Anda di halaman 1dari 10

PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,

Volume 8 Nomor 1 Februari 2019

IDENTIFIKASI TINGKAT KEPATUHAN PASIEN GERIATRI YANG MENDERITA


HIPERTENSI DISERTAI PENYAKIT PENYERTA DI RSU PANCARAN KASIH
MANADO PERIODE SEPTEMBER-OKTOBER 2018

Widia Natalia Runtuwene1), Weny Indayani Wiyono1), Adithya Yudistira1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Hypertension is one of chronic disease with commonly treatment for lifetime. The adherence
of geriatric patients in following treatment very important that doesn’t happen can lead to death. This
type of research is a descriptive study. The population of this study amounted to 465 patients. The
number of samples taken was 40 patients. The sampling technique is consecutive sampling. The level
of adherence was measured using the Modified MoriskyAdherence Scale-8 (MMAS-8)questionnaire.
From the results of this study it can be concluded that geriatric patients who do treatment at the
manado pancaran kasih hospital have a high level of adherence of 10%, have a moderate level of
adherence of 40%, and have a low level of adherence of 50%. The results of this study found a
problem related to the adherence of geriatric patients aged 60-69 years who took medication at the
manado pancaran kasih hospital, namely because of forgetfulness and lack of information obtained
from health workers regarding the patients condition and the importance of drugs to drink continue.

Keywords : Hypertension, Geriatric, Adherence.

ABSTRAK

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis dengan pengobatan yang umumnya seumur
hidup.Kepatuhan pasien geriatri dalam menjalani pengobatan sangat penting agar tidak terjadi
komplikasi berbagai penyakit yang dapat berujung pada kematian. Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif.Populasi dari penelitian ini berjumlah 465 pasien.Jumlah sampel yang di ambil
sebanyak 40 pasien.Teknik pengambilan sampel secara consecutive sampling.Tingkat kepatuhan di
ukur dengan menggunakan Kuesioner MMAS-8 (Modified MoriskyAdherence Scale). Hasil penelitian
ini dapat disimpulkan pasien geriatri yang melakukan pengobatan di RSU Pancaran Kasih Manado
memiliki tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 10%, memiliki tingkat kepatuhan sedang sebanyak 40%,
dan memiliki tingkat kepatuhan rendah sebanyak 50%. Hasil penelitian ini mendapatkan masalah
terkait kepatuhan pasien geriatri yang berusia 60-69 yang melakukan pengobatan di RSU Pancaran
Kasih Manado yaitu karena lupa dan kurangya informasi yang didapatkan pasien dari tenaga
kesehatan terkait kondisi pasien dan pentingnya pengobatan secara kontinu.

Kata Kunci : Hipertensi, Geriatri, Kepatuhan.

