Anda di halaman 1dari 32

PRAKTIKUM SISTEM ORGAN

Disusun Oleh :
Eldina Wahyuni Pratiwi (P17335120027)
Endah Miski Shofiah (P17335120029)
Nadia Nursaa’dah (P17335120047)
Riska Desiyanti Maryati Jamil (P17335120063)
Vinka Auriawati Budiansyah (P17335120078)

Tanggal Praktikum : Selasa, 3 November 2020


Tanggal Pengumpulan : Kamis, 5 November 2020

LABORATORIUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

JURUSAN FARMASI

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


1. Lembar Kerja
1. Uraikan Organisasi tubuh dari yang terendah hingga tertinggi.

a.Atom f.Jaringan
b.Molekul g.Organ
c.Makromolekul h.Sistem organ
d.Organel i.Organisme
e.Sel

1
2. Uraikan Posisi anatomi berikut :

a. anterior f. lateral
b.posterior g. proximal
c.superior h. distal
d.interior i. eksternal
e.medial j. internal

3. Definisikan posisi anatomi berikut :


No Posisi Anatomi Definisi Contoh
1. Anterior (bagian Lebih ke depan Hidung lebih ke depan dari pada
depan) telinga

2. Posterior (bagian Lebih ke belakang Tulang belakang


belakang)

3. Inferior (bagian Lebih ke bawah Dahi lebih ke bawah dari mulut


bawah)

4. Superior (bagian Lebih ke atas Hidung lebih atas dari pada mulut
atas)

5. Medial (bagian Lebih mendekati ke tengah Pangkal lengan terletak medial


tengah) badan terhadap tubuh

6. Lateral (luar) Lebih menjauhi garis tengah Telinga terletak lateral terhadap mata
badan

2
7. Proksimal (dekat) Lebih ke pangkal Siku terletak proksimal terhadap
telapak tangan

8. Distal (jauh) Lebih ke ujung Pergelangan tangan terletak distal


terhadap pangkal tangan

9. Superfisial Bagian dangkal Otot kaki terletak superfisial


(dangkal) terhadap/dari tulangnya

10. Deep / Internal Bagian dalam Diukur dari pusat organ atau rongga
(dalam)

4. Uraikan Potongan Tubuh berikut :

No Nama Potongan Keterangan :


tubuh
a. Sagital plane membelah sisi bagian kiri dan bagian kanan tubuh
b. Coronal plane membelah sisi bagian depan dan bagian belakang tubuh
c. Transversal membelah sisi bagian atas dan bagian bawah tubuh

5. Tubuh kita terdiri dari dua rongga utama yaitu rongga anterior dan posterior.

3
a. Apa fungsi rongga tubuh ?
1. Rongga Tengkorak
Fungsi Rongga Tengkorak adalah untuk melindungi otak serta organ-organ indra seperti mata
serta telinga bagian dalam
2. Rongga Tulang belakang
Fungsi Rongga Tulang Belakang adalah sebagai penyangga tubuh sehingga manusia dapat
berdiri tegak,membungkuk,dan menggeliat
3. Rongga Dada
Fungsi Rongga Dada adalah melindungi organ dada dari cidera
4. Rongga Perut
Fungsi Rongga Perut adalah untuk menyediakan tempat bagi organ-organ
5. Rongga Panggul
Fungsi Rongga Panggul adalah sebagai tempat pergerakan dan menyediakan ruang yang cukup
untuk perkembangan janin

b. Uraikan mengenai pembagian rongga tubuh tersebut.

