Anda di halaman 1dari 63

VITAMIN DAN

MINERAL

Dr. FX RETRIATMADJA M , MMRS


VITAMIN DAN MINERAL
VITAMIN MINERAL

 Vitamin merupakan  Mineral merupakan


senyawa organik yg senyawa anorganik
diperlukan tubuh dalam  Bagian dari enzim
jumlah kecil  Mengatur berbagai fungsi
 Utk mempertahankan fisiologi
kesehatan  Dibutuhkan utk
 Bekerja sebagai kofaktor utk pertumbuhan dan
enzim metabolisme pemeliharaan jaringan
termasuk tulang
SENYAWA ORGANIK
 Golongan besar senyawa kimia yang
molekulnya mengandung karbon, kecuali
karbida, karbonat, dan olsida karbon.
 Pembeda antara kimia organik dan anorganik
adalah ada tidaknya ikatan karbon-hidrogen.
 Sehingga asam karbonat termasuk anorganik,
sedangkan asam format, asam lemak pertama,
organik.
SENYAWA ANORGANIK
 Adalah senyawa pada alam (di tabel periodik)
yang pada umumnya menyusun
material/benda tak hidup.
 Semua senyawa yang berasal dari makluk
hidup digolongkan dalam senyawa organik,
sedangkan yang berasal dari mineral
digolongkan dalam senyawa anorganik.
 Jumlah senyawa organik jauh lebih banyak
daripada senyawa anorganik.
 Semua senyawa organik mengandung atom
karbon, yang mempunyai keunikan dalam hal
kemampuannya membentuk rantai dengan
senyawa atom karbon, dan mempunyai sifat-
sifat khas.
PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK-
ANORGANIK
1. Senyawa organik berfungsi sebagai bahan bakar,
sedangkan senyawa anorganik tidak berfungsi sebagai
bahan bakar.
2. Titik lebur dan titik didih senyawa organik lebih
rendah dari anorganik.
3. Kelarutan senyawa organik bernilai lebih kecil
daripada anorganik.
4. Senyawa organik reaksinya terjadi secara molekuler
sehingga reaksi berjalan lambat. Senyawa anorganik
reaksinya secara ionik, reaksinya berjalan lebih cepat.
VIT. A

VIT. D
LARUT
LEMAK
VIT. E

VITAMIN VIT. K

VIT. B
kompleks
LARUT AIR
VIT. C
VITAMIN
LARUT AIR LARUT LEMAK
 Disimpan tbh dlm jumlah  Dpt disimpan dlm jumlah
terbatas banyak
 Sisanya dibuang, harus  Gejala defisiensi butuh
sering dikonsumsi waktu yg lebih lama
 Pemberian yg berlebihan =  Terjadinya toksisitas jauh
boros + efek samping lebih besar
PENYEBAB ASUPAN VITAMIN
BERLEBIHAN
 Penggunaan vitamin dalam jumlah besar
 Penggunaan vitamin secara rutin dgn jumlah
melebihi angka kecukupan gizi
 Banyaknya sediaan yg mengandung satu
macam vitamin
PENYEBAB ASUPAN VITAMIN KURANG

 Asupan makanan yg tidak mencukupi :


anoreksia, diit rendah kalori, diit khusus
 Gangguan absorbsi vitamin : gangguan hati
dan saluran empedu, diare kronik, pemakaian
antibiotik jangka lama
 Meningkatnya kebutuhan tubuh : masa
pertumbuhan, kehamilan, laktasi, kerja fisik
keras, stres
MINERAL
JUMLAH RELATIF BANYAK JUMLAH SEDIKIT
• Kalsium • Flour
• Fosfor • Seng
• Magnesium • Selenium
• Kalium • Iodium
• Natrium • Besi
• Klorida • Kromium
• Sulfur • Kobalt
• Tembaga
• Mangaan
• molibdenum
VITAMIN A

