Anda di halaman 1dari 21

POSBINDU

A. Definisi

Posbindu adalah wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini,
monitoring dan tindak lanjut dinifaktor resiko penyakit tidak menular secara mandiri
dan berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan diri
terhadap penyakit tidak menular mengingat hampir semua fakor resiko penyakt tidak
menular tidak memberikan gejala pada yang mengalaminya. Faktor resiko penyakit
tidak menular meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak
sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemi,hiperkolestrol,
serta menindaklanjuti secara dini factor resiko yang ditemukan melalui konseling
kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar (Azwar, 2010)

Posbindu merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat yang berorientasi


kepada upaya preventif dan promotif dalam mengendalikan enyakit tidak menular
dengan melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, agen perubahan
sekaligus sebagai sumber daya.(Kemenkes,2012)

B. Tujuan

Meningkatkan peran serta masyarakat sehat, beresiko, dan penyandang


penyakit tidak menular berusia 15 tahun keatas (Rahajeng,2013)

C. Pelaku Kesehatan

Pelaksanaan posbindumdilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada atau


beberapa orang daru masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang
bersedia yang menyelenggarakan posbindu yang dilatih secara khusus, dibina atau
difasilitasi untuk melakukan pemantauan factor resiko penyakit tidak menular di
masing-masing kelompok atau organisasinya (Pudiastuti,2011)
D. Bentuk Kegiatan

Menurut Maryam, 2010 bentuk kegiatan posbindu ada 10 diantaranya:

1. Kegiatan penggalian informasi faktor resiko dengan wawancara tentang


penyakit tidak menular

2. Kegiatan pengukuran BB,TB, IMT, lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan
Tekanan darah

3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru

4. Kegiatan pemeriksaan gula darah

5. Kegiatan pemeriksaan kolestrol total dan trigliserida

6. Kegiatan pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA)

7. Kegiatan pemeriksaan kadar alcohol pernafasan dan tes amfetamin urin


bagi kelompok pengemudi umum

8. Kegiatan konseling dan penyuluhan

9. Kegiatan aktivitas fisik atau olahraga bersama

10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan


E. Langkah-langkah penyelenggaraan posbindu

1. Persiapan

a. Kabupaten/kota berperan untuk melakukan inisiasi dengan berbagai rangkaian


kegiatan (SImbolon,2016)

b. Puskesmas, yang berperan untuk

 Memberikan informasi dan sosialisasi tentang PTM


 Mempersiapkan sarana dan tenaga di puskemas
 Mempersiapkan pelatihan tenaga pelaksana posbindu
 Mempersiapkan mekanisme pembinaan

2. Pelatihan kader Posbindu

3. Kegiatan kader/pelaksana Posbindu

 Melaporkan kepada pemimpinorganisasi/lembaga pimpinan atau wilayah


 Mempersiapkan dan melengkapi saran yang dibutuhkan
 Menyusun rencana kerja
 Melaksanakan wawancara
 Melaksanakan konseling
 Melaksanakan penyuluhan berkala
 Melaksanakan kegiatan aktifitas fisik bersama
 Membangun jejaring kerja
 Melakukan konsultasi

F. Pelaksanaan Posbindu

1. Waktu pelaksanaan diselenggarakan dalam sebulan sekali

2. Tempat pelaskana sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau dan
nyaman bagi peserta seperti pada salah satu rumah warga, balai desa, salah satu
kios dipasar, dikantor, ruangan khusus di sekolah, dll.
3. Pelaksanaan Kegiatan

Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yang disebut system 5


meja, namun dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dan kesepakatan bersama. Dalam pelaksanaan setiap langkah secara sederhana
dapat diuraikan sebagai berikut (Kemenkes,2013)

