Anda di halaman 1dari 14

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH

SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH TAHUN 2013

I Gede Restu Mahendra Sugiarta1, Bagus Komang Satriyasa2


1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyakit yang sering disebut sebagai the silent killer karena pada
awalnya tidak menunjukkan gejala. Berdasarkan Survei Pendahuluan di Rumah Sakit Umum
Pusat (RSUP) Sanglah tahun 2014, tercatat 44 pasien menderita hipertensi di ruang Instalasi
Rawat Inap (IRNA) B, C, dan D RSUP Sanglah pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui karakteristik penderita hipertensi yang meliputi proporsi penderita
hipertensi (berdasarkan umur, jenis kelamin, keluhan utama, derajat hipertensi, komplikasi,
dan keadaan keluar) dan lama rawatan rerata penderita hipertensi. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan metode studi survei observasional. Penelitian ini dilaksanakan di
Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah pada bulan April 2014 hingga bulan Juli 2014 dengan
data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari catatan rekam medis pasien di
RSUP Sanglah. Sampel penelitian berjumlah 44 orang dari bagian IRNA B, C, dan D di
RSUP Sanglah dengan menggunakan time-series data serta dari total sampling pada survei
pendahuluan di RSUP Sanglah tahun 2014. Distribusi proporsi penderita hipertensi tertinggi
terdapat pada umur 45 s/d 64 tahun (63,6%), berdasarkan jenis kelamin terdapat pada lelaki
(56,8%), berdasarkan keluhan utama terdapat pada sakit kepala (34,1%), berdasarkan derajat
hipertensi terdapat pada Hipertensi Stadium 3 (63,6%), berdasarkan status komplikasi
terdapat pada Tanpa Komplikasi (52,3%), serta berdasarkan keadaan keluar terdapat pada
Membaik (100%). Lama rawatan rerata penderita hipertensi adalah 7,52 hari.

Kata Kunci : Hipertensi, Karakteristik, Proporsi.


CHARACTERISTIC OF HYPERTENSION PATIENTS WHO ARE HOSPITALIZED
IN GENERAL HOSPITAL SANGLAH YEAR 2013

ABSTRACT

Hypertension is a disease that referred as the silent killer because initially no symptoms
appeared. Based on preliminary survey in Sanglah Hospital on 2014, recorded 44 patients
suffering hypertension in the patient room B, C, and D on 2013. This study is purpose to
investigate the characteristics of hypertension patients that include the proportion of patients
with hypertension (based on age, gender, chief complaint, degree of hypertension,
complications, and circumstances out) and the average long treatment of hypertensive
patients. This research is a descriptive study with method observational study survey. The
research was conducted in medical record installation of Sanglah Hospital on April 2014 until
July 2014, with the data used is secondary data that obtained from the patient's medical
record in Sanglah Hospital. Samples are include 44 people from the patient room B, C, and D
in Sanglah Hospital that use time-series data and total sampling from premilinary study in
Sanglah Hospital on 2014. Distribution proportion of patients with hypertension is highest at
age 45 s / d 64 years (63.6%), by sex found is males (56.8%), based on the chief complaint is
headache (34.1 %), based on degree of hypertension is Stage 3 Hypertension (63.6%), based
on the complications is without complications (52.3%), and based on the circumstances out is
improved (100%). Average long treatment of hypertensive patients was 7.52 days.

Keywords: Hypertension, Characteristics, Proportion.


