Anda di halaman 1dari 30

DASAR-DASAR ANATOMI

OLEH :

KELOMPOK 6

1. ALPHY NABILAH NAZLA P17335120005


2. AUBREY JOANNA P17335120014
3. MOCHAMAD BAYU AJI SANTIKA P17335120043
4. NISA NURFADILAH P17335120051
5. NOVA ERLIYANTI P17335120053

TANGGAL PRAKTIKUM : 3 NOVEMBER 2020


TANGGAL PENGUMPULAN LAPORAN : 5 NOVEMBER 2020

LABORATORIUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
A. LATAR BELAKANG

Anatomi tubuh manusia adalah serangkaian pengetahuan tentang susunan dari bagian-
bagian beserta perlengkapan tubuh yang membentuk suatu sistem fungsional dalam keadaan
normal.
Anatomi terbagi atas anatomi makroskopik dan anatomi mikroskopik. Anatomi
mikroskopik mempelajar suatu struktur yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Bentuk
pemeriksaan mikroskopis adalah pemeriksaan sitolology dan histologi. Sitology mempelajari
suatu sel secara individual sedangkan histologi mempelajari suatu jaringan. Anatomi makroskopik
mempelajari suatu stuktur yang besar yang bisa dilihat dengan mata telanjang, seperti anatomi
permukaan (ciri-ciri dari permukaannya), anatomi regional (fokus pada area tertentu), anatomi
sistemik (mempelajari organ secara sistem : pencernaan, peranafasan,dll).

B. TUJUAN
1. Mampu menjelaskan struktur organisasi yang membentuk tubuh manusia dan kaitan
satu sama lain.
2. Mampu mengidentifikasi organ dalam tubuh dan fungsi utamanya.
3. Mampu menjelaskan posisi tubuh, rongga tubuh, dan bidang tubuh.

C. PRINSIP
Prinsip organ yang membentuk tubuh manusia.

D. TEORI
1. Lembar Kerja
1. Uraikan Organisasi tubuh dari yang terendah hingga tertinggi.
a. Atom f. Jaringan
b. Molekul g. Organ
c. Makromolekul h. Sistem Organ
d. Organel i. Organisme
e. Sel

2. Uraikan Posisi anatomi berikut :

a. Anterior (Bagian depan tubuh) f. Eksternal (Bagian luar tubuh)


b. Posterior (Bagian belakang tubuh) g. Assendens (Bagian tubuh yang naik)
c. Superior (Bagian atas tubuh) h. Dessendens (Bagian tubuh yang turun)
d. Interior (Bagian bawah tubuh) i. Lateral (Bagian samping tubuh)
e. Internal (Bagian dalam tubuh) j. Medial (Bagian tengah tubuh

3. Definisikan posisi anatomi berikut :

No Posisi Anatomi Definisi Contoh


1. Anterior Lebih dekat ke depan. Lambung terletak anterior
terhadap limpa.

2. Posterior Lebih dekat ke belakang. Jantung terletak posterior


terhadap tulang rusuk.

3. Inferior Lebih dekat pada kaki. Pusar terletak inferior

terhadap payudara.
4. Superior Lebih dekat pada kepala. Mulut terletak superior

terhadap dagu.

5. Medial Lebih dekat ke bidang Pangkal lengan terletak medial


median. terhadap tubuh.

6. Lateral Menjauhi bidang median. Telinga terletak lateral


terhadap mata.

7. Proksimal Lebih dekat dengan batang Siku terletak


tubuh atau pangkal.
proksimal terhadap telapak
tangan.

8. Distal Lebih jauh dari batang tubuh Pergelangan tangan


atau pangkal.
terletak distal terhadap
pangkal lengan.

9. Superfisial Lebih dekat ke/di Otot kaki terletak superfisial


permukaan. dari tulangnya.

10. Deep / Internal Lebih dekat ke/di Tulang hasta dan pengumpil
permukaan. terletak lebih profunda dari
otot lengan bawah.

