Usulan Penelitian
Disusun oleh :
Nim : 4008230027
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia berbeda salah satu kelompok manusia yang rentan terhadap gizi
adalah balita.
Balita adalah kelompok anak usia 0-59 bulan. Pada masa ini anak
memerlukan asupan zat gizi seimbang baik dari segi jumlah, maupun
Perkembangan otak pada masa balita terjadi sangat cepat dan akan
berhenti saat anak usia tiga tahun sehingga masa balita sering di sebut
masa emas (golden age periode), karena setelah usia tiga tahun hanya
terjadi sel pembentukan neuron baru untuk mengganti sel otak yang
rusak.
perkembangan balita3. Balita yang terkena gizi buruk akan mudah terkena
kebutuhan tubuh terhadap kalori dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari
asupan makanan dengan dampak fisik yang dapat diukur. 3 Status gizi
pada balita di kelompokan menjadi gizi lebih, gizi baik, dan gizi kurang.
Status gizi yang rentan pada balita adalah status gizi kurang. Seorang
SD.
anak gizi baik. Dalam hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian
tingginya jumlah anak wasting di Indonesia, maka kita juga perlu untuk
dunia, dengan lebih dari 760.000 kasus balita gizi buruk. Kejadian Gizi
kurang di Indonesia memiliki persentase jumlah anak dengan status gizi
kurang sebanyak 7,1.% pada tahun 2021 dan menjadi 7,7% pada tahun
2022.4
Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi
dijadikan alasan untuk tidak memenuhi kebutuhan gizi pada anak. Antara
keluarga lain yang mengadakan interaksi dengan status gizi yang berlaku
hampir universal.6
Pengetahuan ibu mengenai gizi adalah apa yang diketahui ibu tentang
Jarak kelahiran anak yang terlalu dekat akan mempengaruhi status gizi
satu anak akan terbagi dengan anak yang lain yang sama-sama
makan yang kaya akan asupan gizi bagi keluarga. Tetapi sebaliknya,
semakin rendah pula mengkonsumsi makanan yang kaya akan gizi bagi
keluarganya. Karena dalam hal ini suatu keluarga hanya akan paspasan
asupan gizi.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti tertarik untuk
gizi balita karena ada keterkaitan dalam mempengaruhi status gizi balita.
dari 462 balita terdapat 46 Balita (9,95%) yang dinyatakan gizi kurang.
tahun 2024.
B. Identifikasi Masalah
desa Ancolmekar”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Ancolmekar.
Ancolmekar
Ancolmekar
Ancolmekar.
desa Ancolmekar.
desa Ancolmekar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
2. Bagi Institusi
E. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup pada penelitian ini di fokus kan pada ibu yang
mempunyi balita usia 1 – 3 tahun karena banyak nya angka kejadian gizi
1. Lokasi
2. Waktu
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
a. Pengertian
Gizi atau nutrisi merupakan zat makanan yang diperlukan tubuh untuk
metabolisme.1
kebutuhan tubuh terhadap kalori dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari
Gizi yang baik adalah makanan yang memenuhi syarat gizi seimbang
perkembangan.1
2. Balita
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai
lebih banyak dengan kualitas yang tinggi. Akan tetapi, balita termasuk
kelompok yang rawan gizi serta mudah menderita kelainan gizi karena
lebih kecil bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih besar
oleh sebab itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil
Usia 3-5 tahun anak menjadi konsumen aktif. Anak sudah mulai
memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini berat badan anak
adalah energi dan protein. Kebutuhan energi sehari untuk tahun pertama
kurang lebih 100-200 kkal/kg berat badan. Energi dalam tubuh diperoleh
terutama dari zat gizi karbohidrat, lemak dan protein. Protein dalam tubuh
mempunyai tiga fungsi, yaitu sebagai sumber lemak esensial, zat pelarut
energi yang diperoleh dari beras, jagung, singkong dan serat makanan.
Vitamin dan mineral pada masa balita sangat diperlukan untuk mengatur
status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung.
penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat, yaitu: 3
digunakan antara lain darah, air seni, feses, hati, dan otot.
dapat dilihat pada jaringan epitel, seperti kulit, mata, dan rambut.
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi
gizi.
cara melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Data yang
2020).3
Ambang
Indeks Kategori Status Gizi
Batas
(Z-Score)
menurut Normal -2 SD sd +3 SD
Umur
(TB/U)
Tinggi > +3 SD
(BB/TB)
overweight)
Umur
(IMT/U)
overweight)
Beberapa masalah gizi yang sering terjadi pada balita, antara lain:
marasmus- kwashiorkor)
c. Gizi buruk Gizi buruk merupakaan keadaan balita akibat
keluarga.
A. Faktor langsung
1. Asupan makanan.
gizi dalam tubuh seperti energi dan protein. Energi dapat diperoleh dari
kandungan bahan makanan seperti karbohidrat, lemak, dan protein.
gizi menurun sampai pada gizi buruk. Hal ini dikarenakan fungsi protein
mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau demam
dapat menderita kurang gizi. Demikian pada anak yang makannya tidak
cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang
2. Penyakit infeksi.
adalah penyakit infeksi. Anak anak dengan gizi buruk daya tahannya
diderita oleh anak dengan gizi buruk adalah diare, dan ISPA.