PENDAHULUAN berdasarkan pengukuran dan riwayat
Hipertensi didefinisikan sebagai penyakit mencapai 32,2%. Sedangkan
keadaan terjadinya peningkatan tekanan proporsi kasus hipertensi yang telah
darah melalui beberapa kali pengukuran didiagnosis oleh tenaga kesehatan di
tekanan darah.1 Penyakit ini sering disebut Indonesia mencapai 24,2%. Dengan
sebagai the silent killer karena pada demikian, masih terdapat 75,8% kasus
awalnya tidak menunjukkan gejala. Di hipertensi yang masih belum didiagnosis
samping itu, penyakit ini juga menjadi oleh tenaga kesehatan di Indonesia. Di
faktor predisposisi timbulnya wilayah Bali, prevalensi hipertensi
aterosklerosis, gagal jantung, stroke, serta berdasarkan pengukuran dan sudah minum
penyakit ginjal jika penyakit hipertensi obat hipertensi mencapai 29,1%,
tidak ditanggulangi dengan segera.2 prevalensi berdasarkan pengukuran tanpa
Berdasarkan data dari American minum obat hipertensi mencapai 26,4%,
Heart Association (AHA) tahun 2013, prevalensi berdasarkan diagnosis oleh
sebanyak 77,3 juta orang dengan 1 tenaga kesehatan dengan atau tanpa
diantara 3 orang dewasa menderita minum obat hipertensi mencapai 5,7%,
hipertensi di Amerika Serikat. Sedangkan dan proporsi kasus hipertensi yang telah
menurut survei dari National Health didiagnosis tenaga kesehatan dengan atau
Examination Survey (NHANES) tahun tanpa minum obat hipertensi mencapai
2007 di wilayah Amerika Serikat, tercatat 19,6%.
81,5% telah mengetahui bahwa dirinya Berdasarkan Survei Pendahuluan di
menderita hipertensi, 74,9% sedang dalam Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
masa penanganan, 52,5% telah dikontrol, Sanglah tahun 2014, tercatat 44 pasien
dan 47,5% tidak dikontrol dengan baik.3 menderita hipertensi di ruang Instalasi
Menurut penelitian dari World Rawat Inap (IRNA) B, C, dan D RSUP
Health Organization (WHO) tahun 2008, Sanglah pada tahun 2013.
Prevalensi hipertensi secara global Oleh sebab itu, maka perlu dilakukan
mencapai 38,4% di wilayah Asia penelitian mengenai karakteristik penderita
Tenggara. Indonesia merupakan negara ke- hipertensi yang dirawat inap di RSUP
2 dengan prevalensi hipertensi tertinggi Sanglah dengan tujuan untuk mengetahui
mencapai 41% setelah Myanmar dengan distribusi proporsi masing-masing
prevalensinya mencapai 42%.4 karakteristik penderita hipertensi
Menurut Penelitian dari Rahajeng, (berdasarkan umur, jenis kelamin, keluhan
prevalensi kasus hipertensi di Indonesia utama, derajat hipertensi, komplikasi, dan
keadaan keluar) dan lama rawatan rerata telah dilaksanakan pada bulan April 2014
penderita hipertensi yang dirawat inap di hingga bulan Juli 2014 dengan data yang
RSUP Sanglah tahun 2013. digunakan adalah data sekunder yang
diperoleh dari catatan rekam medis pasien
METODE di RSUP Sanglah.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Jenis dan Sumber Data Pendukung
deskriptif dengan menggunakan desain Jenis data yang digunakan adalah
studi survei observasional. Penelitian ini data kuantitatif yang terdiri dari proporsi
dilakukan dengan cara mengetahui total penderita hipertensi (berdasarkan umur,
jumlah penderita hipertensi yang dirawat jenis kelamin, keluhan utama, derajat
inap di IRNA B, C, dan D RSUP Sanglah hipertensi, status komplikasi, serta