4. Uraikan Potongan Tubuh berikut :


No Nama Potongan Keterangan :
tubuh
a. Bidang Median membelah sisi kanan dan kiri tubuh
b. Bidang Koronal membelah sisi depan (frontal) dan belakang (dorsal) tubuh
c. Bidang Horizontal membelah sisi atas (superior) dan bawah (inferior) tubuh
5. Tubuh kita terdiri dari dua rongga utama yaitu rongga anterior dan posterior

a. Apa fungsi rongga tubuh ?


1. Rongga Tengkorak
Berfungsi untuk melindungi otak serta organ-organ indra seperti mata serta telinga
bagian dalam.

2. Rongga Tulang belakang


Berfungsi sebagai penyangga tubuh sehingga manusia dapat berdiri tegak,
membungkuk dan menggeliat.

3. Rongga Dada
Berfungsi melindungi organ dada dari cidera.

4. Rongga Perut
Berfungsi untuk menyediakan tempat bagi organ-organ.

5. Rongga Panggul
Berfungsi sebagai tempat pergerakan dan menyediakan ruang yang cukup untuk
perkembangan janin.

b. Uraikan mengenai pembagian rongga tubuh tersebut.

Nama Rongga Organ yang dikelilingi Rongga Membran


Rongga Posterior
( Rongga Tubuh
Punggung/ Doral)
a.Rongga Otak Meninges
Tengkorak
b.Tulang Sumsum Tulang Belakang Meninges
Belakang
Rongga Anterior
( Rongga Tubuh
Ventral )
a.Rongga Dada Paru-paru, jantung, kerongkongan, Pleura
saluran pernapasan, pembuluh darah
besar
b. Rongga Perut Lambung, usus, limpa, hati, empedu, Peritoneum
pankreas, ginjal
c. Rongga Kantung kemih, uretra, sebagian usus Peritoneum
Panggul besar, organ reproduksi bagian dalam
6. Sebutkan Fungsi dan Organ Penyusun dari berbagai sistem organ berikut :
1. Sistem Integumen (Kulit)

a. Organ Utama : Kulit, kuku, rambut

b. Fungsi : Pelindung (proteksi), pengatur suhu, menjaga keseimbangan air,


penerima sinyal masuk, pengirim sinyal keluar, memproduksi zat penting

2. Sistem Skeletal (Rangka)

a. Organ Utama : Tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka
penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah

b. Fungsi : Menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat


melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh

3. Sistem Muscular (Otot)

a. Organ Utama : Otot polos, otot jantung dan otot rangka

b. Fungsi : Alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh

4. Sistem Nervous

a. Organ Utama : Saraf tulang belakang, simpul-simpul syaraf dan serabut syaraf

b. Fungsi : Menerima dan merespon rangsangan

5. Sistem Endocrin

a. Organ Utama : Kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin,
kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu

b. Fungsi : memproduksi hormonyang mengatur aktivitas tubuh

6. Sistem Cardiovascular

a. Organ Utama : Jantung, pembuluh arteri, pembuluh vena, pembuluh kapiler, pembulu getah
bening (limfatik) dan kelenjar limfe

b. Fungsi : Menjaga tubuh dari penyakit, menyebar sari makanan dan oksigen ke seluruh
tubuh serta mengangkut zat-zat sisa ke luar tubuh
7. Sistem Lymphatic

a. Organ Utama : Sumsum tulang belakang, limfa, timua, kelenjar getah bening,
cairan getah bening, dan pembuluh getah bening

b. Fungsi : Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke sirkulasi darah,


mengangkut limfosit, serta membawa lemak emulsi dari usus

8. Sistem Respiratory

a. Organ Utama : Hidung, faring, laring, trakea/trakhea, bronki dan paru-paru

b. Fungsi : Mengambil oksigen, menyediakan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida


ke luar tubuh

9. Sistem Digestive

a. Organ Utama : Mulut, kerongkongan, lambung, rektum, hati dan pankreas

b. Fungsi : Melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel
tubuh secara fisika maupun secara kimia

