Penulis
Rizki Yulia Purwitaningtyas, S.Kep., Ns., M.Kes
A. Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar Bagi Lansia menurut Depkes, dimaksudkan untuk
memberikan bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia
secara individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti Werda
maupun Puskesmas, yang diberikan oleh perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat
dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga keperawatan,
diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan
melakukan asuhan keperawatan di rumah atau panti (Aspuah, 2013).
B. Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut usia,
apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain: Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan
keperawatan dapat berupa dukungan tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau
pembersihan gigi palsu: kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta
telinga: kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai,
misalnya porsi kecil bergizi, bervariai dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani.
Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang perlu
diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama
seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau petugas.
Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus (lecet) (Dariah &
Okatiranty, 2013).
C. Pendekatan Perawatan Lanjut Usia
1. Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yang
dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan
yang masih bias di capai dan dikembangkan, dan penyakit yang yang dapat dicegah atau
ditekan progresifitasnya. Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas
dua bagian yaitu: Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu
bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-hari masih mampu
melakukan sendiri (Aspiani, 2014).Klien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun,
yang keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar
perawatan klien usia lanjut ini terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan keberhasilan
perorangan untuk mempertahankan kesehatannya (Amnurohim, 2016).
Kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan,
mengingat sumber infeksi dapat timbul bila keberhasilan kurang mendapat perhatian.
Disamping itu kemunduran kondisi fisik akibat proses penuaan, dapat mempengaruhi ketahanan
tubuh terhadap gangguan atau serangan infeksi dari luar. Untuk klien lanjut usia yang masih
aktif dapat diberikan bimbingan mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan
badan, kebersihan rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi tidurnya, hal makanan,
cara memakan obat, dan cara pindahdari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya. Hal ini penting
meskipun tidak selalu keluhan-keluhan yang dikemukakan atau gejala yang ditemukan
memerlukan perawatan, tidak jarang pada klien lanjut usia dihadapkan pada dokter dalam
keadaan gawat yang memerlukan tindakan darurat dan intensif, misalnya gangguan
serebrovaskuler mendadak, trauma, intoksikasi dan kejang-kejang, untuk itu perlu pengamatan
secermat mungkin (Cahyono, 2012). Adapun komponen pendekatan fisik yang lebuh mendasar
adalah memperhatikan atau membantu para klien lanjut usia untuk bernafas dengan lancar,
makan, minum, melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu berjalan, tidur, menjaga
sikap, tubuh waktu berjalan, duduk, merubah posisi tiduran, beristirahat, kebersihan tubuh,
memakai dan menukar pakaian, mempertahankan suhu badan melindungi kulit dan kecelakaan
(Buyase, 2010). Toleransi terhadap kakurangan O2 sangat menurun pada klien lanjut usia,
untuk itu kekurangan O2 yang mendadak harus disegah dengan posisi bersandar pada beberapa
bantal, jangan melakukan gerak badan yang berlebihan
Seorang perawat harus mampu memotifasi para klien lanjut usia agar mau dan menerima
makanan yang disajikan. Kurangnya kemampuan mengunyah sering dapat menyebabkan
hilangnya nafsu makan. Untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menghidangkan makanan
agak lunak atau memakai gigi palsu. Waktu makan yang teratur, menu bervariasi dan bergizi,
makanan yang serasi dan suasana yang menyenangkan dapat menambah selera makan, bila ada
penyakit tertentu perawat harus mengatur makanan mereka sesuai dengan diet yang dianjurkan
(Darmojo, 2010)
Kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan,
mengingat sumber infeksi bisa saja timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian. Oleh
karena itu, kebersihan badan, tempat tidur, kebersihan rambut, kuku dan mulut atau gigi perlu
mendapat perhatian perawatan karena semua itu akan mempengaruhi kesehatan klien lanjut
usia.