Nama Rongga Organ yang dikelilingi Rongga Membran


Rongga Posterior
( Rongga Tubuh Punggung/
Doral)
a.Rongga Tengkorak Otak Meninges
b.Tulang Belakang Sumsum Tulang Belakang Meninges
Rongga Anterior
( Rongga Tubuh Ventral )
a.Rongga Dada Paru-paru,jantung,kerongkongan,saluran Pleura
pernapasan,pembuluh darah besar

b.Rongga Perut
-Rongga Perut Lambung,usus,Limpa,hati,empedu,Pankreas,limpa,g Peritoneum
injal
-Rongga Panggul Kantung kemih,uretra,sebagian usus besar,organ Peritoneum
reproduksi bagian dalam

Rongga
tengkorak Thoracic cavity :
Rongga  Mediastinum
tulang  Pleuural cavity
belakang  Pericardil cavity
Rongga dada
Sekat rongga dada
Abdominopelvic Cavity
Rongga  Diaphargma
perut  Abdomal cavity
 Pelvic cavity

Rongga panggul

4
6. Sebutkan Fungsi dan Organ Penyusun dari berbagai sistem organ berikut :

Organ utama Organ utama : Organ utama : Organ utama : Organ utama : Organ utama :
 Kulit  Tengkorak  Otot jantung  Otak  Kelenjar  Jantung
 Rambut  Tulang dada  Otot polos  Sumsum dibawah otak  Plasma Darah
 Bulu  Tulang rusuk  Otot rangka tulang  Kelenjar  Pembuluh
 Kuku  Tulang belakang tiroid Darah
 Kelenjar belakang  Sel-sel saraf  Pancreas  Sel sel darah
keringat dan  Sakrum (neuron)  Kelenjar
produknya  Panggul adrenal
 Tulang  Gonad
tungki bawah
Fungsi : Fungsi : Fungsi : Fungsi Fungsi : Fungsi :
 Pengatur  Memberikan  Melakukan  menerima,  Mengarahkan  Mendistribusikan
panas dukungan gerakan tubuh mengolah dan jangka panjang darah sel, air dan
 Sintetis vit D  Menyimpan menyampaikan perubahan bahan terlarut
5
 Mencegah mineral  Menjaga rangsangan dalam kegiatan termasuk nutrisi,
kehilangan air  Melindungi keseimbangan dari seluruh lainnya produk-produk
jaringan tubuh organ  Sistem organ sisa, oksigen,
 Membentuk sel  Mengatur postur  mengontrol menyesuaikan dan karbon
darah  Membantu pergerakan metabolisme dioksida.
proses tubuh aktivitas dan  Mendistribusikan
melahirkan  memberi respon energy yang panas dan
 Menggerakkan digunakan oleh membantu
sistem tubuh kendali tubuh
pencernaan dan  mengontrol
pembuangan banyak
 Pernapasan structural dan
 Penglihatan perubahan
fungsional
selama
pengembangan

6
Organ utama Organ utama Organ utama Organ utama : Organ utama : Organ utama :
 Tonsil  Rongga  Mulut  Ginjal  Eksterna :  Internal : uterus,
hidung  Kerongkonga  ureter, penis dan ovarium, tuba
 Kelenjar timus  Laring n  kandung skrotum fallopi, vagina
 Limpa  Trakea  Lambung kemih  Interna : testis,  Eksternal : mons
 Kelenjar getah  Bronkus  Hati  uretra vesika pubis, labium
bening  Bronkiolus  Pankreas seminalis, major, clitoris,
 Paru-paru  Usus halus prostat, hymen.
 Pembuluh bulburetralis,
 Usus besar
limfatik epididimis,
 Anus
 Sum-sum tulang duktus
belakang deferens, uretra

7
Fungsi : Fungsi : Fungsi : Fungsi : Fungsi : Fungsi :
 Sebagai slah satu  Melembabkan  Tempat  memproduksi  Produksi sperma  Organ-organ
pertahanan tubuh dan menyaring masuknya urin  mengeluarkan eksternal,berfungsi
 Memproduksi sel udara masuk ke makanan  mengalirkan hormon hormon kopulasi.
darah putih tubuh  Penghubung urine dari seks (testosteron)  Sedangkan interna
 Membawa cairan  Menempelnya antara rongga masing-masing berfungsi untuk
limpa atau selaput dan pita mulut dan ginjal untuk ovulasi, fertilisasi
caairan getah suara lambung ditampung di ovum, transpoertasi
bening  Penyedia akses  Tempat kandung kemih lastocyst, implantasi,
 Memproduksi sel pernapasan menyimpan dan  Mengalirkan pertumbuhan fetus,
darah putih dan  Sebagai jalan mencerna urin dari kemih dan kelahiran.
sel darah merah masuknya udara makanan ke bagian
dan platelet dari hidung  Menstabilkan eksterior tubuh.
untuk disalurkan kadar gula darah
ke paru-paru  Memproduksi
 Menyalurkan hormon dan
udara dari enzim
bronkus ke  Penyerapan
alveoli nutrisi dan
 Menukar O2 mineral dari
menjadi CO2 makanan
 Menyerap air dari
feses
 Penghubung
antara rektum
dan bagian luar
tubuh sehingga
feses dapat
dikeluarkan