142
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019

PENDAHULUAN pasien geriatri dalam menjalani


pengobatan. Teridentifikasinya faktor
Populasi lanjut usia merupakan resiko tersebut diharapkan dapat
cerminan dari tingginya rata-rata usia memperbaiki kepatuhan pasien melalui
harapan hidup (UHH) yang merupakan berbagai upaya yang akan dilakukan
salah satu indikator keberhasilan berhubungan dengan masalah-masalah
pencapaian pembangunan nasional di yang ditemui. Berdasarkan latar belakang
bidang kesehatan. Usia lanjut mengalami tersebut di atas maka peneliti tertarik
kemunduran fungsi organ tubuh yang untuk melakukan penelitian tentang
menyebabkan kelompok usia lanjut rawan identifikasi tingkat kepatuhan pasien
terhadap serangan berbagai penyakit. geriatri yang menderita hipertensi disertai
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun penyakit penyerta di RSU Pancaran Kasih
2013 penyakit terbanyak yang di alami Manado.
lanjut usia secara umum yaitu hipertensi
dengan prevalensi sebesar 57,6% METODOLOGI PENELITIAN
(Zaenurrohmah dan Rachmayanti, 2017).
Proses pengobatan penyakit kronis, Penelitian ini dilakukan di RSU.
termasuk penderita hipertensi umumnya Pancaran Kasih Manado pada periode
berlangsung seumur hidup. Hal ini bulan September sampai Oktober 2018.
seringkali mengakibatkan pasien merasa Jenis penelitian ini merupakan penelitian
bosan terkait lama penggunaan obat, deskriptif, untuk menjabarkan suatu
frekuensi obat, didukung pengetahuan keadaan atau fenomena (status kepatuhan
pasien yang kurang mengenai penyakit pasien) yang terjadi pada suatu saat.
yang diderita, dan pentingnya pengobatan Teknik pengambilan sampel secara
untuk dilakukan secara kontinu. Alasan consecutive sampling, sampel dipilih
tersebut menyebabkan pasien memiliki berdasarkan kriteria inklusi dan
kecenderungan untuk tidak patuh terhadap dikumpulkan dalam waktu tertentu sampai
pengobatan. Sejalan dengan itu kepatuhan memenuhi jumlah yang ditetapkan, dengan
pasien dalam menjalani pengobatan pengumpulan data pasien secara
merupakan faktor yang sangat penting prospective.
untuk tercapainya efek terapi yang dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
berujung pada kesembuhan pasien, dan Tabel 1. Distribusi Karakteristik Pasien
sangat penting dikarenakan hipertensi Hipertensi disertai Penyakit
dapat menyebabkan terjadinya komplikasi Penyerta (n=40)
penyakit yang dapat mengakibatkan
Karakteristik Total
kematian.
N (%)
Fakta yang terjadi di masyarakat
Usia
masih ditemui pasien lansia yang kurang
60-64 19 47.5
patuh terhadap pengobatan yang diberikan 65-69 21 52.5
banyak faktor yang dapat mempengaruhi
Jenis Kelamin
kepatuhan pasien geriatri tersebut. Perempuan 30 75
Identifikasi tingkat kepatuhan pasien dapat Laki-Laki 10 25
menunjukan faktor-faktor resiko yang
dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan

143
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019

Tingkat Pendidikan Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan


SD/Sederajat 4 10 mengalami penebalan oleh karena adanya
SMP/Sederajat 4 10 penumpukan zat kolagen pada lapisan otot
SMA/Sederajat 22 55 yang membuat pembuluh darah akan
Perguruan Tinggi 10 25
berangsur-angsur menyempit dan menjadi
Status Pekerjaan
kaku.
IRT 17 42.5
Perempuan paling banyak
Pendeta 1 2.5
Pensiunan 13 32.5 menderita hipertensi sebanyak 30 pasien
Wirausaha 4 10 (75%). Demikian pula hasil penelitian
Wiraswasta 4 10 yang dilakukan oleh Khayyat (2017)
PNS 1 2.5 perempuan paling banyak menderita
hipertensi sebanyak 146 pasien (71.6%)
Penelitian yang dilakukan oleh dari total pasien 204. Berdasarkan data
Lukitasari (2013) menunjukan bahwa rekam medik pasien geriatri RSU Pancaran
penyakit hipertensi paling banyak Kasih Manado bulan mei 2018 paling
ditemukan pada rentang usia 60-74 tahun banyak tercatat melakukan kunjungan ke
sebanyak 34 pasien (47.2%) dari total 72 poli geriatri dengan kasus menjalani
pasien, pada penelitian ini rata-rata pasien pengobatan hipertensi ialah perempuan
geriatri dengan usia di atas 60 tahun dengan jumlah 320 pasien dibandingkan
sampai 69 tahun. Menurut Smeltzer dan dengan laki-laki hanya 145 pasien.
Bare (2001) yang dikutip oleh Novian Menurut Singalingging (2011) yang
(2013, 2014) semakin bertambahnya usia dikutip oleh Novitaningtyas (2014)
tekanan darah juga meningkat ini perempuan akan mengalami resiko
disebabkan karena terjadinya perubahan peningkatan tekanan darah setelah
anatomi (struktur pembuluh darah) dan menopause karena hormon estrogen yang
fisiologis pada pembuluh darah perifer terdapat pada wanita yang berfungsi
dimana terjadi penurunan elastisitas otot melindungi pembuluh darah dari proses
polos pembuluh darah, aterosklerosis, dan terbentuknya aterosklerosis sudah hilang
hilangnya elastisitas jaringan ikat yang atau berkurang kuantitasnya.
pada akhirnya menurunkan kemampuan Penelitian ini didapatkan pasien
untuk berelaksasi pada pembuluh darah paling banyak ialah pasien dengan tingkat
lansia sehingga dapat menyebabkan pendidikan SMA sebanyak 22 pasien
hipertensi perifer yang sering terjadi pada (55%). Demikian juga hasil penelitian
kelompok usia lanjut. Nuraini (2015) Sepalawandika dan Shirly Gunawan
memaparkan peningkatan umur akan (2016) penderita hipertensi paling banyak
menyebabkan beberapa perubahan ialah dengan tingkat pendidikan SMA
fisiologis, pada usia lanjut terjadi sebanyak 18 pasien (37,5%) dari total 48
peningkatan resistensi perifer dan aktifitas pasien. Tingkat pendidikan mempengaruhi
simpatik. Berkurangnya sensitivitas reflex kemampuan dan pengetahuan seseorang
baroreseptor yang berperan sebagai dalam menerapkan perilaku hidup sehat
homeostasis tekanan darah, peran ginjal terutama dalam mencegah penyakit
juga menurun dimana aliran darah ginjal hipertensi.Semakin tinggi pendidikan
dan laju filtrasi glomerulus menurun. kemampuan untuk menerima informasi