Perawat perlu mengadakan pemeriksaan kesehatan, hal ini harus dilakukan kepada klien
lanjut usia yang diduga menderita penyakit tertentu atau secara berkala bila memperlihatkan
kelainan, misalnya: batuk, pilek, dsb. Perawat perlu memberikan penjelasan dan penyuluhan
kesehatan, jika ada keluhan insomnia, harus dicari penyebabnya, kemudian
mengkomunikasikan dengan mereka tentang cara pemecahannya. Perawat harus mendekatkan
diri dengan klien lanjut usia membimbing dengan sabar dan ramah, sambil bertanya apa
keluhan yang dirasakan, bagaimana tentang tidur, makan, apakah obat sudah dimminum,
apakah mereka bisa melaksanakan ibadah dsb. Sentuhan (misalnya genggaman tangan)
terkadang sangat berarti buat mereka (Aspiani, 2014).
D. Pendekatan psikis
Disini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada
klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter , interpreter terhadap segala sesuatu
yang asing, sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat
hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang
cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas.
Perawat harus selalu memegang prinsip ” Tripple”, yaitu sabar, simpatik dan service (Azizah,
2011).
Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih sayang dari
lingkungan, termasuk perawat yang memberikan perawatan.. Untuk itu perawat harus selalu
menciptakan suasana yang aman , tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam
batas kemampuan dan hobi yang dimilikinya.
Perawat harus membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam memecahkan dan
mengurangi rasa putus asa , rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan
fisik, dan kelainan yang dideritanya. Hal itu perlu dilakukan karena perubahan psikologi terjadi
karena bersama dengan semakin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-
gejala, seperti menurunnya daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi, berkurangnya
kegairahan atau keinginan, peningkatan kewaspadaan , perubahan pola tidur dengan suatu
kecenderungan untuk tiduran diwaktu siang, dan pergeseran libido. Perawat harus sabar
mendengarkan cerita dari masa lampau yang membosankan, jangan menertawakan atau
memarahi klien lanjut usia bila lupa melakukan kesalahan. Harus diingat kemunduran ingatan
jangan dimanfaatkan untuk tujuan tertentu (Aspuah, 2013).
Bila perawat ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan, perawat
bila melakukannya secara perlahan –lahan dan bertahap, perawat harus dapat mendukung
mental mereka kearah pemuasan pribadi sehinga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak
menambah beban, bila perlu diusahakan agar di masa lanjut usia ini mereka puas dan bahagia
E. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya perawat
dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesama klien
usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi pendekatan social ini merupakan suatu
pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang
membutuhkan orang lain.
Penyakit memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lanjut usia untuk
mengadakan konunikasi dan melakukan rekreasi, misal jalan pagi, nonton film, atau hiburan
lain. Tidak sedikit klien tidak tidur terasa, stress memikirkan penyakitnya, biaya hidup,
keluarga yang dirumah sehingga menimbulkan kekecewaan, ketakutan atau kekhawatiran, dan
rasa kecemasan.
Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara lanjut usia, hal ini dapat diatasi
dengan berbagai cara yaitu mengadakan hak dan kewajiban bersama. Dengan demikian perawat
tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun terhadap petugas yang
secara langsung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia di Panti
Werda (Nugroho, 2010).
F. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang dianutnua dalam kedaan sakit atau mendeteksikematian.
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi kematian, DR.
Tony styobuhi mengemukakn bahwa maut sering kali menggugah rasa takut. Rasa semacam ini
didasari oleh berbagai macam factor, seperti ketidak pastian akan pengalaman selanjutnya,
adanya rasa sakit dan kegelisahan kumpul lagi bengan keluatga dan lingkungan sekitarnya.
