Anda di halaman 1dari 6

Idea Nursing Journal Vol. X No.

2 2019
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA


LANSIA HIPERTENSI

Family Social Support and Medication Adherence of Elderly Patients with Hypertension

Siti Ifrohatis¹, Nurhasanah2, Juanita2*


¹Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
²Bagian Keilmuan Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
E-mail: tatapsik.nad@gmail.com; juanita@unsyiah.ac.id

ABSTRAK
Penyakit Hipertensi merupakan penyakit terbanyak yang dialami oleh populasi lansia di Indonesia yaitu
mencapai 57,6%. Lansia Hipertensi harus mematuhi instruksi pelayanan kesehatan untuk minum obat secara
teratur agar dapat mengurangi gejala dan menghindari ketidakstabilan tekanan darah. Oleh karena itu, lansia
sangat membutuhkan dukungan sosial keluarga yang positif. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan
dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan minum obat. Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative
dengan pendekatan cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah 206 lansia yang mengalami
penyakit Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sukamakmur Aceh Besar. Teknik pengambilan sampel
menggunakan total sampling berjumlah 206 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
terpimpin menggunakan kuesioner baku Morisky Medication Adherence Scale (MMAS) dan kuesioner yang
dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori Friedman. Analisa data menggunakan uji statistik Spearman
Rank menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan minum obat
pada lansia Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sukamakmur Aceh Besar (p-value = 0,000 < α = 0,05).
Diharapkan kepada pelayanan kesehatan agar dapat melibatkan anggota keluarga dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien lansia Hipertensi.
Kata Kunci: Dukungan Sosial Keluarga, Kepatuhan Minum Obat

ABSTRACT
Hypertension is the most common health problem faced by senior citizens in Indonesia with the precentage of
57.6%. The elderly patients with hypertension must comply with health service instructions in taking
medication regularly to avoid instability of blood pressure. Therefore, the elderly patients really need positive
family social support. The purpose of this research was to identify the correlation between family social
support and medication adherence. This descriptive-correlational research was conducted by means of a cross-
sectional study approach. A number of 206 elderly patients with hypertension in the working area of public
health centers in Aceh Besar Regency were the population members of this research. All of those 206 elderly
patients were then chosen as the samples by using a total sampling technique. The data were collected by doing
a structured interview with the Morisky Medication Adherence Scale (MMAS) and another questionnaire
measuring the fammily social support developed by the researcher based on the theory of Friedman. The data
were analyzed by using a statistical test, namely Spearman’s Rank Correlation. The result indicates that the
medication adherence was correlated to the family social support of the elderly patients in the working area of
Suka Makmur Public Health Center (p-value = 0.000 < 0.05). Therefore, it is suggested that the public health
center provide health promotion in order to enhance the knowledge of the family of the elderly patients and to
make them aware of how the medication adherence is correlated to the family social support
Keyword: Family Social Support, Medication Adherence

PENDAHULUAN Selain itu, diperkirakan pada tahun 2050 jumlah


Populasi lansia di dunia terus meningkat lansia akan terus meningkat lebih dari dua kali
dari tahun ke tahun, bahkan peningkatan ini lipat yaitu mencapai 2,1 milyar. Selama 15
melebihi jumlah populasi kelompok usia tahun kedepan, jumlah lansia di Asia akan
lainnya. Terdapat 901 juta lansia di dunia mengalami peningkatan sebanyak 66% (United
berumur 60 tahun atau lebih pada tahun 2015. Nation, 2015)