8
PRAKTIKUM CAIRAN TUBUH

Disusun Oleh :
Eldina Wahyuni Pratiwi (P17335120027)
Endah Miski Shofiah (P17335120029)
Nadia Nursaa’dah (P17335120047)
Riska Desiyanti Maryati Jamil (P17335120063)
Vinka Auriawati Budiansyah (P17335120078)

Tanggal Praktikum : Selasa, 3 November 2020


Tanggal Pengumpulan : Kamis, 5 November 2020

LABORATORIUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

JURUSAN FARMASI

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


9
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiseluler
seperti manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologi tertentu. Cairan tubuh
merupakan komponen penting bagi fluida ekstraseluler, termasuk plasma darah dan
fluida transeluler. Cairan tubuh dapat ditemukan pada spasi jaringan.
Caira tubuh merupakan faktor penting dalam berbagai dan proses fisiologis
didalam tubuh. Dapat dikatakan, kemampuan kita untuk bertahan hidup sangat
bergantung dari cairan yang terdapat dalam tubuh kita. Oleh karena itu, terdapat berbagai
produk yang berfungsi untuk mengatur volume dan komposisi tubuh agar tetap dalam
keadaan seimbang atau disebut juga dalam keadaan homeostasis. Sistem kardiovaskuler
berfungsi untu mensuplai berbagai bahan yang penting melalui darah keluruh jaringan.
Sistem-sistem lainnya seperti ginjal, paru-paru dan hati untuk menjaga jumlah dan
komposisi cairan tubuh agar selalu dalam keadaan seimbang. Apabila terjadi
ketidakseimbangan antara cairan yang ada didalam dan cairan yang dibutuhkan oleh
tubuh, maka akan terjadi ketidakseimbangan atau terjadi gangguan pada berbagai sistem
yang berhubungan dengan kebutuhan cairan tersebut. Kelainan tersebut dapat berupa
kelebihan cairan dan kekurangan cairan. Cairan yang kita bahas adalah terjadi
ketidakseimbangan atau gangguan pada sistem yang berhubungan dengan kebutuhan
cairan tersebut. Cairan yang kita bahas adalah cairan tubuh yang salah satu komposisinya
adalaah elektrolit, dimana cairan tersebut berada didalam kompartmen intrsel dan
ekstrasel.
Jumlah cairan tubuh total pada seorang pria tidak sama dengan jumlah cairan
tubuh total pada seorang wanita, ini disebabkan karena seorang wanita jumlah jaringan
lemaknya lebih besar dari seorang pria. Pada bayi baru lahir jumlah cairan tubuh dapat
mencapai 75% dati berat badan, namun semua ini akan berubah dan meurun dengan
bertambahnya usia.

1
B. Tujuan
1. Menjelaskan perbedaan proses difusi dan osmosis
2. Untuk mengetahui proses terjadinya difusi
3. Untuk mengetahui peristiwa osmosis, yaitu perpindahan larutan dari konsentrasi rendah ke
larutan berkonsentrasi tinggi melalui selaput/membran semi permeabel

4. Untuk memahami tentang prinsip proses transport antar sel

2
BAB II

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Pada praktikum tentang cairan tubuh ini dilakukan di Laboratorium Anatomi
Fisiologi Manusia Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung. Praktikum tentang
materi ini dilakukan selama satu kali pertemuan yaitu pada 3 November 2020. Praktikum
ini dimulai pada pukul 08.00 s/d selesai.
B. Alat dn Bahan
No Alat Bahan
1. Gelas piala 50 ml dan 100 ml NaCl 0,9 %
2. Kantong selofan glukosa 5%
3. Tali, Putih telur
4. Penangas air, air, Agar
5. Lampu spirtus, AgNO3 1%
6. Cawan petri, Kristal KmnO4

