Anda di halaman 1dari 49

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut

kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester

kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-

13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-

40) (Saifuddin, 2018).

Kehamilan merupakan proses yang alamiah, perubahan-perubahan yang

terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis. Oleh

karena itu, asuhan yang diberikan adalah asuhan yang menimalkan intervensi.

Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari

tindakan-tindakan yang bersifat medis yang terbukti manfaatnya.

2. Etiologi

Menurut Saifuddin (2018), proses kehamilan adalah sebagai berikut:

a.Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem

hormonal yang kompleks.


b. Spermatogonium dalam pengaruh sel-sel intertisal Leydig mulai aktif

mengadakan mitosis, dan terjadilah proses spermatogenesis yang sangat

kompleks yang akan menghasilkan spermatozoa.

c.Fertilisasi adalah penyatuan ovum dan spermatozoa yang berlangsung

diampula tuba.

d. Nidasi adalah masuknya sel telur kedalam endometrium. Nidasi terjadi 6

hari setelah fertilisasi. Tempat nidasi biasanya pada dinding depan atau

dinding belakang di daerah fundus uteri.

e.Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Plasentasi

berlangsung 12-18 minggu setelah fertilisasi

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita.

Adanya proses ini akan menyebabkan adanya perubahan pada wanita tersebut.

Perubahan-perubahan tersebut tentunyaa tidak terlepas dari dari faktor lain

yang mempengaruhi, seperti faktor fisik, faktor psikologis, faktor lingkungan,

sosial budaya dan ekonomi. (Dartiwen, 2019)

A. Faktor fisik

1. Status kesehatan

Kondisi kesehatan sangat penting dalam kehamilan, baik kondisi

kesehatan sebelum dan selama kehamilan


2. Status gizi

Status gizi merupakan salah salah satu faktor yang mempengaruhi

kehamilan. Banyak wanita yang tidak mengetahui manfaat gizi bagi ibu

hamil. Hubngan antara gizi dan ibu hamild dan kesejahteraan janin

merupakan hal yang sangatlah penting untuk diprhatikan.

3. Gaya hidup

Gaya hidup sangat mempengaruhi proses kehamilan salah satuya adalah

merokok, kebiasaan minum jamu, alkohol dan kafein dan hamil diluar

nikahdan hamil yang tidak diharapkan.

B. Faktor psikologis

1. Stressor internal

Stressor internal meliputi faktor-faktor stres ibu hail yang berasal dari

ibu sendiri. Terjadi pasa wnita yang emosinya labil dan personal

relationship yang lemah. Adanya beban psokologis yang ditanggung

oleh ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang

nantinya akan terlihat ketika bayi lahir.

2. Stressor ekternal

Stressor ekternal meliputi faktor pemicu stres yang berasal dari luar,

bentknya sangat bervariasi. Sebut saja masalah-masalah seperti

permasalahan ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami,

tekanan dari lingkungan dan masih banyak lagi.


3. Support keluarga

Peran keluarga bagi ibu hamil sangatlah penting. Kondisi psikis ibu

hamil yang cendrung lebih labil dari pada wanita yang tidak hamil.

Oleh karena itu ibu hamil memerlukan banyak dukungan keluarga

terutama suami.

4. Substance abuse

Substance abus adalah perilaku yang merugikan atau membahayakan

bagi ibu hamil termasuk enyalahgunaan atau penggunaaan obat-obatan

zat-zat tertentu.

5. Partner abuse

yaitu kekerasan selama kehamilan oleh pasangan. Kekerasan yang

terjadi dapat berupa kekerasan secara fisik, psikologis maupun seksual

sehingga meyebabkan rasa nyeri dan trauma.

C. Faktor lingkungan, sosial budaya dan ekonomi

1. Faktor lingkungan

Ada beberapa adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil.

Tenaga kesehatan harus bisa menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan

sampai menyinggung”kearifan lokal” yang sudah berlaku didaerah

tersebut

2. Faktor sosial

a. Fasilitas kesehatan, adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan

sangat menguntungkan kualitas pelayanan kepada ibu hamil.


Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih

tepat sehingga langkah antisifasi akan lebih cepat diambil.

b. Tingkat pendidikan, hal ini juga sangat penting dan berperan dalam

kualitas perawatan bayinya

c. Perkerjaan, perkerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas

dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang didapatkan.

3. Faktor budaya dan adat istiadat

Adat istiadat metupakan wujud nyata dari akar budaya masyarakat.

Dalam masyarakat indonesia terdapat kebiasaan adat istiadat yang

biasanya dilakukan selama berlangsungnya kehamilan dan masuh

berlaku sampai saat ini.

4. Tanda-tanda dan gejala kehamilan

A. Tanda tidak pasti (presumtif) (Dartiwen, 2019) :

1. Amenorhea (terlambat datang bulan)

Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus (endometrium) tidak

tidak dilepaskan sehingga amenorhea atau tidak datangnya haid

dianggap sebagai tanda kehamilan. Namun, hal ini tidak dapat dianggap

sebagai tanda pasti hamil karena amenorhea dapat juga terjadi pada

penyakit kronik dan perubahan faktor-faktor lingkugan,

2. Mual dan muntah

Mual dan muntah merupakan gejala umum mulai dari rasa tidak

enak sampai muntah yang berkepanjangan, dalam kedokteran sering


dikenal dengan morning sickness karena munculnya sering kali dipaagi

hari.

3. Mastodinia

Adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebkan paudara

membesar. Vaskularisasi bertambah asinus dan duktus berpoliferasi

karena pengaaruh estrogen dan rogesteron.

4. Quickening

Adalah persepsi gerakan janin pertama biasanya didasari pada

kehamilan 16-20 minggu.

5. Sering buang air kecil

Frekuensi kencing bertambah dan biasanya pada malam hari

disebabkan arena desakan uterus yang mbesar dan tarikan oleh uterus

ke cranial.

6. Konstipasi

Ini terjadi karena efek relaksasi hormon progesteron atau dapat juga

karena perubahan pola makan.

7. Perubahan berat badan

Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan

karena nafsu makan menurun serta muntah muntah

8. Perubahan warna kulit

Perubahan ini antara lain cloasma, yaitu warna kulit yang kehtaman

pada pipi, biasanya muncul setelah kehamilan 16 minggu.

9. Perubahan payudara
Pembesaran payudara sering dikaikan dengan terjadinya kehamilan,

akan tetapi hal ini bukan merupakan ptunjuk pasti karrena kondisi

serupa dapat terjadi pada pengguna kontrasepsi hormonal dan pada

saat menstruasi.

B. Tanda-tada kemungkinan kehamilan (dugaan hamil) (Dartiwen, 2019) :

1. Perubahan pada uterus

Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan konsistensi.

Uterus berubah menjadi lunak bentuknya globuler dan Teraba

balotemen.

