Anda di halaman 1dari 20

Sampul

Bagian Ilmu THT-KL TELAAH JURNAL


Fakultas Kedokteran Makassar, Agustus 2022
Universitas Muslim Indonesia

“A Cross Sectional Study of Chronic Suppurative Otitis

Media and Its Associated Factors Among Primary School

Children in Rural and urban Areas of Aligarh, India”

Disusun Oleh :

Muhammad Syukur

11020202155

Pembimbing:

Dr. dr. Syahrijuita, Sp. THT – KL

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022

2
HALAMAN PEGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Muhammad Syukur

NIM : 111 2020 2155

Judul : Otitis Media Supuratif Kronik

Telah menyelesaikan Telaah Jurnal dan telah disetujui serta telah

dibacakan di hadapan Dokter Pendidik Klinik dalam rangka kepaniteraan

klinik pada Bagian THT – KL Fakultas Kedokteran Universitas Muslim

Indonesia.

Makassar, Agustus 2022


Menyetujui,
Dokter Pendidik Klinik, Penulis,

Dr. dr. Syahrijuita, Sp. THT – KL Muhammad Syukur

I
II
DAFTAR ISI

Sampul..........................................................................................................
HALAMAN PEGESAHAN..............................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
ABSTRAK....................................................................................................iv
BAB I............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Metode...............................................................................................2
1.3 Durasi studi........................................................................................2
1.4 Ukuran sampel...................................................................................2
1.5 Perhitungan Ukuran Sampel..............................................................2
1.5.1 Non – respon......................................................................................3
1.6 Prosedur Pengambilan Sampel.........................................................3
1.7 Kriteria Inklusi / Kriteria Pengecualian...............................................3
1.8 Pengumpulan data.............................................................................3
1.9 Definisi kasus.....................................................................................4
1.10 Analisis statistik..................................................................................4
1.11 Masalah etika.....................................................................................4
1.12 Hasil Penelitian..................................................................................5
1.12.1 Profil Sosio – Demografi subjek penelitian.....................................5
1.12.2 Prevalensi OMSK...........................................................................5
1.12.3 OMSK sehubungan dengan Status Gizi dan Kebersihan Pribadi..6
1.12.4 OMSK menurut karakteristik sosio-demografi yang dipilih.............7
BAB II...........................................................................................................8
DISKUSI.......................................................................................................8
BAB III........................................................................................................10
KESIMPULAN............................................................................................10

III
ABSTRAK

Latar Belakang : Otitis media supuratif kronis pada anak sekolah

merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena dapat

menyebabkan gangguan pendengaran dan dengan demikian

mempengaruhi kinerja intelektual. Penelitian ini bertujuan untuk

memperkirakan prevalensi OMSK dan untuk menentukan beberapa faktor

sosio demografis, lingkungan, kebersihan diri dan status gizi pada anak –

anak sekolah dasar, di wilayah praktek lapangan di perdesaan dan

perkotaan. Departemen Kedokteran Komunitas, JNMCH, AMU, Aligarh,

India

Metode : Diperkirakan sampel 630 dipilih. Jumlah anak dari masing –

masing sekolah diambil sesuai probabilitas proporsional dengan ukuran

(PPS) sementara pengambilan sampel acak berstrata digunakan untuk

mengidentifikasi subjek individu. Anak – anak diwawancarai dengan

format semistruktur diikuti dengan pemeriksaan umum dan otoskopik.

Hasil : Prevalensi keseluruhan dari Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

di antara populasi penelitian diperkirakan 6,1% (95% CI 4,4-8,2) yang

ditemukan 7% (95% CI 5,0-9,6) di daerah pedesaan dan 1,8 (95 % CI 0,5-

6,3) di daerah perkotaan. Ditemukan hubungan yang bermakna (p <0,05)

dengan status gizi anak dan Indeks Standar Hidup (SLI), sedangkan tidak

ada hubungan yang signifikan (p> 0,05) yang diamati dengan variabel

sosio – demografi lainnya seperti pekerjaan ayah, pendidikan ibu,

kepadatan berlebih dan paparan asap.

IV
Kesimpulan : Prevalensi OMSK dalam penelitian kami ditemukan tinggi

sesuai rekomendasi komite ahli otitis media WHO. OMSK merupakan

penyebab penting gangguan pendengaran yang dapat dicegah, sehingga

tingkat prevalensi ini merupakan penyebab yang memprihatinkan.