7. Pipet tetes Kristal Metil jingga


8. Batang pengaduk Larutan Benedict
9. Alat pelubang Larutan sukrosa 20%
10. Penjepit tabung Larutan sukrosa 40%
11. Stopwatch Air Larutan sukrosa 60%
12. Gelas ukur 10 ml Air suling hangat
13. Neraca analitik Larutan agar
14. HNO3

C. Prosedur percoban
a. Percobaan difusi
i. Difusi sederhana
• Dimasukkan beberapa butir kristal KMnO4 ke dalam gelas kimia
• Diisi setengahnya dengan air

3
• Dilakukan pengamatan selama 1jam
• Diulangi percobaan menggunakan air hangat
• Diamati perbedaannya (kecepatan difusi pada suhu yang berbeda)
ii. Difusi agar
• Dibuat larutan agar 2% dalam air suling pada gelas piala
• Dididihkan agar tersebut sampai diperoleh larutan bening
• Larutan agar 5ml dituangkan ke cawan Petri dan dibiarkan memadat
• 2 buah lubang dibuat dengan jarak 3 cm, pada agar yang telah memadat
• Diletakkan kristal KMnO4 pada salah satu lubang dan kristal metal jingga pada lubang yang
lain
• Dicatat jarak difusi KMnO4 dan metal jingga sebagai fungsi waktu
• Mana yang berdifusi lebih cepat? Mengapa?
iii. Difusi melalui membran
• Dibuat larutan koloidal yang terdiri dari putih telur, natrium klorida 0,9% dan glukosa 5%
• Dimasukkan larutan koloidal ke dalam kantong selofan ¾ penuh
• Diikat kantong selofan dengan rapat
• Digantungkan kantong selofan pada batang pengaduk dengan tali
• Kemudian dicelupkan ke dalam gelas piala berisi air suling dalam posisi melayang
• Didiamkan selama 1 jam
• Diuji air suling dengan gelas piala terhadap adanya NaCl, albumin dan glukosa setelah 1 jam
Untuk uji difusi melalui membran ini, siapkan 9 buah tabung reaksi, beri nomor 1 sampai 9
Uji terhadap NaCl
• Tabung reaksi 1 dimasukkan 3 ml cairan yang berasal dari gelas piala di atas
• Tabung reaksi 2 dimasukkan 3 ml air suling
• Tabung reaksi 3 dimasukkan 3 ml larutan NaCl 0,9 %
• Diamati perbedaan yang terjadi pada ketiga tabung (pada tabung yang mana terdapat endapan
putih?)
Uji terhadap glukosa
• Tabung reaksi 4 dimasukkan 3 ml cairan yang berasal dari gelas piala di atas
• Tabung reaksi 5 dimasukkan 3 ml air suling
• Tabung reaksi 6 dimasukkan 3 ml larutan glukosa

4
• Tabung reaksi 4, 5, dan 6 ditambahkan 3 ml larutan Benedict
• Dididihkan tabung 4, 5, dan 6 selama beberapa menit, kemudian didinginkan
• Diamati perbedaan yang terjadi pada ketiga tabung (pada tabung yang mana terbentuk endapan
hijau, kuning atau merah?)
Uji terhadap albumin
• tabung reaksi 7 dimasukkan 3 ml cairan yang berasal dari gelas piala di atas
• tabung reaksi 8 dimasukkan 3 ml air suling
• tabung reaksi 9 dimasukkan 3 ml putih telur
• tabung 7, 8, dan 9 ditambahkan beberapa tetes HNO3
• diamati perbedaan yang terjadi pada ketiga tabung (pada tabung yang mana terdapat
kekeruhan.

