Vit. A,D,E,K
Analisa Zat Gizi ❖ Vitamin A
Preformed
– Pangan hewani: retinol
A. Pengertian Provitamin
– Pangan nabati: karoten
• Komponen alami dari makanan dalam jumlah • Stabil terhadap cahaya, panas, dan
kecil. proses pemasakan konvensional
• Tidak disintesis oleh tubuh dalam jumlah yang • Rusak oleh oksidasi, pengeringan, sinar
mencukupi untuk fungsi metabolisme yang ultraviolet
normal. ❖ Vitamin D
• Kebanyakan vitamin berperan sebagai koenzim -Stabil terhadap panas dan oksidasi
dalam berbagai reaksi di dalam tubuh. -Banyak terdapat pada minyak ikan
• Dapat rusak karena reaksi kimiawi sehingga -Diproduksi di usu dan ginjal apabila
berubah menjadi senyawa yang tidak aktif atau jumlahnya dalam tubuh kurang
mengalami pelarutan. ❖ Vitamin E
• Defisiensi vitamin dapat menyebabkan -Stabil thdp panas dan asam
hipovitaminosis / avitaminosis -Tidak stabil thdp basa, oksigen, dan sinar
Macam-macam defisiensi vitamin : UV
-Defisiensi niasin -> pellagra -Ikut rusak Bersama dgn perusakan lemak
-Defisiensi vit.C -> sariawan Peran :
-Defisiensi tiamin -> beriberi -Mampu menghambat oksidasi lemak
-Defisiensi vit.D -> rickets, riketsia -Mampu menstabilkan senyawa aktif
-Defisiensi vit.A -> rabun senja seperti Vit.A, hormon, dan enzim thdp
• Kelebihan vitamin menyebabkan oksidasi
Hipervitaminosis -Mencegah kardiovaskular, kanker,
katarak, memperbaiki sistem imun
-Defisiensi dpt menyebabkan
B. Macam Vitamin
ketidaksuburan, anemia, kelainan otot
• Larut air ❖ Vitamin K
Vit. B1,B2,B6,B12,C, nikotinamid, asam Vit.K1
pantotenat, biotin, asam folat. -Berasal dari tanaman hijau
➢ Vit.B -Tiga jenis Vit.K sintetik (K3,K4,K5)
-Terdiri dari 8 vit.larut air yg berperan dlm -Disimpan dalam jaringan adiposa
metabolisme sel Vit.K2
Jenis Vit.B : -Disintesis oleh bakteri
B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niacin, -Relatif stabil pada suhu oksigen
niasinamida), B5 (as.pantotenat), B6 Vit.K3
(piridoksin), B7 (biotin), B9 (as.folat), -Lebih potensial secara biologis
B12 (berbagai jenis kobalamin, paling dibandingkan bentuk alaminya
umum sianokobalamin)
C. Satuan Vitamin:
➢ Vit.C
-Antioksidan yg mampu menangkal -mg atau mcg / serving
radikal bebas
-Mudah teroksidasi oleh panas, Cahaya, -IU
logam (Ukuran jumlah suatu substansi berdasarkan pengukuran
-sumber utama buah-buahan (jeruk) aktivitas atau pengaruh biologis)
-Percent Daily Value (%DV)
(Nilai yang ditetapkan berdasarkan AKG per hari.
Dibuat untuk memudahkan konsumen dlm
memperkirakan jumlah yg perlu dikonsumsi dlm satu
hari)
D. Pengujian Vitamin
E. Ekstraksi
Dilakukan untuk stabilisasi vitamin dalam sampel
dengan prosedur spesifik
– Askorbat: dalam suhu dingin, pH asam
– Thiamin & Riboflavin: pemanasan dalam pH
asam dan perlakuan enzim
– Folate: perlakuan enzim α-amilase, protease, dan
konjugase
– Vitamin larut lemak: ekstraksi pelarut organik,
saponifikasi, re-ekstraksi dengan penambahan
antioksidan.