Kata kunci : Otitis media, OMSK, Prevalensi, Anak sekolah

V
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) berarti

infeksi di telinga tengah (telinga tengah aktif)

menyebabkan keluarnya cairan selama dua minggu

atau lebih. Otitis media adalah penyebab gangguan

pendengaran yang dapat dicegah; sekitar setengah

dari kasus mengalami gangguan pendengaran

konduktif ringan sampai sedang, yang akibatnya

mempengaruhi kinerja intelektual individu. Seperti

yang dikemukakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia,

pada lokakarya ahli otitis media WHO / CIBA pada

tahun 1996, angka prevalensi OMSK 1 – 2%

dianggap rendah dan 3 – 6% tinggi. Dengan rata –

rata OMSK nasional sebesar 4%, India telah

diklasifikasikan sebagai negara dengan prevalensi

tinggi. Penyakit ini sangat penting pada anak sekolah

dalam konteks pencegahan terjadinya gangguan

pendengaran di masa depan dan dengan demikian

meningkatkan perkembangan intelektual anak.

Karena onset yang berbahaya dan perjalanan kronis,

1
penyakit ini gagal mendapatkan perhatian terutama

pada kelompok masyarakat yang kurang mampu.

Sekolah dianggap sebagai cerminan masyarakat

untuk keterwakilan kelompok umur tertentu. Karena

belum banyak penelitian yang dilakukan di Uttar

Pradesh, penelitian ini dilakukan pada anak – anak

sekolah dasar di daerah praktek lapangan pedesaan

dan perkotaan Dept Community Medicine, JNMCH,

AMU, Aligarh dengan maksud dan tujuan sebagai

berikut:

1. Untuk memperkirakan prevalensi Otitis Media Supuratif Kronis pada

anak sekolah dasar di pedesaan dan perkotaan yang terdaftar di

bawah R.H.T.C. dan U.H.T.C., Departemen Kedokteran Komunitas,

J N Medical College, A.M.U., Aligarh.

2. Untuk mengetahui hubungan Otitis Media Supuratif Kronis dengan

Personal Hygiene dan status gizi.

1.2 Metode

Studi saat ini adalah bagian dari studi yang

lebih besar yang dilakukan di 12 sekolah dasar di

daerah terdaftar di Pusat Pelatihan Kesehatan

Pedesaan dan Perkotaan di bawah Departemen

Kedokteran Komunitas, J N Medical College,

Universitas Muslim Aligarh, Aligarh.

2
1.3 Durasi studi

Satu Tahun (Agustus 2010 hingga Juli 2011).

1.4 Ukuran sampel

Diperkirakan sampel 630 anak dari daerah pedesaan dan perkotaan

dipilih.

1.5 Perhitungan Ukuran Sampel

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian

yang lebih besar yang dilakukan pada populasi

penelitian dengan tujuan untuk mengetahui prevalensi

penyakit telinga yang umum dan ukuran sampel

dihitung menjadi 630, dengan menggunakan rumus n

= 4 pq / l2; (dimana p diambil menjadi 15,3% yang

merupakan prevalensi OMSK seperti yang dilaporkan

dalam penelitian yang dilakukan pada anak usia 5-15

tahun di daerah pedesaan di Haryana 2, q = 100-p).

Setelah mengambil kesalahan relatif (l) 20% dari p

dan non-respon 10%, ukuran sampel akhir menjadi

628, dibulatkan menjadi 630.

1.5.1 Non – respon

Dari total 630 anak sekolah, 20 ditemukan tidak

responsif sehingga memberikan tingkat non – respon

sekitar 3,0%. Oleh karena itu analisis akhir dalam

penelitian kami dilakukan pada 610 kasus.

3
1.6 Prosedur Pengambilan Sampel

Jumlah anak yang akan diambil dari setiap

sekolah dan kelas dihitung dengan metode Probability

Proportionate to Size. Daftar hadir digunakan sebagai

kerangka sampling. Pengambilan jumlah anak yang

dibutuhkan dari kelas tertentu dengan menggunakan

Simple Random Sampling, dengan bantuan tabel

nomor acak, diterapkan pada daftar hadir (kerangka

sampling). Jika seorang anak ditemukan tidak hadir

pada hari wawancara, anak berikutnya dalam daftar

hadir diperhitungkan. Jika anak tersebut juga

ditemukan tidak hadir, maka anak berikutnya dalam

daftar hadir dimasukkan ke dalam penelitian.