 Utk pemeliharaan jaringan epitel, mata, kulit,


rambut, dan pertumbuhan tulang
 Digunakan utk pengobatan penyakit kulit
 Dosis berlebihan menimbulkan keracunan
 Pada kehamilan dosis tinggi (> 6000iu) dapat
menimbulkan efek teratogenik pada janin
 Ada 2 bentuk :
1. Preformed vitamin A : vitamin A, retinoid,
retinol, dan derivatnya
2. Pro vitamin A : karoten dan senyawa sejenis

 Terdapat pada :
mentega,
telur, hati, daging
 FARMAKOKINETIK
• Absorbsi sempurna di usus halus
• Disimpan di hati dalam bentuk palmitat
• Defisiensi bila kadar plasma 10-20 ug/dl
• Asupan karoten byk = hiperkaroten (kulit kuning)
 FARMAKODINAMIK
• Diperlukan utk pembentukan pigmen penglihatan,
utk melihat pada malam hari
• Pertumbuhan dan perkembangan tulang
• Integritas jaringan mukosa dan epitel
• Tersedia utk tubuh dalam waktu yg lama
DEFISIENSI VITAMIN A
 Muncul setelah 3 tahun tidak mendapat vit. A
 Gejala paling mudah dikenali : buta warna
 Berat : xeroptalmia, bercak bitot, keratomalasia,
kebutaan
 Epitel berubah : mudah infeksi di saluran nafas dan
ISK
 Kulit kering + penebalan lapisan tanduk + papul2
 Gangguan indera penciuman, perabaan dan
pendengaran
 Kadang-kadang timbul diare
HIPERVITAMINOSIS A
 Kulit kering dan gatal, deskuamasi, dermatitis
skuamosa
 Gangguan pertumbuhan rambut, bibir pecah-pecah,
nyeri tulang, anoreksia, irritabilitas
 Hipoprotombinemia, karena antagonis vitamin K
 Terapi : hentikan penggunaannya, gejala hilang
setelah 1 minggu
INDIKASI PEMBERIAN VITAMIN A
 Akne, psoriasis, iktiosis
VITAMIN D
 Berperan mengatur absorbsi kalsium di usus
halus dan metabolisme kalsium
 FARMAKOKINETIK
• Absorbsi di saluran cerna
• D3 lebih cepat dan sempurna diabsorbsi
• Disimpan pada lemak tubuh
• Absorbsi terganggu : gangguan fungsi hati,
kandung empedu.
 FARMAKODINAMIK
• Berperan dalam homeostasis kalsium
• Karakteristik hormon
• Bersama hormon paratiroid mengatur kadar Ca2+
plasma dan mobilisasi kalsium tulang dari tulang
tua ke plasma
• Disintesis di kulit
• Meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat di usus
• Bekerja pada sel yang berperan dalam remodeling
tulang
 DEFISIENSI VITAMIN D
• Meningkatkan resorpsi tulang
• Pada bayi menyebabkan rakitis
• Deformitas tulang : kifosis, skoliosis
• Pada dewasa : osteomalasia, deformitas
 HIPERVITAMINOSIS D
• Kalsifikasi jaringan lunak : ginjal, pembuluh darah,
jantung, paru
• Anoreksia, mual, diare, sakit kepala
• Stenosis aorta supravalvular kongenital pd fetus
VITAMIN E
 FARMAKOKINETIK
• Absorbsi di saluran cerna
• Diekskresi lambat pada empedu + urin
 FARMAKODINAMIK
• Sebagai anti oksidan
• Melindungi kerusakan membran biologis akibat radikal bebas
• Efek pada : endotel pembuluh darah, sel otot polos
pembuluh darah, pembekuan darah
• Mengatur proliferasi sel otot polos pembuluh darah
• Vasodilatasi
• Menghambat aktivasi trombosit dan adesi lekosit
 DEFISIENSI VITAMIN E
• Sering karena gangguan absorbi (steatore,
obstruksi biliaris, penyakit pankreas)
• Anemia hemolitik, miopia, degenerasi retina,
kelemahan otot, dll