ANALISIS ABU & MINERAL C. Analisis Kadar Mineral
Analisa Zat Gizi Pada sebagian metode, hasil akhir analisis kadar abu dpt
digunakan menjadi sampel analisis kadar mineral
Penganggu Potensial : Reagen, matriks sampel,
A. Fungsi Analisis Kadar Abu & Mineral temperatur, pH (pH asam dpt merusak mineral)
• Mengetahui tingkat kemurnian produk tepung & • Metode Gravimetri
gula -Prinsip : mengubah bentuk komponen yg
diinginkan menjadi bentuk yg sukar larut
• Mengathui adanya pemalsuan produk selai buah,
-Komponen yg dianalisis merupakan endapan
sari buah, dan cuka
larutan yg dihasilkan reaksi reagen dgn mineral
• Mengetahui tingkat kebersihan pengolahan suatu -Endapan dipisahkan dgn filtrasi, pembilasan,
bahan pengeringan, kemudian dilakukan penimbangan
-Metode ini hanya digunakan pd sampel yg
• Adanya kontaminasi mineral yg bersifat toksik mengandung mineral dlm jumlah yg relatif tinggi
• Metode Kolorimetri
B. Mineral -Prinsip : perubahan warna reagen ketika bereaksi
dgn mineral dlm larutan yg diukur berdasarkan
• Fungsi : zat pembangun & pengatur
absorbansi larutan pd panjang gelombang tertentu
• Penyusun tulang, gigi, jaringan lunak, otot, darah, menggunakan spektofotometer.
sel saraf, pengatur metabolism tubuh -Reagen yg sering digunakan pd metode ini adl
• Sumber : susu, ikan, telur, serealia, kacang”an, vandat.
sayur, dll
• Mineral dlm tubuh 4%-5% berat tubuh • Metode Titrasi
Klasifikasi Mineral 1. Titrasi EDTA (Kompleksimetri)
- EDTA (ethylene diamin tetra asetat)
1. Makro (>100 mg/hari) - Membentuk kompleks stabil dgn berbagai ion
2. Mikro (<100 mg/hari) mineral dgn komposisi 1:1
- TAT dideteksi menggunakan indikator yg
Mineral berbahaya yg dapat menyebabkan keracunan,
membentuk warna
inflamasi, kematian : merkuri, kadnium, alumunium, seng
-pH merupakan faktor yg harus dikontrol dgn
• Fortifikasi ketat
Penambahan zat gizi mikro ke dlm bahan pangan 2. Titrasi Redoks (Reduksi-Oksidasi)
• Keuntungan : - Reaksi reduksi : penambahan elektron oleh
-Meningkatkan asupan zat gizi mikro dlm jangka atom/molekul
menengah dan Panjang - Reaksi Oksidasi : pengurangan electron dari
-Biaya relative rendah dibandingkan suplementasi atom/molekul
-Menjangkau sasaran yg luas 3. Titrasi Pengendapan
• Syarat : - Didasarkan pd kemampuan mineral untuk
-Makanan yg secara terus menerus dimakan mengendap dgn titrasi pereaksi tertentu
masyarakat - Metode yg umum digunakan adl metode
-Tidak mengubah rasa, warna, dan konsistensi Mohr untuk penentuan kadar klorida dlm
-Tidak membahayakan kesehatan garam dapur dgn cara menambahkan perak
-Harga makanan yg tekah difortifikasi tetap nitrat dan indikator kromat
terjangkau -Titik akhir reaksi mulai timbul warna oranye
• Metode Elektroda Ion Selektif
-Prinsip : seperti pH meter, dengan elektroda • Metode Pengabuan Basah
kaca yg berbeda dimana elektroda sensitfif -Pemanasan dilakukan hingga materi organic
terhadap ion tertentu (non H+) hilang & menyisakan mineral oksida dlm larutan
-Cara kerja : dua elektroda dicelupkan dlm -Butuh waktu 10 menit hingga beberapa jam
larutan sampel yg mengandung mineral larut, pada suhu 350°C
yaitu elektroda referensi dan elektroda selektif Keuntungan :
ion -mineral volatile yg hilang tdk banyak karena
-Besarnya voltase yg diberikan tergantung pd suhu yg lebih rendah
konsentrasi mineral & pengukuran dilakukan -waktu analisis lebih cepat drpd pengabuan
pd suhu rendah untuk mencegah perubahan kering
konsentrasi ion Kerugian :
-perlu tenaga yg intensif
• Metode Spektroskopi Atom -perlu lemari asam jika menggunakan asam
-Metode ini lebih sensitive, spesifik, dan cepat perklorat karena sufatnya berbahaya
drpd metode kimia basah konvesional
Atomic absorption spectroscopy • Metode Pengabuan Plasma Suhu Rendah
-Instrumennya : The radiation source, chopper, -Sampel ditempatkan dlm wadah kaca yg
atomizer, wavelength selector, detector / divakum
readout -Sejumlah O2 dipompa ke dlm wadah hingga
Atomic emition Spectroscopy terbentuk 2O dgn aplikasi frekuensi
Instrumennya : Atomization – excitation source elektromagnetik radio
-Semua bahan organic akan teroksidasi dgn
adanya 2O & kadar air akan menguap karena
D. Analisis Kadar Abu
peningkatan suhu
Abu merupakan zat anorganik sisa hasil pembakaran -Suhu relatif rendah (<150°C)
suatu bahan organic
Kadar abu merupakan ukuran dari jumlah total mineral
yg ada dlm makanan
Prinsip penentuan kadar abu didasarkan pada :
-Mineral tdk hancur dgn pemanasan
-Mineral memiliki volatilitas yg rendah dibandingkan
dgn komponen makanan lain
E. Senyawa Bioaktif
Merupakan biomolekul non esensial yg terdapat
dlm makanan yg dpt memodulasi proses
metabolism dan memberikan efek kesehatan yg
baik.
