ABSTRACT
Hypertension is one of chronic disease with commonly treatment for lifetime. The adherence
of geriatric patients in following treatment very important that doesn’t happen can lead to death. This
type of research is a descriptive study. The population of this study amounted to 465 patients. The
number of samples taken was 40 patients. The sampling technique is consecutive sampling. The level
of adherence was measured using the Modified MoriskyAdherence Scale-8 (MMAS-8)questionnaire.
From the results of this study it can be concluded that geriatric patients who do treatment at the
manado pancaran kasih hospital have a high level of adherence of 10%, have a moderate level of
adherence of 40%, and have a low level of adherence of 50%. The results of this study found a
problem related to the adherence of geriatric patients aged 60-69 years who took medication at the
manado pancaran kasih hospital, namely because of forgetfulness and lack of information obtained
from health workers regarding the patients condition and the importance of drugs to drink continue.
ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis dengan pengobatan yang umumnya seumur
hidup.Kepatuhan pasien geriatri dalam menjalani pengobatan sangat penting agar tidak terjadi
komplikasi berbagai penyakit yang dapat berujung pada kematian. Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif.Populasi dari penelitian ini berjumlah 465 pasien.Jumlah sampel yang di ambil
sebanyak 40 pasien.Teknik pengambilan sampel secara consecutive sampling.Tingkat kepatuhan di
ukur dengan menggunakan Kuesioner MMAS-8 (Modified MoriskyAdherence Scale). Hasil penelitian
ini dapat disimpulkan pasien geriatri yang melakukan pengobatan di RSU Pancaran Kasih Manado
memiliki tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 10%, memiliki tingkat kepatuhan sedang sebanyak 40%,
dan memiliki tingkat kepatuhan rendah sebanyak 50%. Hasil penelitian ini mendapatkan masalah
terkait kepatuhan pasien geriatri yang berusia 60-69 yang melakukan pengobatan di RSU Pancaran
Kasih Manado yaitu karena lupa dan kurangya informasi yang didapatkan pasien dari tenaga
kesehatan terkait kondisi pasien dan pentingnya pengobatan secara kontinu.
142
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019
143
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019
144
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019
Antihipertensi
Amlodipin 12 30 1 Pernah lupa minum 30 75 10 25
Micardis obat
10 25
Candesartan 1 2.5 2 Dalam 2 minggu 13 32. 27 67.5
Valsartan 2 5 terdapat hari tidak 5
Amlodipin Valsartan minum obat
2 5
Amlodipin Micardis 7 17.5 3 Berhenti minum obat 10 25 30 75
Amlodipin Bisoprolol 2 5 karena efek samping
obat
Bisoprolol Irbesartan 1 2.5
Micardis Furosemid 4 Lupa membawa obat 10 25 30 75
1 2.5
ketika bepergian
Amlodipin Micardis Bisoprolol 1 2.5
Bisoprolol Furosemid Candesartan 1 2.5 5 Meminum obat 36 90 4 10
Total 40 100 seluruhnya kemarin
6 Berhenti minum obat 11 27. 29 72.5
ketika keadaan 5
Tabel di atas menunjukan membaik
penggunaan obat antihipertensi yang
7 Memiliki masalah 8 20 32 80
paling banyak digunakan oleh pasien dalam mematuhi
geriatri yang menjalani pengobatan ialah rencana pengobatan
145
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019
*Usia
60-64 9 (47.36%) 7 (36.84%) 3 (15.78%)
65-69 11 (52.38%) 9 (42.85%) 1 (4.76%)
Jenis Kelamin
Perempuan 13 (43.33%) 13 (43.33%) 4 (13.33%)
Laki-Laki 7 (70%) 3 (30%) -
Tingkat Pendidikan
SD/Sederajat 3 (75%) 0 1 (25%)
SMP/Sederajat 3 (75%) 1 (25%) 0
SMA/Sederajat 12 (54.55%) 8 (36.36%) 2 (9.91%)
Perguruan Tinggi 6 (60%) 4 (40%) 0
Status Pekerjaan
IRT 7 (41.59%) 6 (35.65%) 4 (23.76%)
Pensiunan 7 (53.84%) 6 (46.15%) -
Wirausaha 3 (75%) 1 (25%) -
Wiraswasta 3 (75%) 1 (25%) -
PNS 1 (100%) - -
Pendeta 1 (100%) - -
Jumlah Obat
1-2 8 (50%) 7 (43.74%) 1 (6.25%)
3-4 10 (47.62%) 8 (8.81%) 3 (14.29%)
>5 2 (66.67%) 1 (33.33) -
146