2. Tanda piskacek’s

Uterus mengembang secara simetris menjauhi garis tengah tubuh

(setengah bagian terasa lebih keras dari yang lainya) bagian yang lebih

besar tersebut terdapat pada tempat elekatnya (implantasi) tempat

kehamilan.

3. Suhu basal

Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus itu adalah

tanda-tanda kehamilan.

4. Perubahan-perubahan pada serviks

a. Tanda hegar

Tanda ini berupa pelunakan pada daerah istimus uteri sehingga

daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan

uterus mudah disfleksikan dapat diketahui melalui pemeriksaan

bimanual.
b. Tanda goodell’s

Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks lebih lunak,

penggunaan kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini.

c. Tanada chadwick

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva

tampak lebih marah, agak kebiru-biruan (lividea).

d. Tanda Mc Donald

Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu sama

lain dengan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan itshmus.

5. Pembesaran abdomen

Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke-16, karena pada

saat ini uterus telah keluar daari rongga pelvis dan menjadi organ

rongga perut.

6. Kontraksi uterus

Tanda ini muncul belakangan dan ibu mengeluh perutnya kencang

tetapi tidak disertai rasa sakit

7. Pemeriksaan tes biologis kehamilan

Pada pemeriksaan ini hasilnya positif.

C. Tanda pasti kehamilan (Dartiwen, 2019) :

1. Denyut jantung janin (DJJ)

2. Gerakan janin dalam rahim

3. Trlihat bagian-bagian janin pada pemeriksaan USG


5. Perubahan Anatomi dan Fisiologi

a. Sistem Reproduks

1) Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama karena pengaruh

estrogen dan progesteron yang meningkat. Pada kehamilan 8 minggu

uterus membesar. Minggu pertama istimus rahim bertambah panjang dan

hipertropi sehingga terasa lebih lunak (tanda hegar). Pada kehamilan 5

bulan rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim tipis

sehingga bagian-bagian anak dapat diraba melalui dinding perut, terbentuk

segmen atas rahim dan segmen bawah rahim ( Dartiwen, 2019).

Gambar 2.1 Perkembangan Tinggi Fundus Uteri pada kehamilan

Sumber: Sulistyawati, 2016

Posisi rahim dalam kehamilan : awal kehamilan ante atau retrofleksi,

akhir bulan kedua uterus teraba 1-2 jari diatas simpisis pubis. Uterus sering

berkontraksi tanpa rasa nyeri, konsistensi lunak, kontraksi ini disebut

braxton hiks. Kontraksi ini merupakan tanda kemungkinan hamil dan kont

raksi sampai akhir kehamilan menjadi his (Dartiwen,2019)


Tabel 2.1

Ukuran Tinggi Fundus Uterus menurut Usia Kehamilan melalui

Perabaan

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uterus

(Minggu) (TFU)
12 1/3 di atas simfisis
16 ½ simpisis pusat
20 1/3 di bawah pusat
24 Setinggi Pusat
28 1/3 di atas pusat
1/2 pusat-prosesus xiphoideus
34
(px)
3 jari di bawah prosesus
36
xiphoideus (px)
Pertengahan pusat-prosesus
40
xiphoideus (px)
Sumber : Pratiwi (2018: 26)

2) Serviks uteri

Vaskularisasi keserviks meningkat selama kehamilan sehinggah serviks

menjadi lunak dan berwaara biru. Perubahan serviks terutama terdiri atas

jringan fibros. Gladula servikalis mensekresikan lebih banyak plak mukus

yang akan menutupi kanalis servikalis. Fungsi utama dari plak mukus ini

adalah untuk menutupi adalah untuk menutupi kanalis servikalis dan untuk

memperkecil resiko infeksi genetalia yang meluas keatas. Menjelang akhir

kehamilan kdar hormon relaksin memberikan pengaruh perlunakan

kandung kolagen pada serviks. . (Dartiwen, 2019)

3) Segmen bawah uterus


Segmen baah uterus berkembag dari bagian bawah atas kanalis

servikalis setinggi ostium interna berasama-sama isthmus uteri. Segmen

bawah lebih tipis dari pada segmen atas dan menjadi lunak serta berdilatasi

selama minggu trahir kehamilan sehingga memungkinkkan segmen

tersebut menampung presenting part janin. Serviks bagian bawah baru

menipis dan menegang setelah persalinan terjadi. . (Dartiwen, 2019)

4) Vagina dan vulva

Adanya hipervalkularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak

lebih merah dan agak kebiruan (livide) disebut tanda chadwick vagina

membiru karena pelebaran pembulu darah, pH 3,5,6 merupakan akibat

meningkatnya produksi asam laktat katena kerja laktobaci acidophilus,

keputihan, selaput lendir vagina mengalami edematus, hypertrophy, lebih

sensitif meningkat seksual terutama triwulan III, warna kebiruan ini

disebabkan oleh dilatasi vena yang terjaadi akibat kerja hormon

progesteron. . (Dartiwen, 2019)

5) Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih dapta korpus luteum graviditas

sampai terbentuknya plasenta pada kehamilan 16 minggu. Ditemukan

paada awal ovulasi hormon relaxing-suatu immunoreaktif inhibin dalam

sirkulasi maternal. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkanhingga

prtumbuhan janin menjadi baik hingga aterm. . (Dartiwen, 2019)

6) Payudara
Payudara payudara akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomatropin, estrogen dan progestero, akan tetapibelum mengeluarkan

air susu. Pada kehamilan akan terbentuk lemak sehingga payudara

menjadi lebih besar, aroela mengalami hiperpigmentasi. Pada kehamilan

12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih

jernihdisebut colostrum. . (Dartiwen, 2019)

7) Sistem endokrin

Korpus luteum dalam ovarium pada munggu pertama menghasiskan

esterogen da progesteron, yang dalam stadium ini memiliki fungsi utama

untuk mempertahankan pertumbuhan desidua dan mencegah pelepasan

serta pelepasan desi dua tersebut. Sel-sel trofoblast menghasilkan hormon

korionik gonodotropin yang akan mempertahankan korpus luteum sampai

plasenta berkembang yang berkembang penuh dan mengambil alih

produksiesterogen dari korpus luteum.

