Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS INDUSTRI RUMAHAN ( WARUNG NASI KUNING )

Natalia Puspita Dewi1, Beathrix Finelya2, Henny Kurniasari3, Viola Tupan4, Santi Sukartini5, Umbu Indra
G6, Angelly Kalengkongan7, Brigita Intan8.
Falkutas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
472016037

ABSTRACT
Many small industries are located in the Salatiga region and have various industries from snack to
heavy.At this time my group and I were given the task of visiting the home industry. The restaurant sold
in the home industry I visited was a yellow rice restaurant. chance we wanted to test the colors in the
food. The goal is to be able to ask something in one industry and know from raw materials I know how to
test color to eat with SNI quality standards. Methods to visit and ask in one of the home industry. The
conclusion of this home food does not use harmful ingredients.
Keywords : Pewarna makan, Spektrofotometri UV-Vis, Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

ABSTRAK
Banyak industri kecil berada di wilayah Salatiga dan memiliki berbagai industri dari makanan
ringan hingga berat. Pada saat ini kelompok saya dan saya diberi tugas untuk mengunjungi industri rumah
tangga. Restoran yang dijual di industri rumahan yang saya kunjungi adalah restoran nasi kuning.
Kesempatan kami ingin menguji warna makanan. Tujuannya adalah untuk bisa bertanya sesuatu dalam
satu industri dan tahu dari bahan baku saya tahu bagaimana cara uji warna makan dengan standar kualitas
SNI. Metode untuk mengunjungi dan bertanya di salah satu industri rumah tangga. Kesimpulan dari
makanan rumahan ini tidak menggunakan bahan berbahaya.

PENDAHULUAN
Usaha kecil atau industry kecil dapat membantu proses perekonomian di daerah tersebut, dan dapat
menambah lapangan kerja bagi yang membutuhkan. Jenis makan yang dijual juga berbeda-beda dari
makan ringan sampai makan berat atau makan untuk sehari-hari. Usaha kecil juga memiliki harga yang
bisa dibilang ekonomis untuk orang-orang yang memiliki ekonomi yang rendah. Industry kecil yang
kelompok kami lakukan ke industry makan besar atau bisa dibilang industry yang menjual makan sehari-
hari. Makanan sehari-hari sangat di butuhkan untuk kita karena bermanfaat bagi tubuh yang
membutuhkan nutrisi. Nutrisi yang terdapat dalam mkana berguna untuk metabolisme tubuh, cara kerja
otak dan sumber energy bagi tubuh.
Nasi kuning adalah nasi yang dimasak dengan santan dan dikukus terlebih dahulu kemudian
dimasak dengan santan yang telah masak dan diberi bumbu. Bahan baku nasi kuning adalah beras, santan,
kunyit, daun jeruk, serai, dan daun salam. Nasi kuning merupakan makana tradisional yang dimana
digunakan untuk merayakan ulang tahun dengan sebutan nasi tumpeng. Nasi tumpeng adalah salah satu
menu tradisional yang sering kita temui di Pulau Jawa, Bali dan Madura ketika sedang merayakan suatu
peristiwa penting. Dengan berbentuk kerucut dan bewarna kuning, nasi tumpeng kuning ini ternyata
mempunyai makna dari bentuk dan warnanya. Betuk kerucut ini mewakili makna gunung karena di Pulau
Jawa juga memiliki gunung berapi yang banyak dan mengingat pula  kepada sejarah pada masyarakat
zaman dahulu yang selalu memuliakan gunung. Di Pulau Jawa, bentuk kerucut ini memiliki makna
sebagai bentuk dari gunung suci di Pulau Jawa, yakni Mahameru yang juga merupakan tempat para
bidadari atau dewa-dewi bersemayam. Nasi kuning juga melambangkan kemakmuran, jadi kalau kita

1
merayakan sesuatu dan menggunakan nasi kuning, itu hanya sebagai pengaplikasian atau harapan semoga
kita bias hidup makmur (Puji, 2016). Nasi yang diolah dengan menggunakan santan, kunyit untuk warna
kuningnya dan rempah-rempah ini sudah menjadi tradisi Indonesia sejak lama. Menurut tradisi pula
warna kuning dari nasi ini juga dilambangkan seperti gunung emas yang artinya sebagai kekayaan,
kemakmuran dan moral yang luhur. Dengan memiliki arti seperti itu, jelas saja nasi ini kerap kita temui
dalam acara atau peristiwa-peristiwa syukuran atas nikmat yang telah diberikan dari Tuhan. Nasi yang
disajikan degan lauk lainnya, seperti sambal teri kacang, empal gepuk, sambal balado, urap dan sambal
goreng kentang hingga saat ini masih sering kita temui di pinggir jalan dan mulai dikonsumsi tidak hanya
untuk merayakan suatu peristiwa penting, tetapi juga dijadikan sebagai sarapan, namun dengan menu
yang lebih sederhana, seperti tempe orek, telur dadar dan sambal goreng.

