Senyawa Golongan
Vitamin
Tambahkan
Tablet Cari Formula Tentukkan
pelarut Aq
Vitamin C Tablet Vit C di Kelarutandari
karena Vit C
Literatur Analit dan matrik
Larut
• Sinonim: Axeroptol
• Vitamin A adalah suatu alkohol yang diturunkan
dari ½ mol betakaroten.
Sumber Vitamin A
• Vitamin A berasal dari sumber hewani seperti
daging, kuning telur, susu, minyak ikan
• Tanaman tidak mengandung vitamin A, tetapi
mengandung karotenoid yang akan menghasilkan
vitamin A (provitamin A)
• Karotenoid terdapat dalam semua sayuran,
terutama sayuran hijau, kuning, and sayuran
berdaun
• Sumber karotenoid dalam buah-buahan yang utama
adalah labu kuning, aprikot, jeruk dan sawit
• Karotenoid dalam produk hewani berasal dari pakan
Karakteristik
• Dalam makanan, vitamin A biasanya terdapat dalam
bentuk ester retinil
• Didalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa
bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol (bentuk
alkohol), retinal (aldehida), dan asam retinoat (bentuk
asam).
• Vitamin A tahan terhadap panas cahaya dan alkali,
tetapi tidak tahan terhadap asam dan oksidasi
• Proses memasak normal tidak merusak retinol atau
karotenoid. Wortel harus dimasak untuk
memudahkan pencernaan sehingga dapat
menyediakan lebih banyak karoten untuk diserap
Fungsi Vitamin
A dalam Tubuh
Retinol berperan pada
metabolisme protein dalam sel
Kekurangan karotenoid
menyebabkan efek negatif pada
jaringan epitelial seperti
pengerasan kulit dan rabun
senja
KLASIFIKA
SI VITAMIN
A
1. Berdasarkan
Strukturnya vitamin A
dibagi 3 kelompok
STRUKTUR VITAMIN A
RETINOL
ASAM RETINOAT
RETINAL
2. Proviatmin A
Struktur Karotenoid
Sintesis
β–
Carotene
Menjadi
Retinol
SIFAT
FISIKOKIMIA
• Vitamin A Diidentifikasi pada tahun 1913
• Merupakan vitamin larut lemak yang pertama
kali ditemukan
• Merupakan kristal alkohol berwarna kuning
dan larut dalam lemak
• Preformed (bentuk aktif) : retinol = hewani
• Provitamin (paling aktif) : β-karoten = nabati
Sifat
Fisikokimia
• Sebagai garam asetat berupa bubuk kuning
muda/ kristal.
• Tidak berbau, rasa seperti minyak ikan.
• Larut baik dalam minyak/lemak.
• Mudah dioksidasi pada berbagai suhu, bila
dipanaskan diluar pengaruh O2 → dapat tahan
• Sangat peka terhadap cahaya matahari.
Stabilitas
1 2 3 4
Pengolahan Penyebab utama Adanya oksigen Proses oksidasi
pada kondisi tanpa menyebabkan biasanya
menyebabkan oksigen seperti oksidasi bersamaan dengan
kerusakan sterilisasi adalah menghasilkan oksidasi lemak
isomerisasi dan sejumlah produk
vitamin A 5- fragmentasi
40%
Analisis Kualitatif
Vitamin A
1. Reaksi Warna
a. Reaksi Carr dan Price: Lar Vit A dalam CHCl3 + lar
SbCl3 dalam CHCl3 → biru (tidak stabil) yang akan
berubah menjadi ungu cokelat (sesudah beberapa
menit). Catatan: warna ini diganggu oleh beta
karoten dan kholesterin.
b. Dengan fosfowolframat dalam etilaseta → biru
c. Dengan gliserol 1,3 diklorohidrin ( yang diaktifkan
dulu dalam SbCl3) → biru
d. Zat + AgNO3 menjadi merah rosa
e. Flurosensi akan terlihat warna hijau kuning pupus.
Analisis Kualitatif
Vitamin A
2. Metode Spektrofotometri UV-Vis
a. Vitamin A asetat mempunyai absorbansi maksimal
pada panjang gelombang antara 325 – 328 nm dalam
berbagai pelarut.
b. Vitamin dalam bentuk ester dilarutkan dalam
sikloheksan dan diperoleh absorbansi λmaks adalah
326 – 329 nm
c. Vitamin A diisolasi memggunakan campuran etanol
dan Kalium hidroksida 50% (10:1), kemudian direfluk
selama 30 menit. Lalu diekstraksi menggunakan eter,
lalu eter diuapkan dan diperoleh residu dilarutkan
dalam isopropanol. Absorbansi larutan diukur pada
Amaks 300, 310, 325 dan 334 nm.
II. Vitamin D
• Vitamin D merupakan senyawa secosteroid yang
larut dalam lemak.
