SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Gizi
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Pemberian Komik Pendidikan Gizi Seimbang Terhadap Pengetahuan
Gizi Siswa Kelas V SDN Sukasari 4 Tangerang Tahun 2012.” Penulisan skripsi
ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana gizi.
Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah banyak membantu kelancaran penulisan skripsi ini, yaitu :
1. Ibu Prof. Dr. dr. Kusharisupeni Djokosujono M.Sc selaku ketua
Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat.
2. Bapak Ir. Ahmad Syafiq M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing akademik
atas segala waktu, bimbingan, saran, dan bantuan yang telah banyak
diberikan sampai akhir proses penyusunan skripsi ini.
3. Ibu drg. Sandra Fikawati, MPH selaku penguji seminar proposal skripsi
yang telah memberikan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.
4. Bapak dr. H.E. Kusdinar Achmad, MPH selaku penguji dalam sidang
skripsi yang telah memberikan masukan dan saran dalam perbaikan dan
penyempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Ir. M. Nasir, MKM selaku penguji luar sidang skripsi yang telah
memberikan masukan dan saran yang membangun dalam penyempurnaan
skripsi ini.
6. Bapak Ignatius Sido S.Pd selaku kepala sekolah SDN Sukasari 4
Tangerang yang telah memberikan perizinan dan bantuan selama
penelitian.
7. Ibu Romlah selaku wali kelas V SDN Sukasari 4 beserta guru-guru di
sekolah tersebut yang telah memberikan waktu, kesempatan, dan
bantuannya selama pengambilan data di lapangan.
8. Adik-adik kelas V SDN Sukasari 4 atas kerjasamanya selama penelitian
berlangsung, baik pada saat pembuatan media pendidikan (komik) dan
pengambilan data pre dan post test.
vi
Penulis
vii
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pengetahuan gizi pada siswa
sekolah dasar setelah mendapatkan intervensi dengan menggunakan komik.
Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental sebenarnya dengan
metode acak sederhana. Penelitian dilakukan kepada 75 siswa dengan
menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah intervensi. Uji statistik yang
digunakan adalah uji t dependen dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan
adanya rata-rata skor pengetahuan yang lebih tinggi saat post-test dibandingkan
dengan pre-test pada kelompok perlakuan komik. Selain itu, terdapat rata-rata
skor pengetahuan yang lebih tinggi pada kelompok komik dibandingkan dengan
kelompok buku dan kelompok komik dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Maka dari itu, komik dianggap sebagai media yang lebih efektif dalam
menyampaikan pesan gizi seimbang bagi anak SD.
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
xv Universitas Indonesia
1 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Padang, Thalib et al. (2007) pada 273 anak usia sekolah di Malaysia, Alkhosim,
Harahap, & Arita (2009) pada 75 siswa SDN Babakan Darmaga 1 dan 42 siswa
SDN Babakan Darmaga 3 menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang
signifikan setelah diberikan intervensi menggunakan komik.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal
29 Februari 2012 terhadap 79 siswa kelas V SDN Sukasari 4 menunjukkan bahwa
hanya sebanyak 4% anak yang tidak suka membaca komik. Sebanyak 9% anak
membaca komik setiap hari, 13% anak membaca komik 4-6 kali dalam seminggu,
30% anak membaca komik 2-3 kali dalam seminggu, 18% anak membaca komik
satu kali dalam seminggu, 9% anak membaca komik satu kali dalam sebulan, dan
20% membaca komik kurang dari sebulan. Penggunaan komik sebagai media
belajar begitu diminati oleh anak-anak. Hal ini dibuktikan bahwa hanya sebesar
2% anak yang menyatakan komik sebagai media belajar dianggap tidak menarik.
Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anak senang dan tertarik
membaca komik.
Pernyataan di atas melatarbelakangi perlu diadakannya pendidikan gizi
bagi anak usia sekolah dengan mengggunakan komik. Penelitian ini dilakukan di
SDN Sukasari 4 di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
Pemilihan lokasi berdasarkan pada tingginya tingkat kesukaan anak terhadap
komik. Selain itu, berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan terhadap
39 siswa di sekolah yang memliki karakteristik yang sama dalam hal kurikulum,
lingkungan, dan nilai rata-rata semester, yaitu SDN Sukasari 5 Tangerang,
menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan anak mengenai pedoman gizi
seimbang hanya sebesar 54.1 poin. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka
dipilihlah SDN Sukasari 4 sebagai lokasi penelitian.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
8 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
empat pesan gizi seimbang yang dikutip dari Yayasan Institut Danone & Nakita
(2010) adalah sebagai berikut :
a. Pentingnya membiasakan makan makanan yang beraneka ragam
Prinsip utama dari gizi seimbang adalah membiasakan makan makanan yang
beragam. Makanan gizi seimbang tidak hanya memperhatikan sumber zat gizi
makro (karbohidrat, lemak, dan protein) dan air, akan tetapi juga memperhatikan
sumber zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Pola makan gizi seimbang mengatur
keragaman golongan bahan makanan berdasarkan jenis dan jumlah sesuai dengan
kebutuhan.
b. Pentingnya hidup bersih
Pola makan yang seimbang akan menjadi tidak berarti jika tidak diikuti
dengan penerapan dan kebiasaan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum
makan dengan menggunakan air bersih dan sabun, menyajikan makanan dalam
tempat tertutup, memasak dengan suhu yang tepat, dan mencuci sayur dan buah
dengan air bersih.
c. Pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga
Prinsip ketiga yang disampaikan dalam gizi seimbang adalah pentingnya pola
hidup aktif dan aktivitas fisik. Hal tersebut dikarenakan perlu adanya
keseimbangan antara asupan dan pengeluaran untuk beraktivitas. Berat badan
akan berkurang jika energi yang masuk lebih kecil jika dibandingkan dengan
kebutuhan seharusnya, dan begitu pun sebaliknya.
d. Pantau berat badan ideal
Bertambah dan berkurangnya berat badan seseorang dapat digunakan untuk
melihat keseimbangan antara asupan makanan dan aktivitas yang dilakukan
seseorang. Pemahaman dan penerapan gizi seimbang merupakan salah satu upaya
yang dilakukan guna mencapai dan mempertahankan berat badan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
makanan yang sehat sesuai fungsinya bagi tubuh dan dapat dinilai berdasarkan
jawaban responden terhadap pertanyaan yang diberikan sesuai kuesioner yang
diajukan (Suwondo, 1975 dalam Purwanti, 2010).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
f. Pengalaman
Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang menurut Notoatmodjo (2003) juga
dapat diperoleh dari pengalaman yang dialaminya sendiri maupun pengalaman
orang lain. Pengalaman merupakan cara seseorang untuk mengulang kembali
pengetahuan yang telah diperolehnya pada saat memecahkan masalah yang
dihadapinya di masa lalu.
g. Usia
Pengetahuan seseorang juga dipengaruhi oleh usia seseorang. Daya tangkap
dan pola pikir seseorang akan semakin berkembang seiring dengan bertambahnya
usia.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dalam proses belajar diperlukan adanya bahan belajar yang sesuai dengan
kebutuhan siswa. Menurut Ditjen Diknas, Depdiknas (2006) bahan belajar yang
baik harus memenuhi syarat-syarat berikut, yaitu mampu membangkitkan
motivasi belajar, sesuai dengan lingkungan dan kehidupan, serta mampu
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bahan belajar yang akan disampaikan
juga dapat mempengaruhi pemilihan media yang akan digunakan dalam proses
belajar mengajar.
