Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia karena


berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler. Perubahan gaya hidup, sosial ekonomi,
industrialisasi dapat meningkatkan penyakit hipertensi. Hipertensi adalah penyebab
utama gagal jantung, stroke dan ginjal. Hipertensi disebut the silent killer karena penyakit
ini tergolong yang mematikan tidak disertai gejala-gejala awal bagi penderita hipertensi.
(Brunner & Suddarth, 2016).
Hipertensi adalah faktor risiko penyakit kardiovaskuler dan gagal ginjal.
Hipertensi dapat menyebabkan resiko morbiditas atau mortalitas dini, yang akan terjadi
saat kondisi tekanan sistolik dan diastolik meningkat. Peningkatan tekanan darah dalam
jangka waktu yang panjang dapat merusak pembuluh darah di organ (jantung, ginjal,
otak, dan mata) (Brunner & Suddarth, 2016).

Data Global Status Report on Noncommunicable Diseases tahun 2014


menyebutkan 40% negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi,
sedangkan negara maju hanya 35%. Kawasan Asia Tenggara, terdapat 36% orang dewasa
yang menderita Hipertensi dan telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Jumlah
penderita hipertensi akan terus meningkat tajam, diprediksikan pada tahun 2025 sekitar
29% atau sekitar 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi (WHO
South-East Asia, 2017).

Data WHO tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita
hipertensi yang artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita hipertensi. Jumlah
penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun
2025 akan ada 1,5 miliar orang.

Data American Heart Association (AHA, 2014) di Amerika Serikat pada tahun
2010 hipertensi merupakan penyebab utama kematian sebesar yang menyumbangkan
angka sekitar 2,5 juta. Menurut NHANES tahun 2011 sampai tahun 2014 prevalensi
hipertensi di kalangan dewasa sebanyak 34,0% yang setara dengan 85,7 orang dewasa.

Data prevalensi hipertensi di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar


(Riskesdas) sebanyak 65.048.110 jiwa (34,1%). Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung
sebanyak 426.655 jiwa (30,%) dan prevalensi terendah di Papua sebanyak 585.720 jiwa
(16,8%) (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2015 persentase hipertensi tertinggi di Kota Salatiga sebesar 41,52% dan
persentase terendah hipertensi di Kabupaten Banjarnegara 0,83% (Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 2015).

Prevalensi hipertensi di DIY menurut Riskesdas 2018 adalah 11.01 % atau lebih
tinggi jika dibandingkan dengan angka nasional (8,8%). Prevalensi ini menempatkan DIY
pada urutan ke-4 sebagai provinsi dengan kasus hipertensi yang tinggi. Hipertensi selalu
masuk dalam 10 besar penyakit sekaligus 10 besar penyebab kematian di DIY selama
beberapa tahun terakhir berdasarkan Survailans Terpadu Penyakit (STP) maupun STP
RS. Laporan STP Puskesmas Tahun 2017 tercatat kasus hipertensi 56.668 kasus.
Sedangkan laporan STP Rumah Sakit Rawat Jalan sebanyak 37.173 kasus (hipertensi
essensial).

Pengontrolan tekanan darah dan pencegahan komplikasi hipertensi dipengaruhi


oleh beberapa faktor antara lain pengetahuan pasien tentang hipertensi dan pola makan
pasien. Namun, banyak penderita hipertensi yang masih mempunyai perilaku diet
hipertensi yang kurang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 60,4%
penderita hipertensi memiliki perilaku yang kurang baik terhadap diet hipertensi
(Firmayanti et al., 2014).

Diet adalah salah satu strategi non farmakologi yang efektif, tapi merubah dan
mempertahankan perilaku tidak mudah karena tanggung jawab besar dari kepatuhan diet
tergantung pada pasien dan perawatan diri adalah penting untuk mengontrol tekanan
darah. Bukti menunjukkan bahwa intervensi untuk mengubah perilaku untuk mengontrol
tekanan darah dianggap sebagai biaya investasi yang efektif dalam kesehatan masyarakat.
Kepatuhan diet adalah tindakan seumur hidup pada pasien hipertensi, dan keinginan
internal dan godaan berperan sebagai penghalang pada masalah ini. Untuk itu
dibutuhkan komitmen yang kuat untuk mempertahankan perilaku kepatuhan diet dari
individu (Kamran et al., 2015).