144
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019

semakin baik, semakin baik pengetahuan Tingkat Kepatuhan Pasien


yang diperoleh maka kesadaran untuk Geriatri N (%)
berobat ke pelayanan kesehatan juga (60-69 Tahun)
semakin baik (Puspita, 2016). Tinggi 4 10
Penelitian ini mendapatkan pasien Sedang 16 40
dengan status pekerjaan IRT paling banyak
Rendah 20 50
menderita hipertensi dengan jumlah 17
TOTAL 40 100
pasien (42.5%) hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Tingkat kepatuhan pasien geriatri
Subekti (2014) yang menunjukan bahwa
yang menjalani pengobatan di RSU
yang paling banyak menderita hipertensi
Pancaran Kasih Manado periode
ialah dengan status pekerjaan IRT
September-oktober paling banyak ialah
sebanyak 16 pasien (32%) dari total 50
dengan tingkat kepatuhan rendah, hasil
pasien. Hal ini disebabkan karena pasien
tersebut didapatkan berdasarkan jawaban
dengan status IRT sibuk dalam mengurus
pasien melalui kuesioner pengukuran
rumah tangga yang menyebabkan pasien
tingkat kepatuhan MMAS-8 (Morisky at
IRT kurang untuk keluar rumah
al., 2008; Morisky and Di Matteo., 2011
melakukan pengobatan sehingga penyakit
in Verma et al., 2018).
hipertensi yang umumnya tidak
menunjukan tanda dan gejala yang Tabel 4. Distribusi pertanyaan kepatuhan
bermakna menjadi lebih memburuk (MMAS-8) berdasarkan jawaban pasien
(Mangendai et al., 2017).

Tabel 2. Distribusi jenis obat antihipertensi N N


No Item Kepatuhan % %
Jenis Obat N % (Ya) (Tidak)

Antihipertensi
Amlodipin 12 30 1 Pernah lupa minum 30 75 10 25
Micardis obat
10 25
Candesartan 1 2.5 2 Dalam 2 minggu 13 32. 27 67.5
Valsartan 2 5 terdapat hari tidak 5
Amlodipin Valsartan minum obat
2 5
Amlodipin Micardis 7 17.5 3 Berhenti minum obat 10 25 30 75
Amlodipin Bisoprolol 2 5 karena efek samping
obat
Bisoprolol Irbesartan 1 2.5
Micardis Furosemid 4 Lupa membawa obat 10 25 30 75
1 2.5
ketika bepergian
Amlodipin Micardis Bisoprolol 1 2.5
Bisoprolol Furosemid Candesartan 1 2.5 5 Meminum obat 36 90 4 10
Total 40 100 seluruhnya kemarin
6 Berhenti minum obat 11 27. 29 72.5
ketika keadaan 5
Tabel di atas menunjukan membaik
penggunaan obat antihipertensi yang
7 Memiliki masalah 8 20 32 80
paling banyak digunakan oleh pasien dalam mematuhi
geriatri yang menjalani pengobatan ialah rencana pengobatan

monoterapi, amlodipin sebanyak 30%. 8 Mengalami kesulitan 21 52. 19 47.5


dalam mengingat 5
penggunaan obat
Tabel 3. Tingkat Kepatuhan Pasien Geriatri di
RS Pancaran Kasih Manado

