Anda di halaman 1dari 7

PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian

2020; Volume 17; No 2.


Website: journals.itspku.ac.id

Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Rehospitalisasi


Pasien Gagal Jantung Kongestif
Suci Khasanah*1 Amin Susanto2 Rudiati3
1
Dosen Ilmu Keperawatan Fakultas Kepeawatan Universitas Harapan Bangsa
2
Dosen Ilmu Keperawatan Fakultas Kepeawatan Universitas Harapan Bangsa
3
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Harapan Bangsa
Email : sucikhasanah@uhb.ac.id

Kata Kunci Abstrak


CHF, Congestive Heart Failure (CHF) merupakan penyakit progresif, yang
riwayat hipertensi, karenanya dapat menyebabkan rehospitalisasi. Penelitian bertujuan
kepatuhan minu menganalisis faktor yang berhubungan dengan kejadian rehospitalisasi pasien
obat, diet rendah CHF di Rumah Sakit Islam Banjarnegara. Desain penelitian korelasional.
garam, Pengumpulan data dengan MMAS-8 untuk kepatuhan minum obat, DSR-SCB
rehospitalisasi untuk kepatuhan diet rendah garam dan study dokumetasi rekam medik untuk
mengetahui riwayat hipertensi, usia, jenis keamin, tingkat pendidikan, derajat
CHF, dan komorbid. Populasi seluruh pasien CHF yang sedang dirawat.
Besar sampel 30 responden yang diambil dengan teknik concecutive sampling.
Hasil penelitian dengan uji korelasi Somers’d : hubungan riwayat hipertensi,
kepatuhan minum obat, kepatuhan diet rendah garam dengan rehospitalisasi
didapatkan hasil masing-masing ρ value : 0.032 r -0.200; ρ value : 0.032 r -
0.200; ρ value : 0.021 r -0.25. Hubungan usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, derajat CHF dan komorbid, didapatkan hasil
masing-masing ρ value : 0.803 r -0.042; ρ value : 0.273 r -0.01; ρ value :
0.490 r -0.080; ρ value : 0.524 r -0.058; ρ value : 0.934 r 0.012; ρ value :
0.165 r -0.42; Kesimpulan ada hubungan antara riwayat hipertensi,
kepatuhan minum obat, dan kepatuhan diet rendah garam terhadap kejadian
rehospitalisasi di RSI Banjarnegara.

Analysis Of Factors Related To Rehospitalization Events Of Congestive Heart Failure


Patients
Key Words: Abstract
CHF, Congestive Heart Failure (CHF) is a progressive disease, which can therefore
history of cause re-hospitalize. The aim of to study is analyze the factors associated with
hypertension, the incidence of re-hospitalize in CHF patients in Banjarnegara Islamic
medication Hospital. The Sudy is Correlational research design. The Data collection used
adherence, MMAS-8 for medication adherence, DSR-SCB for adherence to a low salt diet
low-salt diet, and medical records documentary study to determine the history of
re-hospital hypertension, age, sex, level of education, degree of CHF, and comorbidities.
The Population was all CHF patients who were being treated. The total sample
of 30 respondents was taken by concecutive sampling technique. The results of
the study with the Somers'd correlation test: the correlation between history of
hypertension, medication adherence, adherence to a low salt diet with
rehospitalization obtained the results of each ρ value: 0.032 r -0.200; ρ value:
0.032 r -0.200; ρ value: 0.021 r -0.25. The correlation of age, sex, level of
education, type of work, degree of CHF and comorbid, obtained the results of
each ρ value: 0.803 r -0.042; ρ value: 0.273 r -0.01; ρ value: 0.490 r -0.080; ρ
value: 0.524 r -0.058; ρ value: 0.934 r 0.012; ρ value: 0.165 r -0.42; The
conclusion was that there was a correlation between history of hypertension,
medication adherence, and low salt diet adherence to the incidence of re-
hospitalized in islamic Banjarnegara Hospital.