Esterogen faktor yang mempengaruhi pertumbuhanfetus, pertumbuhan

payudara, retensi air dan natrium, pelepasan hormon hipofise. Semantara

itu, progesteron memengaruhi tubuh ibu melalui relaksasi otot polos,

relaksasi jarinan ikat, kenaikan suhu, pengembangan duktus laktiferus dan

alveoli, perubahan sekretorik dalam payudara. . (Dartiwen, 2019)

8) Sistem kekebalan

Imunisasi sebagai salah satu cara presentif untuk mencegah penyakit

melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus diberikan secara


terusmenerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar dan memutus

mata rantai penularan. Pada hakikatnya, kekebalan tubuh dapat memiliki

secaran aktif maupun pasif. Keduanya dapat diperoleh secara alami

maupun buatan. Kekebalan pasif yang didapatkan secara alami adalah

kekebalan yang didapatkan secara transplasenta, yaitu antibodi diberikan

ibu kandunganya secara pasif melalui plasenta kepala janin yang

dikandungnya. . (Dartiwen, 2019)

9) Sistem perkemihan

Progesteron dengan efek relaksasi pada serabut-serabut otot polos

menyebabkan terjandinya dilatasi, pemanjangan, dan penekukan ureter.

Penumpukan urine terjadi dalam ureter bagian bawah dan penurunan tonus

kandung kemih dapat menimbulkan pengosongan kandung kemih yang

tidak tuntas sehingga terjadi pielonefritis. . (Dartiwen, 2019)

10) Sistem pencernaan

Pada bulan-bulan prtama kehamilan terdapat perasaan enek (nause)

sebagai akibat hormon esterogen yang meningkat dan peningkatan kadar

HCG dalam darah, tonus otot traktus digestivus menurun sehingga

motilitas juga brkurang yang merupakan akibat dari jumlah progesteron

yang besar dan menurunya kadar motalin-suatu peptida hormonal yang

diketahui mempunyai efek perangsang otot-otot polos. . (Dartiwen, 2019)

11) Sistem muskulokeletal

Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada kehamilan

normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang membesar,


lodosi menggeser pusat gravitasi kebelakang pada tungkai bawah.

Mobilisasi sendi sakroiliaka, sakro coksigeal dan sendi pubis bertambah

besar dan karena itu menyebabkan pada punggung bagian bawah,

khususnya pada kehamilan.

Berat uterus dan isisnya menyebabkan perubahan pada titik pusat gaya

tarik bumi dan garis bentuk tubuh. Lengkung tulang belakang akan

berubah bentuk mengimbangi pembesaran abdomen dan menjelang akhir

kehailan banyak wanita yang memperhatikan postur tubuhnya yang khas

(lordosis). Demikian juga jarinagn ikat pada persendian panggul akan

melunak dalam mempersiapkan persalinan. . (Dartiwen, 2019)

12) Sistem kardiovaskular

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi

keplasenta, uterus yang membeesar dengan pembulu-pembulu darah yang

membesar pula, mamae dan alat yang memng berfungsi berlebihan dalam

kehamilan. Volume plasma maternal mulai meningkat pada saat usia

kehamilan 10 minggu. Pada kehamilan 16 minggu, mulai terjadi proses

hemodialusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit nik

kembali sebelum aterm. Perubahan auskultasi mengiringi perubahan

ukuran dan posisi jantung. Peningkatan volume darah dan curah janutng

juga menumblkan perubahan hasil aukultasi yang umu terjadi selama masa

hamil. . (Dartiwen, 2019)

13) Sistem integumen


Erubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis

menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sisitem integumen

selama masa kehamilan. Perubahan yang umum terjadi adalah peningkatan

ketebalan kulit dan lemak sub dermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan

rambut dan kuku, percetakan aktivitas kelenjar keringan dan kelenjar

sebasea, peningkatan sirkulasi dan aktivitas. Jaringan elastis kulit mudah

pecah, menyebabkan striae granvidarum. (Dartiwen, 2019)

14) Perubahan sistem metabplisme

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari

uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan

ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah

12,5 kg. Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi

badan adalah dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan

rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2. Contoh, wanita dengan

berat badan sebelum hamil 51 kg dan tinggi badan 1,57 cm. Maka IMT-

nya adalah 51/(1,57)2 = 20,7 Kg. Indeks Masa Tubuh bisa dilihat di tabel

2.3 berikut :

Tabel 2. 2

Rekomendasi Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan

Berdasarkan Indeks Massa Tubuh


Kategori IMT Rekomendasi (Kg)
Rendah <19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Tinggi 26-29 7-11,5
Obesitas >29 ≥7
Gemeli 16-20,5
Sumber : Saifuddin, 2018:180

Pada trimester II dan III pada perempuan bergizi baik dianjurkan

menambah berat badan per minggu 0,4 kg, sedangkan pada perempuan

dengan gizi kurang dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar

0,5 kg dan gizi berlebih 0,3 kg. komponen pertambahan berat badan ibu

selama kehamilan dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut :

Tabel 2. 3

Komponen Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan

Kenaikan Berat badan (g) komulatif sampai :


10 minggu 20 30 40
Jaringan dan minggu minggu minggu
Cairan

Janin 5 300 1500 3400


Plasenta 20 170 430 650
Cairan 30 350 750 800

Amnion
Uterus 140 320 600 970
Payudara 45 180 360 405
Tambahan 100 600 1300 1450

darah
Tambahan 0 30 80 1480

cairan jaringan
Tambahan 310 2050 3480 3345

jaringan lemak
Total 650 4000 8500 12500
Sumber : Saifuddin , 2018 : 180.

6. Prubahan dan adaptasi psikologis dalam masa kehamilan

a. Perubahan dan adapt asi psikologis pada kehamilan trimester I

Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian.

Penyesuaian yang dilakukan ibu adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang

mengandung. Penerimaan kenyataan ini bagi dirinya merupakan tugas

psikologis yang paling penting. Sebagaian besar wanita merasa sedih dan

ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita

mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan kesedihan.

Hingga kini, masih dirajukan bahwa seorang wanita lajang dan bahkan telah

merencanakan dan mengingikan kehamilan atau telah berusaha keras untuk

tidak hamil.

Pada awal kehamilan. Wanita terkadang merasa senang dan sdih

biasanya juga dipengaruhi oleh rasa lelah, mual dan sering kencing.

Perubahan yang terjadi tersebut sering kali menmapakan episode penuh

dengan air mata dan sangat peka. Untuk itu, wanita yang sebelumnya

memilki cara pandang terhadap terhadap dirinya atau jika ada beberapa

masalah yang muncul pada awal kehamilan, maka masa ini adalah masa

yang mencemaskan. (Dartiwen, 2019)


b.Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester II

Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik,

yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas segala ketidak nyamanannya

yang dialami saat hamil. Namun, trimester kedua jugas merupaka fase

ketika wanita menelusuri kedalam dan paling banyak mengalami

kemunduran. Trimester kedua terbagi atas dua fase yaitu pra quickenig

(sebelum adanya gerakan janin yang dirasasakan) dan pasca quickening

(seetelah adanya gerakan janin).

Sebagaian besar wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua.