Kegiatan sebelum pemeriksaan Sambil menunggu giliran pemeriksaan

(Aktifitas fisik )bekerjasama dgan kader, melakukan penyuluhan & mem

Yayasan,LSM, Majelis Ta’lim berikan lembar wawancara untuk diisi

Meja 5 Meja 4 Meja 3 Meja 2 Meja 1

Keterangan

1. Meja 1 : Resgistrasi pemberian nomer kode/antrian yang sama serta


pencatatan ulang hasil pengisian KMS PTM ke buku pencatatan kader

2. Meja 2 : Wawancara oleh kader

3. Meja 3 : Pengukuran TB,BB, lingkar perut, dan analisis lemak tubuh

4. Meja 4 : Pemeriksaan TD, Gula darah, kolesterol, trigliserid, IVA, dan


lain-lain

5. Meja 5 : Identifikasi factor resiko PTM, konseling/edukasi


G. KMS REMAJA

KMS remaja merupakan instrument yang sederhana, mudah dimengerti,


mudah dilaksanakan, berorientasi pendidikan, dan sangat relevan dengan program
UKS.KMS remaja berguna untuk memantau pertumbuhan fisik, keadaan gizi dan
kesehatan. Dengan KMS ini partisipasi guru dan orang tua ditingkatkan untuk
mendorong anak berperilaku sehat, dan makan makanan bergizi dalam menuju
keadaan sehat optimal danberprestasi disekolah. Referens pertumbuhan dalam bentuk
grafik pada KMS adalah hasil penelitian diindonesia. Penelitian dirancang sesuai
dengan syarat-syarat WHO dan dianalisis menurut ketentuan internasional, sehingga
didapatkan batas gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih, yang sesuai dengan keadaan
lingkungan dan etnik di Indonesia. Indeks BB terhadap TB digunakan dipergunakan
dalam referens KMS remaja, karena indeks ini yang paling tepat dalam mendiagnosa
keadaan gizi sekarang, dibandingkan dengan indeks anthopometri lainnya.

KMS remaja memuat kolom untuk diisi dan penayangan informasi tentang :

1. Identifikasi siswa
2. Immunisasi
3. Tanda- tanda remaja sehat
4. Pemeliharaan kebersihan diri
5. Anjuran makanan bergizi
6. Grafik berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB), atau grafik pertumbuhan.

Obyektif grafik pertumbuhan adalah untuk mempromosikan pertumbuhan


yang sehat dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan siswa dan orang tua
melalui presentasi hasil pengukuran antrophometri. Grafik tersebut juga berguna
untuk mengidentifikasi individu, kelompok, ataumasyarakat tentang keadaan gizi dan
pola pertumbuhan badan.

Pertumbuhan yang kurang baik karena infeksi atau kekurangan gizi, atau
karena lainnya, baik pada individu maupun kelompok populasi, perlu dideteksi agar
dapat dilakukan perbaikan. KMS remaja merupakan suatu teknologi sederhana yang
dapat dipergunakan untuk maksud tersebut diatas, dan relevan dengan upaya
kesehtaan anak sekolah dalam menuju sehat untuk semua sebelum tahun 2000.

Indeks antrophometri

Grafik pertumbuhan, merupakan presentasi hasil pengukuran antrophometri.


Pengukuran yang paling umum dilakukan adalah berat badan (BB) dan tinggi badan
(TB). Berat badan saja tidak memiliki arti kecuali kalau dihubungkan dengan umur
dan tinggi badan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam BB terhadap (BB/U) seperti
pada KMS balita, atau BB terhadap TB (BB/TB) seperti pada KMS anak sekolah.
Hubungan yang lebih berdasarkan kepada perhitungan matematik yaitu BB/2 yang
disebut sebagai Body Mass Indekx (BMI) sering dipergunakan sebagai indikator
kegemukan pada orang dewasa. Indeks atau indikator dalam penggunaanya
merupakan arti yang kurang lebih sama. Misalnya proporsi anak sekolah dibawah
batas tertentu untuk indeks BB/TB, merupakan indikator gizi dan kesehatan pada
sekolah tersebut, sama seperti halnya angka kematian bayi (AKB) sebagai suatu
indikator keadaan kesehtan pada umumnya.