2.5 Media
2.5.1 Pengertian Media
Proses pembelajaran gizi dan kesehatan tidak terlepas dari pengaruh
penggunaan alat peraga atau media yang mampu mendukung berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar tersebut. Media dapat diartikan sebagai semua sarana
atau upaya untuk menampilkan pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator
kepada sasaran sehingga dapat meningkatkan pengetahuan yang pada akhirnya
mampu mengubah perilaku sasaran ke arah positif (Depkes, 2006).
Universitas Indonesia
Contoh Poster, leaflet, brosur, Televisi, radio, film, video, Papan reklame, banner,
media majalah, surat kabar, kaset, VCD, CD, dan lain-lain. TV layar lebar, dan lain-
lembar balik, stiker, lain.
pamflet, dan lain-lain.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
disampaikan, dan mereka mungkin tidak menyukai apa yang mereka lihat dan
dengar, misalnya penggunaan media yang tidak menarik dan tidak atraktif (WHO,
1988). Setelah melakukan uji coba dan revisi terhadap media, proses yang
dilakukan selanjutnya adalah proses produksi media.
d. Tahapan Pelaksanaan dan Pemantauan
Pelaksanaan merupakan tahap dimana perencanaan mulai dilaksanakan.
Pemantauan dilakukan untuk melihat keluaran dari program yang telah
direncanakan dan dibandingkan dengan rencana kerja dan rencana anggaran.
e. Tahapan Evaluasi dan rancangan Ulang
Evaluasi merupakan informasi terhadap hasil dan dampak dari kegiatan untuk
membuat perubahan yang diperlukan. Evaluasi media meliputi bentuk, level,
bahasa, isi, durasi, biaya, format, kualitas, daya terima dan daya tarik media
(Gilbert, Sawyer, & Mc Neil, 2011). Rancangan ulang dilakukan untuk
membentuk media yang lebih efektif.
2.6 Komik
2.6.1 Pengertian Komik
Komik adalah istilah umum yang digunakan untuk menunjuk pada
rangkaian gambar secara berurutan. Komik menghadirkan kisah dalam sebuah
panel (area yang berisi dari cerita yang akan disajikan) (Duncan & Smith, 2009).
Cerita-cerita sederhana yang disajikan dalam komik mudah ditangkap dan
dipahami oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Komik merupakan alat bantu lihat (visual aids) yang dapat digunakan
dalam proses pendidikan. Visual aids menstimulus indera pengelihatan pada
waktu terjadinya proses pendidikan. Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa
menurut berbagai penelitian para ahli, indera yang paling banyak menyalurkan
pengetahuan ke otak adalah mata. Pengetahuan manusia yang diperoleh melalui
mata kurang lebih mencapai 75%-87% sedangkan 13-25% lainnya diperoleh
melalui indera lain.
Universitas Indonesia
2. Komik potongan Penggalan gambar yang disusun menjadi sebuah alur cerita
(Comic Strip) pendek
3. Buku komik Berisi gambar, tulisan, dan cerita dalam bentuk sebuah buku
(Comic Book) terdapat sampul dan isi
- Komik kertas tipis Berukuran seperti buku biasa, meski memiliki tampilan tipis
(Trade Paperback) namun dapat dikemas dengan menggunakan kualitas kertas
yang baik
- Komik novel Memiliki cerita yang lebih panjang dan membutuhkan tingkat
(Graphic Novel) berpikir yang lebih dewasa
4. Komik tahunan Komik yang diterbitkan secara teratur dan berkala (misalnya
(Comic Annual) setiap tahun atau beberapa bulan sekali)
5. Album komik Kumpulan hasil koleksi komik yang disusun secara rapi
(Comic Album) menjadi sebuah album
7. Buku instruksi dalam Sebuah instruksi yang ditampilkan dalam bentuk komik
format komik sehingga pembaca dapat lebih mudah mengerti instruksi yang
(Instructional Comic) disampaikan
9. Komik ringan Biasanya terbuat dari hasil cetakan copy-an buatan tangan
(Comic Simple)
10 Perencanaan dalam pikiran Gambar-gambar yang tercipta dalam sebuah pikiran hanya
(Planning on Mind) saja tidak tertuang dalam coretan diatas kertas
11. Pop Comics Komik yang berisi tentang cerita ditambah dengan beberapa
halaman yang berisi tentang permainan, lagu, dan iklan.
Sumber : www.jagoancomic.com dalam Haryono (2009) dan Bonneff dalam Rahayu (1998)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
A B C
Gambar 2.2 Jenis Ilustrasi (a) Shaded drawings, (b) Line drawings,
(c) Symbolic drawings
Sumber : Abbatt (1992)
2.7 Buku
2.7.1 Pengertian Buku
Buku merupakan salah satu media yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Menurut Diknas (2004) buku diartikan sebagai bahan ajar yang
berisi suatu ilmu pengetahuan yang berdasarkan pada analisis kurikulum berupa
bentuk tulisan. Buku mampu menampilkan banyak informasi yang dibutuhkan
mengenai suatu pengetahuan yang ingin diperoleh.
Universitas Indonesia
Faktor Predisposisi
Usia
Pengalaman Media Pesan mengenai
Kebiasaan pendidikan gizi gizi dan
Pandangan hidup anak usia sekolah kesehatan
Keadaan
Fisiologis dan
Psikologis
Pendidikan orang
tua
Pekerjaan orang
tua Pengetahuan gizi Tingkat
mengenai pedoman penerimaan anak
gizi seimbang dan terhadap media
Faktor Pendukung kesehatan anak usia yang digunakan
sekolah
Fasilitas belajar
Situasi dan
kondisi belajar
Penerapan
Kurikulum Sikap anak tentang pedoman gizi
pendidikan pedoman gizi seimbang dan
Metode seimbang dan kesehatan
Pendidikan kesehatan
Faktor Pendorong
Status Kesehatan
Guru gizi anak anak
Orang tua
Keluarga
Peer Group Kualitas
Tokoh Hidup anak
Masyarakat
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
1. Tujuan pembelajaran
Faktor Internal 2. Materi yang
diberikan
- Faktor fisiologis 3. Fasilitas pendukung,
1. Kelelahan lingkungan, waktu
2. Kurang gizi 4. Karakteristik siswa
3. Kondisi panca indera 5. Gaya belajar siswa
- Faktor psikologis
1. Minat
2. Bakat Media
3. Motivasi pendidikan gizi
4. Intelegensi anak usia
sekolah
5. Sikap
- Usia
- Pengalaman
Pengetahuan
Proses
anak mengenai
belajar
gizi
Faktor Eksternal
- Lingkungan sosial
1.Lingkungan sosial
masyarakat
2.Lingkungan sosial
keluarga
3.Lingkungan sosial
sekolah
- Lingkungan nonsosial
1.Lingkungan alamiah
2.Lingkungan
Instrumental
- Perangkat keras
- Perangkat lunak
Universitas Indonesia
3. 1 Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori dari Notoatmodjo (2003), Sukiarko (2007),
Indriana (2011), dan Supardi (2011) mengenai faktor yang mempengaruhi
pengetahuan maka dibuatlah kerangka konsep penelitian sebagai berikut :
Media
Pendidikan Gizi
Usia siswa
Pendidikan orang tua
Pekerjaan orang tua
Informasi mengenai gizi
Fasilitas belajar
Pengajar
Lingkungan belajar
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Pengaruh yang diteliti
: Pengaruh yang tidak diteliti
34 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
3.3 Hipotesis
1. Perolehan skor pengetahuan gizi saat post-test lebih tinggi daripada pre-
test pada kelompok perlakuan komik pendidikan gizi seimbang pada anak
Sekolah Dasar Negeri Sukasari 4, Kelurahan Sukasari, Kecamatan
Tangerang, Kota Tangerang tahun 2012.