Kurang lebih 80% wanita megalami kemajuan yang nyata dalam hubungan

seksual mereka dibanding pada trimester pertama dan sebelum hamil.

c. Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester III

Trimester ketiga sering disebut priode penantian dengan penuh

kewaspadaan. Pada priode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi

sebagai mahluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti

kehadiran sang bayi. Ada perasaan cemas mengingat bayi dapt lahir

kapanpun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan

dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.

7. Ketidak Nyamanan Selama Kehamilan


Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang

semuanya membutuhkan adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Dalam

proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan

meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu

pencegahan dan perawatan. Beberapa ketidaknyamanan dan cara

mengatasinya menurut Sulistyawati (2017:123-142) yaitu :

1. Sering Buang Air Kecil

Sering kencing dapat terjadi pada trimester pertama dan trimester tiga.

Pada trimester tiga disebabkan oleh lightening (bagian presentasi masuk

ke dalam panggul) sehingga menekan kandung kemih.

Cara mengatasinya yaitu dengan mengosongkan kandung kemih saat

ada dorongan untuk kencing, perbanyak minum pada siang hari saja,

jangan kurangi minum pada malam hari untuk menghindari buang air

kecil pada malam hari kecuali jika hal tersebut sangat menyebabkan

keletihan, batasi minum minuman dengan bahan diuretik seperti kopi,

teh, cola, dan kafein. Jelaskan tentang tanda-tanda infeksi saluran urine

dengan menjaga posisi tidur miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk

mencegah diuresis.

2. Rasa Khawatir dan Cemas

Ibu hamil trimester tiga biasanya mengalami rasa khawatir/ cemas

yang disebabkan oleh adaptasi hormonal serta rasa cemas menghadapi

persalinan. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan relaksasi, jelaskan informasi seputar persalinan, minum susu

hangat dan tidur dengan ganjal pada bagian tubuh (Yuliani, dkk,

2017:138).

3. Hemoroid

Hemoroid timbul pada trimester II dan III dalam kehamilan. Cara

mengatasinya adalah dengan hindari konstipasi, makan makanan yang

berserat dan banyak minum air putih, gunakan kompres es atau air

hangat, dengan perlahan masukkan kembali hemoroid setiap selesai

BAB.

4. Keputihan

Keputihan terjadi di trimester I, II, dan III kehamilan. Cara menga-

tasinya yaitu tingkatkan kebersihan terutama pada bagian genetalia,

memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap,

tingkatkan daya tahan dengan makan buah dan sayur.

5. Keringat Bertambah

Keringat bertambah secara perlahan terus meningkat sampai akhir

kehamilan. Cara mengatasinya dengan memakai pakaian tipis dan

longgar, tingkatkan asupan cairan, dan mandi secara teratur.

6. Konstipasi (Sembelit)
Keluhan konstipasi biasanya muncul pada trimester kedua dan ketiga.

Konstipasi disebabkan oleh penurunan peristaltik usus sebagai akibat

dari relaksasi usus halus karena peningkatan progesteron. Sebab lain

adalah pembesaran uterus yang menekan usus sehingga mengurangi

motilitas gastrointestinal. Konstipasi juga bisa disebabkan oleh efek

samping konsumsi zat besi. Menurut Yuliani, dkk, (2017:133)

penanganan yang dapat dilakukan untuk mengurangi keluhan konstipasi

adalah :

1. Minum cukup, 8 gelas per hari.

2. Istirahat cukup.

3. Minum air hangat ketika bangun tidur untuk menstimulasi

peristaltik.

4. Makan makanan berserat.

5. Miliki pola defekasi teratur.

6. Latihan secara umum.

7. Gunakan laksatif ringan.

Menurut Sulistyawati (2017:133) cara meringankan atau mencegah

konstipasi yaitu dengan melakukan senam hamil, minum air dingin atau

air hangat saat perut dalam kondisi kosong, dan buang air besar segera

setelah ada dorongan.

7. Sesak Napas
Sesak napas adalah keluhan yang umum terjadi pada trimester ketiga.

Pada periode ini uterus megalami pembesaran hingga menekan

diafragma yang dapat menimbulkan sulit bernafas atau sesak nafas

(Yuliani, dkk, 2017:133).

Cara mengatasinya yaitu dorong agar secara sengaja mengatur laju

dan dalamnya pernapasan pada kecepatan normal yang terjadi,

merentangkan tangan di atas kepala serta menarik napas panjang, dan

mendorong postur tubuh yang baik melakukan pernapasan interkostal

(Sulistyawati, 2017:135).

8. Nyeri Ligamentum Rotundum

Nyeri ligamentum rotundum terjadi pada trimester dua dan tiga. Cara

mengatasinya yaitu dengan tekuk lutut ke arah abdomen, mandi air hanga

t, gunakan bantalan pemanas pada area yang terasa sakit hanya jika tidak

terdapat kontraindikasi, gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus

dan bantal lainnya letakkan diantara lutut sewaktu dalam posisi berbaring

miring (Sulistyawati, 2017:135).

9. Kaki Bengkak / Edema Dependen

Menurut Yuliani, dkk (2017:136) edema dependen biasanya terjadi

pada trimester ketiga akibat peningkatan tekanan vena pada ekstremitas

bawah dan gangguan sikulasi vena. Gangguan sirkulasi vena terjadi

akibat tekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita
dalam posisi duduk dan berdiri atau tekanan pada vena kava inferior saat

tidur telentang. Juga diperberat oleh tingginya kandungan garam dalam

tubuh akibat perubahan hormonal, sehingga garam yang bersifat

menahan air menyebabkan penimbunan cairan, terutama di bagian yang

terletak di bawah, yaitu ekstremitas.

Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi keluhan kaki bengkak

meliputi hindari pakaian ketat, elevasi kaki secara teratur sepanjang hari,

saat berbaring dengan posisi kesmping, menggunakan penyokong/ korset

pada abdomen, kurangi konsumsi garam, dan jangan menyilangkan kaki.

10. Pusing (Sinkope)

Sinkope dapat terjadi kapan saja selama kehamilan. Penyebabnya

adalah gangguan vasomotor atau hormon (Yuliani, dkk, 2017:131) cara

mengatasinya dengan bangun secara perlahan dari posisi istirahat, hindari

berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan sesak, dan hindari

berbaring dalam posisi telentang (Sulistyawati, 2017:138).

11. Sakit Punggung Atas dan Bawah

Terjadi pada trimeseter II dan III, cara mengatasinya meliputi gunakan

posisi tubuh yang baik, gunakan bra yang menopang dengan ukuran yang

tepat, gunakan kasur yang keraas, gunakan bantal ketika tidur untuk

meluruskan punggung (Sulistyawati, 2017:141).


12. Varises pada Kaki

Varises pada kaki terjadi pada trimester II dan III. Adapun cara untuk

megatasi nya meliputi tinggikan kaki sewaktu berbaring, jaga agar kaki

tidak bersilangan, hindari berdiri atau duduk terlalu lama, senam untuk

melancarkan peredaaran darah, dan hindari pakaian ataau korset yang

ketat (Sulistyawati, 2017:142).