145
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019

Pasien geriatri yang menderita membaik sebanyak 27.5%, berhenti


hipertensi disertai penyakit penyerta yang minum obat karena efek samping obat
menjalani pengobatan di RSU Pancaran sebanyak 25%, lupa membawa obat ketika
Kasih Manado yang meminum obat bepergian sebanyak 25%, dan memiliki
seluruhnya kemarin sebanyak 90% dengan masalah untuk mematuhi rencana
masalah terkait kepatuhan paling banyak pengobatan sebanyak 20%.
ialah pernah lupa minum obat sebanyak
75%, mengalami kesulitan dalam
mengingat penggunaan obat sebanyak
52.5%, dalam 2 minggu terdapat hari tidak
minum obat sebanyak 32.5% (lupa),
berhenti minum obat ketika keadaan
Tabel 5. Distribusi frekuensi tingkat kepatuhan berdasarkan karakteristik dan Data klinis pasien
(N=40)
Karakteristik dan Data klinis Tingkat Kepatuhan
Rendah Sedang Tinggi

*Usia
60-64 9 (47.36%) 7 (36.84%) 3 (15.78%)
65-69 11 (52.38%) 9 (42.85%) 1 (4.76%)
Jenis Kelamin
Perempuan 13 (43.33%) 13 (43.33%) 4 (13.33%)
Laki-Laki 7 (70%) 3 (30%) -
Tingkat Pendidikan
SD/Sederajat 3 (75%) 0 1 (25%)
SMP/Sederajat 3 (75%) 1 (25%) 0
SMA/Sederajat 12 (54.55%) 8 (36.36%) 2 (9.91%)
Perguruan Tinggi 6 (60%) 4 (40%) 0
Status Pekerjaan
IRT 7 (41.59%) 6 (35.65%) 4 (23.76%)
Pensiunan 7 (53.84%) 6 (46.15%) -
Wirausaha 3 (75%) 1 (25%) -
Wiraswasta 3 (75%) 1 (25%) -
PNS 1 (100%) - -
Pendeta 1 (100%) - -
Jumlah Obat
1-2 8 (50%) 7 (43.74%) 1 (6.25%)
3-4 10 (47.62%) 8 (8.81%) 3 (14.29%)
>5 2 (66.67%) 1 (33.33) -

Lama Menderita Hipertensi


1-10 Tahun 16 (66.67%) 14 (58.33%) 4 (16.67%)
11-20 Tahun 3 (60%) 2 (40%) -
30 Tahun 1 (100%) - -
Keterangan :
* : Kemenkes RI, 2017