melalui survei pendahuluan data register keadaan keluar), dan lama rawatan rerata
masing-masing IRNA yang telah penderita hipertensi.
tercantum diagnosisnya menderita
hipertensi (baik yang bersifat esensial, Populasi dan Sampel Penelitian
emergency, urgency, maupun sekunder). Populasi target pada penelitian ini
Setelah diketahui total jumlah penderita adalah semua pasien penderita hipertensi
hipertensi, dilakukan penelusuran data yang dirawat inap di semua IRNA RSUP
rekam medis untuk mengetahui proporsi Sanglah tahun 2013. Sedangkan populasi
masing-masing karakteristik penderita terjangkau pada penelitian ini adalah
hipertensi (berdasarkan umur, jenis semua pasien penderita hipertensi yang
kelamin, keluhan utama, derajat hipertensi, dirawat inap di ruang IRNA B, C, dan D
komplikasi, dan keadaan keluar) dan lama RSUP Sanglah tahun 2013.
rawatan rerata penderita hipertensi yang Sampel pada penelitian ini adalah
dirawat inap di RSUP Sanglah. penderita hipertensi yang dirawat inap di
ruang IRNA B, C, dan D RSUP Sanglah
Lokasi dan Waktu Penelitian tahun 2013. Untuk bagian rawat inap yang
Penelitian ini dilaksanakan di lain, tidak bisa dijadikan sampel oleh
Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah karena kebijakan privasi dari pihak RSUP
dengan pertimbangan tersedianya data Sanglah mengenai data rekam medis di
rekam medis yang lengkap pada tahun masing-masing IRNA yang lain yang tidak
2013 mengenai pasien yang dirawat inap boleh diteliti. Jumlah sampel pada
akibat menderita hipertensi. Penelitian ini penelitian ini berjumlah 44 orang dengan
menggunakan metode total sampling yang dada, berdebar dan detak jantung
didapat dari hasil survei pendahuluan di meningkat, sesak nafas, lemas).
RSUP Sanglah tahun 2014. Derajat hipertensi adalah
Kriteria Inklusi pada sampel ini pemeriksaan tekanan darah oleh dokter
adalah pasien dengan diagnosis hipertensi terhadap pasien penderita hipertensi.
esensial, hipertensi sekunder atau varian Derajat hipertensi dapat dikategorikan
hipertensi (misalnya Hipertensi Stadium 2 sesuai klasifikasi menurut ESC and ESH
+ SNH, Hipertensi Stadium 2 + CKD Guidelines tahun 2013 (HT Stadium 1, HT
Stadium 5, dll), hipertensi emergency Stadium 2, HT Stadium 3, HT Sistolik
(HE), dan hipertensi urgency (HU). Terisolasi).
Sedangkan Kriteria Eksklusi meliputi Lama rawatan rerata adalah lamanya
pasien penderita hipertensi pada ibu hamil pasien penderita hipertensi dalam
(Preeklamsia dan eklamsia), dan menjalani rawat inap di RSUP Sanglah
Hipertensi Pulmonal (Pulmonary yang sesuai tercatat dalam catatan rekam
Hypertension). medis pasien.
Komplikasi adalah gangguan
Definisi Operasional Variabel fisiologis maupun anatomi yang diderita
Umur adalah usia penderita yang oleh pasien sebagai dampak dari hipertensi
telah tercatat pada catatan rekam medis dan bersifat memperberat penyakit
pasien. Umur dikategorikan berdasarkan tersebut yang sesuai tercatat dalam catatan
format data register dari survei rekam medis pasien (Stroke, Gangguan
pendahuluan di RSUP Sanglah tahun 2014 Jantung, Gangguan Ginjal, Gangguan
(15 s/d 24 tahun, 25 s/d 44 tahun, 45 s/d 64 Jantung dan Ginjal, Tanpa Komplikasi).
tahun, 65 tahun ke atas). Keadaan keluar adalah keterangan
Jenis kelamin adalah ciri khas mengenai keadaan penderita hipertensi