• Vitamin D berguna untuk meningkatkan
penyerapan mineral dalam usus seperti
Ca, Fe, Mg fosfat dan Zn.
• Struktur Vitamin D1 merupakan gabungan dari
senyawa fergokalsiferol dan lumisterol
sedangkan vitamin D2 berasal dari ergosterol.
• Vitamin D2 banyak terdapat dalam bahan
nabati, semetara Vitamin D3 terdapat dalam
minyak hati ikan.
STRUKTUR VITAMIN D
STRUKTU
R VITAMIN
D
Senyawa hasil metabolisme vitamin D
Pro Vitamin D
• Ada beberapa macan vitamin D,
tergantung dari provitamin D nya:
• Ergosterol, bila diradiasi dengan
UV → lumisterol → protachysterol
→ tachysterol → Vitamin D2
• 7-dehidrokholestrol, bila diradiasi
dengan UV → Vitamin D3.
Sumber Vitamin D
• Produk pangan alami biasanya kekurangan
vitamin D3 kecuali hati ikan merupakan
sumber vitamin D2
• Provitamin D, ergosterol dan 7dehidrokolesterol
tersebar luas dalam tanaman dan hewan
• Vitamin D3 terdapat dalam kuning telur,
mentega, hati, lemak hewani.
• Sumber vitamin D yang paling utama dalah
minyak ikan terutama minyak hati ikan
• Kebutuhan vitamin D pada manusia dipenuhi
oleh 7-dehidrokalsifgerol
Fungsi
Vitamin D
1. penyerapan kalsium dan fosfor
2. pembentukan tulang
3. menurunkan diferensiasi sel
4. modulasi fungsi imun
Stabilitas Vitamin D
Stabilitasnya dalam
Vitamin D peka produk pangan tidak
masalah karena manusia
terhadap cahaya dan biasanya mendapatkan
oksigen kecukupan vitamin D
dari makanan
1. Reaksi Warna
• Larutan provitamin D dalam
CHCl3 + larutan SbCl3 bebas air →
Analisis merah
• Larutan provitamin D dalam CHCl3
Kualitatif + H2SO4p → lapisan asam (merah
Vitamin D tua) dan lapisan CHCl3 tidak
berwarna.
• Laratun provitamin D dalam CHCl3
+ anhidrat asan asetat + H2SO4p
beberapa tetes → merah → biri
ungu sampai hijau.
Analisis Kualitatif Vitamin D
7-dehidroesterol + Pb tetreasetat dalam suasana asam
trikloasetat → merah. Cara: zat yang mengandung 7-
dehidroesterol/esternya dilarutkan dalam CHCl3 + 1 tts asam
trikloroasetat + 1 tts lar Pb-tetraasetat → merah
Pereaksi: trikloroasetat 90% + air 10% dan 0,25 lar Pb
atetraasetat dalam Asam asetat glasial, haru dibuat r.p
Analisis
Kualitatif
Vitamin D
1. Spektrofotometri UV-Vis
• Egrokalsiferol (Vit D2)
dilarutkan dalam
sikloheksana dan etanol
(95%) diukur pada 265 nm
sedangkan Colecalsiferol (Vit
D3) dilarutkan pada etanol
dan diukur pada λ 265 nm
Analisis Kualitatif Vitamin D3
2. Spektrotometri Infra Red
Analisis
Kualitatif
Vitamin D
3. Spektrofometri
Massa
Analisis Kualitatif Vitamin D3
4. H-NMR
Analisis Kualitatif
Vitamin D2
• Sinonim : Viosterol
• Rumus molekul : C28H44O, Berat Molekul : 396,66 dan Titik Leleh :
115⁰ – 118⁰ C
• Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih, tidak
berbau, tidak berasa
• Kelarutan : Larut dalam kloroform (1:0,7), etanol 95% (1:2), eter
(1:2), aseton (1:10), praktis tidak larut dlm air
• Fungsi : Sumber vitamin D
Identifikasi Kimia
• 5 mg zat + 2 ml larutan antimon (III) klorida P → hangatkan dalam
WB merah
Analisis Kualitatif
Vitamin D3
• Rumus molekul : C27H44O
• Berat Molekul : 334,64 dengan Titik Leleh : 84⁰ – 88⁰C
• Pemerian : Putih, tidak berbau, terurai oleh cahaya
matahari dan udara
• Kelarutan : Larut dalam kloroform, etanol 95%, dan
minyak lemak, praktis tidak larut dlm air
• Fungsi : Antirakhitis
Identifikasi Warna
• 0,5 ml larutan zat dalam 5 ml CHCL3 + 0,3 ml Asam
Asetat anhidrat + 0,1 ml H2SO4(p) kocok kuat-kuat →
warna merah terang violet biru - hijau
III. Vitamin E
• Vitamin E terdiri daro bentuk tokoferol dan tokotrienol
yang masing – masing diberi lambang α, β, γ, δ dan ε.