146
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019

Usia termasuk salah satu faktor Perempuan memiliki tingkat


yang dapat mempengaruhi kepatuhan kepatuhan tinggi sedangkan pasien laki-
dimana usia 60-64 memiliki tingkat laki hanya memiliki tingkat kepatuhan
kepatuhan tinggi sebanyak 15.78% yang sedang. Menurut Puspita (2016)
sedangkan usia 65-69 hanya memiliki terdapat perbedaan perilaku sakit antara
tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 4.76%. laki-laki dengan perempuan dimana
Menurut Potter dan Perry yang di kutip perempuan lebih memiliki keinginan untuk
oleh Fithria et al (2014) umur memberi mengobatkan dirinya daripada laki-laki.
pengaruh terhadap perilaku kesehatan Perbedaan antara laki-laki dan perempuan
yang dilakukan individu sehari-hari bukan hanya dari segi fisik saja namun
melalui pola pikir dan perilaku seiring dari cara berpikir dan bertindak serta
dengan peningkatan usia dimana semakin bagaimana menyikapi suatu masalah,
tinggi usia maka semakin baik pemahaman perempuan lebih memperhatikan
terhadap konsep sehat dan perlunya kondisinya sehingga kepatuhan pasien
menjaga kesehatan, sehingga upaya-upaya perempuan dalam melakukan pengobatan
untuk mencegah timbulnya penyakit lebih didominasi oleh perempuan
semakin baik hal tersebut menyebabkan (Pramestutie dan Silviana, 2016).
terdapatnya pasien geriatri yang memiliki Berdasarkan temuan dalam penelitian ini
tingkat kepatuhan yang tinggi walaupun baik pasien laki-laki maupun perempuan
hanya sebesar (10.53%) tetapi secara umum rata-rata mengetahui penyakit hipertensi
pasien geriatri pada usia ini lebih dapat menyebabkan komplikasi yang fatal,
didominasi dengan tingkat kepatuhan yang dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh
rendah Semakin bertambahnya usia akan darah yang dapat mengakibatkan penyakit
mengalami penurunan fungsi organ yang stroke yang mematikan.Tetapi berdasarkan
disebabkan karena berkurangnya jumlah kuesioner terlihat bahwa paling banyak
sel dan asupan nutrisi yang mengakibatkan yang tidak menghentikan pengobatan
perubahan struktural dan fisiologis pada ketika merasa kondisi lebih baik dan
organ, salah satunya otak yang akan ketika merasa kondisi lebih tidak baik
mengalami perubahan fungsi kognitif yang ialah pasien perempuan sehingga melalui
berupa kesulitan dalam mengingat kembali hal tersebut menunjukan pasien
dan juga berkurangnya kemampuan dalam perempuan jauh lebih memperhatikan
mengambil keputusan serta bertindak lebih kondisinya sehingga membuat pasien
lambat. Berdasarkan jawaban pasien perempuan menjadi lebih patuh dalam
melalui kuesioner pengukuran kepatuhan minum obat daripada laki-laki. Hasil
rata-rata pasien geriatri atau usia lanjut penelitian ini sesuai dengan hasil
mempunyai masalah terkait kepatuhan penelitian Nurhidayati dan Parmono
paling banyak ialah karena faktor (2017) bahwa pasien perempuan lebih
ketidaksengajaan yaitu karena lupa. Hasil patuh dibandingkan dengan laki-laki.
penelitian ini sesuai dengan penelitian Tingkat pendidikan bukan
yang dilakukan oleh Fitrika et al, 2018 merupakan salah satu faktor yang dapat
bahwa fungsi kognitif mempengaruhi mempengaruhi kepatuhan pasien dalam
kepatuhan yang dihubungkan dengan menjalani pengobatan.Hal ini bisa
penurunan daya ingat pasien geriatri. disebabkan dari faktor pasien itu sendiri