b. Percobaan osmosis
Disiapkan 5 kantung selofan berukuran sama
Diisikan masing-masing :
Kantong 1 : air hangat 10 ml
Kantong 2 : larutan sukrosa 20% 10 ml
Kantong 3 : larutan sukrosa 40% 10 ml
Kantong 4 : larutan sukrosa 60% 10 ml
• Kantong 5 : air suling hangat 10 ml
• Ditutup dan diikat dengan tali sehingga tidak terdapat udara dalam kantong
• Ditimbang bobot tiap kantung
• Dicelupkan ke dalam gelas piala berisi air hangat pada kantong 1 sampai 4
• Dicelupkan ke dalam gelas piala berisi larutan sukrosa 60% pada kantong 5
• Setelah 15 menit, diangkat kantong-kantong dan dikeringkan bagian luarnya
• Ditimbang bobot tiap kantong
• Dicelupkan kembali kantong-kantong ke dalam gelas piala masing-masing
• Diulangi pada menit ke-30, 45, 60, dan 75 lalu dilihat perubahannya

5
D. Hasil Percobaan
a. Data praktikum difusi sederhana
Bahan uji Kecepatan difusi
Tabung reaksi 1 (Kristal KMnO4 + air dingin) Lama terdistribusi
Tabung reaksi 2 (Kristal KMnO4 + air panas) Cepat terdistribusi

b. Data praktikum difusi agar


No Jam Ke- Penyebaran Warna
1 0 -
2 1 +
3 2 ++
Ket : Semakin banyak + pewarna semakin menyebar

c. Data praktikum difusi melalui membran


1) Uji terhadap Nacl
Bahan uji Hasil
Tabung 1 (Bekerglass 1 + AgNo3) Menghasilkan endapan putih
Tabung 2 (Larutan pembanding NaCl + Menghasilkan endapan putih
AgNO3)
Tabung 3 (Aquadest + AgNO3) Tidak terjadi perubahan

2) Uji terhadap Glukosa


Bahan uji Hasil
Tabung 4 (Bekerglass 2 + larutan benedict Menghasilkan warna biru
(dipanaskan))
Tabung 5 (Larutan pembanding glukosa + Menghasilkan warna merah bata
larutan benedict (dipanaskan))
Tabung 6 (Aquadest + larutan benedict ) Menghasilkan menjadi biru

3) Uji terhadap ovalbumin


Bahn uji Hasil
Tabung 7 (Bekerglass 3 + HNO3) Tidak keruh
Tabung 8 (larutan pembanding Ovalbumin + Keruh (menggumpal/ terjadi
HNO3) denaturasi)
Tabung 9 (Aquadest + HNO3) Tidak keruh
6
d. Data praktikum difusi osmosis
Bobot kantung (gr) menit ke-
Bahan Uji
0 15 30 45 60 75
Beaker 1 (air hangat) + kantung air 2.5673 2.7445 2.6674 2.7395 2.6475 2.7535
hangat
Beaker 2 (air hangat) + kantung sukrosa 2.3567 2.4864 3.2673 3.4646 3.6436 3.8543
20%
Beaker 3 (air hangat) + kantung sukrosa 2.5436 2.8463 3.4653 3.9447 4.4637 4.8978
40%
Beaker 4 (air hangat) + kantung sukrosa 3.6435 4.5468 5.4678 5.9325 6.4623 6.9533
60%
Beaker 5 (sukrosa 60%) + kantung air 3.4566 3.3566 2.6745 2.3584 2.0465 1.7446
hangat

E. Pembahasan
a. Difusi sederhana
Pada tabung reaksi 1 dilakukan percobaan dengan memasukan Kristal KMnO4
ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan air dingin kedalam tabung reaksi tersebut,
setelah diamati percoban tersebut KMnO4 lama terdistribusi, berbeda dengan reaksi
yang kedua dimana larutan KMnO4 ditambahkan dengan air panas maka KMnO4 lebih
cepat terdistribusi. Artinya dalam proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau
gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, suhu sangat berpengaruh, dimana semakin
tinggi suhu, partikel mendapatkan energy untuk bergerak lebih cepat. Maka, semakin
cepat pula kecepatan difusinya. Dengan sebaliknya jika suhu yang digunakan lebih
rendah, partikel akan mendapatkan energy untuk bergerak lebih lambat dan kecepatan
difusi akan semakin lambat.
b. Difusi agar
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.Difusi dapat berlangsung melalui tiga
mekanisme,yaitu difusi sederhana,difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein
transmembran,dan difusi difasilitasi.Ada beberapa factor yang mempengaruhi
kecepatan difusi,yaitu :