30
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 17; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id

1. PENDAHULUAN katan kejadian rehospitalisasi pasien gagal


jantung kongestif (CHF) dalam 30 hari adalah
Gagal jantung kongestif merupakan salah
usia lanjut, derajat CHF (NYHA), dan pengguna-
satu penyakit kardiovaskuler yang mana di
an obat-obat paska rawat : beta bloker, diuretik,
Indonesia dari tahun ke tahun kejadiannya
thiazid, dan nitrat. Sebaliknya faktor independen
mengalami peningatan. Pada tahun 2018 angka
yang terkait dengan penurunan rehospitalisasi
kejadian penyakit gagal jantung naik 1,67%
dalam 30 hari adalah lamanya rawat inap, derajat
dibandingkan tahun 2013 (Kementrian Kesehatan
BMI, dan penggunaan obat ACE inhibitor atau
RI, 2019).
ARB (Angiotensin Receptor Blocker), kalsium
Kasus gagal jantung kongestif dalam tiga
chanel bloker dan spironolakton (Aizawa, Imai
tahun terakhir yaitu tahun 2016-2018 di Rumah
dan Fushimi, 2015)
Sakit Islam Banjarnegara Kabupaten Banjanegara
Hasil survei pendahuluan yang dilakukan di
Jawa Tengah menempati urutan tiga terbesar,
Rumah Sakit Islam Banjarnegara, didapatkan
dengan angka kejadian sebagai berikut: yaitu
data bahwa dari sembilan pasien dengan gagal
tahun 2016 sebanyak 440 kasus, tahun 2017
jantung kongestif, terdapat lima pasien mengata-
sebanyak 681 kasus dan tahun 2018 sebanyak
kan rutin minum obat, dan dua pasien mengikuti
506 kasus (sampai bulan Oktober 2018).
diet rendah garam dengan rawat inap ulang
Rerata perkembagan penyakit gagal antung
rendah. Sedangkan empat pasien mengatakan
pada seseorang semakin hari semakin memburuk.
tidak rutin minum obat, dan diet bebas, dua
Kondisi tersebut membuat pasien akan semakin
pasien dengan rawat inap ulang rendah dan dua
memburuk kondisinya dan keluhan akan penyakit
pasien dengan rawat inap ulang tinggi. Hasil
tersebut seringkali muncul, bahkan setelah
wawancara kepada pasien dan keluarga, diketahui
beberapa minggu pasien mendapatkan perawatan
bahwa dari sembilan pasien, lima pasien menga-
di rumah sakit. Keluhan yang dirasakan tersebut
takan tidak mengetahui diet makanan yang
menyebabkan alasan pasien untuk dirawat di
diperbolehkan dan tidak dianjurkan untuk