 HIPERVITAMINOSIS E
• Kelemahan otot
• Gangguan reproduksi
• Gangguan saluran cerna
VITAMIN C
 Tidak disimpan dalam tubuh, diekskresi ke
dalam urin

 FARMAKOKINETIK
• Diabsorbsi di GIT
• Diekskresi oleh ginjal tanpa mengalami perubahan
 FARMAKODINAMIK
• Utk metabolisme KH, protein, dan sintesis lemak +
kolagen
• Perbaikan jaringan, endotel kapiler
• Dosis besar dapat menurunkan efek antikoagulan
oral
• Kontrasepsi oral, merokok : menurunkan kadar
vitamin C
 INDIKASI
• Mencegah dan mengobati askorbut
 EFEK SAMPING
• Diare : iritasi mukosa
usus → peristaltik
meningkat
• Batu ginjal
• Meningkatkan
absorbsi Fe
VITAMIN B KOMPLEKS
VITAMIN FUNGSI SUMBER MAKANAN KEADAAN DEFISIENSI

A Untuk perkembangan dan pemeliharaan Susu murni, mentega, Kulit kering,


mata, jusi, gigi, kulit, rambut dan telur, sayur berdaun hijau perkembangan gigi yang
beberapa kelenjar agar tetap dalam dan kuning, buah-buahan, buruk, buta senja.
keadaan sehat. Diperlukan untuk hati
metabolisme lemak.

B1 (tiamin) Meningkatkan pemakaian gula (energi). Roti dan biji-bijian yang Gangguan sensoris,
Dibutuhkan agar fungsi sistem saraf dan diperkaya, ragi, hati, pertumbuhan yang
jantung bekerja dengan baik daging babi, ikan, susu. terlambat, keletihan,
anoreksia.

B2 Meningkatkan pemakaian karbohidrat, Susu, roti dan biji-bijian Gangguan penglihatan


(riboflavin) protein, dan lemak oleh tubuh, dengan yang diperkaya, hati, seperti kabur dan
melepaskan emergi ke dalam sel-sel. daging tanpa lemak, telur, fotofobia; keilosis; ruam
Dibutuhkan untuk keutuhan jaringan. sayur-sayuran berdaun pada hidung; rasa baal
hijau. pada anggota gerak.
B3 (Niasin) Terdapat disemua jaringan Telur, daging, hati, Pertumbuhan yang
tubuh. Perlu untuk reaksi kacang, kacang ercis, terlambat, pellagra, sakit
yang menghasilkan energi. roti yang diperkaya, kepala, kehilangan daya
Membantu sistem saraf. dan biji-bijian. ingat, anoreksia, insomnia.

B6 (piridoksin) Penting dalam metabolisme, Daging tanpa lemak, Neuritis, kejang-kejang,


síntesis protein, dan sayur-sayuran dermatitis, anemia,
pembentukan sel-sel darah berdaun hijau, biji- limfopeni.
merah. bijian yang belum
disosoh, ragi, pisang.

B12 (kobalamin) Berfungsi dalam Hati, ginjal, ikan, susu Gangguan gastrointestinal,
pembentukan asam nukleat pertumbuhan yang buruk,
dan sel-sel darah nerah. anemia
Meningkatkan fungsi sistem
saraf.

Asam folat Membantu pembentukan Sayur-sayuran Penurunan jumlah sel


materi genetic dan protein berdaun hijau, buah- darah putih dan faktor-
untuk inti sel. Membantu buahan dan sayur- faktor pembekuan,
fungsi usus halus dan sayuran berwarna anemia, gangguan usus
mencegah anemia tertentu kuning, ragi, daging halus, depresi
C (asam Membantu perbaikan dan Jeruk, tomat, sayur- Penyembuhan luka yang
askorbat) pertumbuhan jaringan. sayuran berdaun buruk, perdarahan gusi,
Dibutuhkan dalam hijau, kentang scurvy, mudah terkena
pembentukan kolagen. infeksi.