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019
147
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019
dimana setiap pasien memiliki motivasi memiliki tingkat aktifitas yang relative
berobat yang berbeda-beda, pengalaman sedikit sehingga membuat terluangkannya
pasien dengan keluarga atau kerabat yang waktu yang cukup untuk minum obat
menderita hipertensi yang menunjukan menurut waktu yang telah ditetapkan,
akibat yang buruk karena tidak minum berbeda dengan pasien yang berstatus
obat, dan juga karena pasien geriatri pekerjaan wirausaha/swasta, pendeta, PNS
sendiri mematuhi informasi yang dan pensiunan yang cenderung memiliki
disampaikan dokter atau petugas kesehatan tingkat aktifitas yang lebih tinggi sehingga
yang menurut pasien dapat membuat membuat kurang terluangkannya waktu
keadaan atau kondisi penyakit mereka untuk minum obat sesuai dengan jadwal
menjadi lebih baik. Berdasarkan kuesioner yang telah ditetapkan dokter. Rasajati
pasien dengan pendidikan SLTA paling (2015) melalui penelitiannya tentang
banyak menjawab tetap meminum obat faktor-faktor yang berhubungan dengan
ketika merasa kondisi baik dan tetap kepatuhan pengobatan pada penderita
meminum obat meskipun kondisi lebih hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
buruk sebelum dikonsultasikan dengan Kedungmundu kota semarang. Hasil
dokter, dibandingkan dengan pasien penelitian tersebut menunjukan adanya
dengan pendidikan S1 yang hanya sedikit hubungan antara status pekerjaan dengan
yang tetap meminum obat dalam kondisi kepatuhan pasien dalam menjalani
baik dan buruk, begitu juga dengan pengobatan hipertensi.
pendidikan SMP dan SD yang memiliki Jumlah obat dapat mempengaruhi
presentase yang sama dalam menjawab kepatuhan pasien, pengobatan 1-2 obat
tetap meminum obat dalam kondisi baik hanya memiliki tingkat kepatuhan tinggi
dan buruk. Wahyudi et al (2017) yang sedikit dibandingkan dengan
melakukan penelitian tentang pengaruh pengobatan 3-4 obat yang memiliki tingkat
demografi, psikososial, dan lama kepatuhan yang lebih besar sedangkan
menderita hipertensi primer terhadap pengobatan dengan 5 obat hanya memiliki
kepatuhan minum obat antihipertensi. tingkat kepatuhan sedang. Penelitian ini
Hasil penelitian tersebut menunjukan tidak pasien geriatri menjalani pengobatan
adanya pengaruh antara pendidikan paling banyak dengan monoterapi,
dengan kepatuhan. selanjutnya ialah pasien dengan
Status pekerjaan merupakan faktor pengobatan lebih dari 1 jenis obat
yang dapat mempengaruhi kepatuhan antihipertensi dan hanya 2 orang pada
pasien. Pada penelitian ini didapatkan IRT penelitian ini yang menjalani pengobatan
memiliki tingkat kepatuhan tinggi, dengan 3 antihipertensi sekaligus. Menurut
sedangkan Pensiunan, Wiraswasta dan JNC-7 penggunaan lebih dari 1 jenis obat
Wirausaha, memiliki tingkat kepatuhan mulai digunakan jika tekanan darah
sedang, begitu juga dengan PNS dan tergolong stage 2 (160/100) keadaan
Pendeta hanya dengan tingkat kepatuhan tekanan darah tidak terkontrol yang akan
rendah. Semakin tingginya aktifitas mempermudah terjadinya komplikasi oleh
seseorang dapat menurunkan kepatuhan sebab itu pada penelitian ini pasien yang
pasien dalam penggunaan obatnya (WHO, menjalani pengobatan lebih dari 1 jenis
2003). Pasien yang berstatus IRT lebih obat yaitu 3-4 obat lebih memiliki tingkat
148
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019
kepatuhan yang tinggi yang juga disertai secara kontinu. Hasil penelitian ini sejalan
penyakit lain sehingga hal tersebut dengan penelitian yang dilakukan Puspita
menyebabkan pasien lebih memperhatikan (2016) yang mendapatkan bahwa pasien
kondisi penyakitnya. Sedangkan pasien dengan lama menderita di bawah 5 tahun
yang menjalani pengobatan 5 obat lebih patuh sebanyak 64.9% daripada yang
kebanyakan pasien merasa bosan dengan menderita di atas 5 tahun yang disebabkan
jumlah obat yang banyakdan pasien karena faktor jenuh dalam meminum obat.