rumah sakit kembali atau disebut dengan rehos-
mereka.
pitalisasi (Farrell, 2017). Seperti halnya yang
Fenomena tersebut di atas menjadikan dasar
terjadi di rumah sakit Islam Banjarnegara. Rerata
bagi peneliti untuk meneliti faktor-faktor yang
kasus yang ada lebih dari 50% merupakan kasus
berhubungan dengan kejadian rehospialisasi
dengan rawat inap ulang (rehospitalisasi)
pasien CHF di Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
(Rekam Medik RSI Banjarnegara 2018).
Kejadian rehospitalisasi pada penyakit gagal
jantung pada umumnya terjadi karena pasien 2. METODE PENELITIAN
tidak memenuhi terapi yang dianjurkan misalnya Tujuan penelitian ini adalah untuk menge-
tidak mampu melaksanakan terapi pengobatan tahui faktor-faktor yang yang berhubungan
dengan tepat, melanggar pembatasan diet, tidak dengan kejadian rehospialisasi pasien CHF di
mematuhi tindak lanjut medis, melakukan akti- Rumah Sakit Islam Banjarnegara. Desain pene-
vitas fisik berlebihan dan tidak mampu menge- litian adalah korelasional.
nali gejala kekambuhan. Identifikasi kepatuhan minum obat meng-
Serangkaian hasil penelitian sebelumnya gunakan kuesioner baku MMAS-8 untuk
menunjukan bahwa kepatuhan diet, minum obat kepatuhan minum obat dan kuesioner baku DSR-
dan riwayat hipertensi berhubungan dengan SCB (Dietary Salt Reduction Self-Care Behavior
kejadian kekambuhan pada pasien gagal jantung Scale) untuk menentukan kepatuhan diet rendah
kongestif (Ufara, Purnamasari dan Usniah;, garam. Sedangkan untuk mengidentifikasi vari-
2017); (Hidayah dan Wahyuningtyas, 2018); able usia, jenis kelamin, derajat CHF (NYHA),
(Widagdo, Karim dan Novayellinda, 2015). Hasil komorbiditas dan riwayat hipertensi mengguna-
penelitian juga menunjukan bahwa kepatuhan kan studi dokumentasi, yaitu didasaran pada
minum obat dapat mengurangi munculnya tanda dokumen rekam medic pasien.
gejala yang berdampak kepada rawat inap ulang Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 12
(Ruppar et al., 2016); (Hood et al., 2018). Februari 2019 s/d 16 Maret 2019 di ruang rawat
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa penyakit dalam Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
faktor independen yang terkait dengan pening-