Ada hubungan yang sangat erat antara infeksi dengan malnutrisi.
penyakit infeksi, dan juga infeksi akan mempengaruhi status gizi dan
mempercepat malnutrisi.
saat sakit.
dijelaskan oleh para ahli. Salah satunya adalah penyakit diare, di Negara
keliru, maka angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh diare
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang
cairan dan mineral, terjadi gangguan gizi karena makanan yang diserap
Ada dua jenis diare yaitu diare akut dan diare kronik. diare akut yaitu
diare yang berlangsung secara mendadak, tanpa gejala gizi kurang dan
atau diare berulang dibagi menjadi beberapa jenis diare yaitu salah
satunya diare persisten adalah diare yang disebabkan oleh infeksi yang
berlangsung lebih dari dua minggu yaitu dengan gejala hilang timbul
Tanda awal dari penyakit diare adalah anak menjadi gelisah dan
tidak, kemudian timbul diare. Tinja akan menjadi cair dan mungkin
tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun
besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak
kering.
diare disebabkan oleh virus yang masuk kedalam tubuh bersama dengan
sel-sel epitel. Sel-sel yang rusak digantikan oleh sel-sel yang baru
sehingga sel yang baru belum matang dan fungsi dari sel belum bagus,
hal ini menyebabkan usus halus mengalami atrofi dan tidak dapat
menyerap cairan dan makanan dengan baik. Cairan dan makanan akan
tidak diserap tadi akan didorong keluar melalui anus dan terjadilah diare.
Diare yang akan mempengaruhi status gizi balita yaitu diare berulang
Rerata frekuensi diare pada balita adalah 1 kali dalam sebulan terakhir
dan rerata durasi diare adalah lebih dari 3kali tanpa disertai dengan darah.
bahwa semakin sering frekuensi diare maka status gizi balita menurut
1. Pendidikan Ibu
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun non
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha
orangtua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara
sehat dan bergizi bagi dirinya dan keluarganya dalam upaya memenuhi
zat gizi yang diperlukan. Perbaikan gizi keluarga adalah pintu gerbang
perbaikan giai masyarakat dan pendiidkna gizi keluarga merupakan kunci
makanan keluarga, oleh karena itu para ibu adalah sasaran utama
kurang.6
bimbingan pada anak yang akan berdampak pada kesehatan dan gizi yang
2. Pekerjaan
makanan anggota keluarga. Ibu yang bekerja tidak memiliki waktu yang
anak dan pengatur konsumsi pangan anggota keluarga dan juga berperan
gizi anak.6
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
Tingkat pengetahuan gizi ibu yang baik dan dilakukan secara terus
yaitu tahu, sikap, dan perilaku itu sendiri. Pengetahuan merupakan hasil
suatu objek tertentu, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum
memungkinkan.1
Kurang gizi murni adalah karena makanan. Ibu harus dapat memberikan
yaitu :
kesejahteraan
2) Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya
gizi.
Pengetahuan gizi ini sangat diperlukan untuk ibu terutama ibu yang
balita tergantung dari konsumsi makanan yang diberikan oleh ibu atau
berikut:
sayuran genjer, daun tauri, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat
besi, vitamin A dan protein, dibeberapa daerah, masih dianggap
masyarakat tertentu selama satt tahap dalam satu siklus hidupnya. Bila
dan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang
diperlukan.
melahirkan, saat ibu sudah merasa nyaman dengan kondisinya maka ibu
membesarkan anaknya.
Jarak kelahiran anak yang terlalu dekat akan mempengaruhi status gizi
satu anak akan terbagi dengan anak yang lain yang sama-sama
sayang. Jika dalam masa tahun ini ibu hamil lagi, makan bukan saja
perhatian ibu pada anak menjadi berkurang akan tetapi ASI yang masih
aktif sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar. Anak yang belum
mutu gizi anak makanan tersebut juga rendah. Sehingga Jarak kelahiran
anak yang terlalu dekat dan jumlah anak yang terlalu banyak akan
anak apalagi yang selalu ribut akan berpengaruh pada ketenangan jiwa
5. Pendapatan Keluarga
mempengaruhi status gizi pada anak. Hal ini dikarenakan jika suatu
gizi pada anak tidaklah mahal, terlebih lagi apabila dibandingkan dengan
harga obat yang harus dibeli ketika berobat di rumah sakit.13 Menurut
Masalah ekonomi yang rendah merupakan salah satu faktor yang sangat
mencukupi dan harga dari bahan makanan yang mahal. Padahal masa
kritis gizi kurang yang dialami anak terjadi pada usia antara 1 sampai 3
tahun.
buruknya pola asuh makan yang pada akhrnya berpengaruh pada status
gizi balita.6
Akibat kurang gizi pada proses tubuh tergantung pada zat-zat gizi apa
a. Pertumbuhan
rontok. Anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah keatas
rata-rata lebih tinggi daripada yang berasal dari sosial ekonomi yang
rendah.
b. Produksi Tenaga
Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seseorang
c. Pertahanan Tubuh
Daya tahan terhadap tekanan dan stress menurun. Sistem imunitas dan
umurnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
diteliti.
langsung.