 Ukuran Partikel

7
Semakin kecil ukuran partikel suatu benda makan akan semakin cepat bergerak
sehingga difusi semakin cepat
 Ketebalan membran
Ketebelan membran berpengaruh terhadap kecepatan difusi,karena semakin tebal
nya membran makan kecepatan difusi akan berkurang
 Luas Suatu Area
Jika semakin luas suatu area,maka kecepatan difusi akan semakin cepat
 Jarak
Jika jarak antara dua konsentrasi semakin besar,maka kecepatan difusi akan
menjadi lambat
 Suhu
Jika suhu nya tinggi,maka kecepatan difusinya akan cepat karena mendapatkan
energy untuk bergerak
Pada percobaan difusi agar,dengan membuat agar lalu dibuat 1 lubang ditengah
untuk memasukkan zat pewarna makanan bubuk,setelah diamati.Zat pewarna tersebut
menyebar ke area lainnya.Hal ini disebebkan ketebalan dari agar tersebut tidak terlalu
tebal sehingga dapat menyebabkan penyebaran zat pewarna tersebut.

c. Difusi melalui membran


1. Uji terhadap Nacl
Dalam tabung reaksi 1 dimasukan air suling yang sebelumnya sudah dicelupkan
larutan koloidal dalam posisi melayang yang dibungkus dengn kantong selofan,
kemudian ditambahkan dengan AgNO3, mengahasilkan endapan putih, yang
artinya larutan Nacl tersebut bisa melewati selofan. Seperti yang dilakukan pada
tabung reaksi 2 dimana dilakukan percobaan pada larutan pembanding Nacl
kemudian ditambahkan dengan AgNO3 memberikan hasil endapan putih.
Artinya dalam tabung reaksi 1 terdapat Nacl, dengan demikian bahwa Nacl
dapat melewati membran semi permeable tubuh kita .
2. Uji terhadap glukosa
Pada percobaan tabung reaksi 4, dimasukan air suling yang sebelumnya sudah
dicelupakan oleh larutan koloidal dalam posisi melayang kemudian air suling
dalam tabung reaksi 4 ditambahkan dengan larutan benedict kemudian

8
dipanaskan. Untuk tabung reaksi 5 digunakan larutan pembanding glukosa lalu
ditambahkan dengan larutan benedict kemudian dipanaskan. Hasil dari tabung
reaksi 5 memberikan warna merah bata, berbeda dengan hasil dari tabung reaksi
4 dimana tabung reaksi 4 menghasilkan warna biru yang artinya bahwa dalam
tabung reaksi 4 tidak terdapat glukosa, sama halnya dengan percoban pada
tabung reaksi 6 yang menghasilkan warna biru artinya tidak terdapat glukosa
dalam tabung reaksi tersebut. Dengan demikian, glukosa tidak dapat menembus
membrane permiabel tubuh kita, karena cairan yang ada di tabung reaksi 1
warnanya tetap sama (berwarna biru) meskipun sudah melakukan pemanasan
warnanya tetap tidak berubah. Glukosa tidak dapat menembus membran secara
langsung. Oleh karena itu, glukosa memerlukan protein pembawa atau
transporter untuk menembus membran.
3. Uji terhadap Albumin
Pada percobaan tabung reaksi 7, dimasukan hasil air suling yang
sebelumnya sudah dicelupakan oleh larutan koloidal yang dibungkus oleh
kantung selofan dalam posisi melayang kemudian air suling ditambahkan
HNO3 untuk menguji adakah senyawa oval bumin dalam air suling tersebut.
Hasil yang diperoleh air tersebut tidak keruh, sama seperti pada percobaan
tabung reaksi 9 dimana aquadest direaksikan dengan HNO3 hasilnya tidak
keruh. Sedangkan percobaan yang dilakukan pada tabung reaksi 8 dimana
larutan pembanding Oval bumin direaksikan dengan HNO3 memberikan hasil
keruh dan menggumpal atau terjadi denaturasi. Artinya bahwa dalam tabung
reaksi 7 tidak terdapat oval bumin karena oval bumin tidak bisa melewati
selofan. Dengan begitu, oval bumin/ protein tidak bisa melewati membrane
semi permiabel kita.

