Anda di halaman 1dari 23

Tri Agustini

 Perdarahan ritmis yg mengikuti suatu siklus


haid normal ( 25-31 hari sekali), lamanya~3-6
hr, warna kecoklatan, jumlah ganti pembalut
2-5 kali / hr
 Siklus haid dipengaruhi oleh : GnRH, FSH, LH,
estrogen, progesteron
 GnRH memicu hipofise anterior  FSH, FSH
memicu pematangan folikel di Ovarium 
terjadi sintesis estrogen dlm jumlah besar,
estrogen menyebabkan  proliferasi sel-sel
endometrium (fase proliferasi atau fase
folikuler), estrogen yg tinggi memberi tanda kpd
hipofise utk sekresi LH, LH menyebabkan 
ovulasi & memicu corpus luteum utk sintesis
progesteron. Progesteron  perubahan
sekretorik pd endometrium (fase sekresi atau
fase luteal)
 Fase luteal biasanya selalu tetap ~ 14 hr, fase
proliferasi dapat berlangsung 7 – 21 hr
 Menerangkanritme haid, normal ~ 21-35 hr, sedangkan
abnormal seperti :
 Ggn ritme, interval < 21 hr : polimenore
 Haid terlalu jarang, interval > 35 hr : oligomenore
 Tidak haid : amenore
 Perdarahan tidak teratur, interval nya tidak tentu
 Spotting pra haid, pertengahan siklus dan pasca haid
 Menerangkan banyaknya darah haid, normal
~ ganti pembalut 2-5 x/hr
 Darah haid terlalu banyak ~ > 6 x/hr :
hipermenorea
 Darah haid tertalu sedikit ~ < 2 x/hr :
hipomenorea
 Perdarahan bercak ~ spotting
 Menerangkan lamanya darah haid, normal ~
2-5 hr
 Darah haid yg keluar > 6 hr : menoragia
 Darah haid yg keluar < 2 hr : brakimenorea

Sedangkan gangguan haid dan perdarahan


menyerupai haid yang terjadi diluarsiklus haid
normal : metroragia
KELAINAN PADA
HAID
 Menoragia adalah jumlah perdarahan haid
yang berlebihan (lebih dari 80 ml ) atau
terjadi perdarahan berupa bercak bercak
diluar siklus haid (metroragia) atau
campuran (menometroragia).
 Etiologi : Mioma uteri, Polip endometrium
atau polip servik, Endometriosis dan Infeksi
 Terapi ~ penyebab
 Siklus haid lebih panjang > 35 hr
 Perdarahan yang terjadi biasanya berkurang
 Umumnya kesehatan wanita tidak terganggu
dan fertilitas cukup baik
 Siklus haid biasanya ovulator dg masa
proliferasi lebih panjang
 Nyeri haid yang merupakan suatu gejala dan
bukan suatu penyakit
 Timbul akibat kontraksi disritmis miometrium
 Prevalensi cukup tinggi, namun yang datang
sekitar 1-2%
 Gejala mulai ringan – sedang - berat
 Terjadi sejak usia pertama sekali datang haid
 Etiologi : faktor intrinsik uterus,
berhubungan erat dengan ketidak
seimbangan hormon steroid seks ovarium
tanpa ada kelainan organik pelvis
 Paling sering pd masa remaja dan dalam 2-5
tahun setelah menarche
 Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase
korpus luteum ~ nyeri haid
 Progesteron rendah  peningkatan sintesis
prostaglandin  nyeri
 Bisa juga ok uterus retrofleksi atau
hipoplasia uterus
 Emosional / psikologis
 Faktor gizi buruk, kurangnya aktivitas
 Munculpada usia dewasa
 Penyebab tersering :
 Endometriosis pelvis dan adenomiosis
 Uterus miomatous – mioma submukosa
 PRP kronik
 Tumor ovarium, polip endometrium
 Kel letak uterus; retrofleksi,
 Adanya IUD
 Anomali kongenital tr genitalis
 Psikis
 Diagnosis
 Nyeri sering timbul segera setelah mulai timbul haid
teratur, nyeri sebagai kejang uterus, spastik, mual,
muntah, diare kelelahan dan nyeri kepala. Nyeri haid
timbul mendahului haid dan meningkat hr I atau II
 Timbul pada usia tua, nyeri timbul mulai saat haid dan
meningkat bersamaan dg keluarnya darah haid teratur,
kelainan gionekologi (+)

 Terapi
 Medikamentosa
 Antiprostaglandin
 Hormonal ~ MPA, pil kontrasepsi, analog GnRH

Operatif
 Frek : 10-20%
 Histogenesis :
 Endometrium mengadakan pertumbuhan kedalam
miometrium
 Terjadi akibat kehamilan dan persalinan berulang
 Kerokan berlebih
 Gambaran klinis
 Menoragia, dismenore sekunder
 Uterus makin membesara
 Diagnosis :
 Usia > 40 tahun
 Menoragia, dismenorea
 Uterus membesar simetris, konsistensi padat
 Pengobatan :
 Operasi
 Penyinaran dengan Ro.
 Faktor yang berperan pada patogenesis
 Teori regurgitasi dan implantasi haid ~ Samson
 Darah haid mengalir melalui tuba fallopii ke kav peritoneum dan
berimplantasi
 Faktor genetik dan imunologik ~ Dmowski dkk
 Ditemukan penurunan imunitas seluler pd jaringan endometrium
wanita yg menderita endometriosis
 Cairan peritoneumaktivitas makrofag meningklat, penurunan
aktivitas natural killer cells, penurunan aktivitas sel-sel limfosit 
mengaktifkan jar endometriosis dan penurunan sistem imunologik
tubuh
 Bila ibu (+)  anaknya lebih mungkin (+)
 Teori lain
 Teori Meier ~ teori metaplasia
 Akibat metaplasia sel-sel coelom dari sal Muller 
berdiferensiasi menjadi sel-sel peritoneal dan sel
permukaan ovarium
 Teori induksi
 Darah haid memicu sel-sel peritoneum 
berdiferensiasi menjadi sel-sel endometrium dan
berimplantasi

 Lingkungan
 Zat-zat tertentu seperti : merkuri atau DDT
memiliki efek negatif thd fertilitas tetapi thd
endometriosis belum jelas
 Diagnosis
 Anamnesa
 Nyeri pelvis siklik
 Dispareunia
 Nyeri waktu defekasi
 Poli dan hipermenorea
 Infertilitas ( 50% kasus,
 Pemeriksaan klinis
 Pemeriksaan fisik ~ nyeri ketok , berat badan,
jerawat/hirsutisme, & galaktorea
 Pemeriksaan ginekologik
 USG
 Laparoskopi
 Akan tampak semua jenis lesi endomertiosis termasuk
lesi-lesi minimal
 Warna lesi/nodul  biopsi
 Penanganan
 Pencegahan
 Kehamilan cara yg efektif
 Kerokan saat haid
 Konservatif
 Analgetika
 Terapi hormonal
 Estrogen , progesteron
 Analog GnRH
 Pil kontrasepsi
 Pembedahan
 Sesuai kasus
 Radiasi
 Menghentikan fungsi ovarium

Anda mungkin juga menyukai