2. Perolehan skor pengetahuan gizi pada kelompok perlakuan komik
pendidikan gizi seimbang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
perlakuan buku pegangan gizi seimbang pada anak Sekolah Dasar Negeri
Sukasari 4, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang
tahun 2012.
3. Perolehan skor pengetahuan gizi pada kelompok perlakuan komik
pendidikan gizi seimbang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol pada anak Sekolah Dasar Negeri Sukasari 4, Kelurahan Sukasari,
Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang tahun 2012.
Universitas Indonesia
Keterangan :
O1 : Pre-test pada kelompok perlakuan komik untuk mengetahui pengetahuan
awal anak mengenai gizi seimbang.
O3 : Pre-test pada kelompok perlakuan buku untuk mengetahui pengetahuan awal
anak mengenai gizi seimbang.
O5 : Pre-test pada kelompok kontrol untuk mengetahui pengetahuan awal anak
mengenai gizi seimbang.
X0 : Pemberian komik pendidikan gizi seimbang pada kelompok perlakuan
komik (satu minggu setelah melakukan pre-test).
X1 : Pemberian buku pegangan gizi seimbang pada kelompok perlakuan buku
(satu minggu setelah melakukan pre-test).
37 Universitas Indonesia
( satu minggu)
(30 menit) Pemberian komik pada kelompok perlakuan komik
Pemberian buku pada kelompok perlakuan buku
Universitas Indonesia
(4.1)
Universitas Indonesia
Keterangan :
n = Besar sampel yang diperlukan.
2
δ = (S12 + S22) / 2.
S1 = Standar deviasi kelompok kontrol.
S2 = Standar deviasi kelompok perlakuan.
Z1-α/2 = Tingkat kepercayaan 95% (1,96).
Z1-β = Kekuatan uji 90% (1,28).
μ1 = Rata-rata nilai kelompok perlakuan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
(Drop Out)
24 orang 24 orang 27 orang
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hasil uji statistik dikatakan bermakna (signifikan) bila nilai p lebih kecil
dari α (p < 0.05, varian dalam kelompok tidak sama atau heterogen) dan
dikatakan tidak bermakna (tidak signifikan) bila nilai p lebih besar dari α
(p > 0.05, varian dalam kelompok sama atau homogen).
Tahap Pembuatan Komik
Proses pembuatan komik gizi dilakukan pada tanggal 9-13 Maret 2012
pembuatan komik disesuaikan dengan kesukaan anak-anak berdasarkan
hasil survei yang telah dilakukan (lampiran 5). Komik dibuat dalam
ukuran kecil (11x 17 cm), berwarna, jenis gambar yang digunakan berupa
gambar kartun, menggunakan jenis font Comic San MS, ukuran font 8-12,
bahasa yang digunakan bahasa baku, singkat, dan jelas, komik dibuat
dengan menggunakan kertas HVS tebal 80 gram (bagian isi), dan cover
komik dibuat dengan kertas art paper 130 gram. Gambar yang digunakan
dalam komik berasal dari buatan peneliti, menggunakan gambar vector
online, dan gambar-gambar dari internet yang kemudian diproses dengan
menggunakan bantuan software design. Materi yang disampaikan dalam
komik ini mengenai gizi seimbang yang divisualisasikan dalam Tumpeng
Gizi seimbang (TGS). Materi komik tersebut diperoleh dari buku
pegangan gizi seimbang (PKGK & PUSKA, 2011).
Tahap Uji Coba Media
Melakukan uji coba media pada tanggal 21 Maret 2012 yang dilaksanakan
di SDN Sukasari 5 Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota
Tangerang. Pemilihan tempat berdasarkan pada adanya kesamaan
karakteristik siswa dan lingkungan dengan sekolah yang dijadikan sebagai
sasaran penelitian. Uji coba media merupakan tahap yang dilakukan
setelah proses pembuatan media telah selesai. Uji coba media dilakukan
dengan cara memberikan komik yang telah dibuat kepada 40 orang siswa,
kemudian siswa diminta untuk mengeluarkan pendapatnya mengenai
komik tersebut dengan mengisi pertanyaan pada kuesioner (pilihan
berganda) yang telah disediakan (lampiran 6). Hasil uji coba media
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan penilaian positif
dan menyatakan tertarik dengan komik yang diberikan (lampiran 7).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tahap ketiga, peneliti dibantu oleh dua rekan mahasiswa prodi gizi 2008
melakukan post-test pada tanggal 27 April 2012 untuk mengetahui ada
tidaknya perubahan pengetahuan gizi pada kelompok perlakuan setelah
diberikan intervensi menggunakan komik dan buku serta pada kelompok
kontrol yang tidak diberikan perlakuan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
49 Universitas Indonesia
5. 2 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan pengetahuan siswa
mengenai pesan gizi seimbang yang divisualisasikan dalam Tumpeng Gizi
Seimbang (TGS).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan diketahui bahwa rata-
rata skor pengetahuan total pada kelompok perlakuan komik sebelum intervensi
adalah 47.0 dengan standar deviasi sebesar 14.1. Nilai minimum dan maksimum
pada kelompok komik adalah 20 dan 72. Sementara itu, rata-rata skor
pengetahuan total setelah diberikan intervensi adalah 71.7 dengan standar deviasi
sebesar 10.8. Nilai minimum dan maksimum pada kelompok komik adalah 48 dan
100.
Pada kelompok perlakuan buku rata-rata skor pengetahuan total sebelum
intervensi adalah 47.3 dengan standar deviasi sebesar 10.2. Nilai minimum dan
maksimum pada kelompok buku adalah 32 dan 68. Sementara itu, rata-rata skor
pengetahuan total setelah diberikan intervensi adalah 58.3 dengan standar deviasi
sebesar 12.8. Nilai minimum dan maksimum pada kelompok buku adalah 40 dan
84.
Sementara itu, rata-rata skor pengetahuan total pada kelompok kontrol saat
pre-test adalah 46.1 dengan standar deviasi sebesar 11.0. Nilai minimum dan
maksimum pada kelompok kontrol adalah 20 dan 64. Rata-rata skor pengetahuan
total saat post-test adalah 47.6 dengan standar deviasi sebesar 10.7. Nilai
minimum dan maksimum pada kelompok kontrol adalah 32 dan 68.