Pada remaja , indeks BB/TB menunjukkan keadaan gizi sekarang . “Wasting”


atau kurus merupakan pertanda adanya defisit pada jaringan lemak badan bila
dibandingkan dengan anak normal pada tinggi badan yang sama. Keadaan ini
disebabkan oleh pertumbuhan yang terhambat atau penurunan BB, sebagai akiat
adanya infeksi atau konsumsi makanan yang rendah. Sering keadaan ini terjadi secara
musiman, misalnya pada waktu musim paceklik atau pada keadaan prevalen penyakit
yang tinggi. Salah satu karakter yang utama ialah bahwa “wasting” dapat terjadi
dalam waktu yang cepat, dan dapat pula direhabilitasi secara cepat.

Sebaliknya indeks BB/U dapat memberikan interpretasi yang salah tentang


keadaan gizi sekarang. Misalnya untuk anak usia sekolah yang bertumbuh pendek
sebagai akibat kekuranangizi pada waktu lampau, kalau diukur menurut BB/U tentu
kurang gizi, pada hal anak tersebut sudah baik gizinya. Untuk tinggi badan yang
rendah anak memerlukan BB yang lebuh ringan sesuai dengan tingginya. Sebagai
contoh lainnya adalah data SUSENAS 1986 (14). Anak balita yang berumur 0- 35
bulan yang berstatus gizi baik adalah 51,57%, dan anak yang berumur 36- 59 bulan
yang berstatus gizi baik jumlahnya lebih rendah yaitu hanya 41,98% atau dengan kata
lain anak yang berumur lebih tua lebih banyak menderita KKP deibandingkan dengan
anak yang lebih muda. Hal ini terutama disebabkan karena status gizi ditentukan
berdasarkan indeks BB/U. Anak yang berumur lebih tua mempunyaikecenderungan
lebih banyak kurang gizi karena berbadan lebih pendek dibandingkan standar NCHS
(sebagai akibat kurang gizi kronis pada masa lampau atau karena perbedaan etnik),
padahal BB nya cukup berat untuk TB nya. Anak mempunyai BB yang proporsional
terhadap TB nya, tetapi karena anak berbadan pendek, maka menurut BB/U anak
termasuk kurang gizi.

Dengan demikian pada anak usia lebih tua, lebih- lebih ada usia remaja, maka
indeks BB/TB adalah yang terbaik dibandingkan dengan indeks atrophometri lainnya.
selain dari pada alasan tersebut diatas, penentuan umur anak yang tepat pada usia
sekolah lebih sulit dibandingkan dengan anak balita, sehingga penggunaan indeks
BB/U tidak begitu praktis dilaksanakan.

Hasil review oleh Pollitt (15) terhadap 9 penelitian yaitu enam di Asia (China,
India, Nepal, Thailand, dan dua di Philipina), dua di Amerika Tengah (Guatemala),
dan satu di Afrika (Kenya), status gizi dengan menggunakan indeks BB/TB
mempunyai hubungan yang erat dengan prestasi belajar dan absensi di sekolah. Jadi
KMS remaja merupakan alat untuk memotivasi siswa lebih tinggi kemampuannya
belajar di sekolah.
Pengukuran Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular

1. Indeks Masa Tubuh (IMT)

IMT merupakan salah satu cara untuk mengetahui rentang berat badan ideal
seseorang dan memprediksi seberapa besar resiko gangguan kesehatan seseorang.
Metode ini digunakan untuk menentukan berat badan yang sehat berdasarkan berat
dan tinggi badan. Angka IMT digunakan untuk menunjukan kategori berat badan
seseorang apakah sudah proposional atau belum. Melalui IMT sesorang akan tahu
apakah berat badannya termasuk kategori normal, kelebihan,atau kekurangan.