9
Suatu negara dikatakan berstruktur tua jika dibutuhkan karena keluarga merupakan orang
mempunyai populasi lansia di atas tujuh persen. terdekat yang berperan aktif untuk tercapainya
Indonesia menjadi salah satu negara berstruktur kepatuhan minum obat pada lansia hipertensi
tua, karena data proyeksi penduduk (Trianni, 2013).
menunjukkan di tahun 2017 terdapat 23,66 juta Berdasarkan hasil penelitian Utami (2016),
jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%). menunjukkan bahwa dukungan sosial keluarga
Diprediksikan jumlah penduduk lansia di sangat penting bagi penderita hipertensi dalam
Indonesia pada tahun 2020 (27,08 juta), tahun menjalankan pengobatan hipertensi baik secara
2025 (33,69 juta), tahun 2035 sebanyak 48,19 farmakologi maupun secara nonfarmakologi.
juta (Kemenkes RI, 2017). Pasien yang mengalami hipertensi mengaku
Jumlah populasi lanjut usia yang berumur merasa nyaman, dan lebih patuh saat menjalani
60 tahun keatas di Aceh pada tahun 2017 pengobatan jika diberikan dukungan sosial
mencapai 342.657 jiwa (Profil Kesehatan Aceh, keluarga.
2017) Sedangkan di kecamatan Sukamakmur,
jumlah lansia mencapai 1.514 jiwa dan METODE
diperkirakan akan terus meningkat setiap Penelitian ini menggunakan metode
tahunnya. deskriptif korelatif dengan desain cross
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar sectional study. Pengumpulan data
tahun 2013 , menunjukkan bahwa penyakit dilaksanakan sejak tanggal 20 Mei – 08 Juni
pada lansia di Indonesia yang paling banyak 2019 di wilayah kerja Puskesmas Sukmakmur
adalah hipertensi dengan jumlah 57,6%, untuk Aceh Besar. Teknik pengambilan sampel yaitu
usia 55-64 tahun sebesar 45,9%, umur 65-74 total sampling dengan jumlah responden
tahun 57,6%, dan >75 tahun 63,8%. Jumlah sebanyak 206 orang.
populasi lansia penderita hipertensi di Aceh Pengumpulan data dilakukan menggunakan
mencapai 32,2%. kuesioner dengan cara wawancara terpimpin.
Data yang diperoleh dari Puskesmas Kuesioner ini terdiri dari 2 variabel yaitu,
Sukamakmur pada bulan Januari 2019 kuesioner baku kepatuhan minum obat
menunujukkan bahwa dari 650 lansia yang menggunakan Morisky Medication Adherence
melakukan kunjungan ke posyandu lansia, Scale (MMAS) dan kuesioner dukungan sosial
terdapat lansia yang menderita penyakit keluarga yang dikembangkan oleh peneliti
hipertensi sebanyak 206 orang. Hal tersebut berdasarkan teori Friedman (2010).
menunjukkan bahwa masih sangat tingginya Hasil uji instrument pada 20 responden
angka kejadian lansia yang mengalami didapatkan bahwa kuesioner dukungan sosial
hipertensi. keluarga valid dengan r hitung > 0,444.
Hipertensi merupakan suatu penyakit yang Sedangkan, kuesioner baku Morisky Medication
membutuhkan pengobatan secara rutin dan Adherence Scale (MMAS) sebagai alat ukur
terus-menerus. Hipertensi dapat dikontrol kepatuhan minum obat telah diuji validitas
dengan menjalani pola hidup sehat, pasien dengan nilai r = 0,816 (Morisky, et al., 2010).
harus mengkonsumsi obat anti hipertensi Selanjutnya nilai uji reliabilitas didapatkan hasil
dengan rutin dan melakukan pengontrolan bahwa kuesioner dukungan sosial keluarga
tekanan darah sesuai anjuran dokter. Keharusan memiliki nilai Cronbach alpha = 0,945,
ini dapat menimbulkan ketidakpatuhan pasien sedangkan pada kuesioner kepatuhan minum
terutama lansia yang merasa bosan karena harus obat memiliki nilai Cronbach alpha = 0,970
mengonsumsi obat secara rutin (Utami, 2016). yang artinya kedua variabel tersebut reliabel.
Kepatuhan minum obat menjadi aspek Pengumpulan data dilakukan setelah
utama dalam proses pengontrolan tekanan darah mendapatkan surat lulus uji etik dari Komite
pada pasien hipertensi. Oleh karena itu, perlu Etik Penelitian Fakultas Keperawatan
adanya kerjasama antara lansia hipertensi Universitas Syiah Kuala. Selanjutnya, data
dengan keluarga. Dukungan keluarga sangat