Universitas Indonesia
5. 3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahuai perbedaan rata-rata skor
pengetahuan pada saat pre-test dan post-test, baik pada kelompok perlakuan
komik, kelompok perlakuan buku, dan kelompok kontrol.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hasil yang diperoleh pada saat post-test menunjukkan bahwa rata-rata skor
pengetahuan total pada kelompok komik sebesar 71.7 dengan standar deviasi
sebesar 10.8. Pada kelompok buku rata-rata skor pengetahuan total sebesar 58.3
dengan standar deviasi sebesar 12.8 sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata
skor pengetahuan total sebesar 47.6 dengan standar deviasi sebesar 10.7.
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar 0.0005, hal ini
menunjukkan bahwa pada alpha 5% dapat disimpulkan jika terdapat perbedaan
rata-rata skor pengetahuan total diantara ketiga kelompok. Analisis lebih lanjut
membuktikan bahwa terdapat perbedaan baik pada kelompok komik dengan
kelompok buku, kelompok komik dengan kelompok kontrol, dan kelompok buku
dengan kelompok kontrol (tabel 5.9).
Mean + SD P Value n
Variabel Skor (perbedaan antar pengukuran)
Pengetahuan total tentang
pesan gizi seimbang
Komik 24.7 + 16.6 0.000* 24
Buku 11.0 + 11.1 24
Kontrol 1.5 + 11.5 27
Pengetahuan tentang tumpeng
gizi seimbang
Komik 60.4 + 36.1 0.000* 24
Buku 16.7 + 48.2 24
Kontrol 14.8 + 30.4 27
Pengetahuan tentang makan
makanan beragam
Komik 24.2 + 21.4 0.000* 24
Buku 13.3 + 16.5 24
Kontrol 1.2 + 14.5 27
Pengetahuan tentang
pentingnya memantau berat
badan
Komik 19.5 + 33.9 0.031* 24
Buku 9.7 + 30.3 24
Kontrol 3.7 + 28.2 27
Pengetahuan tentang pola
hidup bersih
Komik 00.0 + 29.5 0.701 24
Buku 4.2 + 35.9 24
Kontrol 3.7 + 33.8 27
Pengetahuan tentang aktivitas
fisik
Komik 16.7 + 31.1 0.082 24
Buku 2.8 + 31.0 24
Kontrol 1.2 + 25.3 27
*terdapat perbedaan signifikan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
60 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hasil pre-test yang ditunjukkan oleh kelompok komik dan buku tidak jauh
berbeda dengan hasil yang diperoleh oleh kelompok kontrol. Rata-rata skor
pengetahuan yang diperoleh oleh kelompok kontrol, yaitu sebesar 14.8 mengenai
pengetahuan tumpeng gizi seimbang, 41.9 mengenai pengetahuan tentang makan
makanan beragam, 70.4 mengenai pengetahuan tentang pentingnya memantau
berat badan, 92.6 mengenai pengetahuan tentang pola hidup bersih, dan 49.4
mengenai pengetahuan tentang aktivitas fisik. Secara keseluruhan pengetahuan
siswa masih tergolong rendah, yaitu 47.3 dengan standar deviasi, nilai minimum,
dan maksimum sebesar 11.0, 20, dan 64. Sementara itu, skor yang paling banyak
diperoleh oleh siswa pada kelompok kontrol sebesar 36.
Berdasarkan hasil analisis skor pre-test pengetahuan total pada ketiga
kelompok diperoleh hasil sebagai berikut : (47.0 + 14.1) pada kelompok komik,
(47.3 + 10.2) pada kelompok buku, dan (46.1 + 11.0) pada kelompok kontrol.
Hasil tersebut memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata skor
pengetahuan yang signifikan pada setiap aspek pengetahuan pesan gizi seimbang
yang ditanyakan diantara ketiga kelompok pada saat pre-test. Selain itu, dapat
dilihat bahwa skor pengetahuan yang paling banyak diperoleh oleh siswa dalam
ketiga kelompok tersebut adalah 36 poin. Analisis tersebut menunjukkan bahwa
ketiga kelompok yang dibandingkan dalam penelitian ini memiliki rata-rata skor
pengetahuan awal mengenai pesan gizi seimbang yang tidak berbeda.
Hasil penelitian yang dilakukan di SDN Sukasari 4 ini sejalan dengan
beberapa penelitian mengenai pengetahuan anak tentang gizi seimbang yang telah
dilakukan, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Salah satu penelitian yang
dilakukan di Indonesia adalah penelitian yang dilakukan oleh Woda (2009) pada
siswa kelas 4 dan 5 di SD Mardi Yuana Depok yang menunjukkan bahwa rata-
rata skor pengetahuan gizi siswa di sekolah tersebut sebelum dilakukan intervensi
(pre-test) adalah sebesar (31.69 + 4.724). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengetahuan gizi anak usia sekolah masih berada dalam kategori rendah.
Serupa dengan beberapa penelitian yang dilakukan di luar negeri seperti
penelitian yang dilakukan oleh Kostanjevec, Jerman, dan Koch (2011)
menyatakan jika rata-rata pengetahuan gizi 524 anak usia sekolah di Slovenia
sebesar (14.6 + 3.4). Rata-rata pengetahuan gizi pada 237 anak sekolah dasar di
Universitas Indonesia
Malaysia sebesar (48.3±13.2) pada saat pre-test (Talib et al., 2007). Serupa
dengan penelitian yang dilakukan oleh Eboh & Boye (2006) bahwa rata-rata
pengetahuan gizi 102 anak usia sekolah di Nigeria sebesar (10.8 + 2.7) dan di
Cina rata-rata pengetahuan 2575 anak mengenai gizi seimbang sebesar 49.2 poin
(Shi-Chang et al., 2004). Hal tersebut memperlihatkan bahwa di beberapa negara
pengetahuan anak sekolah dasar mengenai gizi seimbang masih tergolong rendah.
Rendahnya pengetahuan siswa pada saat pre-test yang terjadi di beberapa
negara, terutama di Indonesia dan khsusnya di SDN Sukasari 4 Tangerang ini
(baik pada kelompok perlakuan komik, kelompok perlakuan buku, maupun
kelompok kontrol) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang
menyebabkan masih rendahnya pengetahuan siswa mengenai pesan gizi seimbang
adalah kurangnya sosialisasi dan pengetahuan mengenai gizi seimbang. Hal
serupa dinyatakan oleh Soekirman (2011) bahwa pada tahun 2003 dan 2005
Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan buku mengenai pedoman gizi
seimbang namun kurangnya sosialisasi dan publikasi mengenai hal tersebut
membuat masyarakat kurang mengenal pedoman gizi seimbang.
Di Indonesia sendiri pada dasarnya menurut Soekirman (2000) belum ada
kurikulum pendidikan dasar yang mengajarkan ilmu gizi secara profesional, hal
ini menyebabkan anak Indonesia belum memiliki sifat kritis dan hati-hati dalam
soal makan (Nuryati, 2010). Upaya pemberlakuan sadar gizi di Indonesia dimulai
sejak tahun 1950-an melalui konsep “empat sehat lima sempurna”. Menurut
Yayasan Institut Danone & Nakita (2010) konsep tersebut dikenal dan telah
melekat dalam masyarakat, namun pola konsumsi masyarakat Indonesia yang
tidak seimbang memunculkan berbagai masalah baik gizi kurang maupun gizi
lebih. Oleh karena itu, dibuatlah pedoman gizi seimbang yang menekankan pada
empat pesan utama untuk menggantikan konsep “empat sehat lima sempurna”.