10. Sistem Urinary

a. Organ Utama : ginjal, paru-paru (karbon dioksida), hati (racun) dan kulit (keringat)

b. Fungsi : Memindahkan hasil metabolisme yang sudah tidak diperlukan ke luar tubuh
sehingga sel-sel tubuh dapat menjaga keseimbangannya terhadap lingkungan

11. Sistem Male Reproductive

a. Organ Utama : Penis, skrotum, dan testis

b. Fungsi : Memproduksi dan menyimpan, serta mengantarkan sperma untuk


membuahi sel telur

12. Sistem Female Reproductive

a. Organ Utama : Tuba falopi, ovarium, vagina dan serviks, serta uterus (rahim)

b. Fungsi : Memproduksi sel telur dan menyediakan tempat untuk janin


selama kehamilan.
CAIRAN TUBUH

OLEH :

KELOMPOK 6

1. ALPHY NABILAH NAZLA P17335120005


2. AUBREY JOANNA P17335120014
3. MOCHAMAD BAYU AJI SANTIKA P17335120043
4. NISA NURFADILAH P17335120051
5. NOVA ERLIYANTI P17335120053

TANGGAL PRAKTIKUM : 3 NOVEMBER 2020


TANGGAL PENGUMPULAN LAPORAN : 5 NOVEMBER 2020

LABORATORIUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
A. LATAR BELAKANG

Organ merupakan bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi tertentu.Penyusun organ
adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan satu dengan lainnya. Contoh:
usus halus, berfungsi mencerna dan menyerap sari-sari makanan. Struktur usus halus terdiri dari
jaringan otot, jaringan epitel, jaringan ikat, dan jaringan saraf. Sistem organ merupakan gabungan
dari berbagai organ yang melaksanakan satu fungsi dalam koordinasi tertentu.
Proses transport materi merupakan salah satu aktivitas yang berlangsung yang berlangsung
dalam tubuh kita. Ada 2 transport dalam tubuh, yaitu transport aktif dan transport pasif. Transport
pasif ada 2 yaitu difusi dan osmosis. Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul
zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat
berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),difusi melalui saluran
yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi
(fasiliated difusion). Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekul -molekul yang
berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat
menembus lipid bilayer pada membran secara langsung.Membran sel permeabel terhadap molekul
larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut
dalam lemak. Selain itu, membran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti
O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu,
dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein
transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan
diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul
berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral, tidak dapat
menembus membran secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk
dapat menembus membran.
Sedangkan osmosis adalah perpindahan zat pelarut dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi. Larutan isotonik adalah larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama,
jadi apabila kita mempunyai larutan A dan B dimana kedua larutan tersebut mempunyai tekanan
osmosis yang sama, maka dikatakan larutan A isotonik dengan larutan B. Larutan hipotonik adalah
larutan dengan konsentrasi terlarut rendah, memiliki lebih benyak molekul air yang bebas (tidak
terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Larutan
hipertonik adalah larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi, sebagian besar molekul air
terikat atau tertarik ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas
dan bisa melewati membrane.
B. TUJUAN
1. Mampu memahami anatomi dan faal tubuh manusia yang penting dalam hubungannya
dengan absorbsi, metabolisme, transformasi aksi dan reaksi obat.
2. Dapat menunjukkan letak organ-organ tubuh, serta dapat menjelaskan sistem
transpor dalam tubuh.