• Bentuk α – tokoferol merupakan bentuk yang paling
aktif.
• Alfa-tokoferol alam memutar bidang polarisasi ke
kanan, sedangkan alfa-tokoferol buatan adalah
resemik (DL). Tokoferol lainnya (beta, gama dan delta)
kurang penting karena potensi hanyatinya rendah.
• Tokoferol bebas cepat teroksidasi oleh udara dan sinar,
sehingga yang biasa digunakan dalam
perdagangan adalah tokoferol dalam bentuk esternya
karena sangat stabil.
STRUKTUR VITAMIN E
STRUKTUR
VITAMIN E
Vitamin E terdiri dari cincin kromanol (chromanol
ring) dan rantai samping fitil (phytyl) untuk
tokoferol dan farnesyl untuk tokotrienol
, , , tokoferol atau tokotrienol dibedakan
berdasarkan posisi gugus metil pada rantai
sampingnya
tokoferol mempunyak 3 pusat asimetris pada
posisi 2, 4, dan 8 dan mempunyai aktivitas
biologis tertinggi
Sifat Fisikokimia
Vitamin E
1. vitamin E sintetik biasanya berwarna kuning muda
hingga kecoklatan
2. larut dalam lemak dan dalam sebagian besar pelarut
organik, tidak berbau dan berwarna
3. bertindak sebagai anti oksidan, tahan terhadap panas
dan asam
4. tidak tahan alkali, sinar ultraviolet dan oksigen
5. rusak bila bersentuhan dengan minyak tengik, timah
dan besi
6. tidak hilang karena pemasakan dengan air
Kegunaan
Vitamin E
Vitamin E mempunyai aktivitgas antioksidan
yang dapat menghambat oksidasi lemak
Berperan menstabilkan senyawa aktif yang lain
seperti vitamin A, hormon, dan enzim terhadap
oksidasi
Defisiensi vitamin E menyebabkan
ketidaksuburan, anemia, dan kelainan otot
Mencegah penyakit kardiovaskular, kanker,
katarak, dan memperbaiki sistem imun
1. Reaksi Warna
A. Reaksi Marquis: identifikasi gugus
aromatis
ANALISIS Zat + 3 tetes formaldehid + H2SO4(p) →
KUALITATIF cincin warna
VITAMIN E b. Aqua brom: identifikasi ikatan rangkap
Zat + aqua brom → warna aqua brom
hilang
c. 10 mg zat dalam 10 ml etanol + 2 ml
HNO3 sambil di aduk , dipanaskan pada
suhu 75⁰ selama 15 menit → merah
cerah atau jingga
ANALISIS KUALITATIF VITAMIN E
A. Spektrofometri UV-visible
• Alfatokoferol dalam etanol
95% mempunyai λmaks 292
nm dan dalam sikloheksan
mempunyai λmaks 298 nm.
sedangkan tokoferol asetat
dalam etanol 95% dan
sikloheksan memunyai
λmaks 284 nm.
ANALISIS B. Spektrofotometri Infra Red
KUALITATIF
VITAMIN E
ANALISIS
KUALITATIF
VITAMIN E
c. Spektrofotometri Massa
Vitamin K
Vitamin K merupakan vitaminlrut lemak yang berperan
dalam proses pembekuan darah.
Vitamin K secara alami berbentuk Vitamin K1 yang
bersumber dari sayuran, Vitamin K2 yang diproduksi oleh
baktri dalam usus sedangkan vitamin K3 berasal dari
sintesis menadion.