Program pendidikan gizi yang diberlakukan di Indonesia berbeda dengan
program pendidikan gizi anak yang telah diberlakukan dan diterapkan di negara
maju. Beberapa program yang telah diberlakukan di negara maju diantaranya
meliputi School Lunch Program, School Breakfast Program, Child and Adult
Care Food Program, Summer Food Service Program, dan sebagainya. Kegiatan
tersebut dilakukan untuk menyediakan makanan yang bergizi bagi anak sekaligus
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
dilontarkan oleh Indriana (2011) bahwa komik sebagai media grafis memiliki
beberapa keunggulan, antara lain mampu menarik perhatian, memperjelas
penyampaian ide, dan mengilustrasikan informasi sehingga mudah diingat.
Menurut Trimo (1997) ada beberapa kelebihan penggunaan komik, yaitu mampu
menambah perbendaharaan kata pembacanya, mempermudah merumuskan hal-hal
abstrak, dan mengembangkan minat baca anak (Lestari, Putri, & Yuniarti, 2009).
Komik memiliki berbagai unsur menarik sehingga mampu diterima dan
disukai oleh banyak orang, terutama oleh anak-anak. Menurut McCloud (1993),
Duncan & Smith (2009) dan Maharsi (2010) mengatakan jika komik terdiri dari
unsur-unsur, yaitu cerita, gambar, panel (ruangan yang membatasi adegan cerita
yang satu dengan yang lain), tampilan gambar, ukuran gambar (Close up, Extreme
Close Up, Medium Shot, Long Shot, dan Extreme Long Shot), warna,
pencahayaan, parit (jarak antar panel), angle, pergerakan gambar dalam cerita,
visualisasi suara (efek yang diberikan pada visualisasi kata atau uraian kata yang
diucapkan oleh karakternya), balon kata, dan teknik menggambar. Hal ini yang
membuat komik terlihat lebih menarik dan memiliki nilai tambah dibandingkan
media lainnya sehingga mudah diterima dan disukai oleh anak-anak.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
perolehan rata-rata skor pada kelompok komik (71.7) namun perolehan skor yang
didapat kelompok buku masih berada di atas kelompok kontrol (47.6).
Penggunaan buku terbukti mampu meningkatkan pengetahuan anak
mengenai gizi seimbang meskipun peningkatan yang terjadi tidak sebanyak yang
dialami oleh kelompok komik. Sejalan dengan survei pendahuluan yang telah
dilakukan pada 158 siswa kelas V SDN Sukasari 4 dan 5 Kota Tangerang,
sebanyak 83% anak lebih memilih komik dibandingkan dengan buku sebagai
media pembelajaran gizi seimbang. Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan
di lapangan dapat ditarik kesimpulan bahwa anak-anak memiliki kecenderungan
yang lebih tinggi untuk memilih media pembelajaran yang tidak hanya mampu
memberikan informasi akan tetapi juga mampu menarik perhatian dan
memberikan hiburan pada mereka.
Dalam memilih dan menentukan media yang digunakan dalam penelitian
ini, ada beberapa faktor yang diperhatikan. Menurut Indriana (2011) beberapa
faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu kesesuaian dengan
tujuan yang terdapat dalam mata pelajaran (baik secara umum maupun khusus),
kesesuaian dengan materi yang ingin disampaikan dan tingkat kedalaman yang
ingin diperoleh dalam proses pembelajaran, kesesuaian dengan fasilitas
pendukung, kondisi, dan waktu agar media pembelajaran dapat digunakan secara
efektif dan efisien, kesesuaian dengan kondisi dan karakteristik siswa, kesesuaian
dengan gaya belajar siswa, dan kesesuaian dengan teori yang digunakan. Hal
tersebut perlu diperhatikan agar media yang digunakan mampu memberikan hasil
yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan anak.
Buku yang dipilih dan digunakan dalam penelitian ini adalah buku
pegangan gizi seimbang yang diterbitkan oleh PKGK dengan PUSKA tahun 2011.
Buku merupakan media yang paling sering digunakan dalam proses belajar
mengajar, selain itu buku juga mampu menampilkan banyak informasi yang
dibutuhkan mengenai suatu hal yang ingin diketahui dan diperoleh. Menurut
Diknas (2004) buku diartikan sebagai bahan ajar yang berisi suatu ilmu
pengetahuan yang berdasarkan pada analisis kurikulum berupa bentuk tulisan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa buku terbukti efektif digunakan untuk
menambah dan meningkatkan pengetahuan siswa, meskipun demikian buku yang
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
sebesar 3.8 poin. Hasil penelitian tersebut menunjukkan jika kelompok kontrol
memiliki peningkatan pengetahuan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan
kelompok perlakuan.
Pengetahuan yang dimiliki oleh setiap orang mengenai sesuatu termasuk
pengetahuan gizi pada dasarnya memiliki tingkatan yang berbeda, hal ini dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan atau faktor eksternal pada seseorang. Menurut
Notoatmodjo (2010) ada enam tingkat pengetahuan, yaitu tahu, memahami,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Tingkatan pertama dari pengetahuan adalah “tahu” yang artinya dapat
mengingat kembali materi yang telah dipelajari atau didapatkan sebelumnya. Pada
kelompok kontrol sebagian besar anak belum mengetahui mengenai pesan gizi
seimbang yang divisualisasikan dalam tumpeng gizi seimbang hal ini terlihat pada
jumlah siswa yang mampu menjawab dengan benar pertanyaan yang diberikan
(tabel 5.4) dan hasil rata-rata skor yang diperoleh baik pengetahuan total maupun
pengetahuan per-aspek gizi (tabel 5.7). Pada penelitian ini kelompok kontrol tidak
memperoleh pendidikan gizi sehingga terlihat bahwa peningkatan pengetahuan
mengenai gizi seimbang yang terjadi pada kelompok kontrol tidak signifikan.
Tingkatan kedua dari pengetahuan adalah “memahami” yang dapat
diartikan sebagai kemampuan untuk menginterpretasikan sesuatu secara benar dan
mampu menjelaskan objek yang diketahuinya. Pada kelompok kontrol mereka
tidak mengetahui pesan gizi seimbang dengan baik jika dibandingkan dengan
kelompok komik dan kelompok buku yang memperoleh pendidikan gizi dengan
menggunakan media pembelajaran gizi seimbang, hal tersebut dapat dilihat pada
(tabel 5.5-5.7) mengenai perbedaan rata-rata skor pengetahuan pada ketiga
kelompok tersebut. Rendahnya pengetahuan pada kelompok kontrol membuat
mereka sulit untuk memahami empat pesan gizi seimbang yang telah dibentuk di
Indonesia sejak tahun 2010 ini. Jika pemahaman siswa mengenai gizi seimbang
masih tergolong dalam kategori rendah maka sulit bagi para siswa untuk
mengaplikasikan pesan gizi seimbang tersebut ke dalam kehidupannya sehari-
hari.