C. PRINSIP
Prinsip proses transport antar sel.

D. ALAT DAN BAHAN


No. Alat Bahan
1. Gelas piala 50 ml dan 100 ml NaCl 0,9 %
2. Kantong selofan glukosa 5%
3. Tali, Putih telur
4. Penangas air, air, Agar
5. Sendok Pewarna makanan
6. Lampu spirtus, AgNO3 1%
7. Cawan petri, Kristal KmnO4
8. Pipet tetes Kristal Metil jingga
9. Batang pengaduk Larutan Benedict
10. Alat pelubang Larutan sukrosa 20%
11. Penjepit tabung Larutan sukrosa 40%
12. Stopwatch Air Larutan sukrosa 60%
13. Gelas ukur 10 ml Air suling hangat
14. Neraca analitik Larutan agar
15. Kompor HNO3
16. Wadah bening
E. Alur/Metode

a. Percobaan Difusi

i. Difusi Sederhana

 Dimasukkan beberapa butir kristal KMnO4 ke dalam gelas kimia

 Diisi setengahnya dengan air

 Dilakukan pengamatan selama 1jam

 Diulangi percobaan menggunakan air hangat

 Diamati perbedaannya (kecepatan difusi pada suhu yang berbeda)

ii. Difusi Agar

 Dibuat larutan agar 2% dalam air suling pada gelas piala

 Dididihkan agar tersebut sampai diperoleh larutan bening

 Larutan agar 5ml dituangkan ke cawan Petri dan dibiarkan memadat

 2 buah lubang dibuat dengan jarak 3 cm, pada agar yang telah memadat

 Diletakkan kristal KMnO4 pada salah satu lubang dan kristal metal jingga pada lubang yang lain
 Dicatat jarak difusi KMnO4 dan metal jingga sebagai fungsi waktu

 Mana yang berdifusi lebih cepat? Mengapa?

iii. Difusi melalui Membran

 Dibuat larutan koloidal yang terdiri dari putih telur, natrium klorida 0,9% dan glukosa 5%
 Dimasukkan larutan koloidal ke dalam kantong selofan ¾ penuh

 Diikat kantong selofan dengan rapat

 Digantungkan kantong selofan pada batang pengaduk dengan tali

 Kemudian dicelupkan ke dalam gelas piala berisi air suling dalam posisi melayang
 Didiamkan selama 1 jam

 Diuji air suling dengan gelas piala terhadap adanya NaCl, albumin dan glukosa setelah 1 jam Untuk
uji difusi melalui membran ini, siapkan 9 buah tabung reaksi, beri nomor 1 sampai 9
Uji terhadap NaCl

 Tabung reaksi 1 dimasukkan 3 ml cairan yang berasal dari gelas piala di atas

 Tabung reaksi 2 dimasukkan 3 ml air suling

 Tabung reaksi 3 dimasukkan 3 ml larutan NaCl 0,9 %

 Diamati perbedaan yang terjadi pada ketiga tabung (pada tabung yang mana terdapat endapan
putih?)
Uji terhadap Glukosa

 Tabung reaksi 4 dimasukkan 3 ml cairan yang berasal dari gelas piala di atas

 Tabung reaksi 5 dimasukkan 3 ml air suling

 Tabung reaksi 6 dimasukkan 3 ml larutan glukosa

 Tabung reaksi 4, 5, dan 6 ditambahkan 3 ml larutan Benedict

 Dididihkan tabung 4, 5, dan 6 selama beberapa menit, kemudian didinginkan

 Diamati perbedaan yang terjadi pada ketiga tabung (pada tabung yang mana terbentuk endapan
hijau, kuning atau merah?)
Uji terhadap Albumin

 Tabung reaksi 7 dimasukkan 3 ml cairan yang berasal dari gelas piala di atas

 Tabung reaksi 8 dimasukkan 3 ml air suling

 Tabung reaksi 9 dimasukkan 3 ml putih telur

 Tabung 7, 8, dan 9 ditambahkan beberapa tetes HNO3

 Diamati perbedaan yang terjadi pada ketiga tabung (pada tabung yang mana terdapat
kekeruhan.
b. Percobaan Osmosis