10
Idea Nursing Journal Vol. X No. 2 2019
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445

dianalisa menggunakan uji Spearman Rank No Data Demografi f %


(Dharma, 2011). 12 Nama Obat
a. Captopril 79 38,3
HASIL b. Amlodipine 81 39,3
Berdasarkan penelitian yang telah c. Felodipine 2 1,0
d. Lisinopril 17 8,3
dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut: e. Nifedipine 13 6,3
f. Enalapril 14 6,8
Tabel 1. Demografi Lanjut Usia 13 Lama Mengonsumsi Obat
No Data Demografi f % a. < 3 hari 49 23,8
1 Umur lansia b. > 3 hari 157 76,2
a. Lanjut usia (elderly) 178 86,4
b. Lanjut usia Tua (old) 28 13,5 Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa
2 Agama mayoritas usia lansia adalah kategori lanjut usia
a. Islam 206 100 (elderly) pada rentang 60-74 yaitu sebanyak
3 Jenis Kelamin 178 orang (86,4%). Mayoritas agama lansia
a. Laki-laki 44 21,4 adalah Islam yaitu 206 0rang (100%).
b. Perempuan 162 78,6
Mayoritas jenis kelamin lansia berada pada
4 Status Perkawinan
a. Menikah 81 40,3
kategori perempuan yaitu 162 orang (78,6%).
b. Janda 113 53,9 Status perkawinan terbanyak yaitu janda
c. Duda 7 3,4 sebanyak 111 orang (53,9%), mayoritas
d. Lajang 5 2,4 pendidikan berada pada tingkat Sekolah Dasar
5 Pendidikan Terakhir yaitu 115 orang (55,8%), lansia yang
a. Rendah 160 77,6 mengalami Single Morbidity 114 orang
b. Sedang 28 13,6 (55,3%), dan mayoritas lansia mengalami
c. Tinggi 18 7,8 penyakit hipertensi pada kategori < 5 tahun
6 Lama Menderita Penyakit sebanyak 175 orang (85%). Mayoritas
a. < 5 tahun 175 85
pekerjaan lansia adalah sebagai Ibu Rumah
b. > 5 tahun 31 15
7 Pekerjaan
Tangga (IRT) yaitu sebanyak 126 orang
a. Petani 35 17 (61,2%), dengan jumlah penghasilan terbanyak
b. Pedagang 14 6,8 adalah < Rp.2.900.000 sebanyak 160 orang
c. Wiraswasta 18 8,7 (77,7%). Mayoritas lansia tinggal bersama
d. IRT 126 61,2 family care giver anak yaitu sebanyak 117
e. Pensiun 13 6,3 orang (56,8%), dengan nilai SPSMQ terbanyak
8 Penghasilan menempati kategori utuh yaitu 145 orang
a. < Rp 2.900.000 160 77,7 (70,4%). Mayoritas lansia hipertensi di wilayah
b. > Rp 2.900.000 46 22,3 kerja Puskesmas Sukamakmur mengonsumsi
9 Family Care Giver
obat Amlodipine sebanyak 81 orang (39,3%),
a. Orang tua 6 2,9
b. Anak 117 56,8 dengan lama minum obat terbanyak > 3 hari
c. Saudara Kandung 2 2 yaitu 157 orang (76,2%)
d. Pasangan 81 39,3
10 Nilai SPSMQ Tabel 2. Dukungan Sosial Keluarga
a. Utuh 145 70,4 No Kategori Baik Kurang
b. Kerusakan Ringan 39 18,9 f % f %
c. Kerusakan Sedang 22 10,7 1. Emosional 191 92,7 15 7,3
11 Jenis Penyakit 2. Informasi 31 15 175 85
a. Single Morbidity 114 55,3 3. Instrumental 105 49 101 51
b. Multiple Morbidity 92 44,7 4. Penilaian 110 46,6 96 53,4