Vitamin K merupakan senyawa – senyawa naphtaquionon
Vitamin K terdapat dalam sejumlah struktur ikatan organik
yang mengandung quinone dan mempunyai bioaktifitas
vitamin K
Semua komponen mempunyai cincin 2-metil-1,-4-
naphtoquinon yang pada carbon posisi 3 diganti oleh rantai
samping
STRUKTUR VITAMIN K
STRUKTUR
VITAMIN K
• Semua kelompok vitamin K mempunyai cincin
naftokuinon (naphtoquinone) yang mengandung
gugus metil, serta berbagai variasi rantai samping
alifatik yang terikat pada posisi 3
• Phylloquinone (vitamin K1) mempunyai beberapa
rantai samping isoprenoid, dan satu bersifat tidak
jenuh
• Menaquinones mempunyai sejumlah rantai samping
sioprenoid yang bersifat tidak jenuh
• Naftokuinon merupakan gugus fungsional sehingga
peran vitamin K semuanya sama
Sifat fisikokimia Vitamin K
a. terdapat di alam dalam dua bentuk, keduanya terdiri atas cincin 2
metilnaftakinon dengan rantai samping dalam posisi 3
b. Vitamin K1 mempunyai rantai samping fitil dan hanya terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan yang berwarna hijau
c. Vitamin K2 merupakan sekumpulan ikatan yang rantai sampingnya
terdiri dari beberapa satuan isopren
d. Melakinon disintesis oleh bakteri dalam saluran cerna
e. meladion merupakan bentuk vitamin K sintetik yang terdiri atas cincin
naftakinon tanpa rantai samping, oleh karena itu bersifat larut air
f. cukup tahan terhadap panas, tidak rusak oleh cara memasak biasa
Vitamin K1 (phylloquinone). Kedua jenis vitamin K
Phylloquinone mengandung cincin naphthoquinone dan rantai
(Vitamin K1) samping alifatik . Phylloquinone mempunyai rantai
samping phytyl
• Vitamin K2 (menaquinone). Pada vitamian K2, rantai
Menaquinone samping terdiri dari sejumlah residu isoprenoid
(Vitamin K2) tidak jenuh dengan jumlah residu yang berbeda-
beda
Fungsi Vitamin K
1. Vitamin K berperan pada proses karboksilasi
residu glutamat dalam protein menjadi gamma
karboksi glutamat (Gla)
2. Residu Gla berperan pada proses pengikatan
kalsium
3. Residu Gla penting bagi aktivitas biologis Gla-
protein
4. Gla-protein berperan pada koagulasi darah,
metabolisme tulang, dan fisiologi pembluluh
darah
5. Vitamin K disimpan dalam jaringan adiposa
6. Pemeliharaan dan pengaktifan faktor pembekuan
II, VII, IX dan X di dalam hati
Stabilitas
Vitamin K
a. Hanya sedikit diketahui
b. Vitamin K rusak karena cahaya dan
kondisi alkali
c. Relatif stabil terhadap suhu dan oksigen
d. Pada proses hidrogenasi, ikatan rangkap
pada rantai samping dapat diserang oleh
oksigen sehingga terjadi penurunan
aktivitas
I. Reaksi Warna
a. 50 mg zat + 5 ml air + 75 mg Na bisulfit P →
kocok kuat → larutan tidak berwarna
b. Larutan tidak berwarna + air 50 ml (campur)
→ larutan
Analisis c. 2 ml larutan + 2 ml campuran etanol (95%) P
Kualitatif
dan ammonia 1:1 (kocok) → + 2 tetes etil
sianoasetat P → terjadi warna biru tua
keunguan + 1 ml NaCl P 30 % b/v →
Vitamin hijau → kuning.
II. Serapan IR
K Zat dikeringkan diatas Silika gel P selama 4 jam
dan didispersikan dalam K bromida P → absorbsi
maksimum sama seperti menadion PK.
Teridentifikasi adanya gugus benzen, keton, metil
pada spektra IR.
III. Serapan UltraViolet (gugus kromofor
pada menadion)
Larutan 0,0005 % b/v dalam etanol (95%) P
menunjukkan maksimum dan minimum pada
Analisis
panjang gelombang yang sama pada
menadion PK, daya serap masing-masing
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan,
Kualitatif pada maksimum lebih kurang 250 nm tidak
berbeda dari 3, 0 %.
Vitamin IV. Susut pengeringan
65
Vitamin B terdiri dari 8 vitamin
larut air yang berperan penting
dalam metabolisme sel
66
Jenis-jenis vitamin B
a. Vitamin B1 (thiamine, tiamin)
b. Vitamin B2 (riboflavin)
c. Vitamin B3 (niacin, niacinamide, niasin,
niasinamida)
d. Vitamin B5 (pantothenic acid, asam pantotenat)
e. Vitamin B6 (pyridoxine, pyridoxal, or pyridoxamine,
or pyridoxine hydrochloride, piridoksin)
f. Vitamin B7 (biotin)
g. Vitamin B9 (folic acid, asam folat)
h. Vitamin B12 (berbagai jenis kobalamin (cobalamins);
yang paling umum sianokobalamin (cyanocobalamin
)
67
Fungsi Vitamin B
Pyrimidin Thiazole
Sifat Fisikokimsia
Vitamin B1
1. Kristal putih, larut air
2. Senyawa mengandung unsur C,H,O, S dan N
3. Mudah dioksidasi
4. Rusak oleh pemanasan dan basa
5. Stabil pada suasana asam dan kering
6. Dalam perdagangan dalam bentuk: hidroklorida dan
mononitrit.
7. Pemerian : Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa pahit.
8. Kelarutan : larut dalam air, gliserol, dan metanol, praktis
tidak larut dalam eter, benzene, dan kloroform.