13. Braxton Hicks

Braxton hicks atau sering disebut kontraksi palsu merupakan

kontraksi rahim dengan sifat tidak seirama/ teratur, tidak sporadis dan

tidak menimbulkan nyeri sebagai upaya untuk persiapan persalinan.

Braxton hicks biasanya dirasakan dari usia kehamilan 6 minggu namun

belum dirasakan ibu. Baru setelah trimester ketiga mengalami

peningkatan frekuensi, durasi, dan intensitas serta ritme dan keteraturan

mendekati persalinan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi

keluhan adalah dengan istirahat dan relaksasi misalnya dengan teknis

nafas (Yuliani, dkk, 2017:131 ).

8. Tanda Bahaya Kehamilan

Adapun tanda bahaya dalam kehamilan trimester III adalah sebagai berikut:

a. Perdarahan Pervaginam
1. Plasenta Previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada

tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga

menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir (Sulistyawati, 2017:169).

2. Solusio Plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya

normal terlepas sebagian atau seluruhnya sebelum janin lahir,

biasanya dihitung sejak usia kehamilan lebih dari 28 minggu

(Sulistyawati, 2017:172).

b. Sakit kepala yang hebat

1. Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan

ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.

2. Sakit kepala yang menunjukkan masalah serius adalah sakit kepala

yang hebat, yang menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.

3. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin

merasa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang.

4. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-

eklamsi (Sulistyawati, 2017:174-175).

c. Penglihatan Kabur

1. Oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat

berubah selama proses kehamilan.

2. Perubahan ringan ( minor ) adalah normal.


3. Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa

adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan yang

kabur atau berbayang secara mendadak.

4. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang

hebat dan mungkin merupakan gejala dari pre-eklampsi (Sulistyawati,

2017:175).

d. Bengkak di wajah dan ekstremitas

1. Hampir dari separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal

pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang

setelah beristirahat dengan meninggikan kaki.

2. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada

muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan

keluhan fisik yang lain.

3. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-

eklampsi (Sulistyawati, 2017:175).

e. Keluar cairan pervaginam

1. Harus dapat dibedakan antara urine dengan air ketuban.

2. Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan warna putih

keruh, berarti yang keluar adalah cairan air ketuban.

3. Jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan

preterm dan komplikasi infeksi intrapartum (Sulistyawati, 2017:175).


f. Gerakan Janin Tidak Terasa

1. Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan gerakannya.

2. Minimal adalah 10 kali dalam 24 jam.

3. Jika kurang dari itu, maka waspada akan adanya gangguan janin

dalam rahim, misalnya asfiksia janin sampai kematian janin

(Sulistyawati, 2017:175).

g. Nyeri Perut yang Hebat

1. Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah bukan his

seperti pada persalinan.

2. Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri perut hebat, tidak

berhenti setelah beristirahat, disertai dengan tanda-tanda syok yang

membuat keadaan umum ibu makin lama makin memburuk, dan

disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok, maka kita

harus waspada akan kemungkinan solusio plasenta (Sulis tyawati,

2017:176).

h. Hipertensi Kehamilan Lanjut

Menurut Yuliani, dkk (2017:150) hipertensi kehamilan lanjut meliputi:

(1) Hipertensi dalam kehamilan.

Hipertensi yang terjadi setelah usia kehamilan > 20 minggu.

Tanda gejalanya meliputi tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dan

sistolik ≥140 mmHg, protein urin (-).

(2) Preeklampsia dan Eklampsia


Preeklampsia ringan ditandai dengan kenaikan tekanan darah pada

usia kehamilan > 20 minggu, dengan diastolik ≥90 mmHg, sistolik

≥140 mmHg, protein urin (+1), edema ekstremitas dan atau wajah.

Preeklampsia berat ditandai dengan diastolik ≥110 mmHg, sistolik

≥160, proten urin (≥+2), edema ekstremitas dan atau wajah, oliguria

(< 400 ml dalam 24 jam), nyeri epigastrium/ ulu hati, gangguan

penglihatan/ penglihatan kabur, hiperrefleksia, nyeri kepala hebat dan

menetap (tidak berkurang dengan istirahat/ analgetik biasa), edema

paru (menyebabkan nafas pendek, sianosis, rhonkhi), mata (spasme

arteriolar, edema, ablasio retina), pertumbuhan janin terhambat, otak

edema serebri, disseminata intravascular coagulation (DIC), sindrom

HELLP (hemolysis – Elevated Liver Enzimes- Low Platelets), dan

gagal jantung. Sedangkan eklampsia adalah pre-eklampsia berat yang

disertai dengan kejang.

i. Keluar cairan pervaginam (Ketuban pecah dini – KPD)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa

disertai tanda inpartu bahkan sampai satu jam berikutnya. KPD

disebabkan oleh berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya

tekanan intrauterin, atau bisa disebabkan oleh dua-duanya. Tanda KPD

meliputi riwayat pengeluaran cairan tanpa disadari ibu dalam jumlah


yang banyak atau sedikit demi sedikit dan periksa dengan kertas lakmus

(berubah jadi biru).

9. Kebutuhan Fisik dan Psikologis pada ibu hamil

a. Kebutuhan Fisik Pada Ibu Hamil

Menurut Saifuddin (2018 : 279), Kunjungan Antenatal memberi

kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi

kesehatan esensial bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana

persalinan dan cara merawat bayi yaitu :

1. Nutrisi yang adekuat

Menurut Saifuddin (2018 : 286), Pada saat hamil ibu harus makan-

makanan yang mengandung nilai gizi yang bermutu tinggi meskipun

tidak berarti makan-makanan yang mahal. Gizi ibu hamil harus

ditingkatkan hingga 2.500 kalori per hari Jika jumlah kalori berlebih

dapat menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi

untuk terjadinya preeklampsia.Jumlah pertambahan berat badan

sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil. Ibu hamil seharusnya

mengkonsumsi makanan yang mengandung protein hingga 85 gram

per hari jika kurang dari itu maka dapatmenyebabkan kelahiran

premature ,anemia dan edema. Kebutuhan zat besi 30mg/hari dan

apabila kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisnsi zat

besi . Lalu, asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400
mikrogram per hari serta minum air putih untuk mencukupi cairan

tubuh.

2. Perawatan payudara

Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga

dapat segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan (Saifuddin,

2018 : 286).

3. Perawatan gigi

Paling tidak dibutuhkan pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu

pada trimester pertama dan ketiga. Penjadwalan untuk trimester

pertama terkaitan dengan hyperemesis dan ptialisme ( produksi liur

yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu

dijaga. Sementara itu, pada trimester ketiga, terkait dengan adanya

kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui

apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil.

Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu

hamilsangat rentan terhadap terjadinya carries dan gingivitis

(Saifuddin, 2018 : 287).

4. Senam Hamil

Dengan berolah raga tubuh seorang wanita menjadi semakin

kuat.Selama masa kehamilan olah raga dapat membantu tubuhnya siap


untuk menghadapi kelahiran. Wanita dapat berolah raga sambil

mengangkat air, bekerja di ladang, menggiling padi, mengejar anak

anaknya dan naik turun bukit. Bagi wanita yang bekerja sambil duduk

atau bekerja di rumah biasanya membutuhkan olah raga lagi. Mereka

dapat berjalan kaki, melakukan kegiatan-kegiatan fisik atau melakukan

bentuk-bentuk olah raga lainnya.

Menurut Siti dan Heni (2017 : 55), Olahraga mutlak dikurangi bila

dijumpai :

a) Sering mengalami keguguran

b) Persalinan belum cukup bulan

c) Mempunyai sejarah persalinan sulit

d) Pada kasus Infertilitas

e) Umur saat hamil relatif tua

f) Hamil dengan perdarahan dan mengeluarkan cairan

5. Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk men-

cegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.Jenis

imunisasi yang diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT) yang dapat

mencegah penyakit tetanus (Siti dan Heni, 2017 : 55).

6. Kebersihan tubuh dan pakaian

Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan

anatomik pada perut, area genetalia/lipat paha dan payudara


menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah

terinfeksi mikroorganisme. Gunakan pakaian yang longgar, bersih dan

nyaman dan hindarkan sepatu high heels dan alas kaki yang keras

serta korset penahan perut (Saifuddin, 2018 : 287).

b. Kebutuhan Psikologis ibu hamNil

Menurut Siti dan Heni (2017 : 89-92), Kebutuhan Psikologis ibu

hamil yaitu :

1. Support Dari Keluarga Pada Ibu Hamil

Ibu sangat membutuhkan dukungan dan ungkapan kasih sayang

dari orang-orang terdekatnya, terutama suami. Kadang ibu

dihadapkan pada situasi yang ia sendiri mengalami ketakutan dan

kesendirian, terutama pada trimester terakhir. Sehingga diharapkan

keluarga terdekat selalu memberikan dukungan dan kasih sayang

terhadap ibu.

2. Persiapan Menjadi Orang Tua

Pasangan yang menanti anggota baru dalam keluarga yaitu

datangnya seorang bayi adalah merupakan tanggung jawab besar.

Bagi seorang ayah merupakan beban besar dari segi biaya termasuk

biaya kehamilan, biaya persalinan, biaya peralatan

yang diperlukan ibu dan bayinya, kebutuhan tambahan setelah

anaknya lahir, semua ini harus disiapkan dengan perencanaan matang.

Ibu yang sedang hamil juga harus sudah menyiapkan diri menjadi ibu
karena akan bertambah beban dan tanggung jawabnya karena

kehadiran bayinya.

3. Persiapan saudara kandung (Sibling)

Kehadiran seorang adik baru dalam rumah dapat me-nyebabkan

peras aan cemburu dan merasa adik adalah saingannya (rival sibling).

Untuk mencegah itu semua maka sejak hamil calon kakak harus

sudah disiapkan dengan baik untuk menyambut kelahiran adiknya.

Respon sibling dapat dipengaruhi oleh persiapan menghadapi

datangnya adik, sikap orangtua, umur, lama waktu berpisah dengan

orangtua, peraturan kunjungan rumah sakit dan perhatian selama

berpisah dengan ibunya.

4. Persiapan Tenaga Medis

Tenaga kesehatan yang paling dekat dengan ibu hamil adalah

bidan, karena bidan merupakan tenaga kesehatan terdepan yang

mempunyai tugas untuk menjaga dan meningkatkan Kesehatan Ibu

dan Anak termasuk ibu hamil. Bidan harus memahami perubahan–

perubahan yang terjadi pada ibu hamil baik secara fisik maupun

psikologis. Dengan memahami keadaan pasien maka bidan dapat

memberi pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien

B. Asuhan Antenatal

1. Pengertian asuhan antenatal


Asuhan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga

kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanan sesuai

dengan standar pelyanan antenatal yang ditetapkan dalam standar

pelayanan kebidanan (mastiningsih, 2019).

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan

kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal

melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan

(Saifuddin, 2018).

2. Tujuan asuhan antenatal

Tujuan asuhan sebagai berikut (Dartiwen, 2019):

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin

b. Meningkatkan dan mempertahanlkan kesehatan fisik, mental, dan sosial

pad aibu dan bayi

c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau implikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamayt,

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI ekslusif

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluaarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kebang secara normal


3. Kebijakan program

menurut tyastuti, 2016 semua ibu hamil diharapkan melakukan

pemeriksaan kehamilan untuk mendapatkan pelaynana terpadu dan

komprehensif sesuai standar minimal empat kali selama kehamilan.

Kontak minimal empat kali dilakukan sebagai berikut :

1. 1kali pada trimester pertama, yaitu sebelum usia kehamilan 14

minggu

2. 1 klai pada trimester kedua yaitu selama usia kehamilan 14-28

minggu

3. 2kali pada trimester ketiga, yaitu selama usia kehmailan 28-36

minggu dan setelah umur kehamilan 36 minggu

Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus memenuhi

elemen pelayyaan sebagai berikut :

1. Penimbangan berat badan pengukuran tinggi badan

2. Pengukuran tekanan darah

3. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)

4. Pengukuran tiggi puncak rahim (fundus uteri)

5. Penentuan status imunisasi tetatus dan pemberian imunisasi tetanus

toksoid sesuai status imunisasi

6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan

7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)


8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal ddan

konseling, termasuk keluarga berencana)

9. Pelayanan test laboratorium sederhana, minimal test hemoglobin

darah (Hb), pemeriksaan protein urine dan pemeriksaan golongan

darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya)

10. Tatalaksana kasus (Kemenkes RI, 2018)

4. Jadwal kujungan antenatal

Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah k1,k2,k3 dan k4 hal ini

berarti, minimal dilakukan sekali sekali kunjungan antenatal usia

kehamilan 28 minggu sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36

minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan

diatas 36 minggu (saifuddin, 2018).