Guna meningkatkan pengetahuan siswa mengenai pesan gizi seimbang
perlu dilakukan pendidikan gizi dimulai dari bangku sekolah dasar agar setiap
Universitas Indonesia
anak memiliki pengetahuan yang baik mengenai gizi sehingga mampu memahami
pesan yang disampaikan dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Hal ini dapat membantu mereka untuk memilih makanan yang
tepat untuk mereka konsumsi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
22.2%. Berdasarkan data tersebut diperoleh indeks kesukaran pada pertanyaan ini
sebesar 0.57 dan termasuk dalam kategori tingkat kesukaran soal sedang.
Peningkatan persentase siswa yang mampu menjawab dengan benar dalam
kelompok komik (66.7%) menunjukkan bahwa pesan yang disampaikan dalam
komik disajikan dengan lebih menarik sehingga seluruh siswa dalam kelompok
tersebut mampu menjawab dengan benar. Serupa dengan pernyataan yang
disampaikan oleh Rodgers & Thorton (2005) dalam Supardi (2009) bahwa media
yang digunakan dalam proses belajar hendaknya mampu menarik minat dan
perhatian siswa.
Analisis lebih lanjut yang dilakukan pada kelompok buku menunjukkan
bahwa siswa yang tidak mampu menjawab pertanyaan dengan benar sebagian
besar (20.8%) siswa menjawab bahwa pesan yang terdapat dalam TGS adalah
membiasakan sarapan sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar siswa
(40.7%) siswa menjawab bahwa pesan yang terdapat dalam TGS adalah
menghindari konsumsi alkohol. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerimaan
siswa mengenai pesan dalam TGS belum sepenuhnya dipahami oleh kelompok
buku dan kontrol.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Analisis lebih lanjut terhadap siswa yang tidak mampu menjawab pertanyaan
dengan benar diketahui bahwa sebagian besar siswa (20.8%) pada kelompok
komik menjawab sumber zat pembangun adalah buah-buahan. Sebagian besar
siswa (37.5%) pada kelompok buku menjawab sumber zat pembangun adalah
makanan pokok sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar siswa (33.3%)
menjawab bahwa sumber zat pembangun adalah sayur mayur. Berdasarkan hasil
tersebut terlihat bahwa terdapat perbedaan jawaban dari ketiga kelompok tersebut.
Pada kelompok komik dan kontrol sebagian siswa belum mengetahui jika buah-
buahan dan sayur mayur merupakan sumber zat pengatur, sementara pada
kelompok buku sebagian siswa belum mengetahui jika makanan pokok
merupakan sumber energi utama.
Universitas Indonesia
memiliki tingkat kesukaran sedang. Pada kelompok kontrol juga terlihat bahwa
tidak seorang pun siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pesan mengenai bahan makanan yang
setara dengan segelas susu, baik yang disampaikan dengan menggunakan media
komik dan buku menunjukkan adanya peningkatan setelah dilakukan intervensi.
Berdasarkan analisis terhadap media yang digunakan terlihat bahwa kedua media
tersebut menyajikan pesan ini dalam bentuk gambar dan tulisan. Penyajian dengan
menggunakan gambar beserta tulisan terbukti lebih efektif jika dibandingkan
dengan tulisan ataupun gambar saja, hal tersebut juga terlihat pada perubahan
persentase siswa pada pengetahuan yang telah dibahas sebelumnya.
Analisis lebih lanjut pada kelompok kontrol menunjukkan jika sebanyak
22.2% siswa menjawab bahwa segelas susu dapat digantikan dengan 1 potong
tahu, 48.1% siswa menjawab jika dapat digantikan dengan 2 butir telur, dan
29.7% siswa menjawab 2 potong tempe. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
pengetahuan siswa pada kelompok kontrol perlu dilakukan pendidikan gizi seperti
yang dilakukan pada kelompok komik dan buku.
Universitas Indonesia
Analisis pada jawaban siswa yang tidak mampu menjawab dengan benar pada
kelompok komik diketahui bahwa sebagian besar siswa (25%) menjawab telur
sebagai sumber karbohidrat dan sebagian besar siswa (44.4%) dalam kelompok
kontrol menjawab kedelai sebagai sumber karbohidrat. Pemilihan jawaban yang
tidak tepat pada kelompok komik dapat disebabkan karena penggunaan gambar
yang kurang dipahami oleh siswa.
Gambar mengenai bahan makanan sumber karbohidrat dalam komik ada
kemungkinan kurang dimengerti dengan baik oleh siswa, contohnya penggunaan
gambar kentang yang hampir menyerupai gambar telur. Hal tersebut dapat
mempengaruhi informasi atau pesan yang diterima oleh siswa sehingga sebagian
siswa yang salah menjawab pertanyaan ini memilih telur sebagai pilihan yang
tepat. Oleh karena itu, perlu diberikan penjelasan mengenai gambar dalam komik
agar lebih mudah dimengerti oleh siswa.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah
dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perolehan rata-rata skor pengetahuan gizi pada kelompok komik
yang lebih tinggi saat post-test, yaitu sebesar 71.7 poin dibandingkan
dengan perolehan rata-rata skor pengetahuan gizi saat pre-test, yaitu
sebesar 47.0 poin. Berdasarkan data tersebut terlihat adanya peningkatan
rata-rata skor yang signifikan secara statistik dari hasil pre-test dan post-
test, yaitu sebesar 24.7 poin.
2. Terdapat perolehan rata-rata skor pengetahuan gizi yang lebih tinggi saat
post-test pada kelompok perlakuan komik, yaitu sebesar 71.7 poin
dibandingkan dengan perolehan rata-rata skor pengetahuan gizi pada
kelompok perlakuan buku, yaitu sebesar 58.3 poin. Berdasarkan data
tersebut terlihat adanya perbedaan rata-rata skor yang signifikan secara
statistik diantara kedua kelompok, yaitu sebesar 13.4 poin.
3. Terdapat perolehan rata-rata skor pengetahuan gizi yang lebih tinggi saat
post-test pada kelompok perlakuan komik, yaitu sebesar 71.7 poin
dibandingkan dengan perolehan rata-rata skor pengetahuan gizi pada
kelompok kontrol, yaitu sebesar 47.6 poin. Berdasarkan data tersebut
terlihat adanya perbedaan rata-rata skor yang signifikan secara statistik
diantara kedua kelompok, yaitu sebesar 24.1 poin.
92 Universitas Indonesia
7.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan pada kesimpulan di atas
adalah sebagai berikut :
7.2.1 Bagi Siswa
Penelitian ini menunjukkan bahwa komik efektif dalam meningkatkan
pengetahuan anak mengenai gizi seimbang sehingga diharapkan komik ini
mampu diterima sebagai salah satu media baru dalam proses pembelajaran
gizi seimbang oleh siswa sekolah dasar.
7.2.2 Bagi Pengajar
Perlu diadakan pengembangan dan pembaharuan terkait media yang
digunakan dalam proses pembelajaran gizi sehingga pesan yang
disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa, hal ini dilakukan
untuk menumbuhkan minat baca dan ketertarikan siswa mengenai gizi
seimbang. Pengembangan media pembelajaran hendaknya disesuaikan
dengan minat dan karakteristik siswa agar media yang dihasilkan bisa
digunakan secara efektif.