1.7 Kriteria Inklusi / Kriteria Pengecualian

Persetujuan kepala sekolah diambil sebagai

kriteria untuk memasukkan / mengeluarkan anak ke

dalam studi.

1.8 Pengumpulan data

Anak – anak terpilih diwawancarai melalui format

semistruktur, pra – tes diikuti dengan pemeriksaan

telinga. Pemeriksaan telinga dilakukan melalui

otoskop, yang sebelumnya telah dilakukan pelatihan.

4
Diagnosis akhir dilakukan atas dasar temuan

pemeriksaan otoscopic.

1.9 Definisi kasus

OMSK diartikan sebagai infeksi telinga tengah

yang menyebabkan perforasi gendang telinga dan

keluarnya lendir purulen, dengan atau tanpa bau

busuk, berlangsung terus menerus selama dua

minggu atau lebih, serta kasus perforasi kering.

1.10 Analisis statistik

Data yang terkumpul kemudian ditabulasi dan

disajikan sebagai persentase dan proporsi. Uji statistik

yang sesuai diterapkan.

1.11 Masalah etika

Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari

komite etika kelembagaan, JNMCH, AMU, Aligarh.

Persetujuan diambil dari kepala sekolah. Anak – anak

yang membutuhkan perhatian medis dirujuk ke

RHTC / UHTC. Pendidikan kesehatan tentang praktik

kebersihan telinga untuk pencegahan penyakit telinga

diberikan kepada semua anak.

5
1.12 Hasil Penelitian

1.12.1 Profil Sosio – Demografi subjek penelitian

Seperti terlihat pada tabel satu, sampel penelitian

didominasi oleh anak pedesaan (81,8%). Mayoritas

usia anak – anak berada pada kelompok usia 8 – 10

tahun (38,5%) diikuti 6 – 8 tahun (36,4%). Rasio pria

dan wanita kira – kira sama (49,9% pria vs. 51,1%

wanita) dalam sampel penelitian. Mayoritas ayah anak

– anak adalah pekerja tidak terampil / setengah

terampil (38,8%) diikuti oleh pekerja terampil (30,6%)

sedangkan mayoritas ibu anak – anak buta huruf

(60,2%) diikuti oleh yang hanya melek huruf / tidak

berpendidikan formal. Berdasarkan Indeks 'Standar

Hidup', sebagian besar anak – anak tergolong dalam

6
keluarga Tinggi (54,6%) diikuti oleh keluarga Sedang

(33,1%) dan Indeks Standar Hidup Rendah (12,3%).

1.12.2 Prevalensi OMSK

Seperti yang ditunjukkan pada tabel dua,

prevalensi Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

ditemukan 6,1% (37/610) dalam penelitian kami, yang

diamati lebih tinggi di antara anak – anak pedesaan

(7%) dibandingkan dengan rekan – rekan mereka di

perkotaan (1,8%). Hubungan OMSK dengan tempat

sekolah (pedesaan/perkotaan) ditemukan signifikan

secara statistik (p<0,05).

1.12.3 OMSK sehubungan dengan Status Gizi dan Kebersihan Pribadi

OMSK diamati secara signifikan lebih tinggi di

antara anak – anak kurus dan sangat kurus (10,3%)

dibandingkan dengan mereka yang tidak kurus

7
(3,6%), sementara hubungan antara OMSK dan

status gizi ditemukan signifikan secara statistik

(p<0,05). Itu juga diamati sedikit lebih tinggi di antara

anak – anak dengan kebersihan yang buruk (6,6%)

dibandingkan dengan mereka dengan kebersihan

pribadi yang baik (3,6%), tetapi itu tidak diamati

signifikan secara statistik (p> 0,05) (tabel 3).

1.12.4 OMSK menurut karakteristik sosio-demografi yang dipilih.

Tabel empat menunjukkan hubungan OMSK

dengan variabel sosio – demografis tertentu. Dari segi

gender, ditemukan hampir serupa antara anak laki –

laki dan perempuan (6,0% dan 6,1%). Meskipun

8
demikian, tidak ada perbedaan signifikan (p>0,05)

yang diamati di antara kelompok usia yang berbeda;

proporsi OMSK ditemukan lebih tinggi pada kelompok

usia >12 tahun diikuti oleh <6 tahun (tabel 4). Di

antara berbagai faktor yang dipelajari, ditemukan

secara signifikan terkait dengan indeks standar hidup

(SLI) sementara tidak ada hubungan yang signifikan

yang diamati sehubungan dengan pekerjaan ayah,

pendidikan ibu, kepadatan berlebih dan paparan

asap.