11
Tabel 4. Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Lansia

Dukungan Sosial Kepatuhan Minum Obat


Keluarga Tinggi Sedang Rendah R p-value
F % F % F %
Baik 27 13,1 28 13,6 1 13,8 ,851 0,00
Kurang 3 1,5 10 4,9 137 55,2
Total 30 14,6 38 18,4 138 100

Tabel 2, menunjukkan bahwa dukungan sebenarnya baik namun tidak selalu diterima
sosial keluarga pada lansia hipertensi berada oleh pasien dengan baik. Perbedaan persepsi
pada kategori dukungan kurang yaitu sebanyak antara anggota keluarga yang memberikan
150 orang (72,8%). Jumlah dukungan sosial bantuan, dengan persepsi responden yang
keluarga berdasarkan sub variabel yaitu seharusnya telah mendapatkan bantuan sering
dukungan emosional pada kategori baik kali di salah artikan oleh responden.
(92,7%), dukungan informasi pada kategori Menurut hasil penelitian Ningrum (2018),
kurang (85%), dukungan instrumental pada menunjukkan bahwa responden yang tinggal
kategori baik (49%), dan dukungan penilaian bersama dengan pasangan mempengaruhi
berada pada kategori baik (46,6%). kepatuhan minum obat pada pasien Hipertensi.
Berdasarkan hasil distribusi responden
Tabel 3. Kepatuhan Minum Obat yang menjawab pertanyaan terkait dengan
No Kepatuhan f % Family Care Giver, mayoritas lansia janda/duda
Minum Obat yang tinggal bersama dengan anak yaitu 117
1. Tinggi 30 14,6 orang (56,8%). Menurut peneliti, lansia yang
2. Sedang 38 18,4 tinggal dengan anak mempengaruhi tingkat
3. Rendah 138 67,0 kepatuhannya dalam minum obat. Karena
Jumlah 206 100 berdasarkan wawancara, para lansia di wilayah
ini mengatakan bahwasanya anak memiliki
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa kesibukan dan aktivitas masing-masing seperti
kepatuhan minum obat pada lansia Hipertensi berkerja, mengenyam pendidikan atau
berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 138 mengurusi anggota keluarga yang lain sehingga
orang (67,%). mengurangi perhatian mereka terhadap lansia.
Berdasarkan hasil uji statistik Spearman Berbeda dengan pernyataan lansia yang tinggal
Rank pada tabel 4 didapatkan bahwa mayoritas bersama pasangan, mereka mengatakan bahwa
responden kategori kepatuhan minum obat pasangan lebih sering menghabiskan waktu
rendah memiliki dukungan sosial keluarga bersama sehingga saling mengingatkan untuk
kurang yaitu 137 lansia (66,5%). Melalui uji minum obat secara teratur.
statistik ini didapatkan nilai p-value = 0,000 < α Menurut Sarafino (2011), seseorang yang
= 0,05 sehingga Ho ditolak yang artinya mendapatkan dukungan atau perhatian dari
terdapat hubungan negative antara dukungan orang lain cenderung lebih mudah untuk
sosial keluarga dengan kepatuhan minum obat mengikuti instruksi medis dibandingkan dengan
pada lansia Hipertensi yang tidak mendapatkan dukungan. Penderita
hipertensi akan patuh minum obat dengan
PEMBAHASAN adanya dukungan sosial keluarga karena
Menurut (Nisfiani, 2014) kurang nya mereka merasa lebih diperhatikan.
dukungan sosial keluarga dapat terjadi karena Penderita hipertensi yang mendapatkan
bantuan yang diberikan oleh anggota keluarga dukungan dari keluarga akan menjadi lebih