Pewarna makanan merupakan bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki penampakan
makanan agar menarik, menyeragamkan dan menstabilkan warna, serta menutupi perubahan warna akibat
proses pengolahan dan penyimpanan (Cahyadi, 2009). Menurut Permenkes RI
No.722/Menkes/Per/IX/1988, zat pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau
memberi warna pada makanan. Penentuan mutu bahan makanan pada umumnya sangat tergantung pada
beberapa faktor seperti cita rasa, tekstur, nilai gizinya dan juga sifat mikrobiologis. Tetapi sebelum faktor-
faktor lain dipertimbangkan, secara visual faktor warna tampil lebih dahulu dan kadang-kadang sangat
menentukan. Zat warna yang sudah sejak lama dikenal dan digunakan, misalnya daun pandan atau daun
suji untuk warna hijau dan kunyit untuk warna kuning. Kini dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi telah ditemukan zat warna sintetis, karena penggunaannya lebih praktis dan harganya lebih
murah. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan suatu bahan pangan berwarna, antara lain dengan
penambahan zat pewarna. Secara garis besar, berdasarkan sumbernya dikenal dua jenis zat pewarna yang
termasuk dalam golongan bahan tambahan pangan, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis (Cahyadi,
2009).

Tujuan untuk bisa berintraksi terhadap satu industry dan mengetahui dari bahan mentah sa
mengetahui cara pengujian warna makan dengan kualitas standar SNI.

METODE
2.1 Waktu dan Tempat
Pada praktikum kali ini yang di selenggarakan pada hari Rabu tanggal 13 September 2017 pada
pukul 13.00 WIB.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang di gunakan adalah alat tulis ( pengsil/bulpoin ) bahannya adalah kertas atau buku tulis.
2.3 Prosedur Percobaan
Pada kali ini kita mencobaan untuk mewawancar salah satu industry rumahan untuk mengetahui
produk yang dijual. Kelompok saya menanyakan kepada salah satu industry rumahan dengan jenis makan
besar. Awal dari mulainya wawancara kita semua makan untuk memcicipkan makan tersebut, pada
warung makan ini menjual 3 jenis makan yaitu nasi kuning, nasi goring, dan nasi biasa. Sebelum
menanyakan makanan yang mau kita memesan makan nasi kuning dan nasi goreng, dan kita juga
langsung memberitahukan ke pada sumer untuk kesediaanya kita tanyakan. Setelah kita makan dan dalam
kondisi warung yang sudah sepi tidak melayani pembeli, kita dapat menanyakan pertanyaan terhadap
sumber. Mendapatkan waktu yang tepat untuk mewawan cara ibu awalnya kita menanya-tanya dari usaha
yang lakukan sang ibu dari awal berdirinya tempat makan tersebut serta pendapatan perhari. Dan sampai

2
mempertanyakan jumlah produksi yang dibuat dalam industry ini, berapa pesupply dari indusri ini, berat
perporsi, jenis apa yang terdapat dalam makan tersebut. Dengan bersenang hati sang ibu menjawab semua
pertanyaan yang kami ajukan. Setelah selesai sebagian dari kami memesan untuk dibawa pulang dan kita
uji perwarna yang mengunakan bahan alami atau tidak.

HASIL
Hasil dari jawaban sang ibu dimulai dari pertanyaan pertama yang menanyakan berapa banyaknya
jumlah produksi yang dihasilkan dalam satu hari. Jumlah produksi ada 3 jenis nasi dari nasi kuning, nasi
goreng, dan nasi putih atau nasi biasa. Pertanyan kedua yaitu tentang jumlah supply industry rumahan ini
dan si ibu bilang hanya saya jualan sendiri enggak disebarkan kemana-mana, tapi saya bisa dibuat
kemasan bila ada acara-acara yang mau dikemas ditempat mika. Pertanyaan ketiga ibu menjawab kalo
beratnya saya kurang tau soalnya saya tidak tau bera beratnya tapi saya tau berapa kilogram beras yang
saya masak untuk setiap produk itu, 8 kilogram untuk satu produksi yang saya buat perhari. Pertanyaan
yang terakhir buat yang kita ajukan untuk ibu adalah isi atau berapa bayak jumlah produk setiap porsi, ibu
menjawab 2 ½ centong nasi setiap porsi, ditambah 2 sendok makan mie dan 2 sendok makan tempe
kering, serta 1 sendok makan ayam yang disuwir. Dari 8 kilogram itu bisa menjadi 100 porsi, jadi satu
porsi perpiring sama dengan 80 gram.