D (kalsiferol) Meningkatkan pemakaian Susu yang diperkaya Rickets, kekurangan fosfor


fosfor dan kalsium. Penting dengan vitamin D, dan kalsium dalam darah.
untuk gigi dan tulang yang kuning telur, ikan
kuat. tuna dan ikan
salmon.

E Melindungi asam-asam Biji-bijian yang belum Pecahnya sel-sel darah


lemak dan meningkatkan disosoh, gandum, merah.
pembentukan dan fungsi minyak sayur, daun
sel-sel darah merah, otot, slada.
dan jaringan lain.

K Penting untuk pembekuan Sayur-sayuran Waktu pembekuan yang


darah. berdaun hijau, hati, memanjang, sehingga
keju, kuning telur sering terjadi perdarahan.
MINERAL
 Sekitar 4% dari tubuh kita terdiri dari mineral,
yg dalam analisa bahan makanan tertinggal
sebagai kadar abu, yaitu sisa yg tertinggal bila
suatu sampel bahan makanan dibakar
sempurna di dalam tungku.
 Kadar abu ini menggambarkan banyaknya
mineral yg tidak terbakar menjadi zat yg dapat
menguap
PEMBAGIAN MINERAL
MINERAL

MIKRO ELEMEN

MIKRO ELEMEN ESENSIAL

MIKRO ELEMEN YG MGKN ESENSIAL

MIKRO ELEMEN YG TDK DIBUTUHKAN

MAKRO ELEMEN

Terdapat dalam jumlah yg relatif besar

TRACE ELEMENT

Sebenarnya masuk dalam mikro elemen, tetapi diperlukan dalam jumlah yg lebih sedikit.
MAKRO ELEMEN

 Kalium (K)  Mineral yg terdapat dalam kwantum yg


 Natrium (Na) relatif besar
 Kalsium (Ca)  Berfungsi sebagai bagian dari zat yg aktif
 Magnesium (Mg) dalam metabolisme atau sebagai bagian
 Phospor (P) penting dari struktur sel dan jaringan.
 Sulfur (S)  Sebagian berfungsi di dalam cairan
tubuh, intra sel atau pun ekstra sel.
 Klorida (Cl)
 K, Na, S, dan Cl terutama berfungsi
dalam keseimbangan cairan dan
elektrolit.
 Ca, Mg, dan P terutama terdapat
sebagai bagian penting dari struktur sel
dan jaringan
MIKRO ELEMEN ESENSIAL
 Fe (besi)  Terdapat pada tubuh dalam
 Cu kwantum yg relatif sedikit, tetapi
(tembaga) betul-betul diperlukan oleh tubuh.
 Co (kobalt)  Fungsinya berhubungan dengan
enzim
 Se
 Bahkan Jodium merupakan bagian
(selenium)
dari struktur suatu hormon.
 Zn (seng)
 Sejumlah besar enzim memerlukan
I (iodin) mikro elemen dan trace elemen utk
F (fluorin) dapat berfungsi secara maksimal.
MIKRO ELEMEN YG MUNGKIN
ESENSIAL

 Belum pasti diperlukan atau tidak di dalam


struktur atau fisiologi tubuh, misalnya :
• Cr (kromium)
• Mo (molibdenum)
MIKRO ELEMEN YANG TIDAK
DIPERLUKAN
 Disebut juga non esensial
 Jenis mineral ini terdapat dalam tubuh karena
terbawa tidak sengaja bersama bahan
makanan
 Jadi sebagai kontaminan (pencemaran)
 Misalnya : Al, As, Ba, Bo, Pb, Cd, Ni, Si, Sr, Va,
dan Br.
TRACE ELEMENT