Klasifikasi :
• Hewani
-bioaktif peptida
Secara alami terkandung dlm susu
-probiotik
Merupakan bahan pangan yg berisi bakteri
hidup non pathogen, tdk toksik
• Nabati
PANGAN FUNGSIONAL
Analisa Zat Gizi E. Klaim
segala bentuk uraian yang menyarankan atau secara
tidak langsung menyatakan perihal karakteristik
A. Pengertian Pangan tertentu suatu pangan yang berkenaan dengan asal usul,
kandungan gizi, sifat, produksi, pengolahan, komposisi
Merupakan segala sesuatu yg berasal dari sumber
atau faktor mutu lainnya.
hayati dan air, diolah/tidak, yg diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman manusia. Peraturan BPOM tentang klaim dalam label pangan
olahan : NOMOR HK.03.1.23.11.11.09909 TAHUN
B. Pangan Olahan
2011
Merupakan makanan/minuman hasil proses dengan cara
Berbagi Klaim :
tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.
C. Pangan Fungsional • Klaim Kandungan Zat Gizi
menggambarkan kandungan zat gizi dalam
Merupakan makanan yg mengandung satu/lebih pangan.
komponen pangan yg mempunyai fungsi fisiologis co : “diperkaya…” “tinggi…” “sumber…”
tertentu diluar fungsi dasarnta, terbukti tdk • Klaim Perbandingan Zat Gizi :
membahayakan dan bermanfaat bagi kesehatan membandingkan kandungan zat gizi dan/atau
kandungan energi antara dua atau lebih pangan.
D. Sejarah Pengembangan Pangan Fungsional
• Klaim Fungsi Zat Gizi :
Penelitian pertama mengenai pangan-pangan bersifat menggambarkan peran fisiologis zat gizi untuk
pertumbuhan, perkembangan dan fungsi normal
fungsional di Jepang : 1984 – 1987 “systematic analysis tubuh.
and development of food functions” oleh FOSHU
• Klaim Fungsi Lain
1988 – 1991 : “analysis of body modulating functions of berkaitan dengan efek khusus yang
foods” menguntungkan dari pangan terhadap fungsi
atau aktifitas biologis normal tubuh, klaim
1991 : dikeluarkan kebijakan ttg pangan fungsional tersebut berkaitan dengan efek positif untuk
(izin komersialisasi bbrp produk pangan fungsional -> memperbaiki fungsi tubuh atau memelihara
FOSHU). Diizinkan presentasi klaim dlm label kesehatan..
1992 : “analysis and molacular design of • Klaim Penurunan Risiko Penyakit :
functional food” menghubungkan konsumsi pangan atau
1993 : Produk FOSHU pertama diloloskan komponen pangan dalam diet total dengan
(beras bersifat hypoallergenic) penurunan risiko terjadinya suatu penyakit atau
kondisi kesehatan tertentu.
Fungsi pangan fungsional :
• Wajib dicantumkan :
-Energi total
-Lemak total
-Lemak jenuh
-Protein
-Karbohidrat total
-Gula
-Garam
• Wajib dicantumkan dgn persyaratan tertentu :
-Lemak trans
-Kolestrol
-Serat pangan
• Dapat dicantumkan
tidak wajib untuk dicantumkan dalam ING, namun
jika akan dicantumkan maka harus memenuhi
ketentuan
-Energi dari lemak
Ketentuan : tidak perlu dicantumkan untuk Pangan
Olahan yang ditujukan bagi bayi dan anak sampai
usia 3 tahun.
-Energi dari lemak jenuh
Ketentuan : sama seperti energi dari lemak
-Lemak tidak jenuh tinggal
-Lemak tidak jenuh ganda
-Serat pangan larut
-Serat pangan tidak larut
-Gula alkohol
-Vitamin & mineral
Ketentuan : hanya dapat dicantumkan jika
terdapat dalam jumlah paling sedikit 2,0% dari
AKG per sajian.