Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan

diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap

mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90

mmHg (Elizabeth dalam Ardiansyah M., 2012)

Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di

negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada

munculnya penyakit degenerative, seperti penyakit jantung (Congestif Heart

Failure - CHF), gagal ginjal (end stage renal disease), dan penyakit pembuluh

darah perifer.

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi dalam dua golongan,

yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah

suatu kondisi yang jauh lebih sering dan meliputi 95% dari hipertensi.

Hipertensi ini disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu beberapa faktor yang

efek-efek kombinasinya menyebabkan hipertensi. Hipertensi sekunder, yang

meliputi 5% dari hipertensi. Disebabkan oleh suatu kelainan spesifik pada

salah satu organ atau sistem tubuh (Noviyanti,2015).

Dalam World Health Statistik tahun 2012, WHO melaporkan bahwa

sekitar 51% dari kematian akibat stroke dan 45% dari penyakit jantung

koroner disebabkan oleh hipertensi. Faktor risiko utama untuk hipertensi,

termasuk riwayat keluarga, gaya hidup, pola makan yang buruk, merokok,
2

jenis kelamin, stres, ras, usia, dan tidur (Bansil, Pooja., Kuklina,E.V.,

Merrit,R.K., Yoon,P.W., 2011).

Di Indonesia sendiri kesadaran dan pengetahuan tentang penyakit

hipertensi masih sangat rendah, sehingga dukungan keluarga terhadap anggota

keluarga penderita hipertensi juga rendah, hal ini terbukti masyarakat lebih

memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi

gula, dan mengandung banyak garam. Pola makan yang kurang sehat ini

merupakan pemicu penyakit hipertensi. Status sehat sakit para anggota

keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain.

Pada penderita hipertensi, dukungan keluarga berperan sangat penting

untuk menjaga dan mengontrol agar tekanan darah tidak meningkat dan

diharapkan bisa kembali normal. Selain itu pengukuran tekanan darah juga

dapat dilakukan oleh pihak keluarga yang telah belajar dari tenaga kesehatan.

Pasien hipertensi yang tidak mendapat dukungan keluarga dapat menjadikan

sulitnya pasien untuk selalu menjaga dalam perawatan hipertensi secara baik.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medik Rumah Sakit

Astrini Wonogiri tahun 2021 dari data 3 bulan yg saya ambil untuk pasien

hipertensi yang berkunjung sebanyak 512 pasien. Menurut keterangan

petugas kesehatan bahwa masih banyak pasien hipertensi yang tidak berobat

sesuai jadwal pengobatan. Hasil wawancara peneliti terhadap 5 pasien

hipertensi yang melakukan pemeriksaan di rumah sakit Asrtini di Poliklinik

Penyakit Dalam menunjukkan 3 pasien menyatakan anggota keluarganya

semuanya sibuk bekerja, sehingga waktu untuk mengantar sulit dilakukan

sedangkan pasien sudah merasakan sakit akibat penyakit hipertensinya,


3

sementara pasien sendiri memiliki keinginan untuk sembuh dan berobat

sehingga dalam berobat ke rumah sakit sering tidak sesuai jadwal yang

ditentukan. Terdapat 2 pasien yang menyatakan bahwa malas berkunjung

ulang karena merasa sudah stabil dan Kontrol hanya merasakan pusing saja

baru melakukan kunjungan pelayanan untuk pengobatan di Poliklinik Penyakit

Dalam RS Astrini Wonogiri.

Peneliti juga mendapatkan data pasien hipertensi dari rekam medis RS

Astrini Wonogiri , bahwa dari 3 bulan ini berjumlah 512 pasien yang

seharusnya melakukan kontrol tepat waktu tercatat 221 pasien , dan tercatat

sebanyak 311 pasien tidak tepat melakukan kunjungan perawatan.