PEMBAHASAN
Seperti yang tadi kelompok kami lakukan kami membeli makan yang di bungkus untuk diuji. Kita
mengambil beberapa sampel dari masakan tersebut, dini juga kita akan menguji makan tersebut
mengandung pewarna atau tidak. Uji yang kita lakukan uji untuk standar SNI. Zat warna yang digunakan
dalam makanan dan minuman seharusnya sesuai dengan peraturan yang ada. Namun, pada saat ini banyak
beredar makanan dan minuman yang mengandung zat pewarna berbahaya, salah satunya adalah metanil
yellow yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
239/Menkes/Per/V/85 tentang zat warna tertentu yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya dalam obat,
kosmetika dan makanan. Alasan penggunaan metanil yellow yaitu karena harganya yang murah, warna
yang dihasilkan juga menarik dan mudah untuk memperolehnya. Pewarna metanil yellow masih sering
dipakai untuk mewarnai makanan. Padahal metanil yellow merupakan bahan tambahan makanan (BTM)
yang dilarang penggunaannya dalam makanan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999. Salah satu produk makanan yang biasa ditambahkan dengan zat
warna adalah tahu (5). Zat pewarna yang biasa ditambahkan pada proses pembuatan tahu adalah zat
pewarna metanil yellow.
Bila satu porsi sama dengan 80 gram maka dari itu sama dengen 2 1/2 centong maka dari itu kita
membeli harus sekitar 11 porsi makan dengan 2 centong nasi dan 1 porsi dengan besaran centong 3 untuk
memenuhi batas dari pengujian. Bila 12 porsi maka kita dapat menguji makan tersebut dengan beberapa
kali untuk mengetahui benarkah makan tersebut mengandung pewarna makan yang bahaya bagi tubuh.
Penelitian bersifat eksperimental laboratorium, dengan melakukan analisis kualitatif pendahuluan dengan
reaksi warna kemudian dilanjutkan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan untuk
analisis secara kuantitatif menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis.
Uji Pendahuluan dengan Reaksi Warna
Dibuat larutan standar metanil yellow dengan konsentrasi 1000 ppm yaitu dengan cara menimbang
0,1 gram metanil yellow kemudian dilarutkan dalam etanol. Dari larutan stok tersebut dibuat larutan
dengan konsentrasi 900 ppm; 800 ppm; 700 ppm; 600 ppm; 500 ppm; 400 ppm; 300 ppm; 200 ppm; 100