Bagi sebagian orang IMT kemungkinan tidakakurat pada mereka yang sedang
hamil, binaragawan,atau atlet dengan tingkat aktivitas tinggi adalah golongan dengan
nilai IMT yang tidak mencerminkan kesehatan saat itu.

Cara menentukan IMT yaitu dengan mengukur TB dan BB terlebih dahulu.


Pengukuran BB dapat menggunakan timbangan seperti timbangan lantai atau digital.
Kemudian untuk mengukur tinggi badan dapat menggunakan alat yang ditempelkan
di dinding seperti Stature Meter. Untuk rumus dari IMT itu sendiri yaitu

IMT= BB (kg)

TBxTB (m)

Keterangan nilai IMT menurut Kemenkes RI (2012):

1. >25 kg/m2 berlabel warna merah artinya over / kelebihan

2.23-25 kg/m2 berlabel kuning artinya normal

3. 18,5-22,9 kg/m2 berlabel hijau artinya kurang


2. Lingkar Perut

Tujuan dari pengukuran lingkar perut yaitu untuk mengetahui besar lingkar
pinggang/perut kita karena semakin besar lingkar pinggang semakin banyak lemak
yang ada ditubuh kita, lemak diperut adalah lemak yang paling berbahaya. Lemak
bagian perut dalam akan mengeluarkan asam lemak bebas dan puluhan hormone yang
dapat menimbulkan berbagai masalah seperti hipertensi, resistensi insulin, jantung,
stroke dll.

Cara mengukur lingkar perut yaitu

a. Bisa menggunakan alat meteran yang biasa digunakan untuk membuat baju.
Lepas kaus dan bebaskan pinggang agar bagian tengah perut terekspos.

b. Temukan spot yang tepat dengan menekan jemari pada batang tubuh
didekat bagian kanan pinggang. Tekan jari-jari pada kulit untuk menemukan tulang
dasar panggul.

c. Lingkarkan meteran

Posisikan meteran secara horizontal dispot atas tulang pinggul. Kemudian


lingkarkan diseputar perut dan seluruh batang tubuh. Pastikan meteran melintang
secara horizontal. Tempatkan ujung meteran angka 0 di spot sementara sisanya
melingkari perut dibatang tubuh.

d. Ukur

Jangan mengecilkan perut. Pastika pita meteran tidak menekan kulit perut.
Lihatlan pada nomor dimana angka 0 bertemu angka terakhir yang melingkari
pinggang. Itulah ukuran pinggang.

Keterangan menurut Kemenkes RI (2012)

1. p = > 90 cm. W> 80cm (lebih)


2. p=<90 cm, W< 80 cm (Kurang)

3.Analisis Lemak Tubuh

Tubuh perlu lemak untuk mengatur produksi hormone serta membantu tubuh
dalam menyerap beberapa jenis vitamin. Tapi meski penting, bukan berarti anda
harus berlomba-lomba memperbanyak lemak tubuh. Kadar lemak tubuh yang masih
bisa dibilang normal dan sehat ada batasnya. Anda harus mempertahankan kadar
lemak tetap normal agar tidak mengalami gangguan fungsi tubuh. Berikut adalah
rentang lemak tubuh yang normal yang umum menurut American College Sports
Medicine
a. Wanita: 20-32

b.Laki-laki:10-22%

Kadar lemak dalam tubuh sangat erat dengan status gizi. Jika kadarnya
berlebihan, wanita lebih dari 32% dan laki-laki lebih dari 25% – maka menandakan
kalau ia memiliki berat badan berlebihan (obesitas) dan berisiko untuk mengalami
berbagai penyakit kronis.