9. Titik Lebur : 248⁰C
I. Identifikasi Gugus dan Reaksi Warna
a. Pirolisa : bau dedak
b. Sulfur dilakukan destruksi Lassaigne
terlebih dahulu, karena unsur S
Analisis masih terdapat dalam inti aromatis. 1
ml larutan zat + 1 ml Pb asetat + 1 ml
Kualitatif NaOH → kuning, kemudiam
panaskan di penangas air → cokelat
Vitamin → dinginkan → endapan cokelat-
hitam
B1 c. Gugus Cl → Reaksi Beilstein:
bersihkan kawat Cu, pipihkan.
Masukan ke dalam zat → pijar pada
nyala api hijau
Analisis Kualitatif Vitamin B1
• Mekanisme Reaksi Pembentukan Thiokrome pada Vitamin B1
4) Fluorosensi
Reaksi Thiokrom
Zat + 100 cc air + 5 cc
K4Fe(CN)6 1% + 100 cc NaOH
10% → merah + isobutyl
alcohol → fluoresensi biru
ungu. Dengan penambahan
asam, fluoresensi akan
hilang, sedangkan dengan
penambahan basa, akan
terjadi fluoresensi lagi.
5) Calomel reduksi.
Zat + calomel ditiupkan uap air →
abu-abu.
Analisis 6) Reaksi Warna
1) Reaksi Faraday
100 mg zat dalam tabung reaksi + serbuk CaO → panaskan
sampai berpijar, dinginkan. Ujung tabung ditempel lakmus
merah yang basah → lakmus merah menjadi biru → positif
ada N
2) Reaksi Marquis → Untuk menentukan adanya gugus
aromatis
Zat + formalin 3 tetes + H2SO4(p) → terbentuk cincin warna-
warni
3) Reaksi dengan aquabrom →Untuk menentukan adanya
ikatan rangkap
Zat + aqua brom tetes demi tetes hingga warna Br menghilang
Analisis Kualitatif
Thiamin Mononitrat
4) Reaksi Diazo → Untuk menentukan adanya gugus
OH
Zat + diazo A : diazo B (4:1) + NaOH 2N → panaskan di
waterbath sampai merah.
Untuk membedakan dengan fenol, gunakan amil
alkohol, apabila terdapat alkohol maka warnanya tetap
merah
5) Reaksi Beckman →Untuk membedakan alkohol 1o,
2o, 3o
Zat + H2SO4(p) + K2Cr2O7
untuk alkohol 1o direaksikan dengan pereaksi shift
Analisis Kualitatif
Thiamin Mononitrat
6) Reaksi Esterifikasi Lucas
1 ml zat + lucas I + lucas II (6 mL) → kocok, dinginkan
Amati reaksi yang terjadi : 1o = tidak keruh; 2o = setelah 5
menit terjadi kekeruhan dan 3o = reaksi cepat (langsung
keruh)
7) Reaksi dengan Pb → Untuk mengetahui adanya S
• Larutan zat + Pb (II) asetat 10% + 2 mL NaOH 6N →
kuning. Dengan pemanasan akan terbentuk endapan
cokelat.
8) Reaksi untuk mengetahui adanya gugus nitro
• Zat + diphenilamin + H2SO4 → biru
Analisis Kualitatif Thiamin HCl
1. Spektrofotometri UV-Vis
Analisis Kualitatif Thiamin HCl
1. Spektrofotometri UV-Vis
II.Vitamin B2
(Riboflavin)
81
STRUKTUR
KIMIA
VITAMIN B2
1. Kristal kuning kehijauan,
2. Spektrofotometri UV-Vis
3. Spektrofotometri IR
ANALISIS KUALITATIF VITAMIN B2
4. NMR
III.Vitamin B3
Merupakan turunan dari pyridine dengan gugus
karboksil pada posisi 3
Bentuk lain vitamin B3 adalah amida (nikotinamida)
dengan gugus karboksil diganti dengan gugus
karboksimida
Istilah niasin dan nikotinamida seringkali dipertukarkan
karena mempunyai aktivitas vitamin yang sama tetapi
tidak mempunyai efek fisiologis yang sama
Niasin bersifat stabil. Proses blansing dapat
menurunkan niasin sampai dengan 15%
STRUKTUR VITAMIN B3
Niasin or Nicotinic
acid Nicotinamide
Identifikasi umum
Vitamin B3
• Nama Kimia : Piridina-3-karboksamida
• Sinonim : Niasinamid, Nikotilamid, Asam Nikotinik
Amida
• Rumus Molekul : C6H6N2O
• Berat molekul : 122,13
• Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau atau
hampir tidak berbau, rasa pahit.