tertentu yang dimiliki penderita hipertensi ketika selesai dirawat inap sesuai dengan
yang telah tercatat dalam catatan rekam yang tercatat pada catatan rekam medis
medis pasien (Laki-laki dan Perempuan). pasien. Keadaan keluar dikategorikan
Keluhan utama adalah gangguan menurut format summary keluar catatan
fisik yang sering dirasakan pasien rekam medis yang ditulis di RSUP
penderita hipertensi dalam kesehariannya Sanglah (Sembuh, Membaik, Belum
dan sesuai yang tercatat dalam catatan Sembuh, Meninggal < 48 jam, Meninggal
rekam medis pasien (sakit kepala, nyeri > 48 jam).
Analisis Data sedangkan pada kategori perempuan,
Data yang telah diperoleh, diolah proporsinya sebesar 43,2%.
dengan menggunakan komputer memakai
program SPSS 15. Data dianalisis secara Tabel 2. Distribusi Proporsi Penderita
Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin
deskriptif. Hasil data akan disajikan dalam
No. Jenis Jumlah Proporsi
bentuk tabel distribusi frekuensi. Kelamin (%)
1 Lelaki 25 56,8
2 Perempuan 19 43,2
HASIL
Distribusi Proporsi Penderita
Distribusi Proporsi Penderita
Hipertensi Berdasarkan Umur
Hipertensi Berdasarkan Keluhan
Utama
Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa
proporsi penderita hipertensi yang dirawat Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa
inap di RSUP Sanglah berdasarkan umur proporsi penderita hipertensi berdasarkan
terdapat lebih tinggi pada umur 45 s/d 64 keluhan utama terdapat lebih tinggi pada
tahun dengan proporsinya 63,6%, diikuti kategori mengalami sakit kepala sebesar
dengan umur 65 tahun ke atas sebesar 34,1%, diikuti dengan lemas sebesar
22,7%, umur 25 s/d 44 tahun sebesar 31,8%, berdebar dan detak jantung
11,4%, dan proporsi terkecil terdapat pada meningkat sebesar 15,9%, nyeri dada
umur 15 s/d 24 tahun sebesar 2,3%. sebesar 11,4%, dan proporsi terkecil
terdapat pada kategori sesak nafas sebesar
Tabel 1. Distribusi Proporsi Penderita 6,8%.
Hipertensi Berdasarkan Umur
No. Umur Jumlah Proporsi
(%) Tabel 3. Distribusi Proporsi Penderita
1 15 s/d 24 tahun 1 2,3 Hipertensi Berdasarkan Keluhan Utama
2 25 s/d 44 tahun 5 11,4 No. Keluhan Jumlah Proporsi
3 45 s/d 64 tahun 28 63,6 Utama (%)
4 65 tahun ke atas 10 22,7 1 Sakit 15 34,1
2 Kepala 5 11,4
3 Nyeri Dada 7 15,9
Distribusi Proporsi Penderita Berdebar
Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin dan Detak
Jantung
Dari Tabel 2, dapat dilihat bahwa
4 Meningkat 3 6,8
proporsi penderita hipertensi yang dirawat 5 Sesak Nafas 14 31,8
Lemas
inap di RSUP Sanglah berdasarkan jenis
kelamin terdapat lebih tinggi pada kategori
lelaki dengan proporsinya 56,8%,
Distribusi Proporsi Penderita Tabel 5. Distribusi Proporsi Penderita
Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi Berdasarkan Status
Hipertensi Komplikasi
No. Komplikasi Jumlah Proporsi
Dari Tabel 4, dapat dilihat bahwa (%)
proporsi penderita hipertensi berdasarkan 1 Stroke 4 9,1
2 Gangguan 4 9,1
Derajat Hipertensi terdapat lebih tinggi Jantung
pada kategori HT Stadium 3, yaitu sebesar 3 Gangguan 11 25
Ginjal
63,8%, diikuti dengan HT Stadium 2 4 Gangguan 2 4,5
sebesar 18,2%, dan proporsi terkecil Jantung dan
Ginjal
terdapat pada HT Stadium 1 dan HT 5 Tanpa 23 52,3
Sistolik Terisolasi sebesar 9,1%. Komplikasi