CARA MENGUKUR KADAR LEMAK DALAM TUBUH

a. Laki-laki: (1,20 x IMT) + (0,23 x Usia) – 10,8 – 5,4


b.Wanita:(1,20xIMT)+(0,23xUsia)–5,4

4. Pengukuran Tekanan Darah

a.Pastikan kandung kemih kosong dan usahakan untuk tidak dalam kondisi
menahan kemih

b.Menghindari konsumsi kopi, alcohol dan rokok, karena semua hal tersebut
dapat meningkatkan tekanan darah.
c. Sebaiknya istirahat terlebih dahulu selama 5 menit sebelum diperiksa, serta
jangan memeriksa saat kondisi tubuh baru sampai dan napasnya terengah-
engah.

d. Jangan berbicara atau bercanda selama melakukan pengukuran.

e. Tenangkan pikiran, karena pikiran yang tegang dan stress akan


meningkatkan tekanan darah dari yang seharusnya.

f. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi duduk dengan siku menekuk di atas


meja dan telapak tangan menghadap keatas.

g. Gunakan manset sesuai dengan pasien dan jangan menggunakan manset


anak-anak untuk orang dewasa.

h. Letakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis. Saat bunyi pertama


terdengar dicatat sebagai tekanan sistolik dan bunyi terakhir yang didengar dicatat
sebagai tekanan diastolik.

INTERPRETASI

Dari hasil pemeriksaan tekanan darah, dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Normal

Tingkat tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg dapat dikatakan normal.
Jika tekanan darah Anda normal, pertahankan dengan makan dengan nutrisi seimbang
dan berolahraga secara rutin.
b. Prahipertensi

Tekanan darah Anda dapat masuk dalam kategori ini jika berkisar antara 120-
129 mmHg sistolik dan 80 mmHg diastolik. Apabila tidak segera diatasi,
prehipertensi dapat berisiko menjadi gejala hipertensi.

c. Hipertensiderajat 1

Tekanan darah Anda berkisar 130-139 mmHg sistolik atau 80-89 mmHg
diastolik, termasuk hipertensi derajat 1. Namun, Anda belum tentu mengalami
hipertensi derajat 1 jika pemeriksaan ini baru dilakukan satu kali. Dokter akan
mengulang pemeriksaan untuk memastikan.

d. Hipertensiderajat 2

Anda dapat didiagnosa hipertensi derajat 2 apabila tekanan darah Anda secara
konstan berada di atas 140/90 mmHg. Jika tekanan darah Anda mencapai batas ini,
dokter akan meresepkan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang
perlu dikonsumsi secara rutin, serta menyarankan Anda untuk menerapkan pola hidup
sehat.

e. Krisis Hipertensi

Jika tekanan darah Anda mencapai lebih dari 180/120 mmHg, tunggu selama
lima menit lalu ulangi pemeriksaan Anda. Jika tekanan darah Anda masih sama,
maka Anda harus memeriksakan diri ke dokter karena sudah masuk dalam kategori
krisis hipertensi. Waspadai juga gejala lain yang mungkin menyertai yaitu nyeri di
dada, napas tersengal-sengal, nyeri punggung, rasa lemas atau mati rasa, perubahan
pada penglihatan, atau kesulitan berbicara.
5. Tes IVA

Tidak seperti pap smear yang mungkin lebih dikenal, tes IVA (inspeksi visual
asamasetat) adalah pemeriksaan leher rahim yang juga bisa digunakan sebagai
pendeteksi pertama. Jika dibandingkan dengan pap smear, tes IVA cenderung lebih
murah karena pemeriksaan dan hasil diolah langsung, tanpa harus menunggu hasil
laboratorium. Jadi, tes IVA menggunakan asam asetat atau asam cuka dengan kadar
3-5 persen, yang kemudian diusapkan pada leher rahim. Setelah itu, hasilnya akan
langsung ketahuan, apakah Anda dicurigai memiliki kanker serviks atau tidak.