• Kelarutan : Larut dalam air (1:1), etanol (1:5), sedikit
larut dalam kloroform dan eter
• Titik lebur : 128o – 131oC
Sifat-Sifat Umum
Vitamin B3
1. Niacin → nicotinamid
2. Bubuk warna putih
3. Tahan panas dan asam
4. Larut air dan Stabil di air
Fungsi:
Komponen enzim proses metabolisme dan energi
NAD (nicotinamida Adenin Dinucleotida). Co-enzim I NADP
(nicotinamida Adenin Dinucleotida Phosfat). Co-enzim II
Analisis Kualitatif
Vitamin B3
1. 2 mL S (0,1%) + 6 mL Cyanogen bromide + 1 mL Anilin
(2,5%) → Kuning kemesan (disebut King reaction)
2. S + Reagen Nessler → Coklat – Orange
3. Pirolisa : bau piridin
4. S + NaOH 2N → bebaskan NH3 (lakmus merah jadi
biru).
5. S + Diazo A+B (4:1) + NaOH → coklat merah
6. S + pDAB-HCl → Hijau
7. S + Roux → Merah spesifik
8. Reaksi Kristal : Pikrat, Dragendorf, Mayer
Analisis
Kualitatif
Vitamin B3
1. Spektrofotometri UV-Vis
Septrum UV Nicotinamide pada
etanol (menggunakan
spektrofotometri UV model DMS
90) pada 261 nm (A (1%,1 Cm)
= 451, Ɛ= 5,507 x 103). Dan
spektrun UV pada methanol
adalah 263 nm (A (1%,1 Cm) =
229, Ɛ = 2,819 x 103)
Analisis Kualitatif Vitamin B3
2. Spektrofotometri IR
Analisis Kualitatif Vitamin B3
3. Spektrofotometri Massa (MS)
Analisis Kualitatif Vitamin B3
4. H-NMR
Analisis Kualitatif Vitamin B3
5. C - NMR
IV. Vitamin B5
(Asam Pantotenat)
a. Asam pantotenat diperlukan untuk membentuk
koenzim A (CoA) dan berperan pada metabolisme
protein, karbohidrat, dan lemak.
b. Merupakan amida dari D-pantoate dan neta-alanine
c. Ditemukan pada setiap jenis makanan
d. Bersifat stabil. Pada pengolahan susu mengalami
perunan sekitar 10%. Pemasakan sayuran hilang 10-
30% karena larut
e. Sumber utama adalah daging, ikan, royal jeli, serealia,
sayuran seperti brokoli, kacang, daging dan alpukat
STRUKTUR VITAMIN B5
• Struktut Vitamin B5 atau Asam Pantotenat
Karakteristik
Vitamin B5
Kristal putih
Disintesis olek mikroorganisme di lumen usus
Berat Molekul : 476,54
Rumus molekul : C18H32CaN2O10
Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit, agak
higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; larut dalam gliserol;
praktis tidak larut dalam etanol (95%), kloroform dan eter.
Fungsi : berperan dalam metabolism kelompok asil saat
berperan sebagai gugus fungsional pantetin dari koenzim
A (KoA) yang berperan dalam reaksi siklus asam sitrat,
oksidasi asam lemak, asetilasi dan sintetis kolesterol.
Analisis Kualitatit
Vitamin B5
Identifikasi Kimia
a. 50 mg zat dalam 5 ml NaOH 1N dipanaskan selama 1
menit, dinginkan. Tambahkan 5 ml HCl 1N dan 2 tetes
larutan FeCl3 akan terbentuk warna kuning terang.
Spektrum IR Spektrum MS
V. Vitamin B6
(piridoksin)
a. Berperan sebagai koenzim untuk metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang berujung pada pelepasan energi
b. Berperan pada metabolisme asam amino dan sistem imun tubuh
c. Terdapat 6 bentuk umum yang sering dijumpai, yaitu piridoksal
(PL), piridoksin (PN), piridoksamine (PM), piridoksal 5'-fosfat (PLP),
piridoksin 5'-fosfat (PNP), dan pridoksamin 5'-fosfat (PNP)
d. Sumber utama vitamin ini adalah sayur-sayuran
e. Yang paling stabil adalah piridoksal yang digunakan untuk
fortifikasi; Hilang 45% pada pemasakan daging, dan 20-30% pada
pemasakan sayuran dan selama sterilisasi, mengalami reaksi
dengan sistein membentuk vitamin yang inaktif yang terjadi
karena adanya panas
STRUKTUR DAN BENTUK VITAMIN B6
Struktur Kimia
Vitamin B6 (Piridoksin)
Bentuk –bentuk
Vitamin B6 (Piridoksin)
Identifikasi
Umum Vitamin B6
a. Berat Molekul : 205,64
b. Rumus molekul : C8H11NO3.HCl
c. Pemerian : Hablur putih atau tidak
berwarna, atau serbuk hablur putih ; tidak
berbau; rasa asin
d. Kelarutan : Mudah larut dalam air; sukar
larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut
dalam eter.
e. Fungsi : Berperan dalam metabolisme asam
amino dan glikogen dan dalam kerja hormon
steroid.