31
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 17; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Hasil penelitian menunjukan bahwa hampir
pasien dengan gagal jantung kongestif dengan seluruh responden (87%) mengalami rehospitali-
riwayat rawat inap ulang dan sedang dirawat di sasi pada katagori rendah. Rehospitalisasi pada
Rumah Sakit Islam Banjarnegara pada saat kategori rendah adalah dalam rentang 1 tahun
penelitian berlangsung, dengan menggunakan terjadi rawat inap ulang sebanyak 1 kali.
teknik concecutive sampling. Besar sampel Sedangkan rehospitalisasi katagori tinggi adalah
penelitian ini adalah 30 responden. Analisis data dalam rentang 1 tahun terjadi rawat inap ulang
menggunakan analisis univariat distribusi lebih dari 1 kali. Pada penelitian Hidayah dan
frekuesi, prosentase dan analisis bivariate Wahyuningtyas (2018) menujukan bahwa dari 27
menggunakan uji Somers‟d.
orang pasien CHF yang dirawat di RSUD Tidar
Kota Magelang 25,9% rawat ulang 1 kali dalam 1
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tahun dan 74,1% rawat ulang lebih dari 1 kali
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 1, dalam satu tahun.
sebagai berikut: Rehospitalisasi dilakukan karena pasien
mengalami kekambuhan, dalam artian tanda
Tabel 1 : Hubungan Antara Variabel gejala CHF dirasakan kembali oleh pasien
Independen dengan Rehospitalisasi Pasien CHF tersebut. Adanya keluhan akan tanda dan gejala
di RSI Banjarnegara, 2019 CHF yang membuat pasien datang berobat dan
rehospitalsasi membuatnya harus dirawat kembali di rumah
Variabel rendah tinggi Total r ρ value sakit.
F % F % F % Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari
usia
dewasa 5 17 1 3 6 20 -0.042 0.803 33% responden yang memiliki riwayat hipertensi
lansia 21 70 3 10 24 80 semuanya (100%) mengalami rehositalisasi
Total 26 87 4 13 30 100
dalam kategori rendah. Sementara responden
jenis laki laki 12 40 3 10 15 50 -0.01 0.273
kelamin
yang tidak memiliki riwayat hipertensi 4 orang
perempuan 14 47 1 3 15 50
Total 26 87 4 13 30 100
(20%) diantaranya mengalami rehospitalisasi
tidak sekolah 2 7 1 3 3 10 -0.080 0.490 pada katagori tinggi (tabel 1).
tk dasar 16 53 2 7 18 60 Hasil penelitian juga menunjukan ada
pendidikan menengah 5 17 1 3 6 20 hubungan antara riwayat hipertensi dengan
tinggi 3 10 0 0 3 10 kejadian rehospitalisasi pada pasien CHF di
Total 26 87 4 13 30 100
Rumah Sakit Islam Banjarnegara, bermakna
tidak bekerja 13 43 1 3 14 47 0.058 0.524
secara statistic dengan arah hubungan negative
jenis wiraswasta 6 20 2 7 8 27
pekerjaan pensiun 6 20 1 3 7 23
dan kekuatan hubungan yang rendah (ρ value
pegawai 1 3 0 0 1 3 0,032; r -0,200) (tabel 1). Artinya bahwa pasien
Total 26 87 4 13 30 100 CHF dengan riwayat hipertensi akan mengalami
tidak ada 16 53 4 13 20 67 -0.200 0.032 rehospitalisasi lebih rendah dibandingkan yang
riwayat ht
ada 10 33 0 0 10 33 tidak memiliki riwayat hipertensi. Hasil ini
Total 26 87 4 13 30 100 sejalan dengan penelitian Widagdo, Karim dan
derajat 3 20 67 3 10 23 77 0.012 0.934
derajat chf Novayellinda (2015) Majid, Irawati dan Sabri
derajat 4 6 20 1 3 7 23
(2010).
Total 26 87 4 13 30 100
tidak ada 2 7 2 7 4 13 -0.42 0.165
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan
komorbid darah baik sistolik maupun diastolik secara
ada 24 80 2 7 26 87
Total 26 87 4 13 30 100 hilang timbul atau menetap (Farrell, 2017).
kep minum tida patuh 16 53 4 13 20 67 -0.200 0.032 Adanya hubungan bermakna secara statistic
obat patuh 10 33 0 0 10 33 antara riwayat hipertensi dengan CHF pada
Total 26 87 4 13 30 100
penelitian ini, kemungkinan dikarenakan sebagai
tidak patuh 12 40 4 13 16 53 -0.25 0.021
kep diet berikut: mereka yang memiliki riwayat hipertensi
patuh 14 47 0 0 14 47
lebih memahami akan penyakitnya, termasuk
Total 26 87 4 13 30 100
lebih memahami terhadap diet rendah garam