Dalam menghadapi kematian setiap klien lanjut usia akan memberikan reaksi yang berbeda,
tergantung dari kepribadian dan cara dalam mengahadapi hidup ini (Aspiani, 2014)
PENGKAJIAN FUNGSI INTELEKTUAL, SOSIAL DAN TINGKAT DEPRESI PADA
LANSIA
Penulis
Rizki Yulia Purwitaningtyas, S.Kep., Ns., M.Kes
2. Riwayat Hidup
Pasangan :Tn.A Anak-anak : 3
Hidup : Meninggal Hidup :Hidup
Status Kesehatan : Sehat Nama & Alamat :
Umur : 63 Tahun
Pekerjaan : Tukang Cukur
Meninggal : Meninggal Meninggal :-
Tahun Meninggal : 2005 Tahun Meninggal :-
Penyebab Kematian : - Penyebab Kematian :-
3. Riwayat Pekerjaan
Status Pekerjaan Saat Ini :
Tidak bekerja
Pekerjaan Sebelumnya : Petani
Sumber Pendapatan Saat Ini :
Diberi anaknya
Teras depan
Ruang
Tamu Kamar
Kamar Ruang TV
Kamar
Kamar Dapur
Mandi
Trauma : -
Obat-obatan
Nama obat dan dosis :-
Tanggal resep :-
Riwayat Alergi
Obat-obatan :-
Makanan : -
Alargi lain :-
Faktor lingkungan :-
Nutrisi
Uraikan jenis-jenis makanan untuk pagi, siang & malam : Nasi, tahu, tempe,
sayur
Riwayat peningkatan/penurunan BB :-
Kebiasaan sebelum, saat atau setelah makan : kebiasaan setelah makan yaitu
mengantuk
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
Kepala Ya
Sakit kepala √
Pusing √
Gatal Kulit Kepala -
Leher Ya
Kekakuan -
Nyeri/nyeri tekan -
Benjolan/massa -
Keterbatasan Gerak -
Mata Ya
Perubahan penglihatan √
Kacamata/lensa kontak √
Nyeri -
Air mata berlebihan -
Pruritus -
Bengkak sekitar mata -
Floater -
Diplopia -
Kabur √
Fotofobia √
Riwayat infeksi -
Tanggal pemeriksaan mata terakhir -
Dampak pada aktivitas sehari-hari √
Telinga Ya
Perubahan pendengaran √
Rabas √
Tinitus √
Vertigo -
Sensivitas pendengaran -
Alat-alat prostesa -
Riwayat infeksi -
Tanggal pemeriksaan paling akhir -
Kebiasaan perawatan telinga √
Dampak pada aktivitas sehari-hari √
Payudara Ya
Benjolan / massa -
Nyeri / nyeri tekan -
Bengkak -
Keluar cairan dari putting susu -
Perubahan pada putting susu √
Pola pemeriksaan payudara sendiri -
Tanggal dan hasil mamogram terakhir -
Kardiovaskular Ya
Nyeri dada -
Palpitasi -
Sesak nafas -
Dispnea pada aktivitas -
Murmur -
Edema -
Varises -
Kaki timpang -
Parestesia √
Perubahan warna kaki √
Pernafasan Ya
Batuk -
Sesak napas -
Hemoptisis -
Sputum -
Mengi -
Asma / alergi pernapasan -
Tanggal & hasil pemeriksaan dada terakhir -
Gastrointestinal Ya
Disfagia -
Tidak dapat mencerna -
Nyeri ulu hati -
Mual muntah -
Hematemesis -
Perubahan nafsu makan -
Intoleran makanan -
Ulkus -
Nyeri -
Ikterik -
Benjolan / massa -
Perubahan kebiasaan defekasi √
Diare -
Konstipasi -
Melena -
Perdarahan rektum -
Pola defekasi biasanya -
Sistem Endokrin Ya
Intoleran terhadap panas -
Intoleran terhadap dingin -
Goiter -
Pigmentasi kulit/tekstur √
Perubahan rambut √
Polifagia -
Polidipsi -
Poliuria √
Perkemihan Ya
Disuria -
Menetes -
Ragu-ragu -
Hematuria -
Poliuria √
Oliguria √
Nokturia √
Inkotinensia -
Nyeri saat berkemih -
Batu -
Infeksi -
Genitoreproduksi Wanita Ya
Lesi -
Rabas -
Dispareunia -
Perdarahan pasca senggama -
Nyeri pelvic -
Sistokel/ retrokel / prolaps -
Penyakit kelamin -
Infeksi -
Masalah aktivitas seksual -
Riwayat menopouse (usia, gejala, masalah -
pascamenopause)
Tanggal dan hasil pap paling akhir -
Muskuloskeletal Ya
Nyeri persendian √
Kekakuan -
Pembengkakan sendi -
Deformitas -
Spasme -
Kram √
Kelemahan otot √
Masalah cara berjalan -
Nyeri punggung √
Protesa -
Kebiasaan latihan / olahraga -
Dampak pada aktivitas sehari-hari √
Sistem Saraf Ya
Sakit kepala √
Kejang -
Sinkope / serangan jantung -
Paralisis -
Paresis -
Masalah koordinasi -
Tie/tremor/spasme -
Parestesin √
Cedera kepala -
Masalah memori √
Psikososial Ya
Cemas √
Depresi -
Insomnia -
Menangis -
Gugup -
Takut -
Masalah dalam pengambilan keputusan -
Kesulitan berkonsentrasi √
Mekanisme koping √
Stress saat ini -
Persepsi tentang kematian √
Dampak pada aktivitas sehari-hari -
Skala Depresi : -
Fungsi intelektual/memori : -