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian, untuk

mengetahui Hubungan Kepatuhan Diet Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah “Apakah Ada Hubungan Kepatuhan Diet Dengan Tekanan Darah Pada

Pasien Hipertensi?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Kepatuhan

Diet Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui Karakteristik responden Pada Pasien hipertensi

b. Untuk mengetahui Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi

c. Untuk mengetahui Kepatuhan Diet pada Pasien Hipertensi


D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan untuk memperluas

wawasan tentang Hubungan Kepatuhan Diet Dengan Tekanan Darah Pada Pasien

Hipertensi.

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi institusi kesehatan

Memberikan informasi tentang Hubungan Kepatuhan Diet Dengan Tekanan

Darah Pada Pasien Hipertensi.

b. Bagi peneliti

Meningkatkan aplikasi ilmu peneliti mengenai Hubungan Kepatuhan Diet

Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi.

c. Bagi penelitian selanjutnya

Menjadi informasi dan data tambahan untuk penelitian lebih lanjut.


E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Penelitian Judul Metode Hasil Persamaan Perbedaan


Hubungan Penelitian analitik hubungan kepatuhan Variabel penelitian Perbedaan pada
Risca, Julan Kepatuhan Diet korelasional diet dengan tekanan yang membahas penelitian ini
Ferdina, Wahyuningsih, Dengan Tekanan dengan darah pada penderita mengenai adalah tempat dan
Binarti Dwi, Windartik, Darah Pada Pasien pendekatan case hipertensi kepatuhan diet waktu penelitian
Emyk hipertensi di Desa control Hipertensi penelitian.
(2019) Penanggungan
Kecamatan Trawas
Kabupaten
Mojokerto
hubungan antara Desain Ada perbedaan yang Sama-sama Perbedaan pada
Kristiana Puji Purwandari tingkat penelitian ini signifikan antara menggunakan penelitian ini
Yohanes Wahyu kepatuhan diet deskriptif tingkat kepatuhan diet instrument adalah tempat dan
Nugroho dengan tekanan kuantitatif dengan dengan kepatuhan diet waktu penelitian
(2018) darah pada pasien pendekatan cross tekanan darah pada dengan tekanan penelitian.
hipertensi sectional pasien hipertensi darah karakteristik
responden, yaitu
penderita
Hipertensi

Sandra Puspita Ningrum hubungan penelitian hubungan dukungan Penelitian Variable penelitian
(2018) dukungan keluarga kuantitatif dengan keluarga dengan kuantitatif dengan berbeda, pada
dengan kepatuhan desain kepatuhan minum obat desain korelasi penelitian Sandra
minum obat pasien korelasi dan pada penderita metode Puspita,
hipertensi di pendekatan waktu hipertensi pendekatan cross menggunakan
Puskesmas cross sectional sectional variabel dukungan
Seyegan Sleman keluarga
Yogyakarta sedangkan pada
penelitian ini
hanya
menggunakan
variabel kepatuhan
diet saja

Yureya Nita, hubungan antara kuantitatif dengan Terdapat hubungan yang Variable terikat, Penelitian
Dina Oktavia dukungan keluarga pendekatan studi bermakna antara yaitu Kepatuhan diet kuantitatif dengan
(2017) dengan kepatuhan kolerasi dukungan keluarga metode pendekatan
diet pasien dengan kepatuhan diet studi korelasi dan
hipertensi di pasien hipertensi di perbedaan pada
Puskesmas Payung Puskesmas Payung variabel bebas
Sekaki Pekanbaru Sekaki Pekanbaru penelitian

Anda mungkin juga menyukai