6. CARA PENGUKURAN GULA DRAHA, KOLESTROL DAN ASAM


URAT

1. Masukan batere dan nyalakan mesin.


2. Atur jam,tanggal dan tahun pada mesin.
3. Ambil chip warna kuning masukan ke dalam mesin untuk cek mesin.
4. Jika layar muncul “error” berarti mesin rusak.
5. Jika layar muncul “OK” berarti mesin siap digunakan.
6. Setiap botol strip pada gula,asam dan kolestrol terdapat chip test.
7. Untuk cek gula,masukan chip gula dan strip gula terlebih dahulu.
8. Pada layar akan muncul angka/kode sesuai pada botol strip.
9. Setelah itu akan muncul gambar tetes darah dan kedip-kedip.
10. Masukan jarum pada lancing/alat tembak berbentuk pen dan atur kedalaman
jarum.
11. Gunakan tisu alkohol untuk membersihkan jari anda.
12. Tembakkan jarum pada jari dan tekan supaya darah keluar.
13. Darah di sentuh pada strip dan bukan di tetes diatas strip.
14. Sentuh pada bagian garis yang ada tanda panah.
15. Darah akan langsung meresap sampai ujung strip dan bunyi beep.
16. Tunggu sebentar,hasil akan keluar beberapa detik pada layar.
17. Cabut jarumnya dari lancing juga stripnya dan buang.
18. Chip gula di simpan ke botol lagi.
19. Gunakan chip asam urat untuk tes asam urat dan chip kolestrol untuk tes
kolestrol.
20. Tutup rapat botol strip jika tidak digunakan lagi.
21. Perhatikan masa expired pada setiap strip .

INTERPRETASI HASIL

DIABETES MELITUS (KENCING MANIS)


Interpretasi Hasil Gula Darah
Keterangan:
 Gula darah sewaktu adalah gula darah yang diperiksa pada waktu kapan saja,
tanpa berpuasa.
 Gula darah puasa adalah gula darah yang diperiksa pada saat berpuasa ≤ 6 jam
 Bila gula darah sewaktu ≥ 200 disertai dengan gejala khas kencing manis (Rasa
haus yang berlebihan, rasa lapar yang berlebihan, sering kencing di malam hari,
berat badan turun tanpa sebab yang jelas, luka sulit sembuh, sering kesemutan)
segera berkonsultasi kepada dokter.
 Bila gula darah 110-199, pasien disarankan pola hidup sehat, mengurangi makanan
yang banyak mengandung karbohidrat dan gula, kemudian berolahraga teratur
minimal 30 menit setiap hari atau minimal 3 kali seminggu, dan rajin mengecek
kadar gula darah di pelayanan kesehatan minimal 1 bulan sekali.

ASAM URAT
Interpretasi Hasil Asam Urat

 Bila nilai kadar asam urat di atas normal, maka segera berkonsultasi kepada
dokter.
 Bila nilai kadar asam urat tinggi, disarankan untuk diet rendah purin (kurangi
makan kacang
kacangan, melinjo, jeroan, dll)

KOLESTEROL
Interpretasi Hasil Kolesterol

 Bila nilai kadar Kolesterol Total diatas normal, maka segera berkonsultasi kepada
dokter.
 Bila nilai kadar asam urat tinggi, disarankan untuk diet rendah kolesterol (kurangi
konsumsi kuning telur, telur puyuh, cumi, udang, jeroan, santan, dll)

ROLEPLAY POSBINDU

Kader 1 & 2 : Nur Kholidah

Kader 3 : Tri Aidatul Khasanah

Kader 4 : Nuraini Fitriya Marwa

Bidan : Wakhida Mumtaza

Pagi hari di Desa Sukarela dilaksanakan kegiatan posbindu. Terdapat 5 meja


disana. Meja pertama untuk tempat registrasi serta pencatatan ulang hasil pengisian
KMS PTM ke buku pencatatan kader, meja kedua untuk anamnesa dengan
melakukan wawancara, meja ketiga untuk pengukuran antropometri (TB, BB,
LP,IMT ), meja keempat untuk pemeriksaan / pengukuran TTV, kolestrol, asam urat,
trigliserida, IVA, gula darah dan lain-lain serta pada meja terakhir untuk
konseling/edukasi dan tindak lanjut bila dibutuhkan.