147
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019

dimana setiap pasien memiliki motivasi memiliki tingkat aktifitas yang relative
berobat yang berbeda-beda, pengalaman sedikit sehingga membuat terluangkannya
pasien dengan keluarga atau kerabat yang waktu yang cukup untuk minum obat
menderita hipertensi yang menunjukan menurut waktu yang telah ditetapkan,
akibat yang buruk karena tidak minum berbeda dengan pasien yang berstatus
obat, dan juga karena pasien geriatri pekerjaan wirausaha/swasta, pendeta, PNS
sendiri mematuhi informasi yang dan pensiunan yang cenderung memiliki
disampaikan dokter atau petugas kesehatan tingkat aktifitas yang lebih tinggi sehingga
yang menurut pasien dapat membuat membuat kurang terluangkannya waktu
keadaan atau kondisi penyakit mereka untuk minum obat sesuai dengan jadwal
menjadi lebih baik. Berdasarkan kuesioner yang telah ditetapkan dokter. Rasajati
pasien dengan pendidikan SLTA paling (2015) melalui penelitiannya tentang
banyak menjawab tetap meminum obat faktor-faktor yang berhubungan dengan
ketika merasa kondisi baik dan tetap kepatuhan pengobatan pada penderita
meminum obat meskipun kondisi lebih hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
buruk sebelum dikonsultasikan dengan Kedungmundu kota semarang. Hasil
dokter, dibandingkan dengan pasien penelitian tersebut menunjukan adanya
dengan pendidikan S1 yang hanya sedikit hubungan antara status pekerjaan dengan
yang tetap meminum obat dalam kondisi kepatuhan pasien dalam menjalani
baik dan buruk, begitu juga dengan pengobatan hipertensi.
pendidikan SMP dan SD yang memiliki Jumlah obat dapat mempengaruhi
presentase yang sama dalam menjawab kepatuhan pasien, pengobatan 1-2 obat
tetap meminum obat dalam kondisi baik hanya memiliki tingkat kepatuhan tinggi
dan buruk. Wahyudi et al (2017) yang sedikit dibandingkan dengan
melakukan penelitian tentang pengaruh pengobatan 3-4 obat yang memiliki tingkat
demografi, psikososial, dan lama kepatuhan yang lebih besar sedangkan
menderita hipertensi primer terhadap pengobatan dengan 5 obat hanya memiliki
kepatuhan minum obat antihipertensi. tingkat kepatuhan sedang. Penelitian ini
Hasil penelitian tersebut menunjukan tidak pasien geriatri menjalani pengobatan
adanya pengaruh antara pendidikan paling banyak dengan monoterapi,
dengan kepatuhan. selanjutnya ialah pasien dengan
Status pekerjaan merupakan faktor pengobatan lebih dari 1 jenis obat
yang dapat mempengaruhi kepatuhan antihipertensi dan hanya 2 orang pada
pasien. Pada penelitian ini didapatkan IRT penelitian ini yang menjalani pengobatan
memiliki tingkat kepatuhan tinggi, dengan 3 antihipertensi sekaligus. Menurut
sedangkan Pensiunan, Wiraswasta dan JNC-7 penggunaan lebih dari 1 jenis obat
Wirausaha, memiliki tingkat kepatuhan mulai digunakan jika tekanan darah
sedang, begitu juga dengan PNS dan tergolong stage 2 (160/100) keadaan
Pendeta hanya dengan tingkat kepatuhan tekanan darah tidak terkontrol yang akan
rendah. Semakin tingginya aktifitas mempermudah terjadinya komplikasi oleh
seseorang dapat menurunkan kepatuhan sebab itu pada penelitian ini pasien yang
pasien dalam penggunaan obatnya (WHO, menjalani pengobatan lebih dari 1 jenis
2003). Pasien yang berstatus IRT lebih obat yaitu 3-4 obat lebih memiliki tingkat

