Dosen Pengajar :
Heni Purwati, SST., M.Keb
Di Susun Oleh :
1. Risalatus Zainiah A.S (201802016)
2. Rinda Widya E (201802020)
3. Vinka Ayu Rahayu (201802021)
4. Fungky Meta A (201802022)
5. Dea Alfi Sabrina (201802027)
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya serta telah memberi kesehatan pada kita semua hingga kita dapat menyelsaikan
tugas pembuatan makalah guna untuk melengkapi tugas mata kuliah kami.
Tak lupa kami ucapkan pula terimakasih kepada dosen pengajar mata kuliah Promosi
Kesehatan yaitu Ibu Heni Purwati,STT., M.Keb yang telah membimbing kami sehingga kami
dapat menyelsaikan makalah ini yang berjudul “Model & Nilai Promosi Kesehatan Untuk
Perubahan Perilaku”
Dalam materi pembelajaran kali ini, kami harap makalah ini dapat membantu dalam
memahami materi tentang Model & Nilai Promosi Kesehatan Untuk Perubahan Perilaku.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan maupun wawasan baru untuk rekan rekan
sekalian, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun kekeliruan dalam penyampaian
kami maka kami selaku tim penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih.
Kelompok I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. ii
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………... 1
BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………………. 2
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………. 15
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengerti dan memahami model dan nilai promosi kesehatan untuk perubahan
perilaku menurut H.L. Blum
2. Mengerti dan memahami model dan nilai promosi kesehatan untuk perubahan
perilaku menurut Rogers
3. Mengerti dan memahami model dan nilai promosi kesehatan untuk perubahan
perilaku menurut Lawrence Green
BAB 2
PEMBAHASAN
H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah
kesehatan. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style),
faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis
cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling
berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat.
Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor
lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku
masyarakat.
A. Konsep L Blum
Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing faktor
saling keterkaitan berikut penjelasannya :
1. Perilaku masyarakat
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di
samping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan,
kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat
pada dirinya.
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan
penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Hal ini dikarenakan budaya
hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk
menjaga kesehatannya. Diperlukan suatu program untuk menggerakan masyarakat
menuju satu misi Indonesia Sehat 2010.
Pembuatan peraturan tentang berperilaku sehat juga harus dibarengi dengan
pembinaan untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat. Sebab, apabila
upaya dengan menjatuhkan sanksi hanya bersifat jangka pendek. Pembinaan dapat
dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tokoh-tokoh
masyarakat sebagai role model harus diajak turut serta dalam menyukseskan
program-program kesehatan.
2. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku,
fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya
digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik
dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah,
air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial
merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan,
ekonomi, dan sebagainya.
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik.
Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber
berkembangnya penyakit. Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita.
Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi
udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan
menjadi tanggung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.
Puskesmas sendiri memiliki program kesehatan lingkungan dimana berperan
besar dalam mengukur, mengawasi, dan menjaga kesehatan lingkungan
masyarakat. namun dilematisnya di puskesmas jumlah tenaga kesehatan
lingkungan sangat terbatas padahal banyak penyakit yang berasal dari lingkungan
kita seperti diare, demam berdarah, malaria, TBC, cacar dan sebagainya.
3. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan
dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit,
pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan
pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, tenaga
kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk
mendatangi fasilitas kesehatan dalam memperoleh pelayanan serta program
pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
memerlukan.
Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyarakat
membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan
lainnya untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan dan perawatan
kesehatan. Terutama untuk pelayanan kesehatan dasar yang memang banyak
dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang
kesehatan juga mesti ditingkatkan.
Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat
sangat besar perananya. Sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang
membutuhkan edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan
Masyarakat sebagai manager yang memiliki kompetensi di bidang manajemen
kesehatan dibutuhkan dalam menyusun program-program kesehatan. Utamanya
program-program pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga
masyarakat tidak banyak yang jatuh sakit.
Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare,
demam berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini
seperti jantung koroner, stroke, diabetes militus dan lainnya. penyakit itu dapat
dengan mudah dicegah asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam
menjaga kondisi lingkungan dan kesehatannya.
4. Genetik / Keturunan (Heriditas)
Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa
inilah perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang.
Namun masih banyak saja anak Indonesia yang status gizinya kurang bahkan
buruk. Padahal potensi alam Indonesia cukup mendukung. oleh sebab itulah
program penanggulangan kekurangan gizi dan peningkatan status gizi masyarakat
masih tetap diperlukan. Utamanya program Posyandu yang biasanya dilaksanakan
di tingkat RT/RW. Dengan berjalannya program ini maka akan terdeteksi secara
dini status gizi masyarakat dan cepat dapat tertangani.
Program pemberian makanan tambahan di posyandu masih perlu terus
dijalankan, terutamanya daerah yang miskin dan tingkat pendidikan
masyarakatnya rendah. Pengukuran berat badan balita sesuai dengan KMS harus
rutin dilakukan. Hal ini untuk mendeteksi secara dini status gizi balita. Bukan saja
pada gizi kurang kondisi obesitas juga perlu dihindari. Bagaimana kualitas
generasi mendatang sangat menentukan kualitas bangsa Indonesia mendatang.
b. Perilaku
a. Merupakan adat atau kebiasaan dari masyarakat.
b. Sehat tidaknya lingkungan dan keluarga tergantung perilaku
c. Pelayanan kesehatan
Peranan pelayanan kesehatan adalah :
a. Menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan penyakit
pengobatan, dan perawatan kesehatan.
b. Dipengaruhi oleh faktor lokasi atau jarak ke tempat pelayanan kesehatan
sumber daya manusia, informasi kesesuaian program pelayanan kesehatan
dengan kebutuhan masyarakat.
d. Keturunan
Faktor keturunan adalah faktor yang telah ada dalam diri manusia yang
dibawa sejak lahir. Sebagai contoh : diabetes mellitus, asma, epilepsy, retardasi
mental, hipertensi, buta warna dll.
2.2 Teori perubahan perilaku menurut Rogers (1974)
A. Teori Menurut Rogers
1. Awareness (kesadaran), yakni individu menyadari adanya stimulus yang datang
terlebih dahulu.
2. Interest (perhatian/tertarik), individu mulai tertarik dengan adanya stimulus yang
masuk.
3. Evaluation (menilai), individu mulai menimbang-nimbang baik dan buruknya
apabila mengikuti stimulus tersebut.
4. Trial (mencoba) individu mulai mencoba perilaku baru.
5. Adoption (menerima), individu telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Menurut Roger, seseorang akan mengikuti atau menganut perilaku baru melalui
tahapan sebagai berikut:
2. Kehidupan Eksistensial
3.1 Kesimpulan
Perubahan perilaku, menurut H.L Blum terdapat empat faktor utama yang
dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu: lingkungan, perilaku
manusia, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat faktor tersebut saling terkait
dengan beberapa faktor lain, yaitu sumber daya alam, keseimbangan ekologi,
kesehatan mental, sistem budaya, dan populasi sebagai satu kesatuan.
Lalu menurut Rogers, seseorang akan mengikuti atau menganut perilaku baru
bila seseorang sadar akan adanya informasi baru, tertarik untuk mengetahui lebih
lanjut, menilai dan mempertimbangkan, mencoba lalu mulai menerima perubahan
tersebut.
Menurut Lawrence Greeen, Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi
oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar
perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau
terbentuk dari 3 faktor: Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor
pendukung (Enabling factors), faktro-faktor pendorong (renforcing factors).
Daftar Pustaka
Ekasari, M. F, dkk. (2008). Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan Masyarakat
Untuk Hidup Sehat. Jakarta: Trans Info Media.
Notoatmojo, S. (2007). Promosi Kesehetan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.