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, beipakaian
dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
tersebut
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan
5 Kontinen
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut ( pampers
)
6 Makan
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya
sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring
dan menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan
makan parenteral ( NGT )
Keterangan :
Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien
Analisis Hasil :
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ), berpindah,
kekamar kecil, mandi dan berpakaian.
Nilai B :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut Nilai C :
Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu
fungsi tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan
satu fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
Penilaian SPMSQ
Orientasi
5 3 (tahun) (musim) (tanggal) (hari) (bulan) apa sekarang?
Bahasa
Ikuti perintah 3-langkah: "ambil kertas di tangan kanan anda, lipat dua, dan taruh di lantai" (3 poin)
Baca dan turuti hal berikut: "tutup mata Anda" (1 poin)
Tulis satu kalimat (1 poin)
Menyalin gambar (1 poin)
Kaji tingkat kesadaran sepanjang kontinum:
Depresi Beck berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejala dan sikap yang berhubungan dengan
depresi.
Skore Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia di menghadapinya mana saya tak
dapat
2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan darinya saya tidak dapat keluar
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu dapat membaik
tidak
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa saya benar-benar gagal sebagai seseorang (orang tua, suami, istri)
2 Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
D. Ketidakpuasan
E. Rasa Bersalah
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli pada
mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
I. Keragu-raguan
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
M. Anoreksia
Penilaian:
0-4 depresi tidak ada atau minimal
5-7 depresi ringan
8-15 depresi sedang
> 16 depresi berat
Skala Depresi Geriatrik Yesavage dengan penilaian jika jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai poin 1
(nilai 1 poin untuk setiap respons yang cocok dengan jawaban ya atau tidak setelah perta
nyaan). Nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi.
DO:
Klien tampak meringis Penyumbatan pembuluh
TD: 160/100mmHg darah
N: 86 x/menit
P: 20 x/menit
S: 36, 7 ºC Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Resistensi pembuluh
darah otak
Nyeri kepala
DAFTAR DIAGNOSA
DO:
Klien tampak meringis
TD: 160/100mmHg
N: 86 x/menit
P: 20 x/menit
S: 36, 7 ºC
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO WAKTU IMPLEMENTASI
NO WAKTU EVALUASI
Oleh:
DENOK PUTRI AYUNINGTYAS (14.401.18.013)
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan
darah (Arif Muttaqin, 2009).
Hipertei atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan
gagal ginjal. Tekanan darah tinggi disebut sebagai "pembunuh diam-diam" karena orang
dengan darah tinggi sering tidak menampakkan gejala. Institut Nasional Jantung, Paru dan
Darah memperkirakan separuh orang yang menderita darah tinggi tidak sadar akan
kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan
interval teratur karena darah tinggi merupakan kondisi seumur hidup.
Lebih dari seperempat jumlah populasi dunia saat ini menderita hipertensi. Di
Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4%
yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50%
diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung
untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor
resikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. Saat ini penyakit degeneratif dan
kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
(Smeltzer, 2001).