Independen Dependen
1. Faktor Langsung :
a. Asupan makanan
b. Penyakit Infeksi
Keterangan :
: yang diteliti
B. Hipotesis
atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah
2. Ha2 : Terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi Balita
di desa Ancolmekar.
4. Ha4 : Terdapat hubungan jarak kelahiran anak dengan status gizi Balita
di desa Ancolmekar.
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Variabel Sub Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Operasional
seseorang
bekerja
dalam sehari-
hari.
Variabel Status Gizi Keadaan gizi KIA Buku KIA a.Gizi Baik >-2 Ordinal
Dependen Balita balita yang sampai +2 SD
dikelompoka b.Gizi Kurang<-
n 2 SD sampai
berdasarkan ≥-3 SD
BB/U
D. Rancangan Penelitian
a. Populasi
balita.
b. Sampel
N
n= 2
1+ N (a )
462
n= 2
1+ 462(0 , 1 )
462
n=
1+ 4 , 62
462
n=
5 ,62
4. Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
koefisien korelasi bisereal antara skor butir soal dengan skor total tes,
soal bentuk obyektif dengan skor 0 dan 1). Adapun rumus koefisien
( xi − Xt )
rbis(i)= −¿
St
Keterangan :
rbis(i) = koefisien korelasi bisereal antara skor butir nol i dengan skor
total
Xi = rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal
nomor i
2. Uji Reliabilitas
menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap
asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Dalam penelitian
(KR-20)
( k −1
r 11 =
k
)( V −V∑ pq )
t
Dengan keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
Vt = Varians total
(q = 1- p)
a. Tahap Persiapan
yang berkaitan dengan judul penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
yaitu Faktor-Faktor yang mempengaruhi status gizi balita di wilayah desa
b. Tahap Pelaksanaan
sebagai berikut :
A. Pengolahan Data
1. Editing
Adalah melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan pengisian
2. Coding
diteliti dengan tujuan untuk mempermudah pada saat analisis data dan
mempercepat pada saat entry data. Coding pada penelitian ini dilakukan
pada saat semua jawaban dari setiap pertanyaan telah terkumpul lalu di
berikan pengkodean pada setiap jawaban agar lebih mudah pada saat
a. Pendidikan:
b. Pekerjaan:
c. Pengetahuan:
d. Pendapatan:
1: Tinggi 2: Rendah
3. Entry Data
kode. Pada penelitian ini di lakukan entry data setelah semua data telah
terkumpul dan telah di beri kode pada setiap jawaban, sehingga data dapat
4. Tabulasi Data
Adalah data yang diedit berdasarkan variabel dari setiap aspek yang
B. Analisa Data
1. Analisis Univariat
diamati. Data hasil pengamatan ditata dan diringkas dalam bentuk tabel
Pada analisis data dari penelitian ini untuk variabel pengetahuan bila
jawaban benar diberi nilai 1 dan bila jawaban salah diberi nilai 0.
Analisis univariat dilakukan pada setiap variabel. Hasil yang
frekuensi.
F
P= x 100
N
Keterangan :
N : Jumlah soal
skala kategori :
7) 100% : seluruhnya
antara 76-100%
antara 56-75%
2. Analisis Bivariat
x 2 =∑
[ ( f 0− f h )2
fh ]
Keterangan :
dengan (keadaan)
hubungan.
7. Jadwal Penelitian
Rencana Kegiatan …… …… ……
Pengajuan Judul
Studi Pendahuluan
Penyusunan Proposal
Desk Evaluasi
Penatalaksanaan Penelitian
Data
Sidang Skripsi
8. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan sebuah penelitian ada empat prinsip yang dipegang, yakni:
mencakup:
ditimbulkan.
untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh
sebagainya.
Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita Di Puskesmas Ambarawa Tahun 2021. Univ
2. Dewi NKM. Asupan Makanan dan Status Gizi Balita Berdasarkan Pengetahuan Gizi
3. Asri Kusuma Yanti NLG, Ambartana IW, Raka Kayanaya AAG. Perbedaan Status
Posyandu di Desa Kapal Mengwi Badung. J Ilmu Gizi J Nutr Sci. 2023;12(3):191-
200. doi:10.33992/jig.v12i3.2145
4. Kemenkes. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Kemenkes. Published
online 2022:1-150.
5. Safitri NA. Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka. Conv Cent Di Kota Tegal. 2020;
(938):6-37.
7. Juhariyah S, Mulyana SASF. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Diare pada
https://ejurnal.latansamashiro.ac.id/index.php/OBS/article/view/359/354=