7.2.3 Bagi Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komik mampu meningkatkan
pengetahuan siswa mengenai pesan gizi seimbang. Oleh karena itu,
disarankan agar komik gizi seimbang ini dapat diaplikasikan sebagai suatu
media baru dalam proses pembelajaran mengenai gizi seimbang sehingga
terdapat media pembelajaran yang tidak hanya memberikan informasi
mengenai gizi tetapi juga mampu memberikan hiburan pada siswa. Hal ini
dilakukan agar mampu meningkatkan minat siswa untuk membaca dan
memahami gizi seimbang dengan lebih baik lagi.
7.2.4 Bagi Penelitian
Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut terkait media pembelajaran gizi.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada
masing-masing media pendidikan gizi yang digunakan.
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa kekurangan sehingga ada hal-hal
yang harus diperhatikan bagi penelitian selanjutnya mengenai komik, yaitu
komik sebagai media grafis sangat ditentukan oleh kemampuan atau
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Abbatt, F.R. (1992). Teaching for better learning : a guide for teacher of primary
health care staff (2nd ed.). Geneva : World Health Organization.
Alkosim, Harahap, B.H., & Arita, S.E.D. (2009). Peningkatan kesadaran siswa
sekolah dasar terhadap bahaya dan pencegahan penyakit antraks melalui
komik (PKM). Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Januari 30, 2012. http://www.respiratory.ip.ac.id.
Almatsier, S., Soetardjo, S., & Soekarti, M. (2011). Gizi seimbang dalam daur
kehidupan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Anderson AS, Cox DN, McKellar S, Reynolds J, Lean ME, & Mela DJ. (1998).
Take Five, a nutrition education intervention to increase fruit and vegetable
intakes: impact on attitudes towards dietary change. US National Library of
Medicine National Institutes of Health, 80(2): 133-40. Februari 3, 2012.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9828754.
Anonymous, Briggs, Marilyn, SeAnne, & Beall. (2003). Position of the american
dietetic association, society for nutrition education, and american school food
service association-nutrition services: an essential component of
comprehensive school health programs. Journal of the American Dietetic
Association, 103 : 505-514. Februari 3, 2012. ProQuest Information and
Learning Company.
Ariawan, I. (1998). Besar dan Metode Sampel pada Penelitian kesehatan. Depok :
Jurusan Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia.
95 Universitas Indonesia
Behrman, R.E., Kliengman R.M., & Jenson H.B. (2004). Nelson Textbook of
Pediatric (17th ed). Philadelphia : WB Saunders Elsevier.
Brown, J.E. (2005). Nutrition throught the life cycle (2nd ed.). Wadsworth :
Thomson Learning.
Cameron, M. (1983). Manual on feeding infants and young chidren (3rd ed). New
York : Oxford University Press.
Deeds, S.G. (1992). The health education specialist : self study for professional
competence. California : Loose Canon Publications.
Departemen Kesehatan R.I. (2006). Modul dan materi promosi kesehatan untuk
politeknik/ D3 kesehatan. Jakarta : Depkes RI.
Universitas Indonesia
Dignan, M.B., & Carr. P.A. (1992). Program planning for health education and
promotion (2nd ed.). USA : Library of Congress Cataloging in Publication
Data.
Duncan, R. & Smith, M. J. (2009). The power of comic : history, from and
culture. New York, London : Continuum.
Eboh, L.O & Boye, T.E. (2006). Nutrition knowledge and food choice of primary
school pupils in the niger–delta region Nigeria. Pakistan Journal of Nutrition,
5 (4) : 308-311. Maret 15, 2012. http://www.pjbs.org/pjnonline/fin472.pdf.
Gilbert, G.G., Sawyer, R.G., & McNeil, E.B. (2011). Health education : creating
strategies for school and community health. USA : Jones and Barlett
Publishers.
Graeff, J.A., Elder, J.P., & Booth, E.M. (1993). Communication for health and
behavior change. San Francisco : Jossey-Bass Publishers.
Green, L.W., Kreuter, H.W., Deeds, S.G., & Patridge, K.B. (1980). Health
Education Planning : A Diagnostic Approach (1st ed.). California : Mayfield.
Gunarsa, S.D. (2006). Dasar dan teori perkembangan anak (edisi 8). Jakarta :
BPK Gunung Mulia.
Gunarsa, S.D., & Gunarsa, Y.S.D. (1991). Psikologi praktis : anak, remaja, dan
keluarga. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Universitas Indonesia
Hanes,S., Vermeersch, J., & Gale, S. (1984). The national evaluation of school
nutrition program : program impact on dietary intake. The American Journal
of Clinical Nutrition, 40 : 390-413. Februari 3, 2012. http://www.ajcn.org.
Lestari, S. Putri, S, & Yuniarti. (2009). Media komik. Bandung : Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Penddikan Indonesia. Februari 20, 2012.
htpp://www.file.upi.edu.
McCloud, S. (1993). Understanding comic : the invisible art. USA : Kitchen Sink
Press. Januari 25, 2012. http://www.scrib.com.
Universitas Indonesia
Mustakim. (2010). Hubungan status gizi, asupan gizi, dan aktivitas fisik dengan
kebugaran pada siswa/siswi sekolah menengah atas (SMA) terpilih di
kabupaten sragen jawa tengah tahun 2010 (skripsi). Depok : Fakultas
Kesehatan Masyarakat, universitas Indonesia.
Nasir, A., Muhith, A., & Ideputri, M.E. (2011). Buku ajar metodologi penelitian
pendidikan kesehatan : Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Tesis untuk
Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta : Muha Medika.
Purwanti, R. (2010). Hubungan pengetahuan gizi ibu dan frekuensi sarapan pagi
dengan status gizi murid sekolah dasar negeri 01 sukodadi kangkung Kendal
(tesis). Semarang : Universitas Muhammadiyah Semarang. Februari 2, 2012.
http://www.digilib.unimus.ac.id.
Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan & Pusat Penelitian Keluarga Sejahtera. (2011).
Gizi seimbang buku pegangan peserta didik. Depok : Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia
Saloso, I. (2011). Pengaruh media audio (lagu anak-anak) dan media visual
(kartu bergambar) terhadap pengetahuan gizi (PUGS dan PHBS) serta
tingkat penerimaan pada anak usia sekolah dasar negeri di kota bogor
(skripsi). Bogor : Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.
Soekirman. (2011). Taking the Indonesian nutrition history to leap into betterment
of the future generation: development of the Indonesian Nutrition Guidelines.
Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition, 3 : 447-451. Januari 28, 2012.
http://www.danonenutrindo.org/media/file/13_Indonesia.pdf.
Sudjana, N.,& Rivai, A., (1999). Media pengajaran. Bandung: C.V. Sinar Baru.
Suhardjo. (1996). Berbagai cara pendidikan gizi. Jakarta : Bumi Aksara dan Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB.
Universitas Indonesia
Talib, A. et. Al. (2007). The effectiveness of nutrition education programme for
primary scholl children. Malaysia Journal of Nutrition, 13 (1). pp.45-54.