12
Idea Nursing Journal Vol. X No. 2 2019
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445

patuh untuk mengonsumsi obat secara rutin, sehat” yang berarti sebagian besar keluarga
menjaga pola hidup sehat, serta mengontrol memahami keinginan lansia.
tekanan darahnya ke puskesmas dibandingkan Aspek dukungan sosial keluarga terendah
dengan penderita hipertensi yang tidak pada tabel 4 adalah aspek dukungan
mendapatkan dukungan sosial keluarga (Utami informasional yaitu berada pada kategori
& Raudatussalamah, 2016). kurang sebesar 175 orang (85%). Mayoritas
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat lansia menyebutkan bahwa lansia maupun
hubungan yang signifikan antara dukungan anggota keluarga memiliki kesibukan masing-
sosial keluarga dengan kepatuhan minum obat masing. Hal ini juga berkaitan dengan hasil
pada lansia Hipertensi di wilayah kerja penelitian Susanto (2015), bahwasanya skor
Puskesmas Sukamakmur Aceh Besar. Hal terendah pada hasil penelitian tersebut berada di
tersebut sesuai dengan hasil penelitian Utami aspek informasional yaitu pada pertanyaan
(2016) yang menunjukkan bahwa dukungan “keluarga mengingatkan waktu saat minum
sosial keluarga sangat penting bagi penderita obat” berarti keluarga kurang membantu dalam
hipertensi dalam menjalankan pengobatan mengingatkan jadwal minum obat. Hal ini
hipertensi baik secara farmakologi maupun disebabkan oleh banyaknya aktivitas keluarga
secara nonfarmakologi. Pasien yang mengalami sehingga lupa mengingatkan lansia untuk
hipertensi mengaku merasa nyaman, dan lebih minum obat.
patuh saat menjalani pengobatan jika diberikan Menurut Sarafino (2011), seseorang yang
dukungan sosial keluarga. mendapatkan dukungan atau perhatian dari
Sama hal nya dengan penelitian Nisfiani orang lain cenderung lebih mudah untuk
(2014), yang menunjukkan bahwa terdapat mengikuti instruksi medis dibandingkan dengan
hubungan antara dukungan keluarga dengan yang tidak mendapatkan dukungan. Penderita
kepatuhan diet hipertensi pada lanjut usia di hipertensi akan patuh minum obat dengan
desa Begajah Kecamatan Sukoharjo Kabupaten adanya dukungan sosial keluarga karena
Sukoharjo. Semakin baik pemberian dukungan mereka merasa lebih diperhatikan.
keluarga terhadap pasien hipertensi, semakin Penderita hipertensi yang mendapatkan
baik pula dalam menjalankan diet hipertensi. dukungan dari keluarga akan menjadi lebih
Dukungan sosial keluarga adalah sebuah patuh untuk mengonsumsi obat secara rutin,
dukungan atau bantuan yang meliputi bantuan menjaga pola hidup sehat, serta mengontrol
emosional, penghargaan, instrumental, dan tekanan darahnya ke puskesmas dibandingkan
informatif yang didapatkan melalui proses dengan penderita hipertensi yang tidak
interaksi antara individu dan anggota keluarga mendapatkan dukungan sosial keluarga (Utami
lainnya (Fajrin & Widyarini, 2013). & Raudatussalamah, 2016).
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan lansia Dukungan sosial keluarga yang diterima
Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas oleh suatu individu dapat menghindarkan
Sukamakmur memiliki dukungan emosional dirinya dari stress. Dukungan sosial keluarga
yang tinggi yaitu 191 orang (92,7%). Dukungan merupakan cara keluarga untuk menunjukkan
emosional yang diterima oleh lansia Hipertensi rasa kasih sayang, kepedulian, dan penghargaan
dari keluarga adalah memberikan dukungan untuk anggota keluarga lainnya. Penerima akan
semangat, mendengar keluh kesah lansia selama merasa dirinya dicintai, diperhatikan, dan
menjalani pengobatan, selalu mengingatkan merasa bahwa dirinya benar bagian dari
agar tetap sabar dan bersyukur kepada Tuhan. lingkungan sosialnya (Sarafino & W, 2011).
Hal tersebut berkaitan dengan hasil Oleh karena itu, peneliti dapat
penelitian Susanto (2015), bahwasanya skor menyimpulkan bahwa dukungan sosial keluarga
tertinggi yang didapatkan dari instrumen sangat penting dalam proses pengobatan lansia
penelitian adalah dari aspek emosional dengan hipertensi. Karena dengan adanya keluarga,
pertanyaan “keluarga memahami lansia untuk maka lansia hipertensi akan merasa
diperhatikan dan diawasi sehingga lebih