Dari hasil pengkajian didapatkan masyarakat desa Sempu rata-rata mempunyai tekanan
darah 140/90 mmHg. Menurut pengakuan masyarakat desa Sempu, mereka belum
melakukan tindakan apapun untuk menangani hipertensinya.
Oleh karena latar belakang di atas maka penyusun menyusun satuan cara penyuluhan
mengenai hipertensi dengan tujuan supaya setelah dilakukan pedidikan kesehatan
mengenai hepertensi masyarakat desa Mojosongo dapat memahami tentang penyakit darah
tinggi, diit darah tinggi dan dan mampu melakukan perawatan diri terhadap penyakit darah
tinggi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi selama 1 x 30 menit masyarakat dapat
memahami tentang penyakit darah tinggi, diit darah tinggi dan dan mampu
melakukan perawatan diri terhadap penyakit darah tinggi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit masyarakat mampu menjelaskan
kembali tentang:
a. Pengertian darah tinggi
b. Penyebab darah tinggi dengan baik.
c. Tanda dan gejala darah tinggi dengan baik.
d. Makanan yang dianjurkan dan makanan yang dibatasi untuk penderita Darah
tinggi
e. Obat- obatan untuk hipertensi
f. Komplikasi dari hipertensi
C. SASARAN
Masyarakat Desa Sempu
D. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 22 April 2020
Waktu : 30 menit
Tempat : Dusun Tugung-Sempu
RT 01/ RW 02
E. MATERI
Terlampir
I. DENAH LOKASI
Terlampir
J. SUMBER
Benowitz, L. 2002. Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B.G., 2002, Basic and Clinical
Farmacology, ed ke-3, Penerjemah: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga, Penerbit Salemba Medika
Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. EGC.
Jakarta
Smeljer,S.C Bare, B.G .2002. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, *Brunner &
Suddarth, Ed 8.Penerbit EGC Jakarta
Smeltzer, C. S & Bare, G. B. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medical Medah edisi 8.
Jakarta. EGC
K. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Semua anggota masyarakat hadir dalam acara penyuluhan.
b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Masyarakat hadir sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan 2/3 dari jumlah
pasien d Paviliun Garuda.
b. Masyarakat antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
c. Masyarakat menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
b. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
4. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b. Adanya kesepakatan masyarakat dengan perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang darah tinggi yang diterima oleh audience
dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir ceramah.
L. DAFTAR PERTANYAAN
1. Jelaskan kembali pengertian tekanan darah tinggi ?
2. Jelaskan kembali penyebab tekanan darah tinggi?
3. Apa tanda dan gejala tekanan darah tinggi?
4. Apa saja makanan yang dianjurkan dan makanan yang dibatasi untuk penderita
tekanan darah tinggi?
5. Sebutkan pengobatan darah tinggi ?
6. Jelaskan komplikasi darah tinggih?
LAMPIRAN 1
MATERI
A. PENGERTIAN
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada
pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah (Arif
Muttaqin, 2009).
Menurut Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu
keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal.
Sedangkan menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90
mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai darah tinggi
(Soeparman, 1999).
B. PENYEBAB
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen pembuluh darah
Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun, dan
berupa:
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
6. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
(Elizabeth J. Corwin, 2000)
D. DIIT
Diit merupakan pengendalian asupan kalori total untuk mencapai atau
mempertahankan BB yang sesuai dan mengendalikan kadar glukosa.Tujuan diituntuk
membantu menurunkan tekanan darah, mempertahankan tekanan darah menuju
normal,penurunan faktor resiko BB yang berlebih, menurunkan kadar lemak
kolesterol.Diit untuk penderita Hipertensi:
1. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Darah tinggi
a. Sumber kalori
Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula.
b. Sumber protein hewani
Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari, telur ayam,telur
bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak
c. Sumber protein nabati
Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.
d. Sumber lemak
Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
e. Sayuran
Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam,kangkung,buncis, kacang
panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel.
f. Buah-buahan
Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah terbatas.
g. Bumbu
Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak lebih 15
gramperhari.
h. Minuman
Teh encer, coklat encer, juice buah.