Analisis Kualitatif
Vitamin B6
a. Masukkan 1 ml larutan yang mengandung 100 µg sample
ke dalam dua tabung reaksi (A dan B), tambahkan 2 ml
larutan natrium asetat 20% b/v. Pada tabung A, tambahkan
1 ml air dan campurkan. Pada tabung B, tambahkan 1 ml
larutan asam borat 4% b/v dan campurkan. Dinginkan
kedua tabung hingga mencapai suhu lebih kurang 20OC.
Pada masing-masing tabung tambahkan dengan cepat 1 ml
larutan diklorokinonklorimida 0,5% b/v dalam etanol.
Dalam tabung A terjadi warna biru, yang segera memucat
dan setelah beberapa menit berubah menjadi merah. Dalam
tabung B tidak terjadi warna biru.
b. Pada 2 ml larutan 0,5% b/v tambahkan 0,5 ml larutan
fosfowolframat dan terbentuk endapan putih.
Analisis Kualitatif
Vitamin B6
Zat + Diazo A + Diazo B + NaOH terbentuk warna
kuning yang berubah menjadi warna jingga merah.
Identifikasi klorida: Reaksi Beilstein: bersihkan kawat
Cu, pipihkan. Masukan ke dalam zat à pijar pada nyala
api à hijau
Larutan zat + AgNO3 akan terbentuk endapan, bila
ditambahkan NH4OH endapan akan larut.
2 ml larutan 0,5% b/v + 0,5 ml larutan fosfowolframat
→ endapan putih
Reaksi kristal : Dragendorf dan Fe Kompleks
Analisis Kualitatif Vitamin B6
1. Spektrofotometri UV-Vis
a. Spetrum UV Pridoksin HCl
dalam Etanol → 291 nm (E1%,1
Cm= 523 nm).
b. Vit B6 pada lar etanol
memberikan dua puncak yaitu:
245 nm dan 307 nm/
c. Vit B6 pada dapar Fosfat pH 7
memberikan dua puncak yaitu
324 dan 254 nm.
Analisis Kualitatif Vitamin B6
2. Spektrofotometri IR
Analisis Kualitatif Vitamin B6
3. H-NMR
Analisis Kualitatif Vitamin B6
4. Spektrofotometri Massa
VI. Vitamin B7 (Biothin)
a. Juga disebut vitamin H
b. Terdiri dari cincin tetrahydrothiophene dengan
asam valerat terikat pada cincin tersebut
c. Biotin merupakan koenzim metabolisme asam lemak
dan leusin serta berperan pada glukoneogenesis
d. Defisiensi biotin jarang terjadi karena dapat
disintesis oleh bakteri dalam usus
e. Biotin dapat berikatan dengan avidin dalam putih
Struktur Kimia
telur sehingga inaktif Vitamin B7 (Biothin)
f. Biotin bersifat stabil. Kerusakan selama
penyimpanan sekitar 10-15%
Sifat Umum Biothin 1. Spektrofotometri UV
1. serbuk hablur putuh. Stabil
di udara dan tahan panas
Analisis 2.
3.
Tahan Asam dan basa
Larut dalam air
Vitamin B7
Analisis Kualitatif Vitamin B7
VII. Vitamin B9
(Asam Folat)
Asam folat (pteroylmonoglutamic acid) secara biologi
tidak aktif, tetapi aktivitas biologis dimiliki oleh
tetrahydrofolate dan turunannya setelah dikonversi
menjadi dihydrofolic acid dalam hati
Berperan pada proses penting seperti sintesis
nukleotida, perbaikan DNA, berperan sebagai kofaktor,
berperan pada pembelahan sel yang cepat dan
pertumbuhan, dan mencegah anemia
Sumber: sayuran dan serealia
Kekurangan folat menyebabkan masalah pada saat
perkembangan embrio
117
Struktut Kimia Vitamin B9
Molekul gabungan terdiri dari struktur cincin pteridin dihubungkan
dengan PABA (para amino benzoic acid) asam pteroat
Bentuk-
bentuk
Vitamin B9
Sifata Fisikokimia dan
Stabilitas Vitamin B9
Sifat Fisika dan Kimia
1. Merupakan senyawa 3 asam: Glutamat, P-aminobenzoic acid dan
Asam Pteridin.
2. Kristal kuning
3. Mudah larut dalam air
4. Tidak tahan cahaya
5. Mudah larut dalam asam encer, tahan pada suhu 100o C.
Fungsi:
a. Biosintesis purin, pirimidin → pembentukan sel.
b. Metabolisme protein (pembentukan Thymine)
c. Pembentukan Heme (protein yang mengandung Fe dalam Hb).
