Anda di halaman 1dari 8

JURNAL READING

FACTORS ASSOCIATED WITH BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL


VERTIGO : A CHINESE CASE CONTROL STUDY

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Dokter Umum Fakultas


Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pembimbing:

dr. Eddy Rahardjo Sp. S

dr. Listyo Asist P, M.Sc, Sp.S

Disusun Oleh:

Olivia Nurudhiya, S. Ked J510165094

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017
JURNAL READING
FACTORS ASSOCIATED WITH BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL
VERTIGO : A CHINESE CASE CONTROL STUDY

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Dokter Umum Fakultas


Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :
Olivia Nurudhiya, S. Ked J510165094

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim pembimbing stase Ilmu Penyakit Saraf Bagian
Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Surakarta

Pembimbing

dr. Eddy Rahardjo Sp. S (...............................)

dr. Listyo Asist P, M.Sc, Sp.S (...............................)

Dipresentasikan dihadapan

dr. Eddy Rahardjo Sp. S (...…........................)


pada tanggal 07 Desember 2017

dr. Listyo Asist P, M.Sc, Sp.S (...…........................)


pada tanggal 07 Desember 2017
FACTORS ASSOCIATED WITH BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL
VERTIGO : A CHINESE CASE CONTROL STUDY

A. Latar Belakang
Vertigo merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting
saat ini, terutama pada orang tua. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
adalah salah satu penyakit vertigo vestibular perifer yang paling sering, Hal ini
ditandai dengan episode vertigo yang singkat, dan dipicu oleh pergerakan kepala.
BPPV ini menurunkan kualitas hidup dengan menurunkan kemampuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari, meningkatkan morbiditas, dampak pada
psikososial, dan mengenai biaya pengobatan.
B. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor prediktif yang
mungkin ada pada penderita BPPV pada populasi di China.
C. Material dan metode penelitian
Penelitian ini melibatkan sebanyak 240 penderita BPPV (134 wanita dan 106
laki-laki) di Departemen Neurologi, dan terdapat sebanyak 72 sampel kontrol (33
perempuan dan 39 laki-laki) di Departemen Pemeriksaan Fisik. Pasien dengan
penyakit autoimun, asam urat, tumor ganas, gagal ginjal kronis, hipohepatia,
hipertiroidisme, hipotiroidisme, kehamilan, obesitas yang tidak sehat, penggunaan
allopurinol atau diuretik, riwayat penyakit vestibular dan neurologis, riwayat
trauma akhir-akhir ini, hidrops endolymphatic, dan orang yang berpuasa
dikeluarkan dari penelitian ini.
Seluruh pasien BPPV yang memiliki riwayat serangan vertigo posisional yang
khas dan didiagnosis dengan menggunakan uji vestibular. Semua pasien BPPV
menjalani tes posisi lain 1 minggu setelah perawatan. Faktor risiko vaskular
(tekanan darah, gula darah, dan lipid darah) dinilai, serta riwayat merokok dan
konsumsi alkohol. Analisis hematologi dan biokimia dilakukan di rumah sakit
Beijing Chaoyang Hospital. Protokol dari penelitian ini juga telah disetujui oleh
Komite Etika Rumah Sakit Chaoyang Beijing. Semua pasien dan subyek telah
menandatangani formulir informed consent.
D. Analisis statistic
Data hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan software SPSS versi 16.0
E. Hasil penelitian
Setelah dilakukan penelitian didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan
dari karakteristik klinis antara kelompok control dan kelompok sampel penelitian
(usia, jenis kelamin, BMI, tekanan darah sistolik dan diastolik, profil lipid, kadar
homosistein, kadar albumin, komponen darah, dan kadar nitrogen urea dalam
darah (P> 0,05).
Kadar serum asam urat, HbA1c, kadar albumin, dan kreatinin darah, secara