5. Kunjungan berkala asuhan antenatal

Menurut saifuddin (2018), kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan

secara berkala dan teratur, jumlah kunjungan antenatal cukup empat kali,

yaitu :

b. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14

minggu)

c. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara 14-28 minggu)

d. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara 28-36 minggu

dan sesudah seminggu ke-36)


Kunjungan antenatal ini lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada

keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan. Standar pelyanaan antenatal

(10T) menutur (kemenkes 2019) yaitu :

b. Timbaang berat badan dan ukur tinggi badan

c. Ukur tekanan darah

d. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas

e. Ukur tinggi fundus uteri

f. Tentukan prekuensi janin dan jantung janin (DJJ)

g. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus

toksoid (TT) jika diperlukan

h. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

i. Test laboratorium (rutun dan khusus)

j. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan

pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan

Tabel 2. 4

Rincian kunjungan antenatal care (ANC)

Trimester Jumlah kali kunjungan Waktu kunjungan yang

minimal di ajukan

I 1x <16 minggu

II 1x 24-28 minggu

III 1x 30-32 minggu

36-38 munggu
Sumber :yuliani dkk, 2017

6. Imunisai TT

Imunisasi tetanus toksoid untuk melindungi bayi terhadap penyaakit

tetanus neonatorum. Imunisasi dilakukan pada trimester I/II pada

kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan

penyuntikan secara IM (intramuscular) dengan dosis 0,5 ml. Imunisasi

yang lain diberikan sesuai indikasi.

Tabel 2.5

Jadwal pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)

Antigen Selang waktu Lama Dosis

pemberian minimal perlindungan


TT1 Pada kunjungan - 0,5 cc

antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah 3 tahun 0,5 cc

TT1
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 0,5 cc
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 0,5 cc
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 0,5 cc

7. Pemeriksaan atau pengawasan wanita hamil

a. Pemeriksaan fisik

Dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun

perinatal, pengawasan antenatal dan postnatal sangat memegang peranan

penting. Pengawasan antenatal sangat memberikan manfaat untuk


mendeteksi kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat

dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinan (Manuaba,

2018).

1. Anamsesis

Anamnesis dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan tentang

identitas, keluhan saat ini, riwayat haid, riwayat perkawinan, riwayat

kehamilan dan persalinan, riwayat kehamilan saat ini, riwayat

megikuti program keluarga berencana, riwayat penyakit keluarga

dan penyakit ibu, keadaan psikososial, dan kebiasaan sehari-hari

(Saifuddin, 2018).

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan umum yang menilai

keadaan umum dan tanda vital, serta pemeriksaan kebidanan yang

meliputi teknik inspeksi, palpasi, dan auskultasi (Saifuddin, 2018).

3. Inspeksi dan pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan lege artist : tekanan

darah, nadi, suhu, pernapasan, jantung, paru-paru, dan sebagainya.

1) Palpasi

Leopold 1 : Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil.

Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terdapat dalam

fundus. Konsistensi uterus, variasi menurut Knebel menentukan letak

kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain diatas

simfisis. Pemeriksaan leopold I dapat dilihat pada gambar:


Gambar 2.2

Pemeriksaan Leopold I

Sumber :Fatimah 2017

Leopold II : Menentukan batas samping rahim kanan-kiri.

Menentukan letak punggung janin. Pada letak lintang, tentukan letak

kepala janin. Variasi menurut Budin : menentukan letak punggung

dengan satu tangan menekan dibagian fundus. Pemeriksaan leopold II

dapat dilihat pada gambar. Variasi menurut Ahfeld : menentukan letak

punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut.

Gambar 2.3

Pemeriksaan Leopold II
Sumber :Fatimah 2017

Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin. Menentukan

apakah bagian terbawah janin sudah masuk ke pintu atas panggul

atau masih dapat digerakkan. Pemeriksaan Leopold III dapat dilihat

pada gambar berikut.

Gambar 2.4

Pemeriksaan Leopold III

Sumber :Fatimah 2017

Leopold IV: Periksa menghadap ke arah kaki ibu hamil. Dapat

juga menentukan apa bagian terbawah janin dan berapa jauh sudah

masuk pintu atas panggul. Pemeriksaan Leopold IV dapat dilihat pada

gambar berikut.
Gambar 2.5

Pemeriksaan Leopold IV

Sumber :Fatimah 2017

Melalui pemeriksaan leopold IV, dapat diketahui sejauh mana penurunan

kepala janin.

2) Auskultasi

Digunakan stetoskop monoaural (stetoskop obstetrik) untuk

mendengarkan denyut jantung janin (DJJ). Yang dapat kita dengar

antara lain:

Dari janin: DJJ pada bulan ke 4-5, bising tali pusat, gerakan dan

tendangan janin.

Dari ibu : bising rahim (uterine souffle), bising aorta, dan peristaltik

usus. Metode AUVARD: tempat denyut jantung menurut letak janin

dalam rahim.

3) Perkusi
Melakukan pengetukkan pada daerah patela, untuk memastikan adanya

refleks pada ibu ( waliyani, 2018)

C. Menejemen kebidanan

1. Definisi

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan

dalam menerapkan metode pemecahan masalah asuhan. Pendekatan ini

dilakukan secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis

kebidanan, perencanaan, dan evaluasi (Handayani dan Triwik, 2017 dalam

Nurwiandani, 2018).

2. Langkah-langkah menejemen kebidanan

Sesuai dengan prinsip Varney, dkk, (2003) dalam Nurwiandani,

(2018) bahwa langkah-langkah dalam proses manajemen kebidanan secara

periodis dapat diperbarui, ia kemudian mengemukakan tujuh langkah

manajemen kebidanan yaitu:

a) Langkah I: Investigasi/ PengumpulanData

Pada langkah ini, bidan dituntut untuk mengumpulkan semua data

yang dibutuhkan dari berbagai sumber untuk evaluasi yang

komplet kepada ibu atau bayi. Dalam investigasi ini, bidan akan

mendapatkan dua jenis data, yaitu data subjektif dan data objektif.
b) Langkah II :Identifikasi

Langkah kedua dalm proses manajemen kebidanan adalah

identifikasi akurat untuk masalah/ diagnosis dan kebutuhan

pelayanan kesehatan kepada pasien. Identifikasi ini berdasarkan

interpretasi yang tepat dari data yang sudah diinvestigasi. Dengan

demikian, output dari identifikasi adalah masalah atau diagnosis

yang spesifik untukpasien.

c) Langkah III : Antisipasi Masalah/ Diagnosis PotensialLain

Pada langkah ini merupakan langkah ketigas proses manajemen

kebidanan. Setelah masalah/ diagnosis utama berhasil

diidentifikasi, langkah berikutnya adalah memperkirakan

sekaligus mengambil langkah antisipasi jika masalah/ diagnosis

tersebut menyebabkan masalah/ diagnosis lain pada pasien.

d) Langkah IV : EvaluasiKebutuhan

Langkah keempat adalah evaluasi kebutuhan yang membutuhkan

penanganan segera. Acuannya adalah kondisi ibu atau bayi.