E. Obat-Obatan
1. Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara mendeplesi simpanan
natrium tubuh. Awalnya, diuretik menurunkan tekanan darah dengan menurunkan
volume darah dan curah jantung, sehingga tahanan perifer menurun. Setelah 6-8
minggu, curah jantung kembali normal karena tahanan vaskular perifir menurun.
Natrium dapat menyebabkan tahanan vaskular dengan meningkatkan kekakuan
pembuluh darah dan reaktivitas saraf, yang diduga berkaitan dengan terjadinya
peningkatan pertukaran natrium-kalsium dengan hasil akhir peningkatan kalsium
intraseluler. Efek tersebut dapat dikurangi dengan pemberian diuretik atau
pengurangan natrium. Contoh obat diuretik yang sering digunakan untuk
menurunkan hipertensi adalah: spironolactone, dan hydrochlorothiazide (thiazide)
yang mempunyai efek cukup kuat sebagai diuretik dan efektif untuk menurunkan
tekanan darah dalam dosis yang rendah (Benowitz, 2002).
2. Obat simpatoplegik
Mempunyai mekanisme kerja menurunkan tekanan darah dengan cara menurunkan
tahanan perifer, menghambat fungsi jantung, dan meningkatkan pengumpulan vena
didalam pembuluh darah kapasitans (dua efek terakhir menyebabkan penurunan
curah jantung). Contoh obat golongan ini adalah: Methyldopa dan clonidine
(Benowitz, 2002).
3. Obat vasodilator langsung.
Semua vasodilator yang digunakan untuk hipertensi merelaksasi otot polos arteriol,
sehingga dapat menurunkan tahanan vaskular sistemik. Penurunan tahanan arteri dan
rata-rata penurunan tekanan darah arteri menimbulkan respon kompensasi, dilakukan
oleh baroreseptor dan sistem saraf simpatis, seperti halnya renin angiotensin dan
aldosteron. Respon-respon kompensasi tersebut melawan efek anti hipertensi
vasodilator. Vasodilator bekerja 12 dengan baik apabila dikombinasikan dengan obat
antihipertensi lain yang melawan respon kompensasi kardiovaskular. Contoh obat –
obat vasodilator adalah; Hydralazine dan minoxidil (Benowitz, 2002).
4. Obat yang menyekat produksi atau efek Angiotensin.
Rilis renin dari korteks ginjal distimulasi oleh penurunan tekanan arteri ginjal, stimulasi
saraf simpatis dan penurunan pengiriman natrium atau peningkatan konsentrasi
natrium pada tubulus distalis ginjal. Renin bekerja terhadap angiotensin untuk
melepaskan angiotensin I dekapeptida yang tidak aktif. Angiotensin I kemudian
dikonversi, terutama oleh enzim pengubah angiotensin endothelial (endothelial
angiotensin-converting enzyme, ACE), menjadi oktapeptida angiotensin II
vasokonstriktor arterial, yang akan dikonversi menjadi angiotensin III didalam
kelenjar adrenal. Angiotensin II mempunyai aktifitas vasokonsriktor dan retensi
natrium.Angiotensin II dan III menstimulasi rilis aldosteron. Contoh obat golongan
ini adalah ; captopril,enalapril dan lisinopril (Benowitz, 2002)
F. Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya sehingga
menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang berbagai target organ
tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal. Sebagai dampak
terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan
kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian pada penderita akibat komplikasi
hipertensi yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan
organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada 19
organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor
angiotensin II, stress oksidatif, down regulation, dan lain-lain. Penelitian lain juga
membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar
dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat
meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β). Umumnya, hipertensi dapat
menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
1. Jantung
a. hipertrofi ventrikel kiri
b. angina atau infark miokardium
c. gagal jantung
2. Otak - stroke atau transient ishemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati
LAMPIRAN 2
DENAH LOKASI
KETERANGAN:
: PENYAJI :PINTUMASUK