signifikan lebih rendah pada pasien dengan BPPV dibandingkan dengan
kelompok kontrol (P <0,05). Berdasarkan hasil analisis dengan regresi logistik
ganda, kadar albumin dan HbA1c yang lebih rendah berkaitan dengan penderita
BPPV (P <0,05). Pada penelitian ini tidak didapatkan kadar asam urat serum yang
berkaitan secara independen dengan terjadinya BPPV (P = 0,153).
F. Pembahasan
Pada penelitian ini, nilai kadar asam urat, HbA1c, kadar albumin, dan
kreatinin jauh lebih rendah pada pasien dengan BPPV. Meskipun nilai kadar asam
urat lebih rendah pada pasien dengan BPPV, kami tidak menganggap asam urat
sebagai faktor risiko independen untuk terjadinya BPPV. Selain itu juga
ditemukan kadar HbA1c dan kadar albumin yang lebih rendah yang berkaitan
secara independen dengan BPPV.
Meskipun BPPV telah didefinisikan dengan baik berdasarkan manifestasi
klinis, tetapi mekanisme patofisiologisnya tetap tidak jelas. Sebelumya telah
diketahui bahwa BPPV ini juga disebabkan oleh bahan kalsium karbonat yang
berasal dari makula uterus. Kemudian jatuh ke salah satu kanal yag berbentuk
setengah lingkaran. BPPV juga dianggap berkaitan dengan beberapa kondisi yang
menyebabkan otokasia menjauh dari utricle, seperti trauma kepala, neuritis
vestibular, atau penyakit inner ear lainnya. Selain itu juga telah diketahui bahwa
BPPV disebabkan oleh pembentukan partikel yang terjadi di dalam kanal
semisirkular ketika kristal kalsium karbonat menjadi copot. Jadi terlepas dari
hipotesis di atas, kita tidak bisa megetahui bagian dari telinga bagian dalam secara
real, terutama selama serangan BPPV, dan kita juga tidak memiliki pendekatan
atau teknik untuk mengakses kondisi kanal setengah lingkaran dan vestibula saat
ini.
Hal ini menyebabkan penelitian kita terbatas pada pengamatan klinis terhadap
pasien BPPV simtomatik. Meskipun kebanyakan BPPV dapat diobati dengan
manuver spesifik, tetapi banyak dari BPPV atipikal mungkin salah didiagnosis.
Dengan demikian, informasi yang berguna dalam diagnosis dini BBPV dari tes
darah akan sangat bermanfaat.
Beberapa data telah menunjukkan hubungan yang erat antara tingkat kadar
asam urat serum dan berbagai macam penyakit kardiovaskular, serta
serebrovaskular dan sindrom metabolic. Sebaliknya, kadar asam urat juga dapat
bersifat neuro-protektif sebagai antioksidan pada multiple sclerosis, dan penyakit
Parkinson. Sejauh ini penelitian hanya terbatas pada data mengenai asosiasi kadar
asam urat serum dengan BPPV. Pada penelitian sebelumnya dari Afrika
menunjukkan bahwa tingkat Kadar asam urat serum secara signifikan lebih tinggi
pada 90 pasien dengan BPPV. Sebuah studi baru-baru ini dari Turki juga
menunjukkan hubungan positif independen antara kadar asam urat serum degan
BPPV pada 50 pasien dengan BPPV. Namun, di sisi lain, beberapa hasil yang
tidak konsisten juga ditemukan. Sebuah penelitian di Inggris yang melibatkan 20
pasien dengan BPPV tidak menemukan hubungan antara kadar asam urat serum
dengan BPPV.
Sebuah penelitian di Korea yang melibatkan 168 pasien dengan BPPV dan
194 kontrol menemukan bahwa tingkat kadar asam urat menurun pada pasien
dengan BPPV dibandingkan dengan kontrol, namun tidak menemukan bahwa
kadar asam urat yang lebih rendah merupakan faktor risiko independen untuk
BPPV. Hasil kami sesuai dengan penelitian di Korea. Perbedaan dan ketidak
konsistenan penelitian sebelumnya dari Asia dan Eropa mungkin sebagian
disebabkan oleh usia, jenis kelamin, latar belakang ras, metabolisme, atau gaya
hidup variabel di berbagai Negara. Sampai saat ini, masih belum jelas mengapa
kadar asam urat dalam serum berkaita dengan BPPV. Oleh karena itu, kami
berhipotesis bahwa hasil dari orang Asia dengan kadar asam urat yang menurun
berbeda dengan hasil dari orang Turki dengan peningkatan kadar asam urat