Tidak tepat dalam kunjungan pemeriksaan menunjukkan masih kurangnya

dukungan keluarga terhadap pasien hipertensi. Oleh sebab itu perlunya

dukungan keluarga serta motivasi pasien hipertensi dalam melakukan

kunjungan perawatan agar penyakit hiperntinya dapat terkontrol.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan ini, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai hubungan dukungan keluarga terhadap

motivasi pasien hipertensi untuk melakukan kunjungan perawatan di instalasi

rawat jalan Rumah Sakit Astrini Wonogiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat hubungan dukungan keluarga

terhadap motivasi pasien hipertensi untuk melakukan kunjungan perawatan

di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Astrini Wonogiri.


4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi pasien

hipertensi untuk melakukan kunjungan perawatan di Poliklinik

Penyakit Dalam Rumah Sakit Astrini Wonogiri.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran dukungan keluarga terhadap motivasi pasien

hipertensi

b. Mengetahui tingkat motivasi pasien hipertensi untuk

melakukan kunjungan perawatan di Poliklinik Penyakit Dalam

Rumah Sakit Astrini Wonogiri.

c. Menganalisis hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi

pasien hipertensi untuk melakukan kunjungan perawatan di

Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Astrini Wonogiri.

D. Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian mengenai hubungan dukungan

keluarga terhadap pasien yang sakit hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam

Rumah Sakit Astrini Wonogiri diharapkan :

1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan tentang pentingya dukungan

keluarga dalam perawatan pasien hipertensi yang tepat dan sebagai bahan

masukan untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Pasien Mengetahui dampak yang diakibatkan dari adanya

dukungan keluarga dengan kondisi pasien hipertensi.


5

3. Bagi Keluarga Bahan pertimbangan dan masukan bagi keluarganya akan

pentingnya memberi dukungan keluarga dalam perawatan hipertensi serta

motivasi pasien hipertensi menjadi baik agar tekanan darah pasien tetap

stabil.

4. Bagi Tempat Penelitian Sebagai masukan bagi perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan kepada penderita hipertensi dalam

menjalankan terapi hipertensi.

E. Keaslian Penelitian

Tabel keaslian Penelitian

Persamaan
Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian dan
Perbedaan
Albherta Analisis Gambaran Deskriptif Didapatkan dari Persamaan terdapat
(2012) Kontrol Tekanan dengan penelitian ini pada metode
Cit Darah pada pasien pendekata untuk mengatahui penelitian,
Santosa di Puskesmas n cross 1) Deografis pengambilan
(2014) Bantul Yogyakarta pasien
sectional. sampling dan sama –
( letak,lokasi ,d
aerah /jauh
sama meneliti
dekat rumah ) ketertiban kontol
2)Ketertiban tekanan darah pada
jadwal control pasien Hipertensi
3)Hambatan
pasien tidak Perbedaannya dari
tertib control segi materi,
4)Mengetahui pengambilan
factor sampling dan pada
pendorong dan tempat penelitian
penghambat
control
Martinus Analisis Hubungan Kuantitati Didapatkan dari Persamaan sama –
Attalah Perilaku Kontrol f dengan penelitian ini sama meneliti
dan Silva Tekanan Darah metode untuk ketertiban kontol
(2012) Pasien Hipertensi deskriptif mengatahui tekanan darah pada
2012 1) Respon
analitik pasien Hipertensi
pasien
dan 2) Ketertiban
pendekata jadwal Perbedaannya dari
n cross control segi materi, Metode
sectional 3) Hambatan pengambilan
study pasien tidak sampling dan pada
tertib control tempat penelitian
4) Mengetahui
factor
pendorong
6

dan
penghambat
control
Anwar Banyak faktor Model Didapat dalam Persamaan sama –
(dalam pendorong dan pendekatan penelitian ini sama meneliti
Alfiana, penghambat survey adalah ketertiban kontol dan
Bintanah, penderita denagan ketidakapatuhan mengtahui factor
dan hipertensi dalam pendekatan dalam control
factor penyebab
Kusuma, melakukan subyek penderita
2014) kontrol tekanan adalah hipertensi dan
penghambat dan
darah di cross factor factor pendorong pada
pelayanan sectional penyebabnya pasien Hipertensi
kesehatan untuk control rutin

Perbedaannya
dari segi materi,
Metode pengambilan
sampling dan waktu
serta tempat penelitian

Anda mungkin juga menyukai