Pusposeful atau
Purposive
Anggota Kelompok
1.
2.
3.
4.
Annisa Rizkyna (1911222012)
Dhea Nurul Putri (1911223023)
Dindi Suryati Putri (1911223019)
Naura Mardhiyah (1911221007)
KEL
2
5. Ridho Wibowo (1911221022)
6. Salsabila Oktoryanda (1911222011)
7. Salsha Nadhirah (1911222017)
8. Sarasdila Putri Iranto (1911221016)
Definis
i
Sampling Pusposeful atau Purposive
PURPOSIVE SAMPLING
Menurut Sugiyono (2016:85), “purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.”Alasan menggunakan teknik
Purposive Sampling adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang
sesuai dengan fenomena yang diteliti.
Teknik purposive ini dipandang lebih mampu menangkap kelengkapan dan kedalaman
data di dalam menghadapi realitas yang tidak tunggal. Oleh sebab itu pilihan sampel
diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki informasi penting yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.
Ciri-ciri Purposive Sampling
Menurut Moleong (1990:166), sampel bertujuan (purposive sampling) ditandai dengan
ciri-ciri sebagai berikut.
Systematic Random
Sampling
Systematic random sampling merupakan teknik random sampling, dimana peneliti memilih unsur
populasi secara sistematis.
Accidental sampling
Accidental sampling berasal dari kata accidental, sudah dapat memberikan gambaran kepada kita
bahwa teknik ini berdasarkan pada prinsip “ketidaksengajaan” (accidental). “Ketidaksengajaan”
disini terjadi karena berbagai faktor seperti kemudahan dan situasi kondisi yang terjadi pada saat
itu.
Quota Sampling
Dalam teknik quota sampling, pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti semata. Teknik
ini dilakukan jika terdapat kelompok serta dalam suatu populasi. Jumlah sampel yang dipilih
berdasarkan kuota yang ditentukan oleh peneliti.
Purposeful Sampling
Purposeful sampling atau disebut juga purposive sampling merupakan teknik dalam
non propobality sampling yang berdasarkan kepada ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan peneliti
yang akan dilakukan.
Pengertian Sampel
Sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga
dapat mewakili populasinya. Kerja statistik melalui sampel dimungkinkan dengan alasan: keterbatasan
biaya, waktu dan tenaga. Banyaknya anggota suatu sampel disebutukuran sampel, sedangkan suatu
nilai yang menggambarkan ciri sampel disebut statistik.
Sampel diharapkan bisa mewakili populasi, karena itu sampel dibagi dua, yaitu sampel representatif
dan sampel nonrepresentatif. Sampel representatif adalah sampel yang bisa mewakili keadaan
populasinya, dan sampel nonrepresentatif adalah sampel yang tidak dapat mewakili populasinya.
Sampel bagi metode kualitatif sifatnya purposive artinya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.
Sampel metode kualitatif tidak menekankan pada jumlah atau keterwakilan, tetapi lebih kepada kualitas
informasi, kredibilitas dan kekayaan informasi yang dimiliki oleh informan atau partisipan.
Sampel yang jumlah banyak tidak akan punya arti jika tidak berkualitas atau inforrnannya tidak
kredibel. Sampel juga harus sesuai dengan konteks. Jadi random sampling tidak cocok untuk penelitian
yang menekankan kedalaman informasi. Aspek kedalaman yang ditekankan dalam metode kualitatif dan
jumlah sampel yang banyak sangat mustahil untuk mencapai kedalaman.
Jadi syarat utama adalah credible dan information rich. Sampel yang banyak hanya akan menyebabkan
informasi menjadi tumpang tindih.
Patokan umum untuk sampel:
1. Jumlahnya kecil, karena dengan jumlah kecil peneliti akan mampu mengumpulakan data
yang mendalam
2. Jumlahnya bisa bervariasi dari satu hingga 40. Tetapi karena penekanannya pada informasi
yang rinci dan kaya, maka jumlah yang besar akan menjadi masalah, karena akan terjadi
pengulangan informasi
3. Juga sampel yang banyak biasanya hanya memberikan informasi yang redundant.
Logika dari sample yang kecil sering kali salah dimengerti. Sample jumlah kecil diasosiasikan dengan kurang
kredibel. Sebenarnya purposeful sampling harus ditentukan sesuai maksud dan rationale dari penelitian seperti
apakah strategi pengambilan sampel cocok dengan maksud studi atau tidak? Juga sample harus ditentukan sesuai
dengan konteks. Random sampling tidak mungkin menjangkau in-depth analisis, tapi purposive sampling sangat
mungkin.
Sumber
1. Ariyani, Ratu Sanny. 2013. Studi Deskriptif Kinerja Di Masing-masing Bagian di Lembaga Penjamin
Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Diakses melalui http://repository.upi.edu/5670/
2. Sunardi, Hairil.
https://www.academia.edu/8974274/POPULASI_DAN_SAMPEL_DALAM_PENELITIAN_KUALITATIF
3. Raco, J. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
4. Herdiansyah, H. (2015). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika
5. Azizah, S. (2018). repo.iain-tulungagung.ac.id. Dipetik Maret 22, 2021, dari http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/7486/6/BAB%20III.pdf
6. Farida Nugrahani. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Bidang Pendidikan Bahasa. Surakarta.
Terima Kasih