serum, dan asam urat memiliki efek yang berbeda pada kelompok etnis yang
berbeda. Akibatnya, mekanisme otokonia dan hubungan yang tepat antara asam
urat dan BPPV tetap tidak jelas dan perlu penyelidikan lebih lanjut.
Kami menemukan bahwa albumin serum menurun pada pasien dengan BPPV
dan secara independen berkaitan dengan BPPV dalam penelitian kami. Hasil kami
sesuai dengan penelitian dari Turki, yang menunjukkan bahwa albumin yang
redah berkaitan secara independen dengan BPPV. Kami menduga bahwa
serangan berulang dari pusing dan muntah konstan menyebabkan malnutrisi, yang
menyebabkan hipoproteinemia. Namun, mekanisme yang tepat yang mendasari
asosiasi albumin dengan BPPV memerlukan peelitia lebih lanjut.
Mengenai HbA1c, menurut penelitian dari Turki, tidak ada perbedaan dalam
glukosa darah puasa antara pasien BPPV dan kontrol, namun indikator tingkat
keparahan DM (misalnya, kadar HbA1c) tidak tersedia secara konsisten dalam
penelitian ini. Menurut kami, penelitian kami adalah yang pertama menemukan
bahwa pasien dengan BPPV memiliki HbA1c lebih rendah, dan HbA1c secara
independen terkait dengan BPPV. Ini mungkin hal baru dalam penelitian ini.
Temuan kami mungkin dipengaruhi oleh kebiasaan gizi di China dan gizi buruk
akibat serangan vertigo. Namun, hubungan yang pasti antara HbA1c dan BPPV
masih belum jelas.
Studi kami memiliki beberapa kekuatan. Pertama, walaupun kami bertujuan
untuk menguji hipotesis bahwa tingkat asam urat serum yang meningkat
berkontribusi pada pengendapan kristal, yang mengakibatkan BPPV pada
populasi China, kami tidak menemukan bahwa asam urat adalah faktor risiko
independen BPPV. Menurut kami, penelitian kami memiliki ukuran sampel
terbesar pasien BPPV dari Asia. Selanjutnya, penelitian kami lebih lanjut
mendukung bahwa albumin yang berkurang pada pasien dengan BPPV, dan
albumin yang lebih rendah secara independen berkaitan dengan BPPV baik pada
populasi Asia dan Eropa. Lebih jauh lagi, karena tingkat HbA1c tidak tersedia
secara konsisten oleh penelitian sebelumnya untuk mengeksplorasi hubungannya
dengan BPPV, penelitian kami adalah yang pertama menunjukkan bahwa pasien
dengan BPPV memiliki HbA1c lebih rendah, dan HbA1c berkaitan secara
independen dengan BPPV.
Namun terdapat beberapa keterbatasan yang harus dipertimbangkan dalam
penelitian kami. Pertama, beberapa hasil yang tidak konsisten dari penelitian
sebelumnya telah dilaporkan, mungkin karena perbedaan usia, jenis kelamin, ras,
atau faktor lingkungan dan demografi yang belum ditentukan lainnya, seperti diet
yang berbeda atau kebiasaan berolahraga fisik, yang mungkin memiliki dampak
yang luar biasa pada metabolisme asam urat serum. Kedua, kami tidak
menganalisis tingkat asam urat sesuai dengan 3 varian berbeda dari BPPV (PSC,
HSC, dan ASC) atau posisi BPPV (sisi kiri atau kanan). Ketiga, kami tidak
melakukan tindak lanjut untuk mendeteksi nilai SUA pada berbagai tahap
penyakit (misalnya tahap akut atau tahap pengampunan). Terakhir, karena
beberapa keterbatasan teknis, kami tidak menguji biomarker osteoporosis, seperti
otolin-1, propeptida aminoterminal protocollagen type I, telopeptida
aminoterminal kolagen, dan vitamin D, yang sangat dibutuhkan dalam penelitian
kedepanya.
G. Kesimpulan
Pada penelitian ini didapatkan bahwa tingkat HbA1c dan albumin yang lebih
rendah berkaitan secara independen dengan BPPV. Meskipun nilai asam urat
lebih rendah pada pasien dengan BPPV, kami tidak menganggap asam urat
sebagai faktor risiko independen untuk BPPV. Mekanisme yang mendasari
kelainan ini tidak jelas. Penelitian selanjutnya perlu membahas mengenai
mekanisme yang mendasari dan biomarker pada penderita BPPV. Selain itu, uji
klinis diperlukan untuk mengetahui faktor risiko lain yang berkaitan dengan
BPPV.

Anda mungkin juga menyukai