d. Osmosis
• Osmosis adalah sebuah proses dari berpindahnya pelarut dari suatu larutan yang
di mana memiliki daya konsentrasi yang cukup rendah ataupun suatu pelarut yang
murni dengan melewati berbagai membran semppermeabel ke dalam larutan yang
memiliki daya konsentrasi yang cukup tinggi sehingga pada akhirnya akan
tercapai keseimbangan untuk laju para pelarutnya.

9
• Larutan isotonik adalah larutan yang tekanan osmotiknya sama dengan cairan
tubuh ataupun larutan lain yang dibandingkan.
• Pada beaker glass dan kantung selofan pertama berisi air hangat, pada beaker
glass kedua berisi air hangat dan kantung selofan berisi larutan sukrosa 20%, pada
beaker glass ketiga berisi air hangat dan kantung selofan berisi larutan sukrosa
40%, pada beaker glass keempat berisi air hangat dan kantung selofan berisi
larutan sukrosa 60%, dan pada beaker glass kelima berisi sukrosa 60% dan
kantung selofan berisi air hangat. Kemudian, pada percobaan yang pertama untuk
mengamati proses osmosis, larutan sukrosa 20%, 40% dan 60 % dimasukkan
kedalam masing-masing plastik selofan dan direndam selama 75 menit dalam
masing-masing beaker glass berisi aquadest yang memiliki volume yang sama,
disetiap 15 menitnya dilakukan penimbangan terhadap masing-masing plastik
selofan. Sedangkan pada percobaan yang kedua, larutan sukrosa 30% dan 60%
tersebut dimasukkan kedalam masing-masing beaker glass dengan volume yang
sama, sedangkan aquadest dimasukkan kedalam masing-masing plastik selofan
dan direndam dalam masing-masing beaker glass berisi larutan sukrosa. Hasil
dari percobaan proses osmosis pertama adalah plastik selofan berisi larutan
sukrosa 60% secara perlahan-lahan menunjukan kenaikan berat yang lebih
darastis dibandingkan dengan plastik selofan berisi larutan sukrosa 20% dan 40%.
Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan aquadest mampu berpindah dengan lebih
cepat menuju larutan dengan konsentrasi zat terlalut yang lebih tinggi untuk
mencapai isotonik (kesetimbangan) atau dikatakan lain gradient konsentrasi pada
proses osmosis antara larutan sukrosa 60% dan aquadest memiliki jarak yang
lebih jauh dibandingkan gradient konsentrasi antara aquadest dengan larutan
sukrosa 20% ataupun 40%, sehingga aquadest pun berpindah lebih cepat menuju
daerah/lingkungan dengan perbedaan konsentrasi yang lebih jauh/tinggi untuk
mencapai isotonik. Sedangkan hasil percobaan kedua dari proses osmosis ini
dinilai tidak akurat disebabkan terjadinya human error atau praktikan yang salah
dalam melaksanakan prosedur kerja. Hasil yang akan didapat jika percobaan ini
dapat dilakukan dengan prosedur kerja yang benar adalah plastik selofan berisi
aquadest yang direndam dalam larutan sukrosa 60% menunjukan penurunan berat

10
yang lebih drastis dibandingkan dengan aqudest dalam plastik selofan yang
direndam dalam larutan sukrosa 30%. Hal tersebut terjadi karena perbedaan
gradien konsentrasi yang jauh antara aquadest dengan larutan sukrosa 60%.
• Jadi kesimpulannya yaitu pada kantong 2,3, dan 4 menunjukkan pertambahan
berat pada tiap kantongnya. Pada kantong 4 menunjukkan pertambahan yang
paling banyak sehingga semakin tinggi perbedaan konsentrasi maka akan
semakin banyak atau semakin cepat terjadi osmosis. Sedangkan pada kantong 1
seharusnya berat kantong relatif tetap, karena memiliki larutan isotonik dan pada
kantong 5 berat kantong berkurang, karena konsentrasi zat terlarut diluar kantong
lebih tinggi dari pada di dalam kantong