148
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019

kepatuhan yang tinggi yang juga disertai secara kontinu. Hasil penelitian ini sejalan
penyakit lain sehingga hal tersebut dengan penelitian yang dilakukan Puspita
menyebabkan pasien lebih memperhatikan (2016) yang mendapatkan bahwa pasien
kondisi penyakitnya. Sedangkan pasien dengan lama menderita di bawah 5 tahun
yang menjalani pengobatan 5 obat lebih patuh sebanyak 64.9% daripada yang
kebanyakan pasien merasa bosan dengan menderita di atas 5 tahun yang disebabkan
jumlah obat yang banyakdan pasien karena faktor jenuh dalam meminum obat.
mengkhawatirkan jumlah obat yang Dimana pada penelitian ini pasien dengan
banyak tersebut dapat mempengaruhi lama menderita 1-10 tahun paling banyak
ginjal sehingga membuat pasien yang dengan lama menderita 1-5 tahun.
menjalani pengobatan 5 obat pada
penelitian ini hanya memiliki tingkat KESIMPULAN
kepatuhan yang sedang. Hasil penelitian Pasien geriatri yang menjalani
ini sejalan dengan penelitian Pratama dan pengobatan di RSU Pancaran Kasih
Ariastuti (2014) bahwa penggunaan obat Manado periode September-Oktober 2018
dengan terapi kombinasi memiliki tingkat memiliki tingkat kepatuhan rendah
kepatuhan yang jauh lebih tinggi daripada sebanyak 50%, memiliki tingkat kepatuhan
dengan penggunaan monoterapi. sedang sebanyak 40%, memiliki tingkat
Lama menderita merupakan salah kepatuhan tinggi sebanyak 10%.
satu faktor yang dapat mempengaruhi Penelitian ini menemukan faktor
kepatuhan pasien geriatri. Lama menderita resiko yang mempengaruhi tingkat
sama dengan lama penggunaan obat kepatuhan pasien geriatri dalam menjalani
karena hipertensi merupakan penyakit pengobatan di RSU. Pancaran Kasih
yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat Manado periode September-Oktober 2018
dikontrol, melalui penggunaan obat-obat ialah usia, jenis kelamin, status pekerjaan,
antihipertensi (Suhadi, 2011). Wawancara jumlah obat dan lama menderita
dengan pasien geriatri banyak pasien hipertensi. Dengan masalah terkait
sudah mengetahui pengobatan untuk kepatuhan paling banyak berdasarkan
penyakit hipertensi sudah seumur hidup. jawaban pasien melalui kuesioner
Hasil penelitian ini mendapatkan pasien pengukuran tingkat kepatuhan MMAS-8
geriatri merasa jenuh dalam menjalani ialah karena ketidaksengajaan ketika tidak
pengobatan karena waktu dan penggunaan meminum obat yaitu lupa.Perempuan lebih
obat yang cukup lama sedangkan tingkat patuh dibandingkan laki-laki karena
kesembuhan yang telah di capai seringkali perbedaan tingkat aktifitas dan laki-laki
tidak sesuai dengan yang diharapkan cenderung kurang dalam memperhatikan
(Liberty et al., 2017). Hal ini terlihat dari kondisi kesehatan.IRT lebih memiliki
jawaban pasien melalui kuesioner yang tingkat kepatuhan yang tinggi disebabkan
mendapatkan banyak pasien geriatri yang karena lebih banyaknya waktu yang
menghentikan pengobatan ketika merasa terluang dibandingkan dengan yang aktif
kondisi lebih baik yang juga didukung bekerja di luar rumah.Kombinasi obat
tidak terlalu cukupnya informasi yang membuat pasien lebih patuh berkaitan
didapatkan pasien terkait kondisi pasien dengan tingkat penyakit yang dialami
dan pentingnya pengobatan dilakukan pasien geriatri. Lama menderita hipertensi
membuat pasien akhirnya merasa jenuh

149
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019

berkaitan dengan jumlah obat yang pada Fasilitas Kesehatan


diterima, efek samping obat yang Tingkat 1.Jurnal Penelitian dan
menimbulkan masalah kesehatan baru bagi Pengembangan Pelayanan
pasien, serta peran dari tenaga kesehatan Kesehatan.1(1): 63-64.
dokter, perawat dan tenaga farmasi yang
membuat pasien geriatri tidak terlalu Lukitasari.2013. Hubungan Tingkat
cukupnya informasi yang didapatkan Kepatuhan Kontrol pada
pasien sehingga banyak pasien pada Lansia dengan Hipertensi di
penelitian ini dengan masalah terkait Puskesmas Manisrenggo
kepatuhan paling banyak ke-2 ialah Klaten. Ilmu Keperawatan
menghentikan pengobatan ketika merasa STIKES, Yogyakarta.
kondisi lebih baik dan menghentikan
Novitaningtyas, T. 2014. Hubungan
pengobatan ketika merasa kondisi tidak
Karakteristik (Umur, Jenis
lebih baik sebelum dikonsultasikan ke
Kelamin, Tingkat Pendidikan)
dokter dan juga terdapatnya pasien yang
dan Aktivitas Fisik dengan
merasa malu untuk menanyakan kondisi
Tekanan Darah pada Lansia di
penyakit dan pengobatan yang dilakukan.
Kelurahan Makam Haji
Kecamatan Kartasura
DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Sukoharjo.
Fakultas Ilmu Kesehatan,
Fithria, and Isnaini, M. 2014. Faktor-
Universitas Muhamadiyah.
Faktor yang Berhubungan
Surakarta.
dengan Kepatuhan Berobat
pada Penderita Hipertensi di Novian, A. 2014. Faktor yang
Klinik Sumber Sehat Indrapuri Berhubungan dengan
Aceh Besar.Idea Nursing Kepatuhan Diit Pasien
Journal.5(2): 61 Hipertensi.Jurnal Of Public
Health. 3(3): 4
Fitrika, Y., Saputra, K.Y., and Munarti, M.
2018. Hubungan Fungsi Nuraini, B. 2015. Risk Factor Of
Kognitif Terhadap Kepatuhan Hypertension.J Majority.5(4): 10-
Minum Obat Antihipertensi 12.
pada Pasien Lanjut Usia di
Poliklinik Penyakit Dalam RS. Nurhidayati, I., and Parmono.2017. Studi
Blud Meuroka Kota Banda Komparasi Kepatuhan Penderita
Aceh. Jurnal Penelitian Hipertensi Dewasa dan Lansia
Kesehatan. 5(1): 16. pada Pengobatan Antihipertensi
di Desa Cukil Wilayah Kerja
Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi. Puskesmas Tangerang Kabupaten
Profil Kesehatan Indonesia. Semarang. The 5THURECOL
PROCEEDING. Yogyakarta, 18
Liberty, I.A., Pariyana., and Roflin, E. February 2017. UAD Yogyakarta.
2017. Determinan Kepatuhan Hlm 786-787.
Berobat Pasien Hipertensi