32
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 17; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id

yang harus dilakuknnya dan patuh terhadap obat Ketidakpatuhan minum obat pada pasien
yang harus diminum. Hal ini dibuktikan dalam kemungkinan disebabkan karena pasien merasa
penelitian ini dari mereka yang memiliki riwayat bosan minum obat secara terus menerus namun
hipertensi 70% nya patuh terhadap diet rendah pada akhirnya untuk mencapai sembuh tidak
garam dan 30% nya patuh terhadap minum obat. tercapai. Atau merasa dirinya sudah membaik
Selain itu orang yang memiliki riwayat sehingga tidak minum obat. Akibat ketidakpathan
hipertensi,yang tentunya penyakit tersebut telah tersebut membuat kondisi pasien CHF dapat
dialaminya dalam waktu yang lama maka mereka memburuk yang pada akhirnya membuat merka
sudah terbiasa untukmelakukan pengobatan dan untuk dirawat kembali di ruah sakit.
pemeriksaan secara berkala. Dengan demiian Gagal jantung kongestif adalah suatu
mereka menjadi lebih rajin untuk control, lebih keadaan dimana jantung gagal memompakan
memaknai dirinya yang sakit sehinga mereka darah untuk memenuhi kebutuhan metabolism
lebih waspada terhadap kesehatnnya dan terhadap seluruh tubuh. Tanpa metabolisme yang adekuat
perubahan kesehatan yang terjadi pada dirinya. akan membuat pasien merasakan suatu keadaaan
Hal tersebut sebagai mana hasil penelitian Iloh, et yang sangat tidak nyaman pada dirinya. Selain itu
al, (2013); Matsumura, et al, (2013); yang dngan adanya gagal jantung kongestif maka akan
menunjukan bahwa penerapan perilaku kepa- menyebabkan munculnya bendungan sirkulasi
tuhan minum obat mempengaruhi tekanan darah yang berdampak kepada peninmbunan cairan
yang terkontrol; Lala, et al, (2015); Frisoli, et al, didalam tubuh termasuk di paru. Yang mana hal
(2011), menunjukan bahwa diet rendah garam tersebut akan memunculkan tanda gejala yang
mempengaruhi tekanan darah; Windlow, et al, membuat pasien semakin tidak nyaman seperti
(2013); Grant (2012); Sheppard (2015); Aekpla- keluhan sesak nafas yang berat dan membuatnya
kon (2016) dan Tucker (2017) menunjukan harus dirawat di rumah sakit.
bahwa cek tekanan darah dapat mengontrol Tujuan pemberian obat pada pasien CHF
tekanan darah. antara lain mengurangi beban kerja jantung,
Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa mengurangi beban awal dan beban akhir dan
dari 33% responden yang patuh minum obat meningkatkan kontraktilitas miokard, sebagai-
semuanya (100%) mengalami rehositalisasi da- mana disampaikan oleh Farrell, (2017). Dengan
lam 1 tahun ini pada katagori rendah. Sementara demikian minum obat menjadi hal penting yang
responden yang tidak patuh minum obat terdapat harus dilakukan oleh pasien dengan CHF untuk
4 orang (20%) diantaranya mengalami menstabilkan dirinya.
rehospitalisasi pada katagori tinggi, yaitu lebih Tabel 1 juga memberikan informasi bahwa
dari 1 kali dalam 1 tahun. Hasil penelitian juga pada penlitian ini dari 16 responden yang tidak
menunjukan ada hubungan antara kepatuhan patuh terhadap diet rendah garam terdapat 4
minum obat dengan kejadian rehospitalisasi, orang (25%) diantaranya yang mengaami rehos-
walaupun hubungan tersebut pada tingkat yang pitalisasi dalam katagori tinggi. Sedangkan dari
rendah (ρ value 0,032; r -0,200) (tabel 1). 14 orang yang patuh terhadap diet rndah garam
Sifat hubungan yang negative menunjukan tidak ada yang berada pada katagori rehos-
bahwa semakin patuh pasien CHF dalam minum pitalisasi tinggi (0%). Hasil penelitia juga menun-
obat maka frekuensi kejadian rehospitalisasi akan jukan bahwa ada hubungan antara kepatuhan diet
menurun. Kepatuhan minum obat adalah tin- rendah garam terhadap kejadian rehospitalisasi di
dakan atau perilaku untuk mentaati minum obat Rumah Sakit Islam Banjarnegara bermakna
yang diresepkan oleh dokter saat di rumah, yang secara statistic dengan arah hubungan negative
diukur dengan Morisky Medication Adherence dan dengan kekuatan hubungan yang rendah (ρ
Scale (MMAS-8). Hasil penelitian ini sejalan value 0.021; r -0.25). Hal tersebut menunjukan
dengan penelitian Wu et al., (2013); Fitzgerald et bahwa semakin patuh pasien CHF dalam dalam
al., (2011); Rehman et al.,(2019); Hood et al., diet rendah garam maka kejadian rehospitalisasi
(2018); Ufara, Purnamasari dan Usniah (2017), akan menurun.
serta Hidayah dan Wahyuningtyas (2018).

33
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 17; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id