mengkhawatirkan jumlah obat yang Dimana pada penelitian ini pasien dengan
banyak tersebut dapat mempengaruhi lama menderita 1-10 tahun paling banyak
ginjal sehingga membuat pasien yang dengan lama menderita 1-5 tahun.
menjalani pengobatan 5 obat pada
penelitian ini hanya memiliki tingkat KESIMPULAN
kepatuhan yang sedang. Hasil penelitian Pasien geriatri yang menjalani
ini sejalan dengan penelitian Pratama dan pengobatan di RSU Pancaran Kasih
Ariastuti (2014) bahwa penggunaan obat Manado periode September-Oktober 2018
dengan terapi kombinasi memiliki tingkat memiliki tingkat kepatuhan rendah
kepatuhan yang jauh lebih tinggi daripada sebanyak 50%, memiliki tingkat kepatuhan
dengan penggunaan monoterapi. sedang sebanyak 40%, memiliki tingkat
Lama menderita merupakan salah kepatuhan tinggi sebanyak 10%.
satu faktor yang dapat mempengaruhi Penelitian ini menemukan faktor
kepatuhan pasien geriatri. Lama menderita resiko yang mempengaruhi tingkat
sama dengan lama penggunaan obat kepatuhan pasien geriatri dalam menjalani
karena hipertensi merupakan penyakit pengobatan di RSU. Pancaran Kasih
yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat Manado periode September-Oktober 2018
dikontrol, melalui penggunaan obat-obat ialah usia, jenis kelamin, status pekerjaan,
antihipertensi (Suhadi, 2011). Wawancara jumlah obat dan lama menderita
dengan pasien geriatri banyak pasien hipertensi. Dengan masalah terkait
sudah mengetahui pengobatan untuk kepatuhan paling banyak berdasarkan
penyakit hipertensi sudah seumur hidup. jawaban pasien melalui kuesioner
Hasil penelitian ini mendapatkan pasien pengukuran tingkat kepatuhan MMAS-8
geriatri merasa jenuh dalam menjalani ialah karena ketidaksengajaan ketika tidak
pengobatan karena waktu dan penggunaan meminum obat yaitu lupa.Perempuan lebih
obat yang cukup lama sedangkan tingkat patuh dibandingkan laki-laki karena
kesembuhan yang telah di capai seringkali perbedaan tingkat aktifitas dan laki-laki
tidak sesuai dengan yang diharapkan cenderung kurang dalam memperhatikan
(Liberty et al., 2017). Hal ini terlihat dari kondisi kesehatan.IRT lebih memiliki
jawaban pasien melalui kuesioner yang tingkat kepatuhan yang tinggi disebabkan
mendapatkan banyak pasien geriatri yang karena lebih banyaknya waktu yang
menghentikan pengobatan ketika merasa terluang dibandingkan dengan yang aktif
kondisi lebih baik yang juga didukung bekerja di luar rumah.Kombinasi obat
tidak terlalu cukupnya informasi yang membuat pasien lebih patuh berkaitan
didapatkan pasien terkait kondisi pasien dengan tingkat penyakit yang dialami
dan pentingnya pengobatan dilakukan pasien geriatri. Lama menderita hipertensi
membuat pasien akhirnya merasa jenuh
149
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019
150
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019
Rasajati, Q.P., Raharjo, B.B., and Wahyudi, C.T., Ratnawati, D., and Made,
Ningrum, D.N.R. 2015. S.A. 2017. Pengaruh
Faktor-Faktor yang Demografi Psikososial dan
Berhubungan dengan Lama Menderita Hipertensi
Kepatuhan Pengobatan pada Primer terhadap Kepatuhan
Penderita Hipertensi di Minum Obat Antihipertensi.
Wilayah Kerja Puskesmas Jurnal JKFT. 2: 24-26.
Kedungmundu Kota
Zaenurrohmah, D.H., dan R.
Semarang. UNES Journal Of
Rachmayanti. 2017. Hubungan
Public Health. 4(3) : 20-23.
Pengetahuan dan Riwayat
Rosyida, L., Priyandani, Y., Sulistyarin, Hipertensi Dengan Tindakan
A., dan Nita, Y. 2015. Pengendalian Tekanan Darah
Kepatuhan Pasien pada Pada Lansia.Jurnal Berkala
Penggunaan Obat Antidiabetes Epidemiologi. 5(2):175-176.
dengan Metode Pill-count dan
MMAS-8 di Puskesmas
Kedurus Surabaya. Jurnal
Farmasi Komunitas. 2(2): 37.
151