 Disiapkan 5 kantung selofan berukuran sama

 Diisikan masing-masing :

kantong 1 : air hangat 10 ml


kantong 2 : larutan sukrosa 20% 10 ml

kantong 3 : larutan sukrosa 40% 10 ml

kantong 4 : larutan sukrosa 60% 10 ml kantong 5 : air suling hangat 10 ml

 Ditutup dan diikat dengan tali sehingga tidak terdapat udara dalam kantong

 Ditimbang bobot tiap kantung

 Dicelupkan ke dalam gelas piala berisi air hangat pada kantong 1 sampai 4

 Dicelupkan ke dalam gelas piala berisi larutan sukrosa 60% pada kantong 5

 Setelah 15 menit, diangkat kantong-kantong dan dikeringkan bagian luarnya

 Ditimbang bobot tiap kantong

 Dicelupkan kembali kantong-kantong ke dalam gelas piala masing-masing

 Diulangi pada menit ke-30, 45,60 dan 75

F. PENGAMATAN

a. Percobaan Difusi

i. Difusi Sederhana

Gambar.1 Air dingin (kiri) , Air panas (kanan)

NO BAHAN UJI HASIL


DIFUSI
1. Air dingin + Lambat
KMnO4
2. Air panas + Cepat
KMnO4
ii. Difusi Agar
No Waktu Penyebaran warna
1 15 Belum terjadi perubahan warna ataupun
mnt
2 1 jam Warna mulai menyebar secara perlahan sebanyak ¼ bagian
3 3 jam Warna mulai menyebar sebanyak ½ bagian namun warna yg
menyebar terlihat lebih terang daripada warna yang ada
ditengah.

a. 15 menit

b. 1 jam

c. 3 jam
iii. Difusi Melalui Membran

Uji terhadap NaCL

No Perlakuan Perubahan
1. Air rendaman + AgNO3 Tidak terdapat endapan
putih
2. Aquadest + AgNO3 Terdapat endapan putih
3. Larutan NaCL 0,9% + Terdapat endapan putih
AgNO3

Uji terhadap Glukosa

No Perlakuan Perubahan
1. Air rendaman + Benedict Berwarna biru kehijauan
( lalu dipanaskan )
2. Aquadest + benedict ( lalu Berwarna biru kehijauan
dipanaskan )
3. Larutan glukosa + Terbentuk endapan
benedict ( lalu merah bata
dipanaskan )

Uji terhadap Albumin

No Perlakuan Perubahan
1. Air rendaman + HNO3 Tidak keruh
2. Aquadest + HNO3 Tidak keruh
3. Putih telur + HN03 Keruh
b. Percobaan Osmosis

Bahan Uji Bobot kantong (gr) menit ke-


Beaker 1 (air hangat) + kantung air hangat Beaker 1 yang diisi air hangat kemudian
dimasukkan kantung air hangat, bobot
kantung setiap menit naik dan turun.
Beaker 2 (air hangat) + kantung sukrosa 20% Beaker 2 yang diisi air hangat kemudian
dimasukkan kantung sukrosa 20%,
bobot kantung setiap menit naik.
Beaker 3 (air hangat) + kantung sukrosa 24% Beaker 3 yang diisi air hangat kemudian
dimasukkan kantung sukrosa 40%,
bobot kantung setiap menit naik.
Beaker 4 (air hangat) + kantung sukrosa 60% Beaker 4 yang diisi air hangat kemudian
dimasukkan kantung sukrosa 60%,
bobot kantung setiap menit naik.
Beaker 5 (sukrosa 60%) + kantung air hangat Beaker 5 yang diisi larutan sukrosa 60%
kemudian dimasukkan kantung air
hangat, bobot kantung setiap menit
turun.
G. PEMBAHASAN
a. Percobaan Difusi
i. Difusi Sederhana