3
ppm; 90 ppm; 80 ppm; 70 ppm; 60 ppm; 50 ppm; 40 ppm; 30 ppm; 20 ppm; 10 ppm; 9 ppm; 8 ppm; 7
ppm; 6 ppm; 5 ppm; 4 ppm; 3 ppm; 2 ppm; 1 ppm; 0,9 ppm; 0,8 ppm; 0,7 ppm; 0,6 ppm; 0,5 ppm; 0,4
ppm; 0,3 ppm; 0,2 ppm dan 0,1 ppm. Dari larutan yang telah diencerkan dalam berbagai konsentrasi
tersebut masing masing di teteskan dalam plat tetes dan diberi larutan HCl 1 N sebagai pereaksi spesifik
yang akan memberikan warna ungu. Pengujian yang dilakukan terhadap standar di atas bertujuan untuk
mengetahui batas deteksi antara metode dan senyawa yang akan di analisis. Kurang lebihnya 12,5 porsi
dengan berat 1000g atau sama dengan 1kg maka dari itu kita bisa di bagi 36 bagian dengan berat masing-
masing sekitar 28. Dari 36 sempel bisa menggunakan konsentrasi larutan yang berbeda-beda.
Uji Kualitatif dengan Metode KLT
Larutan eluen disiapkan dengan perbandingan volume n-butanol : asam asetat glasial : Aquadest
(4 : 5 : 1). Camber KLT yang sudah diisi eluen 5 mL disiapkan, kemudian ditutup selama setengah jam
supaya uap dalam chamber menjadi jenuh sehingga homogen, sementara itu plet KLT dipanaskan atau
diaktivasi dalam suhu 105ºC selama 5 menit supaya tidak mengikat uap air sehingga plat KLT tersebut
menjadi homogen. Plat KLT diberi tanda 1 cm dari tepi bawah garis. Garis ini disebut garis mula,
kemudian bagian atas digaris dengan jarak 8,5 cm dari gari mula dan ini disebut garis akhir. Pada garis
mula ditotolkan sampel yang sudah berbentuk filtrat dengan diameter noda tidak lebih dari 0,5 cm,
kemudian larutan standar ditotolkan dengan jarak 1 cm dengan jarak dari totolan sampel, penotolan yang
dilakukan sesering mungkin agar dapat meningkatkan reprodusibilitas, dikarenakan penotolan yang tidak
tepat akan menyebabkan bercak menyebar, setelah noda pada garis mula mengering kemudian plat
dimasukan ke dalam chamber yang berisi eluen, tinggi eluen harus berada di bawah noda yang terdapat
pada garis. Chamber ditutup rapat dengan aluminium foil, diusahakan agar chamber tidak dibuka selama
pengembangan. Eluen dibiarkan migrasi ke atas sampai garis akhir, lalu plat di keluarkan dari chamber
dan biarkan sampai kering. Noda sampel dilihat Rf-nya, kemudian dibandingkan dengan Rf larutan
standar.
Uji Kuantitatif dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis
Pembuatan larutan baku 100 metanil yellow dilarutkan dalam etanol sampai 100 mL. Penentuan
panjang gelombang (λ) maksimum. Larutan baku metanil yellow dipipet 0,1 mL; 0,15 mL dan 0,2 mL
menggunakan pipet volume lalu ditambahkan etanol dalam labu takar sebanyak 10 mL sehingga
konsentrasinya menjadi 10 ppm, 15 ppm dan 20 ppm. Diukur serapan maksimum pada panjang
gelombang 390-450 nm. Pembuatan kurva baku Larutan standar metanil yellow dimasukkan kedalam
labu takar 100 mL, dibuat seri larutan dengan konsentrsi yang bervariasi. Kemudian larutan tersebut
diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang telah diperoleh.
Dan itu perkiraan dari uji kali ini kita tidak dapat mengetahui dengan pasti karna kita tidak tau hasil
yang sebenarnya. Tapi kita sudah mengetahui nasi kuning ini tidak menggunakan pewarna makan yang
berbahaya, karena ibu sudah menjelaskan bahwa menggunakan kunyit tapi dengan skala yang rendah atau
dikit tidak sebanding dengan nasi yang dimasak.

KESIMPULAN
Dari kita sekelompok berhasil menanyakan kepada salah satu sumber dengan tidak keberatannya
si penjual kita tanya-tanya. Jawban yang penjual beri kami dapat mengetahui berapa penghasilan penjual
dan berapa banyak produksi yang dihasilkan perharinya. Dan uji dengan standar SNI ini dapat
menghasilkan yang akurat karena menggunakan sampel yang banyak dan metedo yang larutan yang
berbeda-beda. Adanya perbedaan konversi larutan kita juga dapat mengetahui berapa banyak kandungan
pewarna dari makan tersebut.

4
DAFTAR PUSTAKA
KORAN YOGYA, PUJI. Makna Nasi Kuning di Setiap Perayaan Indonesia. Artikel [koran online]
januari 2016 https://koranyogya.com/makna-nasi-kuning-di-setiap-perayaan-indonesia/ . Accessed
September 19, 2017.

Novriyanti Lubis. ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA METANIL YELLOW PADA


BEBERAPA PRODUK TAHU KUNING YANG BEREDAR DI WILAYAH GARUT DENGAN
METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE. Jurnal [ Jurnal
Online ]. http://farmasi.uniga.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/Kimia-Farmasi.pdf . Accessed September
19, 2017.

Jana, J. Studi Penggunaan Pewarna Sintetis (Sunset Yellow, Tartrazine dan Rhodamin B) Pada Beberapa
Produk Pangan di Kabupaten Sukabumi. 2007. FMIPA. UMMI

Dr.Ir. Wisnu Cahyadi, M.Si. ”Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan”. 2009. Ed 2,
penertbit Bumi Aksara,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai