011. “Buletin Veteriner Udayana” dalam jurnal
Homeostatis Cairan Tubuh pada Anjing dan Kucing, vol. 3 No. 1, hlm. 33-34.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/article/view/2576 . Denpasar. Diakses pada 4
November 2020.
Chalik, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
Feronika, Nur Intan dan Zainul, Rahadian.(). “Kalium Permanganat” dalam jurnal Kalium
Permanganat: Termodinamika Mengenai Transport Ionik dalam Air. Padang.
Hetty dan Sagung. 2017. Histologi dan Anatomi Fisiologi Manusia, cetakan pertama.
Jakarta:Pusat Pendidikan SDM Kesehatan.
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf yang membawa informasi menuju sistem saraf pusat dan
membawa informasi keluar dari sistem saraf pusat menuju organ target
Campuran
Ada 4 pasang
NV
N VII
N IX
NX