Difusi sederhana yaitu yang pergerakan kinetik molekul atau ion nya melewati
membran sel tidak bereaksi dengan protein carier yang ada dimembran sel.
Kecepatan difusi sederhana ditentukan dari jumlah substansi yang ada , kecepatan
gerakan kinetik bahan, jumlah dan ukuran dari pori pada membran sel yang akan
dilewati oleh bahan itu. Pada difusi sederhana, proses difusi terjadi melalui dua jalan
yaitu melalui lapisan lipid jika zat itu terlarut dalam lemak dan melalui saluran air
atau protein.
Contoh proses difusi sederhana dalam tubuh manusia;
1. Paru paru
Saat udara yang terhembuskan pada alveoli yang mengembang dan oksigen
berdifusi di dinding alveoli dan masuk ke kapiler. Pada saat bersamaan, karbon
dioksida berdifusi dari kapiler dan masuk ke alveoli.
2. Ginjal
Ginjal terdiri dari jutaan struktur tubular kecil yang disebut nefron, yang masing-
masing berakhir pada struktur berdinding semi permeabel yang disebut
glomerulus. Darah yang mengandung limbah melewati simpul pembuluh darah
yang dikelilingi oleh glomerulus. Molekul kecil seperti air, natrium, kalium
glukosa dan produk limbah lainnya dapat melewati glomerulus dan masuk ke
nefron. Tubulus nefron dikelilingi oleh sebagian besar kapiler yang memiliki
konsentrasi molekul rendah yang berguna. Difusi memungkinkan molekul-
molekul ini masuk kembali ke aliran darah. Molekul sisa yang tersisa dalam
tubulus diubah menjadi urea.
3. Usus
Lapisan usus halus ditutupi oleh sel epitel dengan folikel mirip rambut kecil yang
dikenal sebagai mikro-villi. Lipid dapat menyebar secara langsung ke dalam sel
epitel yang melapisi usus halus di mana mereka kemudian diproses oleh
organel. Molekul lain seperti asam amino dipindahkan ke sel epitel dengan
proses yang dikenal sebagai difusi difasilitasi. Dalam proses ini transfer protein
khusus di dalam selaput sel epitel membantu mengeluarkan molekul dari usus
halus
4. Mata
Kornea di mata tidak memiliki pembuluh darah yang memasok oksigen ke
selnya. Hal ini membuat mata tidak biasa karena justru mendapatkan oksigen
yang dibutuhkan dengan difusi dari atmosfer. Oksigen pertama larut dalam air
mata dan kemudian berdifusi ke dalam kornea. Demikian pula, limbah karbon
dioksida berdifusi keluar dari kornea dan masuk ke atmosfer.

ii. Difusi Agar


Proses difusi sebagai proses perpindahan partikel dari larutan yg
konsentrasinya tinggi ke kosentrasi rendah melalui sekat yg bersifat semipermiable,
dalam percobaan ini agar dilarutkan terlebih dahulu dengan air dengan cara
dipanaskan menggunakan kompor dan panic setelah agar larut diamkan agar
sampai mengeras pada wadah bening,setelah agar mengeras dan dingin beri 2
lubang dengan jarak 3cm, lubangi sampai dasar lalu masukkan pewarna bubuk,
amati selama 15mnt kemudian1-3 jam lalu amati apa yang terjadi pada agar tersebut
setelah diberi pewarna bubuk.

iii. Difusi melalui Membran


Dari percobaan pratikum tersebut, digunakan larutan NACL 0,9%. Glukosa
dan Albumin. Ketiga larutan tersebut dimasukkan kedalam masing-masing kantong
selofan dan direndam selama 60 menit dalam masing-masing tabung reaksi berisi
aquadest yang memiliki jumlah volume sama. Hasil yang didapatkan menunjukan
bahwa proses difusi berlangsung pada tabung reaksi yang merendam kantong
selofan berisi NACL 0,9%.
Hal tersebut dapat diketahui dengan cara mereasasikan aquadest yang
berada dalam tabung reaksi dengan pereaksi AGNO3 dan didapatkan hasil endapan
putih yang menunjukan keberadaan molekul NACL yang berhasil menembus
membran kantong selofan. Hal ini dikarenakan sifat dari kantong selofan yaitu
bersifat semipermabel. Proses difusi tidak berlangsung pada tabung reaksi yang
merendam kantong selofan berisi albumin dikarenakan molekul albumin yang besar.
Hal tersebut dapat diketahui dengan cara mereaksikan aquadest yang merendam
kantong selofan berisi albumin dengan pereaksi HNO3 dan didapatkan hasil murni (
tidak ada endapan putih seperti albumin ). Sedangkan pada tabung reaksi yang
merendam kantong selofan berisi glukosa 5% tersebut tidak berlangsung proses
difusi. Hal tersebut dapat diketahui dengan cara mereaksikan aquadest yang
merendam kantong selofan berisi glukosa dengan pereaksi Benedict dan didapatkan
hasil murni ( tidak ada endapan kuning seperti albumin ) .