Distribusi Proporsi Penderita


Tabel 4. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan
Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi Keluar
No. Derajat Jumlah Proporsi
Hipertensi (%) Dari Tabel 6, dapat dilihat bahwa
1 HT Stadium 1 4 9,1
2 HT Stadium 2 8 18,2 proporsi penderita hipertensi berdasarkan
3 HT Stadium 3 28 63,6 keadaan keluar yang terbesar adalah
4 HT Sistolik 4 9,1
Terisolasi Membaik, yaitu 100%.

Distribusi Proporsi Penderita Tabel 6. Distribusi Proporsi Penderita


Hipertensi Berdasarkan Status Hipertensi Berdasarkan Keadaan Keluar
Komplikasi No. Keadaan Jumlah Proporsi
Keluar (%)
Dari Tabel 5, dapat dilihat bahwa 1 Sembuh 0 0
proporsi penderita hipertensi berdasarkan 2 Membaik 44 100
3 Belum 0 0
status komplikasi terdapat lebih tinggi Sembuh
pada tanpa komplikasi, yaitu sebesar 4 Meninggal 0 0
< 48 jam
52,3%. Sedangkan proporsi penderita 5 Meninggal 0 0
hipertensi jika ada komplikasi, terdapat > 48 jam

lebih tinggi pada gangguan ginjal sebesar


Lama Rawatan Rerata Penderita
25%, diikuti oleh Stroke dan Gangguan Hipertensi
Jantung sebesar 9,1%, dan proporsi
Dari Tabel 7, dapat dilihat bahwa
terkecil terdapat pada komplikasi
lama rawatan rerata penderita hipertensi
Gangguan Jantung dan Ginjal sebesar
adalah 7,52 hari dengan Coef. Of Variation
4,5%.
= 54,14%. Nilai Coef. Of Variation > 10% Hal ini tidak sesuai dengan hasil
artinya lama rawatan penderita hipertensi penelitian oleh Sinaga yang menyatakan
bervariasi dimana lama rawatan terendah bahwa proporsi penderita hipertensi
adalah 3 hari dan lama rawatan tertinggi berdasarkan umur terdapat lebih tinggi
adalah 21 hari. Dari Confidence Interval pada golongan umur 60 tahun ke atas,
dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini yakni sebanyak 49,2% (dengan jumlah
lama rawatan rerata penderita hipertensi sampel penelitiannya 130 orang yang
berkisar dengan rentang antara 6,28-8,76 terhitung dari tahun 2010-2011).
hari. Sedangkan menurut hasil penelitian dari
Muharram, proporsi penderita hipertensi
Tabel 7. Lama Rawatan Rerata Penderita berdasarkan umur terdapat lebih tinggi
Hipertensi di RSUP Sanglah Tahun 2013
pada golongan umur 57-64 tahun, yakmi
Aspek Jumlah
sebesar 28,5% (dengan jumlah sampel
Mean 7,52
penelitiannya 165 orang yang terhitung
95% CI 6,28-8,76
dari tahun 2010-2011).
Coef. Of Variation 54,14%
Dalam hal ini, jumlah pasien yang
Std. Deviation 4,072
dirawat inap ke RSUP Sanglah akibat
Minimum 3
menderita hipertensi merupakan golongan
Maximum 21
umur yang masih produktif dalam bekerja.
Range 18
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
karena perubahan pola gaya hidup
PEMBAHASAN
masyarakat di bali, seperti merokok,
Distribusi Proporsi Penderita
Hipertensi Berdasarkan Umur obesitas, konsumsi alkohol, kurang
beraktivitas atau berolahraga, dan lainnya.
Proporsi penderita hipertensi yang
Pada umumnya, penderita hipertensi
dirawat inap di RSUP Sanglah berdasarkan
lebih sering mengenai penduduk yang
umur terdapat lebih tinggi pada umur 45
berusia tua, namun tidak menutup
s/d 64 tahun dengan proporsinya 63,6%,
kemungkinan juga diderita oleh penduduk
diikuti dengan umur 65 tahun ke atas
usia muda. Menurut penelitian dari
sebesar 22,7%, umur 25 s/d 44 tahun
Rahajeng, kelompok umur 35-44 tahun
sebesar 11,4%, dan proporsi terkecil
memiliki proporsi hipertensi tertinggi di
terdapat pada umur 15 s/d 24 tahun sebesar
Indonesia sebesar 23% diikuti dengan
2,3%.
kelompok umur 45-54 tahun sebesar
22,2% dari jumlah sampel yang didapat
berjumlah 567.530 orang berdasarkan data Dalam temuan ini, proporsi
Riskesdas tahun 2007. Hal ini disebabkan penderita hipertensi yang dirawat inap di
oleh perubahan pola hidup masyarakat di RSUP Sanglah lebih banyak diderita lelaki
Indonesia sehingga berpotensi dibandingkan perempuan. Hal ini
menyebabkan peningkatan prevalensi kemungkinan disebabkan oleh perilaku
pasien yang dirawat inap di rumah sakit yang tidak sehat (merokok dan konsumsi
akibat penyakit degeneratif, khususnya alkohol) serta dari faktor psikis (depresi
penyakit hipertensi. Dengan demikian, ataupun adanya perasaan kurang nyaman
hipertensi bisa mengenai semua golongan terhadap pekerjaan maupun masih dalam