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Difusi adalah proses pergerakan acak partikel-partikel ( atom, molekul) gas cairan dan
larutan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah sedangkan Osmosis adalah
perpindahan pelarut misalnya air melalui membran selektif permeabel dari konsentrasi
pelarut yang tinggi atau hipotonik menuju konsentrasi pelarut yang lebih rendah atau
hipertonik.

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa difusi dan osmosis dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti Ukuran molekul terbukti pada hasil percobaan difusi NaCl di
mana beker gelas yang berisi aquades bercampur dengan NaCL yang dicelupkan
menggunakan plastik selokan lalu dipengaruhi juga oleh gradien konsentrasi di mana
dilakukan Percobaan osmosis menggunakan aquadest serta sukrosa 20% ,40%, dan 60% a
ternyata sukrosa dengan konsentrasi 60% yang mengalami penurunan berat yang drastis
Selain itu difusi osmosis juga dipengaruhi oleh luas permukaan sehingga plastik selopan
yang terisi sampel harus tercelup seluruhnya ke dalam aquades di dalam beker gelas yang
terakhir difusi osmosis dipengaruhi oleh suhu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Martini. Anatomi & Physiology, seventh edition.

Krismayanti Lutvia, 2015. Anatomi Fisiologi Manusia, Mataram : Institut Agama Islam Negeri
(IAIN)

Chalik Raimundus, 2016. Modul Anatomi Fisiologi Manusia, cetakan I, Jakarta.

13
LAMPIRAN LAMPIRAN

1. Percobaan Difusi sederhana


Keterangan :

 kiri air dingin


 kanan air panas

2. Percobaan difusi agar

3. Difusi melalui membran


a. Uji terhadap Nacl
Keterangan :

 kiri NaCl
 tengah cairan beaker glass
 kanan aquades

14
b. Uji terhadap glukosa

Keterangan :

 kiri glucose
 tengah beaker glass
 kanan aquades

c. Uji terhadap oval bumin

Keterangan :
 kiri ovalbumin
 tengah cairan beaker glass
 kanan aquades

4. Percobaan Osmosis

15
SISTEM
SKELETAL
1A
Kelompok 5 :
1. Eldina Wahyuni Pratiwi
2. Endah Miski Shofiah
3. Nadia Nursaa’dah
4. Riska Maryati Jamil
5. Vinka Auriawati Budiansyah
Sistem Rangka Dan Sendi

● Alat gerak tubuh manusia  Sistem


Muskuloskeletal : pasif  rangka
(skeletal) : Aktif otot ( muscle)
● Rangka-tulang : Jaringan ikat yang
keras dan kaku ( jaringan penyokong ) ;
yang mengandung mineral, zat perekat
dan zat kapur
● Tulang rawan, tulang, dan sendi
Fungsi Sistem Rangka

01 Penyangga
03 Pelindung

02 Penyimpanan 04 Penggerak
Mineral
Tulang ( Skeletal )
Tulang Rawan Tulang Keras

Tulang Rawan

Tulang Rawan Fibrokatilago


Hialin Tulang Rawan
Elastin
Macam Tulang Dan Jenisnya
Appendicullar
Axial Skeleton
Skeleton
• Skull • Scapula & Collabone
• Sternum • Upper Limb Bones
• Ribs • Hip
• Vertebrae • Lower Limb Bones
• Sacrum
Sendi
Sinovial
Febrosa Kartilago
1. Jaringan kolagen kapsula sendi &
ligamen
2. Bentuk Permukaan Sendi 
menentukan gerakan spesifik sendi
3. Adanya tulang lain,otot rangka &
bantalan lemak pada sendi
4. Tegangan pada tendon yang
menempel pada tulang yang
Penstabilan Sendi
bersendi

Anda mungkin juga menyukai