Analisis Kualitatif
Vitamin B9
Identifikasi Kimia
1) Larutan dalam Na2CO3 berwarna kuning
2) Larutan dalam HCl encer panas berwarna kuning. Bila
ditambah H2SO4 pekat warna kuning hilang
3) Larutan dalam NaOH berfluoresensi hijau biru
4) Zat dalam asam nitrat dipanaskan, + NaOH →
fluoresensi hijau kekuningan
5) Zat + pereaksi Marquis → merah
6) Zat + H2SO4 →hijau, lama –lama hilang
Analisis Kualitatif Vitamin B9
1. Spektrofotometri UV-Vis
Analisis Kualitatif Vitamin B9
2. Spektrofotometri IR
3. Spektrofotometri
Massa
Analisis
Kualitatif
Vitamin B9
4. NMR
VIII. VITAMIN B12
(Sianokobalamin)
Vitamin B12 terdiri dari berbagai jenis dan
sianokobalamin hanya salah satunya
Sianokobalamin merupakan vitamer yang paling umum
dari kelompok vitamin B12
Sianokobalamin paling stabil.
Vitamin B12 yang lain yaitu hydroxocobalamin
dihasilkan oleh bakteri dan berubah menjadi
sianokobalamin pada saat pemurnian dengan
menggunakan karbon aktif yang secara alami
mengandung sianida sehingga terbentuk
sianokobalamin
VIII. VITAMIN B12
(Sianokobalamin)
Berperan dalam proses pertumbuhan dan berperan dalam
metabolisme leusine
Sumber utama: hewani
Stabil pada pH 4-6 dan suhu tinggi. Kondisi alkali dan pereduksi
menyebabkan tidak stabil
Struktur terdiri dari cincin tetrapirol membentuk komplek dan
ditengahnya terdapat Cobalt
vitamin dengan struktur palingg besar dan paling kompleks
bentuk kofaktor : metil kobalamin dan tidak mempunyai fungsi
vital dalam metabolism.
STRUKTUR
VITAMIN B12
(Sianokobalamin)
Identifikasi Umum
Vitamin B12
a. Berat Molekul : 1355,35
b. Rumus molekul : C63H88CoN14O14P
c. Pemerian : Hablur berwarna pink, atau kristal warna
merah tua
d. Kelarutan : Agak sukar larut dalam air dan etanol 95%;
praktis tidak larut dalam kloroform, eter dan aseton.
Kelarutan Vit B12 dalam air pada pH 4-7, pada suhu kamar
→ stabil.
e. Diproduksi dari hasil fermentasi oleh bakteri
stereptomycetes
f. Fungsi : anti anemia pernisiosa.
Analisis Kualitatif
Vitamin B12
Identifikasi Kimia
1. Campur ±1 mg zat dalam cawan porselen dengan ±10 mg
K2SO4 dan 2 tetes H2SO4 encer. Panaskan hati-hati hingga
kemerahan. Biarkan dingin, ambil sisa, tambahkan 2 tetes
air, tambahkan 10 tetes larutan jenuh amonium tiosianat
dan 0,5 ml benzil alkohol, kocok dan terbentuk warna biru
yang larut dalam lapisan benzil alkohol.
2. 1 mg zat + 50 mg Kalium pirosulfat di dalam crussible
porselen. Dinginkan, tambahkan 3 ml air, larutkan
dengan pemanasan. Tambahkan 1 tetes phenolphthalein
dan tambahkan larutan NaOH (100 mg/ml) tetes demi
tetes sampai tepat berwarna pink. Tambahkan 500 mg
sodium asetat, 0,5 ml asam asetat 1 N dan 0,5 ml larutan
garam nitroso R (2 mg/ml). Bila positif, akan terbentuk
warna merah atau jingga merah. Warna merah akan tetap
bila ditambahkan 0,5 ml HCl dan dipanaskan selama 1
menit.
Analisis Kualitatif
Vitamin B12
Identifikasi Kimia
3. Identifikasi Cobalt
a. Sample + KNO3 dalam asam → endapan
kuning
b. Larutan zat dalam air + asam
oksalat,dipanaskan dengan api kecil hingga
mendidih, di atas tabung diletakkan kertas
benzidin → kertas menjadi biru, terbentuk
senyawa siano
Analisis Kualitatif Vitamin B12
1. Spektrofotometri UV-Vis
Analisis Kualitatif Vitamin B12
2. Spektrofotometri IR
IX. VITAMIN C
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin
yang larut dalam air dan memiliki peranan
penting dalam menangkal berbagai penyakit
Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia
dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.[1]
Vitamin C termasuk golongan vitamin
antioksidan yang mampu menangkal
berbagai radikal bebas
Sifat vitamin C sangat mudah teroksidasi
oleh panas, cahaya, dan logam
Sumber utama: buah-buahan seperti jeruk,
134
STRUKTUR
VITAMIN C
Identifikasi Umum