usia baik yang berusia muda maupun usia penggangguran) lebih tinggi diderita lelaki
tua. dibandingkan perempuan. Akan tetapi,
dari penelitian oleh Sinaga dan Muharram
Distribusi Proporsi Penderita yang dilakukan di Rumah Sakit Daerah
Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Provinsi Sumatra Utara, proporsi penderita
Proporsi penderita hipertensi yang hipertensi lebih banyak diderita
dirawat inap di RSUP Sanglah berdasarkan perempuan dibandingkan lelaki. Hal ini
jenis kelamin terdapat lebih tinggi pada kemungkinan juga disebabkan oleh jumlah
kategori lelaki dengan proporsinya 56,8%, populasi perempuan di sumatera utara
sedangkan pada kategori perempuan, yang lebih banyak dibandingkan laki-laki
proporsinya sebesar 43,2%. atau juga disebabkan oleh karena perilaku
Hal ini tidak sesuai dengan hasil yang tidak sehat (merokok, konsumsi
penelitian oleh Sinaga yang menyatakan makanan yang tidak sehat, dll) serta dari
bahwa proporsi penderita hipertensi faktor psikis (depresi akibat adanya
berdasarkan jenis kelamin terdapat lebih perasaan kurang nyaman terhadap
tinggi pada perempuan, yakni sebesar pekerjaan atau akibat tidak mampu
60,8% (dengan jumlah sampel melahirkan keturunan, dan sebab lainnya).
penelitiannya 130 orang yang terhitung Dengan demikian, baik lelaki maupun
dari tahun 2010-2011). Sedangkan perempuan sama-sama memiliki proporsi
menurut hasil penelitian dari Muharram, yang tinggi menderita hipertensi.
proporsi penderita hipertensi berdasarkan
jenis kelamin terdapat lebih tinggi pada
perempuan, yakni sebesar 52,1% (dengan
jumlah sampel penelitiannya 165 orang
yang terhitung dari tahun 2010-2011).
Distribusi Proporsi Penderita temuan ini, data mengenai keluhan utama
Hipertensi Berdasarkan Keluhan
pasien yang dirawat inap di RSUP Sanglah
Utama
didapatkan tergantung dari seorang
Proporsi penderita hipertensi
petugas kesehatan (dalam hal ini yang
berdasarkan keluhan utama terdapat lebih
menangani pasiennya tersebut) yang
tinggi pada kategori mengalami sakit
menuliskan keterangan keluhan utama
kepala sebesar 34,1%, diikuti dengan
pasien di catatan rekam medis pasien
lemas sebesar 31,8%, berdebar dan detak
melalui hasil anamnesis pasien. Di
jantung meningkat sebesar 15,9%, nyeri
samping itu, keluhan yang ditimbulkan
dada sebesar 11,4%, dan proporsi terkecil
juga bergantung pada derajat tinggi
terdapat pada kategori sesak nafas sebesar
rendahnya tekanan darah yang diukur, dan
6,8%.
gejala yang ditimbulkan dapat berbeda-
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
beda tergantung tingkat risiko komplikasi
oleh Sinaga yang menyatakan bahwa
kerusakan organ mana yang lebih dahulu
proporsi penderita hipertensi berdasarkan
terkena.
keluhan utama terdapat lebih tinggi pada
sakit kepala, yakni sebesar 71,5% (dengan
Distribusi Proporsi Penderita
jumlah sampel penelitiannya 130 orang Hipertensi Berdasarkan Derajat
Hipertensi
yang terhitung dari tahun 2010-2011).
Sedangkan menurut hasil penelitian dari Proporsi penderita hipertensi
Muharram, proporsi penderita hipertensi berdasarkan Derajat Hipertensi terdapat
berdasarkan keluhan utama terdapat lebih lebih tinggi pada kategori Hipertensi
tinggi pada keluhan sakit kepala (pening, Stadium 3, yaitu sebesar 63,8%, diikuti
pusing, oyong), dan lemas, yakni sebesar dengan Hipertensi Stadium 2 sebesar
35,8% (dengan jumlah sampel 18,2%, dan proporsi terkecil terdapat pada
penelitiannya 165 orang yang terhitung Hipertensi Stadium 1 dan Hipertensi
dari tahun 2010-2011). Sistolik Terisolasi sebesar 9,1%.
Dalam hal ini, keluhan utama yang Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
ditimbulkan pada penderita hipertensi oleh Sinaga yang menyatakan bahwa
bersifat subjektif tergantung keluhan proporsi penderita hipertensi berdasarkan
pertama yang dirasakan oleh pasien saat derajat hipertensi terdapat lebih tinggi
datang ke rumah sakit. Keluhan utama pada Hipertensi stadium 3 sebesar 66,2%
yang ditimbulkannya bisa berupa 1 (dengan jumlah sampel penelitiannya 130
keluhan atau lebih dari 1 keluhan. Dalam orang yang terhitung dari tahun 2010-
2011). Sedangkan menurut hasil penelitian Menurut hasil penelitian oleh
oleh Muharram, proporsi penderita Sinaga, proporsi penderita hipertensi
hipertensi berdasarkan derajat hipertensi berdasarkan status komplikasi atau adanya