 Termasuk dalam mikro elemen, tetapi


diperlukan dalam jumlah yg lebih sedikit.
 Misalnya :
• Co
• Cu
• Zn
 Beberapa elemen bekerja erat sekali dalam
melaksanakan fungsinya.
 Fungsi Na erat sekali dengan tekanan osmosis
cairan tubuh.
KALSIUM DAN PHOSPOR
 Kalsium merupakan mineral yang paling banyak didapatkan
di dalam tubuh.
 Untuk absorpsinya diperlukan vitamin D.
 Kebutuhan kalsium meningkat pada masa pertumbuhan,
selam laktasi, dan wanita pascamenopause.
 Asupan kalsium perlu ditingkatkan bila makanan banyak
mengandung protein dan atau fosfor.
 Asupan anjuran 1,2 g/hari untuk pasien alkoholik, sindroma
malabsorpsi dan paasien-pasien yang mendapat
kortikosteroid, isoniazid, tetrasiklin atau antacid yang
mengandung aluminium.
KALSIUM DAN PHOSPOR
 Fungsi dan metabolisme Ca (zat kapur) dan P
sangat erat saling berhubungan.
 Sebagian besar kedua unsur ini terdapat
dalam garam Kalsium-phosphat di dalam
jaringan keras tubuh (90%), ialah tulang dan
gigi.
 10% terdapat dalam jaringan lunak
 P : 80% di jaringan keras, 20% di jaringan lunak
KALSIUM DAN PHOSPOR
 Ca di dalam tulang mudah dimobilisasi ke
dalam cairan tubuh dan darah, yg kemudian
diteruskan ke sel-sel jaringan yg
memerlukannya.
 Trabeculae dari struktur tulang merupakan
tempat penimbunan Ca yg medah sekali
melepaskan Ca utk dipergunakan dalam
keperluan lain
KALSIUM DAN PHOSPOR
 Fungsi Ca di dalam jaringan lunak :
• Ikut dalam mekanisme pembekuan darah
• Proses kontraksi otot dan fungsi saraf
(proses menghantar rangsangan)
• Defisiensi Ca dapat memberikan gejala
tetani
• Diperlukan dalam fungsi berbagai enzim
 P berkaitan dgn transpor energi, misalnya :
ATP, ADP, kreatin fosfat dan fosfoenol piruvat.
METABOLISME KALSIUM DAN FOSFOR
 Absorbsi Ca dan P di usus butuh perbandingan Ca : P
dalam komposisi 1 : 1 sampai 1 : 3.
 Perbandingan > 1 : 3 akan menghambat penyerapan
Ca.
 Dalam hidangan pada umumnya kadar P tidak
pernah defisiensi, tetapi sebaliknya kadar Ca sering
defisiensi.
 Di dalam bahan makanan beras terdapat zat organik
(asam phytat), yg menghambat absorsi Ca di usus.
METABOLISME KALSIUM DAN FOSFOR
 Asam phytat akan berikatan dengan Ca menjadi
Calsium-phytat, yg tidak larut dalam air, sehingga
mengendap di dalam usus dan tidak dapat diserap
ke dalam mukosa.
 Berbagai sayuran daun dan buah mengandung asam
oksalat yg jg mengikat kalsium dan membentuk
garam kalsium-oksalat yg tdk dapat larut dalam air,
sehingga tdk dpt diserap ke dalam mukosa usus
 Absorpsi Ca di dalam rongga usus maupun
reabsorpsi di tubuli ginjal dipengaruhi vitamin D.
 Absorpsi Ca mempengaruhi absorpsi P.
METABOLISME KALSIUM DAN FOSFOR
 Hormon paratiroid berfungsi mengatur kadar
Ca++ di dalam cairan darah, yg diperlukan utk
kontraksi otot dan pembekuan darah.
 Bila Ca++ di dalam plasma turun, Ca
dimobilisasikan dari trabeculae dalam struktur
tulang.
 Ca dan P disekresikan terutama di dalam urin
dan sedikit di dalam tinja.
 Kebutuhan Ca 400 mg sehari utk semua umur.
NATRIUM DAN KALIUM
 Na dan K terutama berfungsi dalam keseimbangan
air dan elektrolit (asam-basa) di dalam sel maupun
di dalam cairan ekstraselular, termasuk plasma
darah.
 Na terutama terdapat di dalam cairan ekstraselular.
 K terutama terdapat di dalam cairan intraselular.
 Perbedaan kadar kalium dan natrium mengatur
kepekaan sel, konduksi impuls saraf dan
keseimbangan dan volume cairan.
NATRIUM DAN KALIUM
 Natrium penting untuk membantu mempertahankan
volume dan keseimbangan cairan tubuh.
 Kadarnya dalam cairan tubuh diatur oleh mekanisme
homeostatik.
 Pembatasan natrium seringkali dianjurkan pada