150
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 1 Februari 2019

Pramestutie, H.R., and Silvana, N. Lansia dalam Perawatan


2016.Tingkat Pengetahuan Hipertensi di Wilayah
Pasien Hipertensi tentang Puskesmas Manisrenggo
Penggunaan Obat di Klaten. Ilmu Keperawatan
Puskesmas Kota STIKES, Yogyakarta.
Malang.Jurnal Farmasi Klinik
Indonesia.5(1): 30-31. Subekti, R.Y. 2014. Analisis Faktor-Faktor
yang mempengaruhi Tekanan
Pratama, G.W., dan Ariastuti, N.L.P. 2014. Darah pada Usia Lanjut di
Faktor-Faktor yang Dusun Sumberan
Mempengaruhi Kepatuhan Sumberagung Moyudan
Pengobatan Hipertensi pada Sleman Yogyakarta. Ilmu
Lansia Binaan Puskesmas Keperawatan STIKES,
Klungkung 1. Fakultas Yogyakarta.
Kedokteran. Universitas Udaya
Verma, S., Rizvi, S.M., and Malik, S.
Puspita, E. 2016. Faktor-Faktor Yang 2018. Adherence to
Berhubungan Dengan Medication in Patients with
Kepatuhan Penderita Pulmonary Arterial
Hipertensi Dalam Menjalani Hypertension.EC Pulmonology
Pengobatan [ ] Fakultas and Respiratory Medicine.7(3)
Ilmu Keolahragaan, Semarang. : 143-145.

Rasajati, Q.P., Raharjo, B.B., and Wahyudi, C.T., Ratnawati, D., and Made,
Ningrum, D.N.R. 2015. S.A. 2017. Pengaruh
Faktor-Faktor yang Demografi Psikososial dan
Berhubungan dengan Lama Menderita Hipertensi
Kepatuhan Pengobatan pada Primer terhadap Kepatuhan
Penderita Hipertensi di Minum Obat Antihipertensi.
Wilayah Kerja Puskesmas Jurnal JKFT. 2: 24-26.
Kedungmundu Kota
Zaenurrohmah, D.H., dan R.
Semarang. UNES Journal Of
Rachmayanti. 2017. Hubungan
Public Health. 4(3) : 20-23.
Pengetahuan dan Riwayat
Rosyida, L., Priyandani, Y., Sulistyarin, Hipertensi Dengan Tindakan
A., dan Nita, Y. 2015. Pengendalian Tekanan Darah
Kepatuhan Pasien pada Pada Lansia.Jurnal Berkala
Penggunaan Obat Antidiabetes Epidemiologi. 5(2):175-176.
dengan Metode Pill-count dan
MMAS-8 di Puskesmas
Kedurus Surabaya. Jurnal
Farmasi Komunitas. 2(2): 37.

Suhadi.2011. Analisis Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Kepatuhan

151

Anda mungkin juga menyukai