terdapat lebih tinggi pada Hipertensi penyakit penyerta, terdapat lebih tinggi
stadium 3 sebesar 45,4% (dengan jumlah tanpa ada penyakit penyerta (tanpa
sampel penelitiannya 165 orang yang komplikasi), yakni sebesar 76,9%.
terhitung dari tahun 2010-2011). Sedangkan pada status komplikasinya,
Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat lebih tinggi pada penyakit stroke
bahwa penderita hipertensi yang dirawat dan diabetes mellitus, yakni sebesar 33,3%
inap di RSUP Sanglah berdasarkan derajat (dengan jumlah sampel penelitiannya 130
hipertensi, lebih banyak memiliki tekanan orang yang terhitung dari tahun 2010-
darah > 180 mmHg pada sistolik dan > 2011).
110 mmHg pada diastolik. Hal ini dapat Menurut hasil penelitian lain oleh
menimbulkan risiko terjadinya komplikasi Muharram, proporsi penderita hipertensi
kerusakan organ yang cepat jika tidak berdasarkan status komplikasi atau adanya
ditanggulangi dengan segera mungkin. penyakit penyerta, juga terdapat lebih
Keadaan ini juga bisa menimbulkan tinggi tanpa ada penyakit penyerta (tanpa
Hipertensi Emergency jika telah terjadi komplikasi), yakni sebesar 72,1%.
kerusakan organ target dengan cepat. Sedangkan pada status komplikasinya,
terdapat lebih tinggi pada penyakit stroke,
Distribusi Proporsi Penderita yakni sebesar 60,9% (dengan jumlah
Hipertensi Berdasarkan Status
sampel penelitiannya 165 orang yang
Komplikasi
terhitung dari tahun 2010-2011).
Proporsi penderita hipertensi
Dalam hal ini, hipertensi lebih
berdasarkan status komplikasi terdapat
dahulu terjadi sebelum terjadinya
lebih tinggi pada tanpa komplikasi, yaitu
kerusakan organ target yang menimbulkan
sebesar 52,3%. Sedangkan proporsi
berbagai macam komplikasi. Hal ini
penderita hipertensi jika ada komplikasi,
kemungkinan disebabkan oleh karena
terdapat lebih tinggi pada gangguan ginjal
hipertensi merupakan suatu faktor
sebesar 25%, diikuti oleh Stroke dan
predisposisi timbulnya berbagai macam
Gangguang Jantung sebesar 9,1%, dan
komplikasi penyakit jika penyakit
proporsi terkecil terdapat pada komplikasi
hipertensi tidak ditanggulangi dengan
Gangguan Jantung dan Ginjal sebsar 4,5%.
segera2. Hipertensi bisa bersifat primer
atau urgency (tanpa komplikasi kerusakan
organ target) maupun bersifat sekunder berdasarkan keadaan keluar atau keadaan
(sudah ditandai adanya kerusakan organ sewaktu pulang, terdapat lebih tinggi pada
target). Hipertensi lebih didominasi tanpa pulang berobat jalan, yakni sebesar 83,1%
komplikasi kemungkinan disebabkan oleh (dengan jumlah sampel penelitiannya 130
karena hipertensi bisa timbul gejala tanpa orang yang terhitung dari tahun 2010-
didahului oleh kerusakan organ target. 2011). Sedangkan menurut hasil penelitian
Namun, data mengenai status komplikasi oleh Muharram, proporsi penderita
pasien yang dirawat inap di RSUP Sanglah hipertensi berdasarkan keadaan keluar atau
didapatkan tergantung dari seorang keadaan sewaktu pulang, juga terdapat
petugas kesehatan (dalam hal ini yang lebih tinggi pada pulang berobat jalan,
menangani pasiennya tersebut) yang yakni sebesar 72,7% (dengan jumlah
menuliskan keterangan status komplikasi sampel penelitiannya 165 orang yang
pasien di catatan rekam medis pasien terhitung dari tahun 2010-2011).
melalui hasil anamnesis, pemeriksaan Berdasarkan hal ini, dapat terlihat
tanda vital, dan pemeriksaan fisik. bahwa kebanyakan pasien pulang atau
Dalam temuan ini, hipertensi yang keluar dengan keadaan membaik ataupun
sudah timbul komplikasi lebih didominasi dengan berobat jalan kemungkinan
oleh gangguan ginjal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
kemungkinan disebabkan oleh karena pelayanan kesehatan yang sudah baik,
ginjal merupakan organ utama yang pasien yang dalam keadaan klinisnya
berfungsi dalam pengaturan tekanan darah sudah membaik setelah pemberian terapi
sistemik. Jika organ ini rusak terlebih obat antihipertensi, serta pasien tetap
dahulu, maka sistem pengaturan tekanan menjaga pola makanan yang ia konsumsi
darah akan mengalami kekacauan selama menjalani perawatan di rumah sakit
sehingga timbul hipertensi.9 sehingga penderita merasa berkurang
penyakitnya dan diperbolehkan untuk
Distribusi Proporsi Penderita pulang. Akan tetapi, pasien diharapkan