pasien gagal jantung kongestif, sirosis hati dan
hipertensi.
 Keringat yang berlebihan dapat mengakibatkan
kehilangan natrium yang banyak dan perlu diganti
dalam bentuk air dan NaCl.
NATRIUM DAN KALIUM
 Na merupakan satu-satunya elemen yg biasa
dikonsumsi dalam bentuk garam, ialah garam
dapur.
 Konsumsi garam rata-rata 15 gram sehari.
 Sekarang garam difortifikasikan dgn jodium.
 Di dalam tubuh Na sebanyak 0.15% dari berat
badan.
 K sebanyak 0,35% dari berat badan.
NATRIUM DAN KALIUM
 Fungsi penting Na+ dan K+ :
1. Mempertahankan keseimbangan air
2. Mempertahankan tekanan osmose
3. Mempertahankan keseimbangan asam-basa
4. Mekanisme “sodium pump”
 Terutama Na+ berperan dalam menahan air di
dalam tubuh, dalam proses mempertahankan
tekanan osmose cairan.
 Membran sel bersifat semipermeabel terhadap
Na+, tetapi K+ dapat lewat dengan bebas melalui
membran sel tersebut
HIPERKALEMIA
 Hiperkalemia paling sering disebabkan gangguan
ekskresi kalium oleh ginjal yang dapat terjadi
pada pasien dengan insufisiensi korteks adrenal,
gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik terminal,
atau penggunaan antagonis aldosteron.
 Aritmia jantung dan gangguan konduksi
merupakan gejala sisa yang paling berbahaya.
Manifestasi lain dari hiperkalemia termasuk
kelemahan dan parestesia.
ZAT BELERANG (S)
 Zat belerang merupakan komponen dari
beberapa jenis zat gizi yg esensial, seperti
asam amino dan vitamin B1.
 Tampaknya kebutuhan tubuh akan zat
belerang (S) selalu dapat terpenuhi di dalam
bahan makanan.
 Di dalam bahan makanan S terdapat sebagai
komponen protein atau komponen fosfolipid.
FLOUR
 Flour terdapat pada gigi dan bermanfaat
untuk menurunkan insiden karies dentis
terutama pada anak.
 Selain itu flour juga membantu retensi kalsium
pada tulang.
 Suplemen flour bermanfaat untuk mencegah
atau memperbaiki penyakit tulang seperti
osteoporosis masih kontroversi.
FLOUR
 Pengaruh F terutama pada fase pembentukan gigi
ketika masih dalam jaringan ikat.
 Setelah gigi bererupsi ke dalam rongga mulut, zat F
masih berpengaruh, krn masih dapat sedikit diserap
menjadi komponen jaringan keras gigi.
 Kebanyakan F membuat gigi tidak sempurna. Gigi
tahan terhadap kerusakan, tetapi permukaan dentin
dan email menunjukkan daerah-daerah cekungan
seperti erosi yg berwarna kuning kecoklatan.
 Kondisi ini disebut dental flourosis atau mottled
enamel.
FLOUR
 Pada defisiensi F, struktur email dan dentin
mudah menjadi rusak, membusuk dan
berlubang.
JODIUM
 Yodium merupakan bagian dari hormone tiroid :
tetrayodotironin (tiroksin) dan triyodotironin.
 Keadaan defisiensi mengakibatkan terjadinya
hyperplasia dan hipertropi kelenjar tiroid (goiter
endemic).
 Kekurangan Jodium akan menyebabkan :
• Gondok endemik
• Myxedema
• Kretinisme.
KLORIUM (Cl)
 Zat klor berbentuk gas warna biru kehijauan dan
bersifat racun keras.
 Cl selalu dikonsumsi dalam bentuk garam dapur (NaCl).
 Ion Cl dapat menembus membran sel dengan leluasa;
dan keluar masuk membrane sel secara pasif,
mendampingi ion K+ maupun Na+.
 Dalam bentuk HCl, zat klor diekskresikan di dalam
lambung dan berfungsi membantu pencernaan protein
oleh pepsin.
 Orang yg muntah-muntah akan terbuang banyak air yg
mengandung HCl, bisa terjadi dehidrasi dgn alkalosis.
ZAT BESI (Fe)
 Fe terutama diperlukan dalam hemopoiesis
(pembentukan darah), yaitu dalam sintesa
hemoglobin (Hb).
 Berbagai jenis enzim memerlukan Fe sebagai
faktor penggiat.
 Di dalam tubuh sebagian besar Fe terdapat
terkonjugasi dgn protein, dan terdapat dalam
bentuk Ferro dan Ferri.
 Bentuk aktif Fe = Ferro, inaktif = Ferri.
ZAT BESI (Fe)