Maret 15, 2012.
http://nutriweb.org.my/publications/mjn0013_1/mjn13n1_art5.php.
Thomas, C., Parsons, C., & Stears, D. (1998). Implementing the european network
of health promoting schools in bulgaria, the czech republic, lithuania and
poland : vision and reality (vol.13). Oxford University Press. Februari 19,
2012. http://www.bvsde.paho.org.
U.S. Department Of Health And Human Service. (1996). Guidelines for school
health programs to promote lifelong healthy eating (vol. 45) . Centres For
Disease Control And Prevention, Morbidity And Mortality Weekly Report.
Januari 29, 2012. http://www.cdc.gov.
Woda, R.R. (2009). Hubungan pelatihan dengan menggunakan buku saku tentang
pedoman umum gizi seimbang (PUGS) dengan pengetahuan, sikap, dan
praktek gizi seimbang kelas 4 dan 5 sekolah dasar mardi yuana depok,
Jakarta barat (tesis). Depok : Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia
Yayasan Institut Danone & Nakita. (2010). Sehat & bugar berkat gizi seimbang.
Jakarta : Kompas Gramedia.
Universitas Indonesia
Petunjuk : Isilah data di bawah ini pada kolom jawaban yang tersedia dan lingkari jawaban
yang diberi tanda (*) pada salah satu jawaban yang sesuai.
1. DATA UMUM
Nama sekolah
Alamat sekolah
No. telepon sekolah
Tanggal kunjungan
2. DATA SEKOLAH
Provinsi
Kota/Kabupaten
Kecamatan
Tahun berdiri sekolah
Nama kepala sekolah
Status sekolah
Nama kepala sekolah
(L/P)*
Status sekolah (Negeri/Swasta)*
Akreditasi sekolah A/B/C/Belum Terakreditasi
Jumlah tenaga Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap
pengajar sesuai tingkat (Orang) (Orang)
pendidikan :
- S2
- S1/D4
- D3
- D2
- D1
- SMA/MAN/SMK
Jumlah seluruh kelas Kelas
- Tahun 2011
a. Semester 1
b. Semester 2
Nilai UAN tahun :
- 2010
- 2011
Fasilitas sekolah :
- Perpustakaan
- Lab. komputer
- Unit Kesehatan
Sekolah
- Kantin sekolah
- Lainnya…..
Waktu pelaksanaan :
Sasaran : (Guru/Siswa/Seluruh
anggota sekolah)*
KUESIONER SISWA
Petunjuk : Isilah data di bawah ini pada kolom jawaban yang tersedia
Nama
lengkap
Jenis Kelamin Laki-laki/Perempuan (lingkari jawaban yang sesuai)
Tempat
Tanggal lahir
Umur Tahun
Agama
Nama sekolah
Alamat
rumah
No. Telepon
Pernah Ya / Tidak (lingkari jawaban yang sesuai)
Mendapatkan
informasi
mengenai gizi
Pengetahuan (Boleh memilih lebih dari satu jawaban)
gizi diperoleh 1. Sekolah
dari : 2. Keluarga
3. Teman
4. Media massa, sebutkan……………
Pekerjaan 1. Ayah……………………….
orang tua
2. Ibu …………………………
Pendidikan 1. Ayah……………………….
orang tua
2. Ibu……………………….....
NAMA :
SEKOLAH :
TANGGAL :
TEST :
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada
jawaban yang kamu anggap benar. Bacalah dengan teliti sebelum menjawab soal.
15. Vitamin yang banyak terdapat dalam buah pisang dan pepaya adalah ?
a. Vitamin A
b. Vitamin B
c. Vitamin C
d. Vitamin D
21. Berikut ini yang bukan merupakan penyebab berat badan berlebih atau
kegemukan adalah ?
a. Kurang aktivitas fisik
b. Makan berlebihan
c. Olahraga teratur
d. Terlalu banyak makan makanan berlemak
25. Berapa minimal waktu yang diperlukan untuk setiap kali berolahraga ?
a. 15 menit
b. 20 menit
c. 25 menit
d. 30 menit
Nama :
Kelas :
Usia :
Petunjuk
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (X)!
3. Jenis komik apa yang paling sering kamu baca ? (boleh memilih lebih
dari satu jawaban)
a. Komik buku d. Komik online di internet
b. Komik majalah e. Kartun atau karikatur
c. Komik cerita pendek f. Lainnya, sebutkan………
a. 3 b. 4 c. 5 d. 6
9. Tokoh kartun yang kamu sukai ? (boleh memilih lebih dari satu
jawaban)
a. Kartun anak-anak (Anak Sekolah)
b. Kartun 119isney (Mickey mouse, Donald Duck, dll)
c. Kartun jepang (Doraemon, Naruto, Tsubasa, dll)
d. Lainnya,sebutkan ………………
10. Menurutmu, gambar dan tulisan pada komik yang baik seperti apa ?
a. Komik dengan gambar yang besar dan sedikit tulisan
b. Komik dengan gambar yang kecil dan banyak tulisan
c. Komik dengan gambar yang besar dan banyak tulisan
d. Komik dengan gambar yang kecil dan sedikit tulisan
13. Menurutmu ukuran tulisan yang sesuai untuk komik seperti apa ?
a. Ukuran tulisan (8) c. Ukuran tulisan (12)
b. Ukuran tulisan (10) d. Ukuran tulisan (14)
15. Menurutmu penyampaian pesan yang baik dalam komik seperti apa?
a. Pesan disampaikan dengan bahasa baku secara panjang, rinci, dan
jelas
b. Pesan disampaikan dengan bahasa baku secara singkat dan jelas
c. Pesan disampaikan dengan bahasa percakapan sehari-hari secara
panjang, rinci, dan jelas
d. Pesan disampaikan dengan bahasa percakapan sehari-hari secara
singkat dan jelas.
tidak senang
19% 23% tidak terlalu
18% tidak terlalu senang menarik
cukup senang 32% cukup menarik
11%
senang
48% senang sekali 38% menarik
sangat menarik
bahasa baku,
panjang, rinci,jelas
10% 10% 19% 22%
ukuran 8 bahasa baku,
6% singkat, jelas
ukuran 10
ukuran 12 bahasa pergaulan,
panjang,rinci,jelas
ukuran 14 53%
80% bahasa pergaulan,
singkat, jelas
Warna Komik
warna cerah
19% 23%
warna gelap
6% warna-warni
hitam putih
52%
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Petunjuk
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x)!
10. Bagaimana kesanmu terhadap cara penyampaian pesan dalam komik ini?
a. Sangat menarik d. Tidak terlalu menarik
b. Menarik e. Tidak menarik
c. Cukup menarik
11. Bagian mana yang paling kamu senangi dalam komik ini?
a. Bentuk komik d. Gambar dalam komik
b. Pesan dalam komik e. Warna dalam komik
c. Tulisan dalam komik
12. Menurutmu apakah pesan yang disampaikan dalam komik ini memberikan
manfaat ?
a. Ya b. Tidak
13. Setelah membaca komik ini, maukah kamu menerapkan pesan yang
disampaikan dalam kehidupan sehari-hari?
a. Ya b. Tidak
Saran Komentar
Lampiran Komik
Lampiran Surat