Kepatuhan diet rendah garam yang dimak- perawatan ulang. Namun pada penelitian ini tidak
sudkan dalam penelitian ini adalah tindakan atau menunjukan ada hubungan antara derajat NYHA
perilaku untuk menaati diet rendah garam yang dengan rehospitalisasi. Hasil tersebut kemung-
disarankan oleh petugas kesehatan, dengan kinan dikarenakan semua responden pada
menggunakan instrument Dietary Salt Reduction penelitian ini berada pada NYHA III dan IV,
Self-Care Behavior Scale (DSR-SCB scale). Diet sehingga hasilnya tidak ada pengaruhnya karena
rendah garam (natrium) pada pasien CH ber- kedua derajat tersebut sama sama dapat mening-
fungsi untuk mengatur volume cairan, mengatur katkan risiko rehospitalisasi. NYHA derajat III
keseimbangan cairan, mengatur osmolaritas, dan dan IV memiliki Fraksi Ejeksi < 30%,
mengatur tekanan darah, sebagaimana disampai- cardiothoracic ratio > 60% dan pada derajat ini
kan oleh Farrell (2017) memiliki prognosis yang buruk.
Diet rendah garam memungkinkan menu- Hasil penelitian ini juga menunjukan tidak
runnya asupan natrium, dengan demikian ada hubungan antara jenis kelamin, tingkat
penumpukan cairan pada pasien CHF tidak pendidikan dan pekerjaan dengan rehospitalisasi
bertambah. Namun sebaliknya dengan tidak pada pasien CHF. Hal tersebut sejalan dengan
melakukan pembatasan terhadap asupan garam pendapat yang disampaikan Garry, Wilson dan
yang mengandung banyak natrium maka akan Vlodaver, (2017) bahwa faktor gaya hidup,
meningkatkan retens cairan di dalam tubuh seperti berat badan, merokok, gaya hidup tidak
penderita CHF. Hal tersebut akan berdampak aktif, minum alkohol, mengurangi konsumsi
terhadap meningkatnya volume cairan didalam sereal, dan mengurangi konsumsi buah-buahan
tubuh, yang pada akhirnya dapat menambah dan sayuran semuanya terkait dengan pening-
beban jantung dan meningkatkan bendungan katan kemungkinan gagal jantung. Sementara
cairan dan munculnya tanda gejala CHF. faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
Munculnya tanda gejala yang semakin berat seperti usia, jenis kelamin, dan etnisitas semua-
tentunya akan membuat pasien mencari fasiltas nya bersifat prediksi. Pendapat tersebut mengata-
kesehatan dan membuatnya di rawat kembali di kan bahwa CHF dapat terjadi pada semua jeis
rmah sakit. Pendapat tersebut sejaan dengan kelamin dan pada semua jenis tingkat pendidikan
pendapat Frisoli et al. (2012); Farrell (2017) juga jenis pekerjaan.
tentang pengaruh asupan natrium terhadap kerja Yuniadi, Hermanto, Rahajoe, (2017) me-
jantung. nyampaikan bahwa adanya komorbid atau
Hasil penelitian ini, sejalan dengan pene- penyakit penyerta tidak hanya menjadi faktor
litian (Majid, Irawati dan Sabri, 2010) dan risiko terjadinya gagal jantung tetapi juga
(Widagdo, Karim dan Novayellinda, 2015). menimbulkan komplikasi dalam diagnosis dan
Namun pada penelitian (Ogah et al., 2014) tata laksana gagal jantung kongestif. Selain itu
dijumpai bahwa kadar natrium yang rendah menurut Siswanto, dkk (2015), bahwa penyakit
berhubungan dengan kejadian rehospitalisasi penyerta berhubungan dengan prognosis dan
pasien CHF. status fungsional yang lebih buruk pada pasien
Hasil penelitian Ogah et al., (2014) usia dengan gagal jantung kongestif. Namun pada
lanjut berpengaruh terhadap rehospitalisasi pada penelitian ini kondisi komorbid pada pasien CHF
pasien CHF. Hasil penelitian Lim et al., (2019) yang dirawat di Rumah Sakit Islam Banjarnegara
juga menunjukan bahwa semakin bertambah usia tidak berhubungan dengan kejadian rehospitali-
risikoo untuk datang kembali di rawat di rumah sasi.
sakit pada pasien CHF semakin meningkat. Berbeda dengan penelitian sebelumnya
Namun pada penelitian ini usia tidak berhubu- bahwa usia dan derajat gagal jantung, komorbid
ngan dengan rehospitalisasi pasien CHF di RSI dapat mempengaruhi rehospitalisasi (Aizawa,
Banjarnegara. Imai dan Fushimi, 2015). Perbedaan dengan
Hasil penelitian Lim et al., (2019) juga penelitian sebelumnya kemungkinan karena besar
menunjukan bahwa derajat NYHA III dan IV sampel yang masih kecil dan teknik sampling
pasien CHF berisiko tinggi untuk mengalami