 Zat besi lebih mudah diserap dari usus halus


dalam bentuk Ferro. Penyerapan ini
mempunyai mekanisme autoregulasi yg diatur
oleh kadar feritin yg terdapat di dalam sel-sel
mukosa usus.
 Ekskresi Fe dilakukan melalui kulit, di dalam
bagian-bagian tubuh yg aus dan dilepaskan
oleh permukaan tubuh.
ZAT TEMBAGA (Cu)
 Zat tembaga merupakan komponen dari
beberapa jenis enzim dalam sistem
eritropoetik.
 Cu terutama diekskresikan ke dalam rongga
usus dan dibuang di dalam tinja.
 Sebagian kecil diekskresikan dalam urin dan
cairan keringat.
 Kekurangan Cu belum pernah dilaporkan.
ZAT KOBALT (Co)
 Merupakan komponen struktur vitamin B12.
 Metabolisme Co tdk terdapat dalam tubuh,
tetapi dapat disintesis oleh mikroflora usus.
 Defisiensi Co tdk pernah dilaporkan
MAGNESIUM (Mg)
 Tubuh manusia mengandung unsur Mg
sebanyak 25 gram.
 Fungsi Mg dalam tubuh manusia belum
banyak diketahui.
 Defisiensi Mg mungkin terjadi gejala tetani.
MOLIBDENIUM (Mo)
 Mo selalu ada pada bahan makanan nabati maupun
hewani, meskipun dalam kwantum yg sangat kecil.
 Mo diperlukan dalam fungsi berbagai enzim.
 Mo mudah diserap di dalam saluran GIT dan terdapat
dalam jumlah yg cukup besar di dalam jaringan hati,
tulang, dan ginjal.
 Mo mudah diekskresikan di dalam urin dan sedikit di
dalam cairan empedu.
 Bahan makanan sumber Mo : kacang2an, serealia,
sayur berwarna hijau, dan organ dalam binatang
ternak.
SENG
 Zn merupakan kofaktor lebih dari 100 enzim dan
penting untuk metabolisme asam nukleat dan
sintesis protein.
 Tubuh manusia dewasa mengandung sekitar 2
mg Zn.
 Mineral ini diperlukan untuk pertumbuhan,
fungsi dan maturasi alat kelamin, nafsu makan
dan ketajaman rasa, serta penyembuhan luka.
 Zn diekskresikan dalam urin dan tinja
SELENIUM (SE)
 Terdapat interelasi antara metabolisme dan
fungsi Se dgn vitamin E.
 Fungsi Se yg sebenarnya belum banyak
diketahui.
TERIMA

KASIH

Anda mungkin juga menyukai