13
memperhatikan segala hal yang dapat memicu kecamatan Sukoharjo kabupaten Sukoharjo.
terjadinya Hipertensi. Jurnal Publikasi, Fakultas Ilmu Kesehatan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
KESIMPULAN Ningrum, S. P. (2018). Hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien
Berdasarkan tujuan dan hasil analisa data
hipertensi di Puskesmas Seyegan Sleman
penelitian, maka dapat diambil kesimpulan Yogyakarta. SKRIPSI.
terdapat hubungan dukungan sosial keluarga Safriana, N., & Khairani. (2017). Hubungan
dengan kepatuhan minum obat pada lansia Religiusitas dengan Depresi pada Lansia di
Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Panti Werdha di Aceh. Idea Nursing Journal,
Sukamakmur Aceh Besar dengan p-value=0,00 2, 2–11. Retrieved from
(<0,05) dan nilai (r = -,851). Terdapat lansia http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKep/article/vie
dengan dukungan kurang 72,8% dan dukungan w/4742
baik 27,2%. Terdapat lansia dengan kepatuhan Sarafino, E. ., & Smith, T. . (2012). Health
Psychology Biopsychosocial Interactions (7th
minum obat rendah 67,4%, kepatuhan minum
ed). USA: John Willey & Sons (ASIA) Pte
obat sedang 18,4% dan kepatuhan minum obat
Ltd. Retrieved from
tinggi 14,6%. https://ultimatecieguide.files.wordpress.com/2
Diharapkan bagi Puskesmas Sukamakmur 017/03/sarafino-health-psychology-
Aceh Besar khususnya perawat di poli lansia biopsychosocial-interactions-edition-7.pdf
untuk memberikan promosi kesehatan kepada Susanto, Y. (2015). Hubungan dukungan keluarga
lansia hipertensi dan keluarga terkait dengan kepatuhan minum obat pasien
pentingnya dukungan sosial keluarga terhadap hipertensi lansia di wilayah kerja puskesmas
kepatuhan minum obat lansia hipertensi dan sungai cuka kabupaten tanah laut. jurnal ilmiah
dapat membuat dokumentasi data pasien lebih manuntung, 62-67.
akurat. Trianni, L. (2013). Hubungan antara tingkat
pendidikan dan dukungan keluarga terhadap
kepatuhan berobat pada penderita hipertensi di
DAFTAR PUSTAKA puskesmas Ngaliyan Semarang. Jurnal STIKES
Dharma, K. . (2011). Metodologi Penelitian Telogorejo Semarang, 1-8.
Keperawatan: Panduan Melaksanakan dan Utami, R. S., & Raudatussalamah. (2016). hubungan
Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta Timur: dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan
CV.Trans Info Media. berobat penderita hipertensi di puskesmas
Fajrin, N. H., & Widyarini, N. (2013). Hubungan tualang. Jurnal Psikologi, 91-98.
antara dukungan sosial keluarga dengan
perilaku kepatuhan minum obat anti
tuberkulosis pada pasien di rumah sakit paru
Jember. Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Jember, 1-11.
Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga : Riset, teori, dan praktik. Jakarta:
EGC.
Kemenkes. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut
Usia di Indonesia. Retrieved from
http://www.depkes.go.id/resources/download/
pusdatin/ infodatin/infodatin-lansia.pdf
Morisky, D. E., Sundram, S., Syed, A. S., shafie, A.
A., Hassali, M. A., & Al-Qazaz, H. K. (2010).
The eight-item Morisky Medication
Adherence Scale MMAS: Translation and
validation of the Malaysian version. National
Institute of Health, 216-221.
Nisfiani, A. D. (2014). Hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan berobat diit
hipertensi pada lanjut usia di desa Begajah

14

Anda mungkin juga menyukai