34
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 17; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id

yang non random, sehingga data kurang pentingnya kepatuhan minum obat dan diet
bervariatif. rendah garam serta pentingnya cek tekanan darah
Hasil penelitian ini tidak menutup kemung- secara rutin. Untuk penelitian selanjutnya dapat
kinan dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteli lagi dengan resonden yang lebih besar
diteliti seperti tingkat aktiftas dan stress psiko- dengan teknik random sampling dan dengan
logis pasien. Mengingat variable tersebut tidak ditambah variable lain yang belum diteliti sperti
diteliti. aktifitas fisik dan tingkat stress.
Hasil observasi dan wawancara selama
pengambilan data, diperoleh informasi adanya
faktor stres psikologis diantaranya rasa cemas 5. REFERENSI
berkaitan dengan status kesehatan, ancaman Aizawa, H., Imai, S. dan Fushimi, K. (2015)
kematian, pemakaian obat yang terus menerus “Factors associated with 30-day
dalam waktu lama, pasien juga merasa penyakit- readmission of patients with heart failure
nya tidak kunjung sembuh, dan tidak dapat from a Japanese administrative data-
melakukan aktivitas disebabkan karena penyakit- base,” BMC Cardiovascular Disorders.
nya. Sesuai yang disampaikan oleh Artama et al., BMC Cardiovascular Disorders, 15(1),
(2017) yaitu pasien gagal jantung kongestif hal. 1–7. doi: 10.1186/s12872-015-0127-
sering mengalami masalah psikologi diantaranya 9.
cemas dimana kondisi tersebut dapat memicu
Farrell, M. (2017) Smeltzer & Bare‟s Textbook
peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol
of Medical-Surgical Nursing. Fourth
dan pada proses selanjutnya akan mengganggu
Aus, Wolters Kluwer. Fourth Aus. Diedit
kontraksi jantung sehingga akan dapat memicu
oleh S. C. Smeltzer dan B. G. Bare.
terjadinya kekambuhan.
London & Tokyo: Wolters Kluwer.
Untuk pola aktivitas, diperoleh informasi
beberapa pasien mengatakan sudah tidak Fitzgerald, A. A. et al. (2011) “Impact of medi-
melakukan aktivitas berat. Ada juga responden cation nonadherence on hospitalizations
yang mengatakan masih sibuk dengan pekerjaan and mortality in heart failure,” Journal of
rumah tangga, misalnya mencuci dan membersih- Cardiac Failure. doi: 10.1016/j.cardfail.
kan rumah dan ada yang masih mengelola sawah 2011.04.011.
untuk kesibukannya. Manajemen aktivitas pada Frisoli, T. M. et al. (2012) “Salt and hyper-
pasien dengan gagal jantung kongestif sangat tension: Is salt dietary reduction worth
penting karena mempengaruhi adanya kekambu- the effort?,” American Journal of
han. Kurangnya aktivitas fisik atau aktivitas fisik Medicine. Elsevier Inc., 125(5), hal.
yang berlebihan dapat meningkatkan kekambu- 433–439. doi: 10.1016/j.amjmed.
han penyakit, hal ini sesuai yang disampaikan 2011.10.023.
oleh Strodter dan Santosa (2016), bahwa pasien
dengan gagal jantung kongestif stabil dianjurkan Garry, D. J., Wilson, R. F. dan Vlodaver, Z.
untuk tetap beraktivitas dan berolah raga (2017) Congestive heart failure and car-
sepanjang masih toleransi. diac transplatation, clinical, pathology,
Imaging and Molucular profiles, Springer
4. SIMPULAN International Publishing. Diedit oleh D.
J. Garry, R. F. Wilson, dan Z. Vlodaver.
Ada hubungan antara riwayat hipertensi, Switzerland: Springer International
kepatuhan minum obat dan kepatuhan diet rendah Publishing. doi: DOI 10.1007/978-3-319-
garam terhadap kejadian rehospitalisasi pasien
44577-9.
CHF di Rumah Sakit Islam Banjarnegara. Hasil
penelitian ini dapat dijadikan acuan sebagaidasar Hidayah, N. dan Wahyuningtyas, E. S. (2018)
dalam mencegah terjadinya rehospitalisasi pada “The Relationship Between Compliance
pasien CHF, dengan memberikan edukasi tentang Use of Drugs and Readmission Case on