Kegiatan di posbindu dilaksanakan pada pukul 08:00 WIB. Para ibu kader
pun telah siaga mempersiapkan terselenggaranya acara posbindu tersebut. Tak lama
kemudian datanglah para remaja ke posbindu dan para kader menyambut dengan
ramah. Para remaja mengambil nomor antrian.

Remaja : “ Assalamuaikum selamat pagi”

Ibu kader 1 : “Waalaikumsalam selamat pagi mbak, saya data dulu ya, silakan disi
mbak KMS nya.”

Remaja : “Baik mbak (sambil mengisi KMS)

Ibu Kader 1 : “ Bagaimana mbak sudah selesai mengisinya?

Remaja : “Sudah mbak” (Sambil menyerahkan KMSnya)

Kader 1 :“Baik, mbak sudah kami data dan input dipencatatan kami. Silakan
mbak Tata lanjut kemeja dua ya untuk mengikuti alur selanjutnya. ”

Remaja : “iyaa, terima kasih mbak”

Kader 1 : “sama-sama.”

*****

Setelah selesai di meja satu para remaja di arahkan kemeja dua untuk
anamnesa mengenai keluhan pasien.

Kader 2 : “Dengan mbak Tata?”

Remaja : “Iya mbak.”

Kader 2 : “Baik mbak Tata, apa keluhan yang mbak Tata rasakan?”

Remaja : “Begini mbak dari kemaren saya merasakan nyeri perut”


Kader 2 :“Nyeri perutnya karena apa mbak? Apakah mbak sekarang lagi
menstruasi? ”

Remaja :“Iya mbak, saya sedang menstruasi, setiap saya datang bulan saya
selalu merasakan nyeri perut”

Kader 2 : “Nyeri perutnya disebelah mana mbak?”

Remaja :“ Disini mbak (sambil menunjukkan area nyerinya diperut bagian


bawah). Mbak setiap haid kenapa saya selalu merasakan nyeri ya? Apakah ada
gangguan atau bagaimana?

Kader 2 :“Nyeri pada saat haid memang sering terjadi dibeberapa wanita,
keadaan tersebut dinamakan disminore. Nyeri yang mbak rasakan seperti apa?”

Remaja : “ Disminore itu apa mbak? Nyeri yang saya rasakan campur aduk
mbak, seperti tertusuk-tusuk ditambah mules.Saya sangat khawatir”

Kader 2 : “Disminore adalah gejala nyeri waktu haid,yang terasa pada perut
bagian bawah. Nyeri saat haid sering terjadi pada wanita dan itu merupakan hal yang
normal”

Remaja : “Oh iya mbak, berarti nyeri pada saat haid itu wajar ya”

Kader 2 :“Iya, yang terpenting mbak jaga kesehatan mbak.”

*********

Setelah mbak Tata selesai di meja dua untuk anmnesa, selanjutnya ke meja 3
untuk melakukan pemeriksaan antopometri (TB, BB, Lingkar perut,dan IMT).

Kader 3 : “Mbak sekarang saya ukur tinggi badan dan berat badan dulu ya,
setelah itu dilanjutkan pengukuran Lingkar perut dan IMT”

Remaja : “Iya mbak”


Kader 3 : “Baik mbak Tata untuk TB : 159 cm dan untuk BB nya : 54 kg”

Remaja : “Waduhh..kok saya gendutan ya mbak”

Kader 3 : “Oh tidak mbak, BB mbak Tata ideal karena mbak Tata juga tinggi,
jadi BB segitu tidak kelihatan gendut”

Remaja : “Iyakah mbak, Alhamdulillah”

Kader 3 :“Selanjutnya saya ukur lingkat perut dan IMT nya ya mbak Tata”

Remaja : “Baik mbak”

Kader 3 : “Baik untuk hasil lingkar perut mbak Tata yaitu dan IMT yaitu mbak
Tata . Semuanya normal ya mbak.

