Anda di halaman 1dari 18

Pengertian Diare

Diare adalah penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi


defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa darah atau
lendir (Suraatmaja, 2007).Menurut WHO (2008), diare
didefinisikan sebagai berak cair tiga kali atau lebih dalam
sehari semalam. Berdasarkan waktu serangannya terbagi
menjadi dua, yaitu diare akut (< 2 minggu) dan diare kronik (≥
2 minggu) (Widoyono,2008).
Patofisiologi
• Osmotic diarrhoe, yang terjadi karena isi usus menarik air dari mukosa.Hal

ini ditemukan malabsorbsi, dan defisiensi laktase.

• Secretori diarrhoea, pada keadaan ini usus halus, dan usus besar

tidakmenyerap air dan garam, tetapi mengsekresikan air dan elektrolit.

Fungsiyang terbalik ini dapat disebabkan pengaruh toksin bakteri,

garamempedu, prostaglandin, dan lain-lain. Cara terjadinya, melalui

rangsanganoleh cAMP (cyclic AMP) pada sel mukosa usus.

• Exudative diarrhoea, ditemukan pada inflamasi mukosa seperti padacolitis

ulcerativa, atau pada tumor yang menimbulkan adanya serum,darah, dan

mukus.
Tanda dan gejala
• Tanda dan gejala umum penyakit diare pada anak

Tanda dan gejala diare disertai dengan anak menjadi


cengeng, gelisah, suhu meningkat, nafsu makan
menurun, tinja cair (lendir dan tidak menutup
kemungkinan diikuti Keluarnya darah, anus lecet,
dehidrasi, bila terjadi dehidrasi berat maka volume
dehidrasi darah berkurang, nadi cepat dan kecil, denyut
jantung cepat, tekanan darah turun, keadaan menurun
diakhiri dengan syok), berat badan menurun, turgor
kulit menurun, mata dan ubun-ubun cekung, mulut dan
kulit menjadi kering.
•Gejala Akut Diare
1. muntah-muntah dan
atau demam

2. Tenesmus
• Gejala Kronik
3. Hematochezia
1. Demam
4. nyeri perut atau kejang
2. berat badan menurun
perut
3. Anemia
5. Malnutrisi
4. meningginya laju endap
6. tinja cair
darah.
Cara Penularan

Penyakit diare sebagian besar disebabkan oleh kuman seperti


virus dan bakteri.

Penularan diare terjadi melalui :

1. Melalui air yang sudah tercemar

2. Melalui tinja yang terinfeksi


Pencegahan
• Menurut Depkes RI (2010), penyakit diare dapat dicegah melalui
promosi kesehatan antara lain:

a. Meningkatkan penggunaan ASI (Air Susu Ibu).

b. Memperbaiki praktek pemberian makanan pendamping ASI.

c. Penggunaan air bersih yang cukup.

d. Kebiasaan cuci tangan sebelum dan sesudah makan.

e. Penggunaan jamban yang benar.

f. Pembuangan kotoran yang tepat termasuk tinja anak-anak dan


bayi yang benar.

g. Memberikan imunisasi campak.


Pengobatan
• Pemberian obat oralit

• Pemberian antibiotic eritromisin

• Pemberian mikronutrien zinc yang didapat dari ASI

• Memberikan jus buah segar seperti jambu biji merah

Pedoman WHO
Sebab Antibiotik Pilihan Alternatif
Kolera Doksisiklin Erittromisin
Tetrasiklin
Disentri Shigella Ciprofloxacin Pivmecillinam
Ceftriaxone
Amobiasis Metronidazole

Giardiasis Metronidazole
Skrining Diare

Skrining diare adalah suatu usaha untuk mencari dan menemukan


penderita penyakit diare yang tampak gejala klinis melalui suatu suatu
tes/pemeriksaan, yang secara singkat dan sederhana sehingga dapat
memisahkan mereka yang sehat dari mereka yang kemungkinan besar
menderita penyakit diare, yang selanjuttnya diproses melalui diagnosis
dan pengobatan.
1. Pemeriksaan diare:
 Anamnesis dan pemeriksaan fisik

 Berapa lama diare berlangsung

 Bagaimana pola makan bayi/anak

 Bila kunjungan ulang: bagaimana perjalanan penyakitnya,


frekuensi diare, adakah darah atau tidak

 Ada tidaknya dehidrasi

 Status gizi anak, apakah menurun atau sakit


2. Pemeriksaan laboraturium
• Observasi tinja: adanya darah shigella

• Mikroskopis tinja: lekosit (infeksi shigella), kista atau trofozoit


Giardia lamblia atau E.histolitika

• Kultur tinja dan uji resistensi: mendeteksi bakteri pathogen

• pH tinja atau zat mereduksi: bila positif merupakan tanda


melabsorbsi karbohidrat (biasanya laktosa)
3. Penggantian cairan dan elektrolit
• Biasanya jarang sampai dehidrasi berat, cukup diberikan oralit saja untuk
dehidrasi ringan atau sedang. Bila dehidrasi berat baru diberikan cairan
intravena

4. Terapi Gizi
• Tujuan:

• Menghindari laktosa dalam diet

• Memberikan asupan energi, protein, vitamin dan mineral yang cukup

• Mengindari makanan yang memperberat diarenya

• Memastikan asupan gizinya cukup untuk mengoreksi kurang gizi


Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Feses

2. Pemeriksaan darah

3. Pemeriksaan lanjutan
Contoh Soal

• Rumah sakit X melakukan skrinning pada penderita


diare yang berumur 20-50 tahun. Jumlah seluruh
penderita sebanyak 350 orang. Dimana didapatkan true
positive 150 orang, true negative 100 orang, false
negatif 50 orang dan false positive sebanyak 50 orang.
Hitunglah Sensitivitas, spesifisitas, PPV dan NPV.
GOLD STANDART
Hasil tes Lab. (+) Lab. (-) Total

Test Screening (+) 150 50 200


a (True positive) b (False positive) a+b

Test Screening (-) 50 100 150


c (False negative) d (True negative) c+d

Total 200 150


a+c b+d 350

𝒂 𝒂
Sensitivitas = 𝒂+𝒄 PPV = 𝒂+𝒃
𝒅 𝒅
Spesifisitas = NPV =
𝒃+𝒅 𝒅+𝒄
Sensitivitas

a X 100 = Interpretasi, kemampuan


alat skring untuk
a+c
menemukan orang yang
150 X 100 = 75% benar-benar sakit diantara
150 + 50 yang sakit sebesar 75%

Spesifisitas

Interpretasi, kemampuan alat


d X 100 = skring untuk menemukan
d+b orang yang benar-benar tidak
100 X 100= 67% sakit diantara yang tidak sakit
100 + 50 sebesar 67%
PPV

Interpretasi, kemampuan
a X 100 = alat skring untuk
a+b menemukan orang yang
150 X 100= 75% benar-benar sakit di antara
150 + 50 orang yang diduga sakit
adalah 75%

NPV

Interpretasi, kemampuan
d X 100= alat skring untuk
d+c menemukan orang yang
100 X 100= 67% benar-benar tidak sakit di
100 + 50 antara orang yang diduga
tidak sakit adalah 67%

Anda mungkin juga menyukai