(BIAN)
I. PENDAHULUAN
Indonesia,sebagai bagian dari masyarakat global, telah berkomitmen
untuk mendukung agenda-agenda pengendalian penyakit global seperti
eradikasi polio, eliminasi campak-rubela/CRS, eliminasi hepatitis B,
pengendaliandifteri,penurunan insidensi penyakit tuberkulosis dan
eliminasi tetanus maternal dan neonatal. Penyakit-penyakit tersebut
masuk dalam kategori penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I). Sistem surveilans untuk penyakit tersebut telah dilakukan dan
berkembang dengan dukungan laboratorium rujukan sebagai salah satu
komponen utama.
Campak dan rubela adalah penyakit yang diakibatkan oleh virus yang
dapat menyebabkan kematian dan juga kecacatan yang disebut sebagai
Congenital Rubella Syndrome (CRS). Eliminasi campak-rubela ditargetkan
dicapai tahun 2023. Saat ini, di tingkat global, Indonesia masih masuk
dalam kategori endemis untuk campak dan rubella. Pada tahun 2021,
tercatat 132 kasus campak konfirmasi laboratorium terdapat di 71
Kab/Kota, 25 Provinsi, dan 267 kasus rubela konfirmasi laboratorium
terdapat di 84 Kab/Kota di 25 Provinsi. Kejadian Luar Biasa (KLB)
dilaporkan dibeberapa wilayah seperti di Maluku Utara, Papua, Jawa
Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Di awal tahun KLB juga
sudah dilaporkan di Aceh, Jawa Timur, Maluku, Sumatera Barat, dan
Sumatera Utara. Hal ini tentu sebagai salah satu dampak dari penurunan
cakupan imunisasi selama masa pandemi.
II. LATAR BELAKANG
Upaya penting dalam mencapai eliminasi campak-rubela/CRS, selain
penguatan imunisasi rutin tentunya, adalah dengan melaksanakan
pemberian imunisasi tambahan campak-rubela yang sifatnya massal dan
tanpa memandang status imunisasi sebelumnya bagi sasaran prioritas
yang telah ditetapkan. Begitu juga dengan pencapaian eradikasi polio
global, dibutuhkan upaya imunisasi kejar IPV1 untuk menutup
kesenjangan imunitas dan memastikan anak-anak terlindungi dari virus
polio tipe 2. Selain itu, Indonesia juga perlu melakukan langkah yang serius
untuk menekan KLB PD3I yang saat ini telah mulai terjadi di masyarakat
agar tidak menjadi masalah baru di tengah-tengah pandemi yang belum
juga berakhir.
Sehubungan dengan hal itu, dibutuhkan suatu upaya kolaboratif
terintegrasi yang dapat mengharmoniskan kegiatan imunisasi tambahan
dan imunisasi kejar guna menutup kesenjangan imunitas di masyarakat.
Upaya tersebut dilaksanakan melalui kegiatan yang dinamakan Bulan
Imunisasi Anak Nasional.
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum:
Mencapai dan mempertahankan kekebalan populasi yang tinggi dan
merata sebagai upaya mencegah terjadinya KLB PD3I
b. Tujuan Khusus:
1. Menghentikan transmisi virus campak dan rubela setempat
(indigenous) di semua kabupaten/kota di wilayah Indonesia pada
tahun 2023 dan mendapatkan sertifikasi eliminasi campak dan
rubela/CRS pada tahun 2026 dari SEARO
2. Mempertahankan Indonesia Bebas Polio dan mewujudkan
eradikasi polio global pada tahun 2026
3. Mengendalikan penyakit difteri dan pertusis
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
VI. SASARAN
Bayi usia 9-59 Bulan untuk imunisasi Campak rubella dan usia 12-59 Bulan untuk
imunisasi kejar