Remaja : “ Iya mbak Alhamdulillah”

Kader 3 :”Baik silakan mbak Tata menuju ke meja 4 untuk melakukan tindakan
selanjutnya”

Setelah mbak Tata selesai diperiksa/ diukur antropometrinya untuk


selanjutnya mbak Tata ke meja 4 untuk melakukan pemeriksaan TD, Kolesterol,
Asam urat, gula darah, IVA dll oleh kader 4.

Kader 4 : “Mbak Tata saya ukur TD kemudian saya cek gula darah mbak Tata
ya. Nanti saya cek gula darah, saya akan menusuk jarum di jari-jari mbak Tata dan
akan sedikit nyeri”

Remaja : “Tapi saya takut jarum mbak”

Kader 4 : “Tidak apa-apa, nanti mbak Tata sambil tutup mata ya”

Remaja : “ya udah mbak tidak apa-apa”

Kader 4 : “Saya mulai ya mbak”(Kader mengukur TD dan cek Gula darah)

Remaja : “Bagaimana mbak hasilnya?”


Kader 4 : “ Untuk gula darah mbak Tata normal yaitu 106 akan tetapi tekanan
darah mbak Tata rendak yaitu 90/70.”

Remaja : “ Lalu bagaimana mbak?”

Kader 4 : “Yang terpenting mbak Tata harus banyak minum air putih. Nanti
lebih jelasnya akan dijelaskan di meja 5 sama bu Bidan Aini ya mbak. Mbak Tata
bisa langsung menuju ke meja 5”

Remaja : “Siap mbak terima kasih

Setelah mbak Tata selesai diperiksa/ diukur TD dan Gula darahnya. Mbak
Tata menuju ke meja 5 untuk mendapatkan educator oleh Bidan Aini

Bidan : “Mbak Tata silakan duduk”

Remaja :“Iya mbak.”

(mbak tata sambil berjalan meghampiri meja 5)

Bidan :”Dari pemeriksaan sebelumnya keluhan mbak Tata nyeri perut karena
menstruasi ya? ”

Remaja :”iya mbak”

Bidan :”Tadi juga sudah diperiksa TTV nya mbak Tata hasil tekanan darah
mbak Tata rendah ya mbak”

Remaja :”iya mbak tadi saat diperiksa tekanan darah saya rendah”

Bidan :”nah, saya jelaskan ya mbak tentang itu, jadi nyeri perut yang mbak
Tata rasakan itu wajar dalam setiap wanita yang sedang menstruasi, memang hal
tersebut membuat mbak Tata sangat tidak nyaman, akan tetapi ,Mbak Tata tidak perlu
khawatir karena disminore/nyeri saat menstruasi tidak menandakan bahaya.
Remaja :”ohhh jadi gtu ya mbak, saya memang sangat khawatir tentang hal itu,
tapi karena nyeri saat menstruasi itu wajar, saya jadi lega. Lalu apakah ada cara untuk
meredakan nyerinya bu?”

Bidan :”Ada cara sederhana selain obat untuk menurunkan nyeri haid yaitu
mbak harus istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih, atau bisa juga mbak
mengompres perut dengan air hangat. Saat menstruasi memang menjadi lemas maka
saya sarankan Mbak Tata mengkonsumsi zat besi atau tablet Fe seperti Sangobion”

Remaja : “Baik mbak saya akan melakukan apa yang mbak sarankan”

Bidan : “ Nah karena mbak Tata memiliki Tekanan darah rendah mbak Tata
harus meningkatkan asupan cairan salah satunya dan meningkatkan asupan natrium
seperti garam”

Remaja :“Baik, terimakasih”

Bidan :“Yasudah mbak Tata, jangan lupa istirahat yang cukupya.”

Remaja :“Baik mbak, terima kasih. Selamat siang”

Anda mungkin juga menyukai