b. Percobaan Osmosis
Osmosis merupakan salah 1 perpindahan molekul pelarut dengan cara atau
melalui selaput semipermiabel dari bagian yang lebih encer itu ke bagian yang lebih
pekat atau pun juga dari bagian yang konsentrasi pelarut tinggi itu ke konsentrasi
pelarut (misalnya seperti air) rendah.
Faktor yang mempengaruhi osmosis, yaitu ukuran zat terlarut, tebal
membrane, luas permukaan, jarak zat pelarut dan terlarut, serta suhu.

Contoh Osmosis Pada Tubuh :


Garam serta mineral dari air ditransfer dengan melalui osmosis. Air mengalir
debgab melalui membran plasma sel dan sebab konsentrasi osmosis air, glukosa
serta garam dipertahankan di dalam tubuh. Jadi filtrasi osmotik penting di dalam
mencegah kerusakan sel.
Ikan air tawar menjaga keseimbangan cairan pada tubuh mereka itu dengan
melalui osmosis. Karena konsentrasi garam di dalam tubuh ikan lebih tinggi dari air
di sekitarnya, mereka kemudian tidak perlu minum air. Hal tersebut karena air
spontan diserap oleh hadir garam di dalam tubuh mereka
H. KESIMPULAN
a. Percobaan Difusi
i. Difusi Sederhana
1. Pada percobaan ini air dengan suhu panas lebih cepat terdistribusi dibandingkan
dengan percobaan yang memakai air dingin.
2. Difusi terjadi saat KMnO4 larut dalam air.
3. Cepat lambat difusi tergantung pada suhu air.
4. Semakin tinggi suhu air semakin cepat KMnO4 terdisfusi,begitupun sebaliknya.

ii. Difusi Agar

Dari percobaan dan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa terjadi


perubahan dan penyerapan dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah
melewati membrane agar yang seakan akan bersifat semipermiabel.

Difusi pada percobaan ini cukup lambat dikarenakan konsentrasi kepadatan


agar sepertinya terlalu padat sehingga bubuk pewarna sulit untuk diserap oleh agar
agar dan membutuhkan waktu yang lama.

iii. Difusi melalui Membran


Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa proses difusi berlangsung pada
tabung reaksi yang merendam kantong selofan berisi NACL 0,9%.
Hal tersebut dapat diketahui dengan cara mereasasikan aquadest yang
berada dalam tabung reaksi dengan pereaksi AGNO3 dan didapatkan hasil endapan
putih yang menunjukan keberadaan molekul NACL yang berhasil menembus
membran kantong selofan. Hal ini dikarenakan sifat dari kantong selofan yaitu
bersifat semipermabel.
Sedangkan pada tabung reaksi yang merendam kantong selofan berisi
glukosa 5% tersebut tidak berlangsung proses difusi. Hal tersebut dapat diketahui
dengan cara mereaksikan aquadest yang merendam kantong selofan berisi glukosa
dengan pereaksi Benedict dan didapatkan hasil murni ( tidak ada endapan kuning
seperti albumin ).