Hipertensi Berdasarkan Keadaan
tetap dengan rutin memeriksakan diri ke
Keluar
dokter untuk mengkontrol tekanan
Proporsi penderita hipertensi
darahnya agar tidak timbul hipertensi lagi.
berdasarkan keadaan keluar yang terbesar
adalah Membaik, yaitu 100%.
Menurut hasil penelitian oleh
Sinaga, proporsi penderita hipertensi
Lama Rawatan Rerata Penderita mencapai stadium berat. Komplikasi
Hipertensi
tersebut bisa berupa stroke nonhemoragik,
Menurut hasil penelitian oleh gagal ginjal kronis stadium IV atau V, dan
Sinaga, lama rawatan rata-rata penderita gagal jantung.
hipertensi adalah 3,75 hari dengan lama
rawatan tersingkat adalah 1 hari dan SIMPULAN
terlama adalah 15 hari (dengan jumlah Karakteristik penderita hipertensi
sampel penelitiannya 130 orang yang yang meliputi proporsi tertinggi penderita
terhitung dari tahun 2010-2011). hipertensi berdasarkan umur adalah umur
Sedangkan menurut hasil penelitian oleh 45 s/d 64 tahun (63,6%), berdasarkan jenis
Kurnia, lama rawatan rerata penderita kelamin adalah lelaki (56,8%),
hipertensi adalah 5,80 hari dengan lama berdasarkan keluhan utama adalah sakit
rawatan tersingkat 1 hari dan terlama kepala (34,1%), berdasarkan derajat
adalah 24 hari (dengan jumlah sampel hipertensi adalah Hipertensi Stadium 3
penelitiannya 188 orang yang terhitung (63,6%), berdasarkan status komplikasi
dari tahun 2002-2006). adalah Tanpa Komplikasi (52,3%),
Dalam hal ini, lama rawatan rerata berdasarkan keadaan keluar adalah
ditentukan dari rerata lama semua pasien Membaik (100%), dan lama rawatan rerata
rawat inap yang terdiagnosis hipertensi di penderita hipertensi adalah 7,52 hari.
RSUP Sanglah yang terhitung dari lama Hasil penelitian ini diharapkan dapat
rawat minimal/terendah 3 hari hingga lama menjadi data dasar serta acuan dalam
rawatan maksimal/tertinggi 21 hari. Lama evaluasi peningkatan program pelayanan
rawat yang rendah mengindikasikan kesehatan RSUP Sanglah bagi masyarakat
bahwa pasien tersebut dalam waktu yang serta pengobatan penderita hipertensi ke
singkat sudah bisa pulang ke rumah dalam arah yang lebih baik di. Di samping itu,
keadaan membaik, sedangkan lama rawat hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
yang tinggi mengindikasikan bahwa pasien bahan informasi bagi peneliti lain untuk
tersebut dalam waktu yang lama masih melakukan penelitian yang berhubungan
dalam tahap perawatan yang intensif dengan hipertensi.
sehingga jika kondisinya sudah membaik,
maka pasien diperbolehkan untuk pulang.
Lama rawat pasien yang dalam waktu
cukup lama kemungkinan disebabkan oleh
karena komplikasi yang dideritanya sudah
DAFTAR PUSTAKA 8. Kurnia R. Karakteristik Penderita
1. A Global Brief on Hypertension: Hipertensi yang Dirawat Inap di
Silent killer, global public health crisis Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit
“Section II : Hypertension: the basic Umum Kota Padang Panjang
facts”. World Health Organization Sumatera Barat Tahun 2002-2006.
(WHO). 2013:17-21. Switzerland. USU Press. 2007.
2. Sawicka K, Szczyrek M, Jastrzebska 9. Kotchen TA. Hypertensive Vascular
I. Hypertension – The Silent Killer. J Disease. In Fauci AS, Kasper DL,
Pre-Clinical and Clinical Research. Longo DL, Hauser S., Jameson JL,
2011;5(2):43-46. Loscalzo J. “Harrison’s Principles of
3. Mozaffarian D, Go AS, Roger VL. Internal Medicine”. 18 ed. 2012:1549-
Heart Disease and Stroke Statistics: a 62. United States of America:
report from the American Heart McGraw-Hill Companies.
Association. Circulation. 2013;127:6-
245.
4. Krishnan A, Garg R, Kahandaliyanage
A. Hypertension in the South-East
Asia Region: an Overview. Regional
Health Forum. 2013;17(1):7-14.
5. Rahajeng E, Tuminah S. Prevalensi
Hipertensi dan Determinannya di
Indonesia. Maj Kedokt Indon.
2009;59(12):580-587.
6. Sinaga E, Hiswani, Jemadi.
Karakteristik Penderita Hipertensi
yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Vita Insani Pematang Siantar Tahun
2010-2011. USU Press. 2011.
7. Muharram S. Rasmalia, Jemadi.
Karakteristik Penderita Hipertensi
yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Padangsidimpuan
Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun
2010-2011. USU Press. 2011.

Anda mungkin juga menyukai