Adalah hal ini, petugas kesehatan melakukan evaluasi kebutuhan

setelah diagnosis dan masalah ditetapkan. Evaluasi kebutuhan itu

mencakup konsultasi, kolaborasi dengan layanan kesehatan lain,

dan melakukan rujukan.


e) Langkah V : Perencanaan Asuhan

Langkah kelima adalah mengembangkan rencana asuhan yang

komprehensif. Dalam hal ini, semua langkah yang sudah dilalui,

mulai dari investigasi, identifikasi, antisipasi masalah, dan

evaluasi kebutuhan menjadi dasar untuk perencanaan asuhan.

Selain itu, perencanaan asuhan ini juga harus didukung dengan

penjelasan yang valid dan rasional. Dari perencanaan ini nantinya

akan terungkap, seperti apa penyuluhan, konseling, dan rujukan

yang dibutuhkan untuk pasien.

f) Langkah VI :Penatalaksanakan

Langkah keenam adalah pelaksanaan rencana asuhan secara

menyeluruh. Pelaksanaan ini semstinya dilakukan dengan penuh

tanggung jawab, efisien, dan bermutu.

g) Langkah VII :Evaluasi

Langkah terakhir adalah evaluasi efektifitas asuhan yang

diberikan kepada pasien. Dari langkah ini terungkap apakah

seluruh rangkaian langkah di atas sudah cukup untuk memenuhi

kebutuhan pasien atau tidak. Selain itu, langkah ini juga menjadi

koreksi jika langkah- langkah proses manajemen sebelumnya

terbukti tidak efektif.


D. Dokumentasi kebidanan

1. Pengertian

Dokumentasi kebidanan adalah proses pencatatan dan

penyimpanan data-data yang bermakna dalam pelaksanaan kegiatan

asuhan kebidanan dan pelayanan kebidanan (Nurwiandani, 2018).

2. Tujuan

Dalam Record Keeping Standard for Midwives oleh College of

Midwives of Ontario (2013) dalam Nurwiandani, (2018), tujuan utama

dokumentasi kebidanan adalah mengelola informasi yang relevan

dengan perawatan pasien untuk kepentingan pasien itu sendiri. Namun,

dokumetasi kebidanan juga memiliki tujuan lain diantaranya

a) Sarana komunikasi

Menurut Nursing& Midwifery Coyncil (2016), tujuan utama

dokumentasi kebidanan adalah untuk membantu komunikasi antara

tenaga profesional kesehatan, untuk memastikan perawatan yang tepat

sudah direncanakan dan diberikan.

b) Tanggung jawab dan tanggunggugat

Dalam hal ini, dokumentasi kebidanan membuat pasien dapat

menerima hak pelayanan yang optimal karena penanganan terhadapnya

tercatat. Jika terjadi kekurangan atau kerugian yang dialami pasien,

dokumentasi kebidanan bisa menjadi rujukan bukti. Sebaliknya,

dokumentasi kebidanan juga menunjukkan langkah- langkah


penanganan bidan terhadap pasien. Apabila di kemudian hari terjadi

gugatan atas hal- hal yang dilakukan atau tidak dilakukan bidan,

dokumentasi tersebut akan menjadi bukti yang sah.

c) Informasistatistik

Data statistik dokumentasi kebidanan dapat digunakan sebagai

sarana perencanan kebutuhan pelayanann kesehatan di masa depan,

baik yang meliputi Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana,

atau hal-halteknis.

d) Sarana pendidikan dan sumber data penelitian

Dokumentasi kebidanan sebagai sarana pembelajaran bagi siswa

kebidanan merupakan dokumentasi yang dapat membandingkan antara

dokumentasi dengan keterkaitan pemakaian teori dan penerapannya

dalam praktik di lapangan. Selain itu, dokumentasi kebidanan juga

dapat dijadikan sumber penelitian untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kebidanan di kemudian hari.

e) Jaminan kualitas pelayanankesehatan

Dokumentasi kebidanan baik yang akan menjadi jaminan bahwa

kualitas pelayanan esehatan yang dilakukan optimal pula.

Pelaksanaannya dapat mendorong bidan untuk menilai perkembangan

klien, juga menentkan tindakan mana yang efektif, dan tidak efektif

selain itu, dapat diidentifikasi apakah pelayanan kesehatan yang


dilakukan sudah memenuhi stadar yang berlaku atau belum

f) Sumber data asuhan berkelanjutan

Dokumentasi kebidnana menghasilkan data menyeluruh terkait

asuhan kebidanna yang dilakukan kepadaklien, data-data tersebut

bersifat aktual dan konsisten. Dengan mempperhitungkan tahap-tahap

atau alur yang jelas dalam dokumentasi kebidanan, maka dokumtasi

tersebut dapat berguna sebagai sumber data atas asuhan kebidanan yang

berkelanjuta.

3. Metode dokumentasi kebidnaan dalam SOAP

Menurut subyatin (2017) dalam nurwiandani, (2018), SOAP

merupan catatn yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis.

Selain itu, metode SOAP adalah penyulingan intisari dari proses

penatalaksaan.

a. Data subjektif

Menurut sudarti dan fauziah (2010) dalam nurwiandani,

(2018), data subjektif berkaitan dengan masalah yang dilihat

dari sudut pandang pasien. Dokumentasi data subjektif dibentuk

dberikan dalam format narasi yang rinci. Dokumentasi ini

menggambarkan laporan pasien tentang diri erekasendiri terkain

ketika terjadi pencatatan

b. Data objektif

Data objektif didaptakan melalui observasi, baik berupa

pengamatan mauun tindakan terhadap keadaan pasien saat ini.


Observasi tersebut meliputi gejala yang dapat diukur, dilihat,

didengar, disentuh, dirasakan dan berbau.

c. Analisis(assesment)

Pada kenyataannya, komponen ini memang analisis dan

interpretasi (kesimpulan), yaitu pendapat bidan terhadap

masalah pasien berdasarkan data subjektif dan objektif. Menurut

Sudarti dan Fauziah (2010), analisis ini merupakan bentuk

dokumentasi langkah kedua, ketiga, dan keempat dalam

manajemen kebidanan Varney (2003). Oleh karena itu, analisis

ini mencakup diagnosis/ masalah kebidanan, diagnosis masalah

potensial, dan evaluasi kebutuhan yang membutuhkan

penanganansegera.

d. Perencanaan (planning)

Perencanaan berarti membuat rencana asuhan untuk saat ini

dan untuk yang akan datang. Rencana asuhan ini disusun

berdaasarkan hasil anlisis dan interpretasi data tujuannya untuk

mengupayakan tercapainya kondisi pasien pasien yang

seoptimal mungkin.

Terkait dengan menejemen kebidaan varney (2003),

komponen perencanan ini adlah bentauk penjabaran dari

langkah kelia, keenam dan ketujuh, yaitu perencanan asuhan,

penatalaksanaan, dan evaluasi yang digabungkan mejadi satu.

Anda mungkin juga menyukai