b. Percobaan Osmosis
1. Pada beaker 1 mengalami kenaikan dan penurunan bobot, seharusnya beaker 1
tidak mengalami penurunan bobot dikarenakan tekanan keduanya sama.
2. Pada beaker 2, 3, 4 mengalami kenaikan bobot yang sangat drastis karena
aquadest masuk kedalam kantong selofan, hal ini disebabkan oleh partikel air lebih
kecil dari pada partikel sukrosa.
3. Pada beaker 5 mengalami penurunan bobot kantung yang sangat drastis, hal ini
disebabkan karena air dalam kantung selofan dapat melewati kantong selofan dan
juga tekanan osmosis sukrosa 60% lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

https://pendidikan.co.id/pengertian-osmosis/

rosyid, marhana (2018). faal paru difusi JURNAL RESPIRASI vol 4 no 2 mei 2018.
Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.

Tim Penyusun Buku Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. 2020.


Penuntun Praktikum Anatomi & Fisiologi Manusia. Buku Penuntun Praktikum
Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kemenkes
Bandung.
SISTEM
SARAF
PUSAT
KELOMPOK 6
1. ALPHY NABILAH NAZLA
2. AUBREY JOANNA
3. MOCHAMMAD BAYU AJI
SANTIKA
4. NOVA ERLIYANTI
5. NISA NURFADILAH
Sistem saraf pusat manusia
terdiri atas otak dan sumsum
tulang belakang. Semua
bentuk rangsangan (impuls)
yang diterima oleh alat indra,
akan di bawa ke sistem saraf
pusat dan diproses oleh
sistem saraf pusat untuk
diberikan tanggapan.
1. OTAK
Otak terletak di dalam rongga kepala.
Secara fisik, bagian luar otak berwarna
abu-abu, sedangkan bagian dalamnya
berwarna putih.
Otak manusia dilindungi oleh selaput
pembungkus yang disebut meninges.
Selaput ini terdiri atas 3 lapisan, yaitu:

01 Durameter
Lapisan pembungkus otak paling luar
yang fungsi utamanya sebagai
pelindung otak dan penjaga cairan
serebrospinal.

02 Arachnoideamater
Lapisan pembungkus otak bagian
tengah yang berfungsi sebagai bantalan
otak untuk menghindari kerusakan
mekanik.

03 Piameter
Lapisan pembungkus otak terdalam
yang berbentuk lipatan-lipatan sesuai
permukaan otak. Lapisan ini berfungsi
sebagai pelindung otak serta pengedar
cairan serebrospinal.
Otak manusia
terdiri dari 3
bagian yaitu :
1. Otak Depan
Pusat berfikir, kecerdasan dan
merupakan pusat pengendali
semua gerak sadar.

2. Otak Tengah
Berfungsi untuk keseimbangan.

3. Otak Belakang
Terdiri dari medulla oblongata
(sumsum lanjutan) dan
serebelum (otak kecil).
2. SUMSUM TULANG
BELAKANG
Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
adalah saraf yang panjang, tipis, dan
berbentuk seperti tabung yang merupakan
bagian dari jaringan saraf yang memanjang
dari sumsum lanjutan (medula oblongata)
sampai di tulang belakang bagian pinggang.

Sumsum tulang belakang terdiri dari 31


pasang saraf spinalis. Saraf spinalis
terdiri dari 7 pasang dari segmen servikal,
12 pasang dari segmen thorakal, 5
pasang dari segmen lumbalis, 5 pasang
dari segmen sacralis, dan 1 pasang dari
segmen koxigeus.

Fungsi utama dari sumsum tulang


belakang adalah untuk transmisi
pemasukan rangsangan antara saraf tepi
dan otak.
Fungsi lain sumsum tulang belakang,
yaitu mengontrol gerakan refleks
(spontan), misalnya gerakan refleks pada
mata dan hidung.
Thank You
SUMBER:
https://www.dosenpendidikan.co.id/sistem-saraf-pusat/
https://www.studiobelajar.com/sistem-saraf-manusia/

Anda mungkin juga menyukai