BAB II

DISKUSI

9
Penelitian ini dilakukan di antara 610 anak di

12 sekolah dasar di bidang praktik lapangan terdaftar

di Pusat Pelatihan Kesehatan Pedesaan dan

Perkotaan di bawah Departemen Kedokteran

Komunitas, J N Medical College, Universitas Muslim

Aligarh, Aligarh. Dalam penelitian kami, prevalensi

OMSK pada anak sekolah ditemukan 6,1%, yang

secara signifikan lebih tinggi di daerah pedesaan

dibandingkan di perkotaan. Tidak ada perbedaan

signifikan yang diamati dalam prevalensi sehubungan

dengan jenis kelamin dan usia anak-anak sementara

itu diamati secara signifikan terkait dengan status

sosial-ekonomi.

Beberapa penelitian telah melaporkan

prevalensi OMSK yang lebih rendah dibandingkan

dengan penelitian kami, seperti yang dilakukan oleh

Chen Y et al di China yang melaporkan prevalensi

OMSK menjadi 0,19%. Dalam studi yang dilakukan

oleh Sophia A et al di Tamil Nadu, India, prevalensi

OMSK ditemukan 1,4% .Wakode PT et al di

Maharashtra, India telah melaporkan prevalensi

OMSK menjadi 3,0%. Dalam studi yang dilakukan

oleh Zakzouk SM et al di Arab Saudi, prevalensi

10
OMSK ditemukan 1,31%. Dalam studi yang dilakukan

oleh Minja BM et al pada 802 anak sekolah dasar di

Dar es Salaam, Tanzania, prevalensi OMSK

ditemukan 2,6%. Alasan perbedaan ini dari penelitian

kami mungkin lokasi geografis yang berbeda

sehubungan dengan kondisi sosial ekonomi dan

lingkungan, kelompok usia yang berbeda dari anak-

anak yang diteliti dan kriteria diagnostik yang berbeda

digunakan untuk mendiagnosis OMSK.

Berbagai penelitian telah melaporkan

prevalensi OMSK jauh lebih tinggi daripada yang

dilaporkan dalam penelitian ini. Misalnya, dalam

penelitian yang dilakukan oleh Adhikari P di Nepal,

prevalensi OMSK dilaporkan 7,6%, Akinpelu OV dkk

di Nigeria menemukan prevalensi OMSK sebesar

33,75%. Prevalensi OMSK ditemukan menjadi 7,8%

dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Jacob A et al

(1997) di Tamil Nadu sementara Verma AK et al di

Haryana menemukan prevalensi OMSK menjadi

15,3% yang jauh lebih tinggi daripada penelitian kami.

BAB III

KESIMPULAN

11
Prevalensi OMSK dalam penelitian kami

ditemukan tinggi sesuai rekomendasi komite ahli otitis

media WHO. OMSK merupakan penyebab penting

gangguan pendengaran yang dapat dicegah,

sehingga tingkat prevalensi ini merupakan penyebab

yang memprihatinkan. Itu diamati secara signifikan

lebih tinggi di antara anak-anak kurus dan sangat

kurus sementara hubungan yang signifikan diamati

dengan status sosial ekonomi yang diukur dengan

indeks standar hidup (SLI) dan prevalensi tertinggi

diamati di antara kelas SLI yang lebih rendah.

Sehingga dapat dilihat secara keseluruhan konteks

skenario sosial ekonomi yang mengikutinya adalah

lingkaran kemiskinan, gizi buruk dan infeksi. Kegiatan

penelitian mendalam lebih lanjut perlu dilakukan di

Uttar Pradesh untuk menilai secara tepat besarnya

penyakit telinga yang berbeda dan untuk mengetahui

faktor terkait / penyebab untuk berbagai penyakit

telinga. Batasan penelitian adalah ukuran sampel

yang kecil dalam penelitian kami dapat dianggap

sebagai batasan sejauh menyangkut perkiraan

prevalensi. Kedua, mengingat rendahnya angka

partisipasi sekolah di kalangan masyarakat bawah,

12
anak-anak ini tidak dapat dianggap mewakili usia

tertentu di masyarakat.

13

Anda mungkin juga menyukai