35
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2020; Volume 17; No 2.
Website: journals.itspku.ac.id

Congestive Heart Failure (CHF) Patients Rehman, Z. U. et al. (2019) “Medication Non-
at ICCU T,” Jurnal Ilmiah Keperawatan, Adherence among Patients with Heart
4(1), hal. 1–6. Tersedia pada: Failure,” Cureus, 11(8). doi: 10.7759/
https://journal.stikespemkab cureus.5346.
jombang.ac.id/index.php/jikep/article/vie
Ruppar, T. M. et al. (2016) “Medication
w/128.
adherence interventions improve heart
Hood, S. R. et al. (2018) “Association Between failure mortality and readmission rates:
Medication Adherence and the Outcomes Systematic review and meta-analysis of
of Heart Failure,” Pharmacotherapy controlled trials,” Journal of the Ame-
ACCP Journal, 38(5), hal. 539–545. doi: rican Heart Association, 5(6), hal. 1–18.
10.1002/phar.2107. doi: 10.1161/JAHA.115.002606.
Kementrian Kesehatan RI (2019) Laporan Strodter, D., Santosa, F. 2016. State of the Art
Nasional Riskesdas 2018. Indonesia. Treatment of Heart Failure. Edisi 1. UNI-
Tersedia pada: http://labmandat.litbang. MED. Bremen.
depkes.go.id/images/download/laporan/R
Ufara, A., Purnamasari, E. dan Usniah; (2017)
KD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_
“Hubungan Kepatuhan Minum Obat
FINAL.pdf.
Dengan Kejadian Rawat Inap Ulang Pada
Lim, N. K. et al. (2019) “Risk prediction for 30- Pasien Gagal Jantung Kongestif Di Rsu
day heart failure-specific readmission or Kabupaten Tangerang,” Jurnal JKFT,
death after discharge: Data from the 2(2), hal. 77–88. doi: 10.31000/
Korean Acute Heart Failure (KorAHF) jkft.v2i2.65.
registry,” Journal of Cardiology.
Widagdo, F., Karim, D. dan Novayellinda, R.
Japanese College of Cardiology, 73(2),
(2015) “Faktor-Faktor yang Berhu-
hal. 108–113. doi: 10.1016/j.jjcc.2018.
bungan dengan Kejadian Rawat Inap
07.009.
Ulang di Rumah Sakit pada Pasien
Majid, A., Irawati, D. dan Sabri, L. (2010) CHF,” JOM Prodi Keperawatan Uni-
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhu- versitas Riau, 2(1), hal. 580–589. doi:
bungan Dengan Kejadian Rawat Inap 10.1111/j.1574-695X.2006.00154.x.
Ulang Pasien Gagal Jantung Kongestif
Wu, J. R. et al. (2013) “Medication adherence,
Di Rumah Sakit Yogyakarta Tahun 2010.
social support, and event-free survival in
Universitas Indonesia. Tersedia pada:
patients with heart failure,” Health
lib.ui.ac.id.
Psychology. doi: 10.1037/a0028527.
Ogah, O. S. et al. (2014) “Predictors of
Yuniadi, Y., Hermanto, D.Y., Rahajoe, A.U.
rehospitalization in patients admitted
with heart failure in Abeokuta, Nigeria: (2017). Buku Ajar Kardiovaskular
Data from the Abeokuta heart failure Jilid 1. CV Sagung Seto. Jakarta.
registry,” Journal of Cardiac Failure.
Elsevier Inc, 20(11), hal. 833–840. doi:
10.1016/j.cardfail.2014.08.012.

36

Anda mungkin juga menyukai